Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penyuluhan Tentang Pencelupan Kelambu Berinsektisida Dalam Upaya Mencegah Malaria di Desa Gemarang Kabupaten Madiun 2024 Priyoto, Priyoto; Widyaningrum, Dian Anisia
JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2024): JGEN : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni 2024
Publisher : Lumbung Pare Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60126/jgen.v2i1.359

Abstract

Kasus malaria di Pulau Jawa sebagian besar dikarenakan pasien yang putus selama pengobatan dan bertugas ke luar pulau sehingga masih berpotensi kambuh dan menjadi kasus kembali setelah kembali ke daerah asalnya. Malaria merupakan salah satu fokus kritis masalah kesehatan global. Malaria mengancam sekitar 3,2 miliar orang di seluruh dunia, dan 1,2 miliar orang berisiko tinggi. Setiap tahun terdapat 15 juta kasus malaria dengan 38.000 kematian di Indonesia. Tujuan penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terutama dalam membuat kelambu celup insektisida dalam pencegahan dan pengendalian malaria sehingga kasus malaria di Desa Gemarang Kabupaten Madiun dapat menurun. Kegiatan dilakukan melalui penyuluhan dan dilanjutkan dengan melakukan praktek kerja. Melalui pelatihan pembuatan jaring celup, kader desa memperoleh keterampilan teknis dalam membuat dan memelihara jaring celup. Desa Gemarang merupakan salah satu desa di Kabupaten Madiun yang tahun 2020 juga menjadi peserta pelatihan pembuatan kelambu pengabdian masyarakat. Penggunaan kelambu ini merupakan kelambu yang telah dicelupkan ke dalam insektisida yang telah diluncurkan oleh Puskesmas Gemarang sejak tahun 2008-2016 dan mendapatkan dana anggaran dari lembaga swadaya masyarakat dan bantuan pemerintah. Hasil kegiatan Durlambu telah memberikan hasil yang positif dan signifikan dalam menurunkan malaria, sehingga diharapkan penggunaan Durlambu akan menjadi kebiasaan untuk menekan malaria. Keberlanjutan penggunaan Durlambu ini diharapkan dapat menjadi alasan kemitraan pengabdian masyarakat antara Poltekkes Kemenkes Surabaya dengan Pemerintah Kabupaten Madiun untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat jaring pewarnna.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AIR SEDUHAN TEH HIJAU (Camellia Sinensis) DAN AIR REBUSAN JAHE PUTIH TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI Sulistyani, Anis; Widyaningrum, Dian Anisia
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 3 No. 5 (2024): Volume 3, Nomor 5, Oktober 2024
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v3i5.399

Abstract

Penatalaksanaan hipertensi pada lansia secara prinsip tidak berbeda dengan hipertensi pada umumnya. Terapi nonfarmakologi menjadi alternatif menurunkan tekanan darah dengan mengonsusi seduhan jahe hijau dan rebusan jahe putih. Tujuan penelitian untuk mengetahui Efektivitas Pemberian Air Seduhan Teh Hijau Dan Air Rebusan Jahe Putih Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan rancangan. Quasy experiment (Two Group Pre Test-Post Test Design) Jumlah sampel 36 dengan tehnik sampling yang di gunakan adalah Purposive Sampling, Dibagi menjadi kelompok seduhan teh hijau dan rebusan jahe putih. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon dan Uji Mann-Whitney. Hasil uji Wilcoxon pada seduhan teh hijau diperoleh ρ-value 0,000 untuk tekanan sistolik dan tekanan diastolik 0,000 (< 0,05), sedangkan pada rebusan jahe putih diperoleh ρ-value 0,000 dan tekanan diastolik 0,001 (< 0,05), berarti ada pengaruh pemberian air seduhan teh hijau dan air rebusan jahe putih terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Hasil uji Mann-Whitey diperoleh ρ-value tekanan sistolik sebesar 0,095 dan tekanan darah diastolik di peroleh ρ-value 0,106, berarti tidak ada perbedaan efektifitas seduhan teh hijau dan rebusan jahe putih dalam menurunkan tekanan darah sisitolik dan diastolik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan pemberian teh hijau dan jahe putih berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah, namun tidak terdapat perbedaan tekanan darah antara kedua kelompok
EDUKASI TERKINI PADA MASYARAKAT GUNA MENINGKATKAN KESADARAN PENTINGNYA VAKSINASI COVID-19 DAN TERHINDAR DARI BERITA HOAX Widyaningrum, Dian Anisia; Haryati, Sagita
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 1 No. 1 (2022): Volume I, Nomor 1, Agustus 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v1i1.204

Abstract

Sejak awal kemunculannya pada akhir tahun 2019 yang lalu, pandemi Covid-19 sampai saat ini telah menjadi permasalahan besar bagi seluruh negara di dunia. Seiring berjalannya pandemi, pemerintah mengadakan program vaksinasi guna memulihkan Indonesia. Namun berita hoaks yang menyebar di media sosial tentang Program vaksinasi COVID-19 dari pemerintah membuat timbulnya berbagai persepsi masyarakat. Namun demikian terbatasnya informasi masyarakat tentang fakta vaksinasi Covid-19 akan mempengaruhi minat dan kesediaan masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19, maka diperlukan sosialisasi bagi masyarakat tentang vaksinasi Covid-19. Tujuan pengadian masyarakat ini adalah untuk edukasi terkini pada masyarakat guna meningkatkan kesadaran pentingnya vaksinasi Covid-19 dan terhindar dari berita hoax. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksaanaan, dan evaluasi. Masyarakat sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah penduduk Desa Tawangrejo Kecamatan Takeran Kabupaten Magetan. Bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah transfer ilmu pengetahuan tentang vaksinasi covid-19. Pendekatan pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan edukatif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada Bulan Februari 2022. Materi disampaikan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan edukasi tentang vaksinasi Covid-19, tingkat persepsi masyarakat sebagian besar adalah positif sebanyak 22 orang (53,7%), dan setelah dilaksanakan program edukasi tingkat persepsi masyarakat sebagian besar adalah baik sebanyak 27 orang (65,9%). Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa sebelum dilaksanakan edukasi tentang vaksinasi Covid-19, minat masyarakat terhadap vaksinasi Covid-19 sebagian besar adalah ragu-ragu sebanyak 20 orang (48,8%), dan setelah dilaksanakan program edukasi minat masyarakat sebagian besar adalah ya atau bersedia sebanyak 32 orang (78%).
SOSIALISASI JUMADU (JUS MENGKUDU DAN MADU) PADA PENDERITA HIPERTENSI Widyaningrum, Dian Anisia; Priyoto, Priyoto; Atmaja, Bayu Purnama
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 3 No. 5 (2024): Volume 3, Nomor 5, Oktober 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v3i5.408

Abstract

Hipertensi merupakan kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal serta penyakit lainnya. Penatalaksaanan hipertensi secara terapi farmakologis ternyata masih menimbulkan keraguan dikalangan individu terutama mengenai biaya tinggi, ketidakpatuhan penderita dalam proses pengobatan ataupun persepsi keamanan suatu obat sehingga terapi komplementer yang menggunakan bahan alam dan herbal salah satunya mengkudu (morinda citrifolia L) merupakan solusi bagi penderita hipertensi. Tujuan pengabdian masayarakat ini adalah untuk Sosialisasi Jumadu (Jus Mengkudu dan Madu) Pada Penderita Hipertensi. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat ini terdiri dari empat tahap yaitu survey lapangan, tahap pelaksanaan, tahap monitoring dan evaluasi, dan implementasi. Kegiatan ini diikuti oleh penderita hipertensi saat pelaksanaan posyandu lansia di Desa Winong Kecamatan Gemarang Kabupaten Madiun sejumlah 25 orang Hasil pengabdian masyarakat, tingkat pengetahuan responden pre test sebagian besar adalah kurang sebanyak 11 orang (44 %) dan tingkat pengetahuan responden post test sebagian besar adalah baik sebanyak 14 orang (56 %). Pemeriksaan tekanan darah mengidentifikasi bahwa banyak peserta dengan hipertensi stadium 1, terutama di usia pra-lansia, menggaris bawahi kebutuhan untuk intervensi lebih lanjut selain pemberian jus mengkudu dan madu yang mungkin dapat terwujud dengan kolaborasi Dinas Kesehatan dan pemerintah setempat
HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA IBU PENGGUNA KB SUNTIK Pangesti, Anggun Husna; Widyaningrum, Dian Anisia
Enfermeria Ciencia Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Enfermeria Ciencia, Volume 3, Nomor 1, Februari 2025
Publisher : Yayasan Abdi Amanah Masyarakat Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/ec.v3i1.72

Abstract

KB suntik adalah jenis kontrasepsi yang diberikan dengan cara menyuntikkan hormon ke dalam tubuh. Metode kontrasepsi hormonal memiliki banyak efek samping. Efek samping ini diklasifikasikan berdasarkan pengaruhnya terhadap kualitas hidup pengguna, seperti efek samping yang ringan, sedang dan berat. Efek samping yang dapat ditemukan yaitu efek ringan seperti ketidakteraturan siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan KB suntik dengan siklus menstruasi pada ibu pengguna KB Suntik di Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah analitik cross sectional. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Instrument yang digunakan kuesioner penggunaan KB Suntik dengan siklus menstruasi. Uji statistic menggunakan Chi square. Berdasarkan hasil uji statistic menggunakan Chi Square di dapatkan nilai p value = 0.035 < 0,05 N = 35 maka dapat di simpulkan secara statistic H1 diterima yang berarti ada hubungan penggunaan KB suntik dengan siklus menstruasi. Bahwasanya penggunaan KB Suntik mempengaruhi siklus menstruasi, dari hasil penelitian yang didapatkan pada ibu yang menggunakan KB suntik banyak yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 32 responden (91.4%). Dengan demikian diharapkan bagi ibu yang menggunakan KB suntik dapat menambah wawasan tentang hubungan KB suntik dengan siklus menstruasi
TRANSFER IPTEK CARA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI MUSIM PENGHUJAN Atmaja, Bayu Purnama; Widyaningrum, Dian Anisia; Diliyana, Yudha Fika
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 3 (2025): Volume 4, Nomor 3, Juni 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i3.492

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia dengan kasus yang terus berfluktuasi setiap tahun, terutama akibat perilaku masyarakat yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, urbanisasi, serta perubahan iklim yang memperpanjang masa hidup nyamuk Aedes aegypti. Upaya pencegahan utama meliputi PSN 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, plus penggunaan repellent atau larvasida), pemberdayaan kader jumantik, serta inovasi seperti teknologi Wolbachia, namun tantangan seperti rendahnya kesadaran masyarakat, keterbatasan anggaran, dan resistensi nyamuk terhadap insektisida masih menghambat efektivitas program. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta serta pendekatan edukasi yang kreatif dan berkelanjutan diperlukan untuk menekan angka penularan DBD secara signifikan. Kegiatan pengabdian masyarakat SEMAR DBD dilaksanakan melalui pendekatan partisipatif dengan lima aksi utama : 1) Serbu Sarang Nyamuk (pemeriksaan rumah dan lingkungan), 2) Eradikasi Jentik Nyamuk (pemberian larvasida dan pembersihan wadah air), 3) Modifikasi Lingkungan Sehat (perbaikan drainase dan penghijauan), 4) Antisipasi Genangan Air (pembagian penutup wadah dan pelatihan pot anti-nyamuk), serta 5) Rutin Melaksanakan PSN (pembentukan kelompok jumantik mandiri). Metode ini didukung dengan pendampingan intensif, pembagian paket PSN (sikat, ember, abate), dan sistem pemantauan berbasis komunitas. Hasilnya, program berhasil meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) dari 65% menjadi 92%, menumbuhkan kesadaran mandiri masyarakat dalam PSN, serta mengurangi kasus DBD di wilayah sasaran, membuktikan efektivitas pendekatan kolaboratif dalam pencegahan DBD berbasis masyarakat. Diperlukan adanya koordinasi serta pendampingan untuk memastikan upaya PSN dapat terlaksana dengan baik dan berkelanjutan
LITERATUR REVIEW : FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NON SUICIDAL SELF-INJURY (NSSI) PADA REMAJA Widyaningrum, Dian Anisia; Putri, Mega Arianti
Jurnal Keperawatan Dirgahayu (JKD) Vol 6 No 1 (2024): March
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52841/jkd.v6i1.443

Abstract

Perilaku mencederai diri tanpa bertujuan bunuh diri (NSSI) adalah masalah perilaku kejiwaan umum yang mengancam kesehatan remaja. Saat ini, bunuh diri telah menjadi penyebab kematian ketiga di kalangan remaja di seluruh dunia, dan menjadi salah satu prediktor terkuat bunuh diri di masa depan. Sehingga, memahami faktor-faktor yang terkait dengan NSSI sangat penting untuk melakukan penilaian risiko klinis dan intervensi terapeutik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi non suicidal self-injury (NSSI) pada remaja. Metode dalam penulisan artikel ini adalah literature review yang terdapat dalam database Google Scholar, Pubmed, Science Direct, The Lancet, Artikel yang terpilih berdasarkan free ful text, open acces, berbahasa Inggris dan Indonesia dan terbit tahun 2022 hingga 2023. Hasil studi literatur melalui database dalam jurnal kesehatan menemukan sejumlah 2 Artikel di Lancet Global Health, 14 artikel di Pubmed, 18 artikel di Tandfonline, 17 artikel di Science Direct, dan 14 artikel di Google Schoolar. Perilaku mencederai diri sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor biologis, psikologis, sosial, dan kultural seperti gangguan kepribadian, depresi, penggunaan narkoba, dan masalah hubungan dengan teman sebaya atau keluarga, prestasi sekolah yang buruk, dan kesulitan psikososial serta demografi. Diharapkan kepada petugas kesehatan yang ada di masyarakat, dapat memahami faktor yang mendasari perilaku mencederai diri sendiri pada generasi muda untuk pengembangan program intervensi dan pengobatan yang tepat.