Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Cara Berhukum yang Benar Bagi Profesional Hukum (Ijtihad Sebagai Terobosan Hukum Progresif) Abdul Jamil
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 15 No. 1 (2008)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol15.iss1.art1

Abstract

In the practical aspect, legal enforcement in Indonesia is still facing a controversy in terms of how a just verdict should be. The said controversy rooted deeply in the differences in the understanding towards the concept of normative law and the concept of progressive law. In the fact, most of legal apparatuses are still confined in normative law as a parameter of the verdicts that they conclude. On the other hand, from progressive law point of view, the existing legal norms are considered for not being a true reflection of the idea of justice. Consequently, the people then rely their hope for justice on the ability of lawyers to afford it
Perlindungan Perempuan dalam Hukum Islam di Indonesia (Analisis terhadap Hukum Perkawinan dan Kewarisan) Abdul Jamil
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 10 No. 24: September 2003
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol10.iss24.art5

Abstract

In comprehending the quranic text and Hadits (prophet tradition) systematically. The position of women on marriage and legacy is getting sub-ordination. The men is positioned and symbolized as a superior because of his obligation and responsibility isconsidered bigger than the women. Recently, through contextual interpretation ongender justice dimension, treatment and placement of women position proportionally and parallelly with the men have become the frame and innovation paradigm of Islamic Law for the two fields. Through this innovation the discriminative treatment and the view of the unsuitable cultural construction for the women is expected to be corrected and open our          eyes for the justice in which recently they are closed by the misled cultural symbol.
Lembaga Perdamaian Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Dalam Pandangan Peradilan Islam Dan Hukum Positif Abdul Jamil
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 12 No. 29: Mei 2005
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol12.iss29.art8

Abstract

In Islam to settle dispute peacefully or reconciliation is acceptable, even it is recommended as far as relates to the rights of the people based on justice. In order the decision of reconciliation has a legal effect to the parties, it is necessarily to request the court to strengthen the reconciliation to be the court decision. In addition, ifin the future, one of the  parties does not obey the reconciliation, the reconciliation can be forced by the court to be executed.
Waris Pengganti sebagai Penyelesaian Waris Islam di Indonesia Abdul Jamil
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 10 No. 22: Januari 2003
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol10.iss22.art14

Abstract

Substitute here as orderred in Islam Law compilation as an elaboration from Al-Qur'an verses interpretation on more extensive Islam heir matter. This is also as an resolution for legal controversy in islamic heir principle as part of Islam heir Law in Indonesia.
Beberapa Masalah Krusial Dalam Perburuhan Abdul Jamil
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 1 No. 3 (1995)
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol1.iss3.art4

Abstract

Secara struktural, pihak buruh adalah pihak yang tersubordinasi dalam menentukan segala hal. Posisi inilah yang banyak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk semakin merugikan dan mengalahkan kaum buruh. Hal ini akhirnya bermuara pada belumterjaminnya kebebasan kaum buruh, sistem pengupahan yangkurang apresiatif serta pengawasan dan perhatian pemerintahyang masih lemah.
Pembaharuan Hukum Acara Peradilan Agama Telaah Eksistensi Pilihan Hukum, Pasal 50 dan Pasal 86 ayat (2) UU No.7 Tahun 1989 Abdul Jamil
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 9 No. 20: Juni 2002
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol9.iss20.art8

Abstract

Law procedure at the religious court have tremendous progress recently and it has the exact law resource because the prevailing of Acts number 1 in the years of 1989, religious judicature have a unification on law of procedure. But in their implemeiitation the Acts number 7 in the year of 1989 has several law handicaps such as procedure case and law choice which are written on, the Acts of Religious Judicature that tends to impede the existence of Religious Judicature it self, The completing for the Acts number 7in the year of 1989 therefore deal with the common descnption point 2, paragraph 6 to confirm the existence of Religious Judicature which is suitable with the certainty of paragraph 2 and 49 the Acts nunfiber 1in the year of.1989 where they are very cruciai This writing Is going to discuss the problem of religious procedure law reform and the choice oflaw on inheritance.
Perlindungan Hukum Dan Keadilan Para Pihak Melalui Ex Officio Hakim Dalam Putusan Verstek Perkara Perceraian Abdul Jamil; Muliadi Nur
Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 29 No. 2: MEI 2022
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/iustum.vol29.iss2.art10

Abstract

Examination of divorce cases should present both husband and wife before the court so that their statements can be heard and peace can be sought. However, the empirical reality of the settlement of divorce cases by judges in the Religious Courts (PA) are generally decided by verstek and have even dominated the number of divorce decisions in several regions in Indonesia. The issue of the verstek decision in divorce cases will eventually result in the loss of the wife's rights because the husband was never present at the trial. Furthermore, the wife would find it difficult to sue for a living for herself and her children. This normative research examines the paradigm of legal protection and justice of the parties in the settlement of divorce cases and the application of ex officio judges as a form of legal protection and justice in verstek decisions in divorce cases. The study was conducted using a statutory and conceptual approaches. Data collection is done by literature study and document study. The results of the study conclude: first, protection of law and justice is the ex officio authority of judges because their position is to assist justice seekers to obtain justice effectively and efficiently through the judicial process. Second, the application of ex officio judges as a form of legal protection and justice in the verstek decision on divorce cases is by adjudicating outside the petitum (ultra petita) in the form of adding an unsolicited order in the petitum as stipulated in Article 41 letter c of Marriage Law No. 1 of 1974 in conjunction with Law No. 16 of 2019. Key Words: Legal protection; justice; ex officio; divorce by verstek Abstrak Pemeriksaan perkara perceraian seharusnya menghadirkan suami dan istri di persidangan untuk dapat didengar keterangannya dan diupayakan perdamaian. Namun, realitas empirik penyelesaian perkara perceraian oleh hakim di Pengadilan Agama (PA) umumnya diputuskan secara verstek dan bahkan telah mendominasi jumlah putusan perceraian pada beberapa wilayah di Indonesia. Persoalan putusan verstek pada perkara perceraian (cerai gugat) akhirnya akan berakibat pada hilangnya hak-hak istri karena suami tidak pernah hadir di persidangan. Lebih lanjut, istri akan kesulitan dalam menggugat nafkah untuk dirinya maupun nafkah anaknya. Penelitian normatif ini mengkaji paradigma perlindungan hukum dan keadilan para pihak dalam penyelesaian perkara perceraian dan penerapan ex officio hakim sebagai bentuk perlindungan hukum dan keadilan dalam putusan verstek perkara perceraian. Kajian tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan studi dokumen. Hasil penelitian menyimpulkan: pertama, perlindungan hukum dan keadilan merupakan kewenangan ex officio hakim karena jabatannya untuk membantu pencari keadilan guna mendapatkan keadilan secara efektif dan efisien melalui proses peradilan. Kedua, penerapan ex officio hakim sebagai wujud perlindungan hukum dan keadilan dalam putusan verstek perkara perceraian adalah dengan mengadili di luar petitum (ultra petita) berupa menambah amar yang tidak diminta dalam petitum sebagaimana ketentuan Pasal 41 huruf c UUP No. 1 Tahun 1974 jo UU No.16 Tahun 2019. Kata Kunci: Perlindungan hukum; keadilan; ex officio; verstek perceraian
Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Peserta Didik Tuna Grahita Kelas IV Melalui Peraga Kartu Huruf di SLB Tunas Harapan II Peterongan Jombang abdul jamil
SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : STKIP PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/sastranesia.v5i3.758

Abstract

Alat peraga disebut juga AVA (Audio Visual Aids), yaitu 1) Audio segalasesuatu yang didengar. 2) Visual, sesgalasesuatu yang dilihat. 3) Aids, alat pembantu. Jadi alat peraga adalah segala macam alat pelajaran yang dapat dipakai sebagai pembantu untuk menyampaikan suatu pelajaran. Pengertian alat peraga dikemukakan oleh Mechati (1990) yang menyatakan bahwa alat peraga itu adalah alat pelajaran secara penginderaan yang tampak dan dapat diamati. Jadi alat peraga merupakan perantara atau saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan kepada Peserta Didik sebagai penerima pesan. Membaca adalah mengubah bahasa tulisan menjadi bahasa lisan. Adapun membaca ada beberapa macam antara lain membaca dalam hati, membaca lancar, membaca dengan teknik SO3R, membaca dengan pemahaman, membaca dengan telaah bahasa dan sebagainya. Semua itu untuk membaca lanjut, sedangkan untuk Peserta Didik Tunagrahita Kelas IV SLB membaca yang dimaksud adalah menggunakan membaca permulan yaitu membaca nyaring. Hakekat membaca, yaitu: (1) membaca merupakansuatu proses yang kompleks dan rumit; dan (2) tidak dilakukan secara konstan artinya membaca itu kecepatannya disesuaikan dengan keperluan maupun bahasa bacaannya. Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk mengetahui perbedaan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dengan yang tidak menggunakan kartu huruf pada Peserta Didik Tunagrahita kelas IV SLB Tunas Harapan II Peterongan Jombang” dengan menggunakan desain penelitian eksperimental dengan instrumen tes pada objek penelitian siswa kelas IV Tuna grahita SLB Tunas Harapan II Peterongan Jombang. Hasil dari t-test menunjukkan ini berarti dengan menggunakan alat peraga kartu huruf hasil membaca permulaan lebih baik daripada yang tidak menggunakan alat peraga. diperoleh t hitung sebesar 4,507 sedang t tabel diperoleh sebesar 2,018. Dengan demikian hipotesis alerternatif (Ha) yang berbunyi “ada perbedaan membaca permulaan dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dan yang tidak menggunakan kartu huruf pada peserta didik Tunagrahita kelas IV SLB Tunas Harapan II Peterongan. Hal ini berarti dengan menggunakan alat peraga kartu huruf hasil membaca permulaan lebih baik daripada yang tidak menggunakan alat peraga.Kata Kunci: Transfer Belajar, Membaca Permulaan, Alat Peraga Kartu Huruf
MANAJEMEN BACK OFFICE BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. BANK CENTRAL ASIA, TBK Abdul Jamil; Syamsul Bachtiar; Dewi Dyah Widyastuti
JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma Vol 9, No 1 (2022): JSI (Jurnal sistem Informasi) Universitas Suryadarma
Publisher : Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35968/jsi.v9i1.844

Abstract

Agar meningkatkan pelayanan terhadap nasabah maka petugas Back Office Bank BCA harus mendukung petugas Front Liner dengan baik. Namun dengan banyaknya data yang masih tersimpan manual di lembaran kertas dan buku tulis menyebabkan kinerja petugas Back Office kurang maksimal. Proses pencarian data menjadi kurang efektif dan tidak efisien sehingga waktu dalam melayani nasabah menjadi kurang cepat. Dari hasil pengamatan dan wawancara maka untuk menyelesaikan kendala ini diperlukan suatu aplikasi yang dapat menyimpan data secara komputerisasi, sehingga data yang tersimpan diharapkan mampu menampilkan informasi sesuai dengan kebutuhan petugas Back Office.  Kata kunci: layanan, data, system, informasi,
KONSTRUKSI HUKUM PENCATATAN PERKAWINAN DI INDONESIA Abdul Jamil; Asriadi Zainuddin
Jurnal Restorative Justice Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Restorative Justice
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/jrj.v4i2.3265

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai konstruksi hukum pencatatan perkawinan di Indonesia, Teori yang digunakan untuk menganalisisnya yaitu Teori kepastian hukum, tipe Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan antara penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris dengan alasan karena penulis ingin mengkaji norma yang terkait dengan masalah konstruksi hukum pencatatan perkawinan di Indonesia serta mengamati berbagai perkawinan yang tidak dicatatkan pada Masyarakat Islam Kota Makassar. Penelitian ini temasuk jenis kajian kualitatif yang bertitik tolak dari paradigma konstruktivisme. Metode pendekatan yang dilakukan dalam studi ini adalah metode pendekatan socio-legal (socio legal study). Temuan dalam penelitian ini membuktikan bahwa Kontruksi hukum pencatatan perkawinan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dalam Pasal 2 ayat (1) dan (2) masih menimbulkan ambigu dalam penerapannya, dan belum adanya ketegasan dalam penegakannya, sehingga sebagian masyarakat masih banyak yang tidak mencatatkan perkawinannya.