Aina Noor Habibah
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONSEP NEGARA IDEAL DALAM PEMIKIRAN AL-FARABI Telaah Kitab Ara>’ Ahl Madi>nah al-Fad}i>lah Aina Noor Habibah
Bahasa Indonesia Vol 5 No 2 (2019): JURNAL ILMIAH SPIRITUALIS
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.33 KB) | DOI: 10.53429/spiritualis.v5i2.65

Abstract

Al-Farabi adalah salah satu filosof muslim yang berpengaruh hingga saat ini. Di samping sebagai filosof, ia ternyata memiliki buah pemikiran terhadap konsep negara yang ideal. Konsep negara ideal tersebut ia tuangkan ke dalam satu karya yang berjudul Ara>’u Ahl Madi>nah al-Fad}i>lah yang akan dibahas di dalam artikel ini. Kesimpulannya adalah pemimpin ideal itu pemimpin yang baik, satu sosok yang diibaratkan sebagai hati (penggerak) seluruh organ yang lain. Ia juga mengilustrasikan sebagai wujud asli yang bagus, sementara masyarakatnya adalah bayang-bayangnya. Jika wajah asli itu baik, maka semua bayang-bayang akan menjadi baik. Sosok idealnya adalah seperti Nabi karena ia dibimbing oleh wahyu. Namun jika sudah tidak ada nabi, sosok ideal tersebut adalah filosof, karena dia dibimbing oleh akal dan kebijaksanaan. Sedangkan tipologi masyarakat ideal adalah masyarakat yang baik dan patuh kepada pemerintah.
CADAR Aina Noor Habibah
Bahasa Indonesia Vol 6 No 1 (2020): JURNAL ILMIAH SPIRITUALIS
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.28 KB) | DOI: 10.53429/spiritualis.v6i1.83

Abstract

Fenomena bercadar bagi wanita muslim saat ini cukup menyita perhatian publik, termasuk para akademisi dan sosiolog. Artikel ini akan membahas tentang cadar dari segi orang yang mengenakan cadar dan pandangan orang lain serta pengaruhnya dalam ruang publik. Kesimpulannya adalah orang yang mengenakan cadar menyandang stigma negatif dari orang lain disebabkan mereka lebih bersifat eksklusif dan wanita Islam garis keras, bahkan teroris. Stigma tersebut disebabkan karena istri teroris rata-rata memakai cadar, apalagi pasca runtuhnya gedung WTC tahun 2001. Meskipun terpojokkan oleh stigma masyarakat, pengguna cadar justru memiliki ikatan yang kuat, baik dari segi emosional, sosial, agama, ekonomi bahkan politik. Implikasinya adalah cadar bukan hanya berfungsi sebagai penutup aurat tetapi sebagai salah satu life style dan trend fashion. Stigma negatif itu kemudian berupaya dirubah oleh mereka dengan cara menunjukkan sikap inklusifitas yaitu dengan banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti di mall, bioskop, café bahkan ajang pameran busana. Bagi mereka, bercadar merupakan cermin wanita Islami dan jati diri baik di dalam maupun di luar rumah.
PRAGMATISME JOHN DEWEY yuni pangestutiani; Aina Noor Habibah
Bahasa Indonesia Vol 8 No 1 (2022): TASAWUF DAN MEDIA TEKNOLOGI
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v8i1.380

Abstract

pragmatisme merupakan inti filsafat pragmatik dan menentukan nilai pengetahuan berdasarkan kegunaan praktisnya. Kegunaan praktis bukan pengakuan kebenaran objektif dengan kriterium praktik, tetapi apa yang memenuhi kepentingan-kepentingan subjektif individu. Sebagai aliran filsafat, pragmatisme berpendapat bahwa pengetahuan dicari bukan sekedar untuk tahu demi tahu, melainkan untuk mengerti masyarakat dan dunia. Pragmatisme lebih memprioritaskan tindakan dari pada pengetahuan atau ajaran serta kenyataan dalam hidup di lapangan. Oleh karena itu, prinsip untuk menilai pemikiran, gagasan, teori, kebijakan, pernyataan tidak cukup hanya berdasarkan logisnya dan bagusnya rumusan-rumusan, tetapi berdasarkan dapat tidaknya dibuktikan, dilaksanakan dan mendatangkan hasil. Pragmatisme (John Dewey) menekankan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas, merdeka, kreatif serta dinamis. Manusia memiliki kemampuan untuk bekerja sama. Pragmatisme mempunyai keyakinan bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar. Karena itu, ia dapat menghadapi serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam diri dan lingkungannya sendiri. Menurut Hardono Hadi (1994: 37), Dewey sangat menekankan hubungan erat antara seorang pribadi dan peranannya di dalam masyarakat. John Dewey dalam hal ini memandang bahwa seorang individu hanya bisa disebut sebagai pribadi kalau ia mengemban dan menampilkan nilai-nilai sosial masyarakatnya. Setiap gagasan mengenai individu haruslah memasukkan nilai-nilai masyarakat, bukan sebaliknya memandang masyarakat sebagai penghalang bagi kebebasan dan perkembangan individu. Kemajuan (progresi) menjadi inti perhatian Pragmatisme yang sangat besar. Pragmatisme, karena itu memandang beberapa bidang ilmu pengetahuan sebagai bagian-bagian utama dari kebudayaan. Menurutnya, bidang-bidang ilmu pengetahuan inilah yang mampu menumbuhkan kemajuan kebudayaan. Kelompok ilmu ini meliputi Ilmu Hayat, Antropologi, Psikologi, serta Ilmu Alam.
MARRIAGE AND JAVA’S TABOOS Muh. Yusrol Fahmi; M. Luqman Hakim; Aina Noor Habibah; Sustika Wati
Bahasa Indonesia Vol 9 No 1 (2023): TASAWUF DAN KEARIFAN LOKAL
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v9i1.607

Abstract

Javanese society has many taboos in determining marriage. The taboos are when someone chooses a marriage partner, some are happened in the marriage procession. Although these taboos are not written down and there is no guideline, but most of these taboos still exist in the Javanese society. Because there is no written text to discuss this issue, this concise article will discuss the taboos on marriage in Java. This research method uses an anthropological approach which is a field study by taking the facts. The results of this study conclude that there are at least two models of marriage taboos in Java, namely the taboo of choosing a mate and the taboo of choosing marriage day. The taboos of choosing a mate are katon omahe, weton, turun telu, jilu, geyeng, nyebrang kali, dandang angok-angok, sunduk wuwung, ngalor ngulon, kebo mbalik kandange, dadung kepluntir, two siblings (different gender) getting married with someone in the one village and nglangkahi mas e. Afterwards the taboos of choosing marriage day area marriage moment with the siblings having the same gender, marriage in the suro and selo (suro and selo are the months of Java), and marriage coincides with nas e mbah e.
EPISTEMOLOGI HADIST PERSEPEKTIF SUNNI DAN SYI’AH (Kajian Kritis Atas Otentitas Hadist) Ahmad Fauzan Pujianto; Aina Noor Habibah
Bahasa Indonesia Vol 10 No 2 (2024): JIS : TASAWUF DAN PEMIKIRAN ISLAM
Publisher : Program Studi Ilmu Tasawuf IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk, Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/spiritualis.v10i2.1108

Abstract

Sunnah atau lebih dikenal dengan istilah Hadist merupakan salah satu sumber penggalian hukum dalam agalam Islam. Oleh karena itu, proses seleksi yang ketat dilakukan agar terhindar dari penggunaan hadist-hadist palsu. Kemudian dalam prosesnya menghasilkan beberapa kitab hadist besar yang dianggap autentik sebagai pegangan pengambilan hadist. Namun seleksi yang dilakukan tersebut menurut Arkoun menimbulkan beberapa pertentangan berkepanjangan antara kelompok-kelompok Islam (sunni, syi’ah dan khawarij). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji otentitas hadist dilihat dari epistemologi hadis i perspektif Sunni dan Syiah dengan fokus pada metode pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi hadis dalam kedua tradisi. Penelitian ini menggunakan metode library research (studi literasi) dengan pendekatan komparatif untuk mengeksplorasi perbedaan dan kesamaan antara kedua tradisi dalam hal metodologi dan kriteria epistemologis. Data dikumpulkan melalui kajian literatur yang mendalam terhadap teks-teks klasik dan modern dari kedua mazhab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua madzhab mempunyai beberapa perbedaan terkait sumber hadist, hakikat hadist, verifikasi hadist.