Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Comparative Assessment on the Use of Videogrammetry and Photogrammetry for Rapid and Low-Cost Three-Dimensional Modeling Nuha, Muhammad Ulin; Pramudya, Alif Farhan; Laia, Bonifasius Efraim; Husain, Rainaldy; Setiaji, Danang; Isnaini, Een Lujainatul; Perdana, Redho Surya; Atmojo, Aulia Try; Jatmiko, Retnadi Heru
Indonesian Journal of Geography Vol 56, No 3 (2024): Indonesian Journal of Geography
Publisher : Faculty of Geography, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijg.87960

Abstract

The current activities in photogrammetry technology such as the permission to apply non-metric cameras, development of Structure from Motion (SfM), and potential usage of videogrammetry are part of the answers to the need for low-cost camera-based mapping. Therefore, this study aimed to test and compare the accuracy of photogrammetry and videogrammetry methods for three-dimensional (3D) modeling obtained using a non-metric camera with SfM processing. Terrestrial Laser Scanner (TLS) was used to obtain comparative data and the results showed a degradation of photo resolution in videogrammetry method, causing a reduction in the number of point clouds produced compared to photogrammetry. Moreover, the point cloud test showed that the surface variation results for both methods were identical to 3D modeling with a higher point density recorded in photogrammetry and the relative distance was different by 0.125 meters. The average difference in point cloud between photogrammetry and TLS was 0.062 meters while videogrammetry and TLS had 0.106 meters. The absolute test produced an RMSE value of 0.022 meters for photogrammetry and 0.032 meters for videogrammetry at a 95% confidence interval, indicating the two methods produced similar data quality. The results led to the conclusion that videogrammetry had satisfactory values and could be used as an alternative in 3D modeling but was not considered better than photogrammetry. Received: 2023-08-13 Revised: 2024-05-27   Accepted: 2024-09-20 Published: 2024-10-10
Optimalisasi Data DEM LiDAR pada Area Perairan Sungai Yusuf, Muhammad Adnan; Setiaji, Danang
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 6, No 1 (2023): Volume 06 Issue 01 Year 2023
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2023.17201

Abstract

Light Detection and Ranging (LiDAR) merupakan salah satu alat yang dapat menghasilkan akurasi tinggi dalam mengukur tinggi di permukaan bumi. Dengan menggunakan teknologi LiDAR dapat digunakan untuk mendeteksi beberapa objek di permukaan bumi seperti ground, vegetasi atau bangunan, namun teknologi LiDAR mempunyai kelemahan yaitu sulit mendeteksi titik-titik di area perairan. Oleh karena itu kerapatan point cloud di daerah perairan termasuk kategori rendah, sehingga DEM yang diturunkan dari data LiDAR memiliki permukaan air yang tidak alami. Hydro-flattening adalah proses menciptakan DEM yang diturunkan dari data LiDAR dengan tujuan untuk membuat permukaan air sungai rata dan mengalir. Komponen penting dari pembuatan hydro flattening adalah breakline, Data utama pada proses ini adalah point cloud Lidar yang sudah terklasifkasi ground dan centerline. Ada 4 langkah dalam metode semi otomatis ini yaitu langkah pertama, Continous Bare Ground Surface (CBGS) dibuat dengan mencari elevasi terendah sepanjang sungai yang akan diproses. Pada langkah kedua, membuat radius pencarian berbentuk lingkaran yang berpusat pada centreline sungai untuk mencari elevasi point cloud LiDAR paling rendah di setiap lingkaran, elevasi tersebut digunakan untuk membuat Virtual Water Surface (VWS). VWS ini perlu dilakukan revisi karena ketinggian minimum pada data LiDAR tidak selalu merupakan ketinggian permukaan air, VWS yang direvisi ini disebut sengan Base Virtual Water Surface (B-VWS). Langkah ketiga adalah ekstraksi breakline dan smoothing hasil esktraksi breakline,. Langkah keempat adalah konversi breakline 2D ke 3D, hasil breakline 2D dimasukkan ketinggian dari B-VWS sehingga menjadi breakline 3D yang dapat digunakan untuk menghasilkan Hydro-flattening DEM. Hydro flattenning diterapkan pada 2 lokasi sungai yang berbeda-beda, dimana lokasi sungai 1 memiliki karakter sungai dengan kategori kecil, sedangkan sungai 2 memiliki karakter sungai yang bercabang. Dari hasil Hydro flattenning DEM LiDAR pada daerah perairan dapat sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan yaitu perairan sungai yang datar dan mengalir dari hulu ke hilir. Dari kedua sungai tersebut membuktikan pentingnya dilakukan Hydro flattenning pada DEM LiDARKata kunci :  LiDAR, Hydro-Flattening, Breakline, Continous Bare Ground Surface, Virtual Water Surface
Diagnostic and Management Challenges of Systemic Lupus Erythematosus in Pregnancy Complicated with Severe Preeclampsia and Intrauterine Growth Restriction: A Case Report Suhartono, Azza Nurlaila; Giantari, Ifrinda; Setiaji, Danang; Putri, Rizky Ramadhani; Wajiih, Wildan Chanieful
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 1 Maret 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i1.775

Abstract

Introduction: Systemic lupus erythematosus (SLE) is a chronic systemic autoimmune disease more common in women than men. The risk of lupus flare increases during pregnancy. This case report describes the diagnostic and management challenges of SLE in pregnancy.Case Illustration: This case report describes a 27-year-old female, G3P1A1, 27 weeks of pregnancy, who presented with a six-hour history of headache, epigastric pain, and irregular uterine contractions. The patient has a poor obstetric history, with a miscarriage in her first pregnancy and an intrauterine fetal death (IUFD) in her second pregnancy. Ultrasonography showed an estimated fetal weight (EFW) of 878 grams. The laboratory test results revealed elevated levels with ANA of 140.2 units, anti-dsDNA of 1094 IU/mL, positive direct and indirect Coombs tests, and 1000 mg/dL urine protein. Conclusion: The diagnosis of SLE is established when a group of symptoms and signs are found according to the SLE Risk Probability Index criteria or the criteria for SLE in The Assessment using the European League Against Rheumatism/American College of Rheumatology. Early diagnosis of SLE in women is expected to prevent its impact on pregnancy. Management of SLE during pregnancy includes the use of hydroxychloroquine, azathioprine, steroid therapy, and addressing any complications that have occurred.Tantangan Diagnosis dan Tatalaksana Lupus Eritematosus Sistemik pada Kehamilan yang Disertai Preeklampsia Berat dan Restriksi Pertumbuhan Intrauterin: Sebuah Laporan KasusAbstrakPendahuluan: Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Risiko lupus flare meningkat selama kehamilan. Laporan kasus ini bertujuan untuk menjelaskan tantangan diagnostik dan tatalaksana SLE pada kehamilan. Laporan Kasus: Laporan kasus ini menggambarkan seorang perempuan berusia 27 tahun, G3P1A1, usia kehamilan 27 minggu yang datang dengan keluhan nyeri kepala, nyeri epigastrium, dan kontraksi rahim tidak teratur selama enam jam. Pasien memiliki riwayat obstetri yang kurang baik, dengan keguguran pada kehamilan pertama dan kematian janin dalam kandungan (IUFD) pada kehamilan kedua. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan estimasi berat janin (EFW) sebesar 878 gram. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan ANA sebesar 140,2 unit, Anti-dsDNA sebesar 1094 IU/mL, tes Coombs langsung dan tidak langsung yang positif, serta protein urin sebesar 1000 mg/dL. Kesimpulan: Diagnosis SLE ditegakkan apabila ditemukan kumpulan gejala dan tanda sesuai SLE Risk Probability Index (SLERPI) atau kriteria SLE pada The assessment using the European League Against Rheumatism/American College of Rheumatology (EULAR/ACR). Penegakan dini SLE pada perempuan diharapkan dapat mencegah dampaknya pada kehamilan. Tatalaksana SLE selama kehamilan meliputi pemberian hydroxychloroquine, azathioprine, terapi steroid, serta penanganan komplikasi yang telah terjadi.Kata kunci: kehamilan, preeeklamsia, sistemik lupus eritematosus