Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Metode Story Telling Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Adam, Andi Muhammad; Prabu Aji, Sulistyani; Banne Tondok, Santalia; Yulis, Dian Meiliani; Pannyiwi, Rahmat; K, Hairuddin
Barongko: Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2023): Barongko : Jurnal Ilmu Kesehatan (Maret)
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.435 KB) | DOI: 10.59585/bajik.v1i2.22

Abstract

Story Telling merupakan motivasi untuk mengembangkan daya kesadaran, memperluas imajinasi anak, orang tua. Story telling adalah metode yang menarik bagi anak. Sebab anak menyukai bentuk gambar dan warna yang menarik. Kelebihan story telling mampu mengajari anak untuk mendengar, membantu membangun keterampilan komunikasi oral dan tulisan, dan mengembangkan kelancaran, menambah perbendaharaan kata dan membantu meningkatkan kata. Kegiatan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk merubah perilaku seseorang, sekelompok orang atau masyarakat sehingga mempunyai kemampuan dan kebiasaan untuk berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi dan mulut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif untuk memberikan suatu keefektifan penyuluhan dengan metode story telling terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang kebersihan gigi dan mulut. Hasil penelitian yang telah dilaksanakan tentang story telling terhadap tingkat pengetahuan siswa tentang kebersihan gigi dan mulut sebanyak 29 responden. Kesimpulan bahwa kurangnya pengetahuan siswa tentang kebersihan gigi dan mulut sebelum dilakukan penyuluhan dengan metode story telling dan pengetahuan siswa meningkat sesudah dilakukan penyuluhan dengan metode story telling. Jadi, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penyuluhan dengan metode story telling lebih efektif digunakan untuk meningkatkan pengetahuan pada siswa.
PKM Dukungan Keluarga Terhadap Keaktifan Lanjut Usia Nursinah, Andi; Serli, Serli; Banne Tondok, Santalia; Aulia R, Rezqiqah; Tafor, Demianus; K, Hairuddin
Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2023): Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat (Maret)
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.495 KB) | DOI: 10.59585/sosisabdimas.v1i2.31

Abstract

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan Indonesia adalah semakin meningkatnya Usia Harapan Hidup. Peningkatan Usia Harapan Hidup menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun. Proyeksi rata-rata Usia Harapan Hidup penduduk Indonesia tahun 2015-2020 adalah 71,7 tahun, meningkat dari proyeksi tahun 2010-2015 yang adalah 70,7 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Lanjut Usia (lansia) Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Data statistik tahun 2014 menunjukkan jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa, setara dengan 8,03% dari total seluruh penduduk, sementara di daerah lampung menunjukkan presentase penduduk lansia usia 60-69 tahun adalah 4,51%, usia 70-79 tahun adalah 2,09% dan usia ≥80 tahun adalah 0,88% . Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana dukungan keluarga terhadap keaktifan lanjut usia. Hasil kegiatan ini dapat diketahui bahwa 55,9% responden yang meperoleh dukungan yang baik dari keluarga dalam mengikuti posyandu lansia dan 44,1% responden yang tidak mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga.
Pelatihan Kader Malaria Dalam Upaya Melakukan Pencegahan Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Distrik Sentani Timur Banne Tondok, santalia; Utami, Theresia F.C.T; Sunarti, Sunarti
Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): Sahabat Sosial: Jurnal Pengabdian Masyarakat (Maret)
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59585/sosisabdimas.v2i2.311

Abstract

Based on Minister of Health Regulation Number 41 of 2018 Article 5 concerning the implementation of Early Detection and Administration of Anti-Malarial Medication by Malaria Cadres in Areas with Special Situations, it is explained that cadres can provide Malaria examination and treatment using RDT. The aim is that Malaria Cadres can play an active role in controlling malaria in Nendali village which is well organized with the Harapan Community Health Center. The results obtained were an increase in people's knowledge and attitudes, namely before providing counseling activities and simulations, knowledge was assessed as good by 20 participants (80%), attitudes by 21 participants (84%) and after providing counseling activities and simulations, parents' knowledge was assessed as good by 25 participants (100%) and attitudes were rated as good by 25 participants (100%) regarding Malaria.
Determinants of Hand Washing with Soap (HWWS) in Rural Communities: Cross Sectional Study in Manggarai Regency East Nusa Tenggara Indonesia Ngambut, Karolus; Banne Tondok, Santalia; Ata Maran, Albertus; Bare Telan, Albina; Rino Vanchapo, Antonius; R.V Purba, Ellen; Djunaedi, Djunaedi
International Journal of Health Sciences Vol. 1 No. 2 (2023): IJHS : International Journal of Health Sciences
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.919 KB) | DOI: 10.59585/ijhs.v1i2.56

Abstract

Hand Washing With Soap (HWWS) behavior is a simple thing that can be done to inhibit the transmission of disease from the source of infection. Not much is known with certainty about the determinants of community handwashing behavior as a basis for promoting handwashing behavior. The research aims to identify the various determinants of HWWS behavior in the rural community, the results of which can be considered for designing the promotion of HWWS behavior in rural community and economically vulnerable groups. A total of 52 villages as survey locations, interviews and observations were carried out on 168 household heads who were determined by purposive random sampling with the inclusion criteria of having toddlers, and the house is on the edge of a river / beach. Univariate data processing to describe the characteristics of respondents and bivariate analysis to describe the relationship between the various HWWS behavior variables. The results of the study showed that the majority of the community already had HWWS facilities and were around the house where they lived. Critical times for community hand washing behavior are when hands are dirty, after feeding livestock and before eating. There is no difference between the determinants of HWWS behavior with education and with household categories based on the number of repeaters. Health cadres and local health workers dominate the sources of information obtained by the community regarding HWWS behavior. The implication of the results of this study is that the promotion of HWWS behavior in the community needs to consider non-health messages such as HWWS carried out when hands are dirty, after feeding livestock and before eating. In addition to inhibiting the spread of diseases that are transmitted through hands, the goal of HWWS behavior is also. In addition, health cadres and health workers are very important as a channel for conveying education about HWWS behavior in the community, in addition to the use of social media.