Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGAMATAN GPS UNTUK MONITORING DEFORMASI BENDUNGAN UNDIP Yusuf, Muhammad Adnan; Yuwono, Bambang Darmo; Prasetyo, Yudo
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.145 KB)

Abstract

ABSTRAK Bendungan merupakan salah satu sarana multifungsi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia. Suatu bangunan jika mendapatkan tekanan maka akan mengalami perubahan dimensi ataupun bentuk. Seperti halnya yang dialami bendungan, jika tubuh bendungan mendapatkan tekanan dari efek loading air danau bendungan. Akibat gaya tekanan ini maka tubuh bendungan kemungkinan akan dapat mengalami deformasi. Maka dari itu perlu dilakukan pemeliharaan dan perawatan dengan melakukan pemantauan deformasi secara berkala.Dalam penelitian ini, metode pengukuran deformasi yang digunakan adalah metode pengukuran relatif dengan alat ukur GPS dual frequency pada sembilan titik pengamatan yang terletak di bendungan utama. Karakteristik deformasi yang dikaji besar pergeseran dan kecepatan pergeseran pertahun. Software yang digunakan untuk pengolahan data GPS adalah perangkat lunak GAMIT 10.5. Penelitian dilakukan selama tiga periode : Maret, April dan Mei 2015.Hasil pergeseran rata-rata yang terjadi pada sumbu X = 0,726 ± 0,362 mm, sumbu Y = 0,561 ± 0,364 mm dan sumbu Z = 1,471 ± 0,657 mm dan rata-rata nilai perkiraan kecepatan pergeseran titik pengamatan pertahun pada sumbu X = 4,006 ± 2,133 mm/tahun, sumbu Y = 2,971 ± 1,502 mm/tahun dan sumbu Z = 7,961 ± 3,602 mm/tahun. Kata Kunci : Bendungan, Deformasi, GAMIT dan GPS  ABSTRACT Dam is one multifunctional tools which has an important role in human life. If a building  is under pressure, it will change the dimensions of shape. As well as the dam, if the construction of it gets pressure from the dam lake water loading effect, as the result, the dam construction will be throug deformation. Therefore it is necessary for the maintenance and tendance by conducting periodic deformation monitoring.The research method is using differential positioning method with GPS dual frequency at nine points of monitoring which located at the main dam. The deformation characteristic which are examined are the amount of the displacement value and the displacement speed per year. The technique of analyzing data in this research is using Scientific Software GAMIT 10.5. This research takes on three times period starts from March, April, and finishing May 2015.The  mean result that occurs on the X axis = 0.726 ± 0,362 mm, Y axis = 0.561 ± 0,364 mm and Z axis = 1,471 ± 0,657 mm and the average value of the speed observation point per year on the X axis = 4,006 ± 2,133 mm/year, the Y axis = 2,971 ± 1,502 mm/year and the Z axis  = 7.961 ± 3,602 mm/year. Keywords:  Dam, Deformation, GAMIT and GPS*) Penulis Penanggung Jawab
Pembuatan Peta Ortofoto dan Digital Surface Model Kawasan Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Berbasis Fotogrametri Qoyimah, Shofiyatul; Wijaya, Arwan Putra; Yusuf, Muhammad Adnan
Sewagati Vol 8 No 4 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i4.2061

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat tahun 2023 dilaksanakan di Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang untuk menghasilkan peta ortofoto dan Digital Surface Model (DSM). Luaran didapatkan dari pengolahan 72 foto udara yang diambil dari wahana pesawat udara tanpa awak (PUTA), menggunakan teknik fotogrametri. Luas area yang dipetakan sebesar 0,0307 km2, resolusi ortofoto dan DSM berurutan sebesar 1,45 cm/piksel dan 2,91 cm/piksel, serta kerapatan titik tinggi sebesar 0,118 titik/cm2. RMSE peta pada arah X,Y,XY (r), dan Z berturut–turut adalah 2,702 cm, 2,079 cm, 3,409 cm dan 2,440 cm. Nilai ini memenuhi standar ketelitian peta pada skala 1:1000 dengan kelas 1. Pada ortofoto, timbunan tanah dan lumpur yang terbawa oleh banjir teridentifikasi sebagai objek berwarna cokelat muda. Tanggul sementara yang dibangun ditunjukkan sebagai objek berwarna putih yang memanjang pada sisi tenggara perumahan yang berbatasan dengan sungai. DSM menunjukkan bahwa area perumahan ini, memiliki ketinggian tanah yang relatif datar (warna biru muda hingga hijau muda). Area yang cukup tinggi berada mengelilingi perumahan, yang secara nyata dapat ditemui pada obyek: tanggul buatan, pepohonan, dan ladang (warna kuning hingga merah). Luaran ini di kemudian hari dapat digunakan untuk mengestimasi luasan area terdampak serta menentukan titik kumpul evakuasi saat terjadi bencana banjir.
Analysis The Effect of Large-Scale Social Restrictions on Air Quality in DKI Jakarta Prasetyo, Angga Dwi; Bashit, Nurhadi; Yusuf, Muhammad Adnan; Rassarandi, Farouki Dinda
Journal of Applied Geospatial Information Vol 7 No 2 (2023): Journal of Applied Geospatial Information (JAGI)
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jagi.v7i2.5224

Abstract

The Covid-19 pandemic has caused all countries to implement strategies to suppress its spread, one of which is Indonesia, especially DKI Jakarta, which has implemented Large-Scale Social Restrictions (PSBB) since April 10 2020. Apart from being able to suppress the spread of the Covid-19 virus, PSBB is thought to have an impact on the environment, especially air quality in DKI Jakarta. According to research from the BMKG, Jakarta's air quality has improved over the last 5 years with the implementation of the PSBB. Besides analyzing the effect of the PSBB on air quality in DKI Jakarta, this research also aims to help governments in every region of Indonesia that do not have air quality monitoring stations. The method used in this study is to utilize Imagery from Sentinel-5P to measure concentrations of NO2, CO and SO2 gases validated using field data and utilize the NOAA Satellite acquired with Ventusky to analyze the effect of wind on the distribution of air pollution due to the PSBB. The results showed that the ratio of the average concentrations of NO2, CO and SO2 gases in DKI Jakarta decreased respectively to 27.70% ; 10.20% ; 42.06%. This shows an increase in air quality in DKI Jakarta due to the implementation of the PSBB. Comparison of the average concentrations of NO2, CO and SO2 gases in DKI Jakarta during the PSBB and after the PSBB increased slightly respectively to 11.92% ; 1.89% ; 35.84%. This shows that there is a decrease in air quality in DKI Jakarta which was caused after the implementation of the PSBB. Wind also affects the concentration of NO2, CO and SO2 gases. This is evidenced by the results of the correlation where the gas concentration is low when the wind speed is high, and vice versa. It was concluded that during the COVID-19 pandemic the concentrations of NO2, CO and SO2 in DKI Jakarta decreased and slightly increased after the PSBB, and wind could affect the distribution of these gases.
Analisis Zona Nilai Ekonomi Kawasan Hutan Wisata TInjomoyo Berdasarkan Nilai Total Ekonomi Dengan Pendekatan Travel Cost Method Dan Contingent Valuation Method Bassam, Ahmad; Firdaus, Hana Sugiastu; Yusuf, Muhammad Adnan
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.38523

Abstract

Kota Semarang merupakan kota di Jawa Tengah yang memiliki banyak potensi dan daya tarik wisata yang bisa lebih dikembangkan. Kota Semarang memiliki beragam destinasi wisata dengan berbagai daya tarik, seperti Hutan Wisata Tinjomoyo. Hutan Wisata Tinjomoyo merupakan salah satu kawasan wisata di Kota Semarang yang memiliki daya tarik wisata alam. Kawasan Hutan Wisata Tinjomoyo memberikan pengaruh terhadap ekonomi disekitarnya karena terdapat masyarakat yang mengambil manfaat dari adanya kawasan wisata tersebut. Berdasarkan hal tersebut untuk mengetahui perkembangan yang terjadi pada kawasan wisata setelah di re-lokasi diperlukan analisis zona nilai ekonomi kawasan dengan menggunakan metode Travel Cost Method (TCM) dan Contingent Valuation Method (CVM) untuk mengetahui nilai total ekonomi kawasan wisata. Selain itu, untuk mengetahui potensi wisata dilihat dari nilai kesukaan pengunjung di kawasan tersebut digunakan Hedonic Pricing Method (HPM). Gravity Model juga digunakan untuk mengetahui  daya tarik dari kawasan wisata. Sampel yang digunakan pada Hutan Wisata Tinjomoyo, digunakan sampel sebanyak 112 untuk TCM, 109 untuk CVM, serta 112 untuk HPM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hutan Wisata Tinjomoyo memiliki nilai total ekonomi Rp 115.208.813.523 dan nilai hedonik tertinggi 3,024. Berdasarkan pehirtungan nilai hedonik yang diperoleh potensi dari Hutan Wisata Tinjomoyo memiliki nilai kesukaan 3 (normal). Berdasarkan perhitungan interaksi spasial, menunjukkan bahwa daya tarik terbesar terhadap Hutan Wisata Tinjomoyo adalah Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.
Analisis Estimasi Zonasi Nilai Tanah Di Kawasan Banjir Rob Dan Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Fatimah, Bekty Nur; Wijaya, Arwan Putra; Yusuf, Muhammad Adnan
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 4 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.40991

Abstract

Kebutuhan terhadap tanah akan selalu mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan wilayah termasuk di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Kecamatan Sayung merupakan wilayah yang rawan terjadi banjir rob. Pada tahun 2022 terjadi pembangunan jalan tol Semarang – Demak Seksi II di sebagian wilayah Kecamatan Sayung. Hal tersebut tentunya menjadi penyebab perubahan penggunaan tanah yang berpengaruh terhadap nilai tanah. Terdapat beberapa variabel bebas dalam pembentukan zona nilai tanah seperti aksesibilitas, penggunaan tanah, fasilitas umum, dan banjir rob. Variabel bebas tersebut kemudian diolah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan overlay intersect. Hasil perhitungan AHP diperoleh bobot tertinggi adalah banjir rob sebesar 25%, jalan arteri sebesar 12%, permukiman dan jalan kolektor sebesar 9%, tambak sebesar 8%, perdagangan, industri, perkantoran sebesar 7%, jalan lokal sebesar 6%, serta fasilitas pendidikan dan fasilitas kesehatan sebesar 5%. Hasil zona yang terbentuk berdasarkan metode AHP dan persebaran sampel harga tanah sebanyak 15 zona yang diklasifikasikan menjadi 8 kelas. Zona yang memiliki nilai tanah tertinggi terdapat pada kelas Rp 1.809.501,00 – Rp 2.068.000,00 yang berada di sekitar jalan arteri sedangkan nilai tanah terendahnya terdapat pada kelas < Rp 285.500,00 yang sebagian besar wilayahnya berupa tambak. Rata-rata NIR tertinggi berdasarkan radius terhadap pintu keluar tol Sayung berada pada radius 250 m – 500 m sebesar Rp 992.230,00 sedangkan radius dengan rata-rata NIR terendah pada radius 0 – 250 m yaitu sebesar Rp 665.000,00.
Pemetaan Incidence Rate (IR) Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tembalang Tahun 2018-2022 Ar Rafi, Naufal Hisyam; Nugraha, Arief Laila; Yusuf, Muhammad Adnan
Jurnal Geodesi Undip Vol 13, No 1 (2024): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2024.42030

Abstract

Penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada daerah perkotaan sangatlah tinggi, Kecamatan Tembalang menjadi kecamatan tertinggi di Kota Semarang dalam jumlah kasus kejadian DBD. Pada tahun 2018-2022, Kecamatan Tembalang mengalami 376 dari 2060 kasus kejadian DBD di Kota Semarang selama lima tahun, penggambaran penyebaran kasus DBD dapat dilakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG nantinya dapat mengetahui bagaimana persebaran DBD dan hubungan antara kepadatan penduduk dengan kasus DBD yang terjadi di Kecamatan Tembalang. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Puskesmas Kedungmundu dan Puskesmas Rowosari untuk mendapatkan data kasus dan alamat kejadian DBD dari tahun 2018- 2022 di Kecamatan Tembalang. Kemudian dengan melakukan perhitungan Incidence Rate (IR) untuk mengetahui tingkatan kasus kejadian DBD di setiap kelurahan, melakukan perhitungan kepadatan penduduk, melakukan digitasi titik kasus kejadian DBD, dan melakukan analisis buffer untuk zona terbang nyamuk sejauh 240 m dan 750 m. melakukan hubungan kepadatan penduduk dengan kasus kejadian DBD untuk mengetahui keterkaitan penduduk dengan kasus DBD dengan menggunakan peta hubungan dan analisis bivariat uji pearson product moment dan dilakukan pemodelan dengan menggunakan SIG. Hasil penelitian menghasilkan bahwa berdasarkan IR DBD Kelurahan Kramas menjadi kelurahan yang paling sering mendapatkan tingkat kejadian berkategori tinggi dengan nilai tertinggi 160/100.000 jiwa. Terdapat hubungan antara kepadatan penduduk dengan kasus DBD berdasarkan uji korelasi pearson product moment dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,341.
Pemantauan Kualitas Udara ISPU (PM10, SO2, NO2) Menggunakan Citra Landsat 8 dan 9 untuk Kecamatan Mijen Selama Pandemi Covid-19 Septiyana, Diah; Sukmono, Abdi; Yusuf, Muhammad Adnan
Jurnal Geodesi Undip Vol 12, No 3 (2023): Jurnal Geodesi Undip
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jgundip.2023.38859

Abstract

Kota Semarang sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah sebagai kota metropolitan mampu melatarbelakangi perkembangan kota dengan pesat. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya kawasan pemukiman dan kawasan perindustrian. Bukit Semarang Baru (BSB) yang berada di Kecamatan Mijen merupakan kota satelit yang memiliki sarana perumahan, kawasan industri, sarana rekreasi, dan pendidikan. Dengan meningkatnya kegiatan perindustrian, tentunya berdampak pada perubahan lingkungan, salah satunya adalah perubahan kualitas udara. Penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi kandungan polutan yang ada di udara. Citra satelit Landsat 8 dan Landsat 9 dapat dimanfaatkan untuk pemantauan sebaran PM10, SO2, dan NO2 dengan menggunakan kombinasi band 4-3-2 dan Mono Window Algorithm (MWA) dalam penentuan Land Surface Temperature (LST). Hasil pengolahan algoritma PM10 pada periode sebelum, selama, dan sesudah Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) menunjukkan bahwa pada periode PKM sebaran PM10 mengalami penurunan di bulan April 2021 dan Juni 2021 dengan nilai luas yang sama yakni 57 km2 atau semua daerah di Kecamatan Mijen berada pada rentang yang sama yakni 0-19 µg/m3. Hasil pengolahan algoritma SO2 pada periode sebelum, selama, dan sesudah PKM menunjukkan sebaran SO2 terendah berada pada tanggal bulan 10 Mei 2020 dan 30 Juni 2021 (selama PKM) dengan masing-masing luas 56,509 km2 dan 56,503 km2. Kemudian pada masa setelah PKM pada tanggal 22 April 2022 dengan luas terendah yakni pada rentang 0-50 ppm sebesar 56,490 km2. Hasil pengolahan algoritma NO2 pada periode sebelum, selama, dan sesudah PKM menunjukkan hasil citra bulan Agustus memiliki nilai rentang tertinggi yang mencapai 179-180 µg/m3. Walaupun nilai rata-rata antara hasil pengolahan algoritma PM10 dan SO2 dengan hasil pengukuran Dinas Lingkungan Hidup berbeda, namun setelah dilakukan konversi masih sesuai karena berada pada satu kategori yang sama. Namun untuk hasil parameter NO2 tidak sesuai dengan pengukuran Dinas Lingkungan Hidup karena berada pada kategori yang berbeda.
ANALISIS AKURASI PERBANDINGAN ALGORITMA INDEKS KEBAKARAN HUTAN (NBR, BAIS2, MIRBI, dan NDVI) BERDASARKAN CITRA SENTINEL-2A (Studi Kasus :Taman Nasional Gunung Merbabu Provinsi Jawa Tengah) Rizqika, Salsabilla Nurul; Prasetyo, Yudo; Yusuf, Muhammad Adnan
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 5, No 1 (2022): Volume 05 Issue 01 Year 2022
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2022.16858

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bencana alam yang dapat mengganggu ekosistem hutan dengan merusak sejumlah besar pohon. Salah satu kawasan yang mengalami bencana kebakaran hutan dan lahan hampir setiap tahun adalah Taman Nasional Gunung Merbabu yang terletak di Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah. Identifikasi kebakaran hutan dan lahan guna bertanggung jawab atas suksesi vegetasi hutan pasca kebakaran hutan dan lahan. Penelitian dilakukan menggunakan teknik penginderaan jauh melalui pemanfaatan indeks kebakaran hutan dan lahan. Perbedaan penggunaan indeks dalam identifikasi area terbakar akan mengakibatkan perbedaaan interpretasi kebakaran hutan dan lahan. Penelitian ini berfokus membandingan indeks kebakaran hutan dan lahan yang umum seperti Normalized Burn Ratio (NRB), Burned Area Index for Sentinel-2 (BAIS2), Mid-Infrared Burend Index (MIRBI), dan indeks vegetasi seperti Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) pada citra satelit Sentinel-2A. Perbandingan yang digunakan  berdasarkan metode thresholding, indeks keterpisahan dan uji kemampuan indeks. Hasil perbandingan indeks NBR, BAIS2, MIRBI, dan NDVI dengan metode thresholding, indeks keterpisahan dan uji kemampuan indeks diperoleh pada metode thresholding uji akurasi dengan nilai terbaik didapatkan pada indeks NBR µ-2σ dengan luas data valid 565,891Ha atau 75,51% sesuai dengan data referensi kebakaran hutan dan lahan dari Taman Nasional Gunung Merbabu. Pada metode indeks keterpisahan NBR juga mendapat hasil 12,705 dimana semakin besar nilai indeks keterpisahan maka akan sebaik baik dalam deteksi area kebakaran hutan dan lahan. Pada metode uji kemampuan indeks BAIS2 mendapati nilai 4, 878 dimana nilai tersebut lebih dari 1 yang menunjukan BAIS2 memiliki kemampuan untuk mendeteksi tingkat keparahan kebakaran hutan dan lahan. Dari tiga metode yang telah dilakukan NBR memiliki kualitas yang lebih dari indeks BAIS2, MIRBI, dan NDVI dalam mendeteksi area kebakaran hutan dan lahan.
Optimalisasi Data DEM LiDAR pada Area Perairan Sungai Yusuf, Muhammad Adnan; Setiaji, Danang
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 6, No 1 (2023): Volume 06 Issue 01 Year 2023
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2023.17201

Abstract

Light Detection and Ranging (LiDAR) merupakan salah satu alat yang dapat menghasilkan akurasi tinggi dalam mengukur tinggi di permukaan bumi. Dengan menggunakan teknologi LiDAR dapat digunakan untuk mendeteksi beberapa objek di permukaan bumi seperti ground, vegetasi atau bangunan, namun teknologi LiDAR mempunyai kelemahan yaitu sulit mendeteksi titik-titik di area perairan. Oleh karena itu kerapatan point cloud di daerah perairan termasuk kategori rendah, sehingga DEM yang diturunkan dari data LiDAR memiliki permukaan air yang tidak alami. Hydro-flattening adalah proses menciptakan DEM yang diturunkan dari data LiDAR dengan tujuan untuk membuat permukaan air sungai rata dan mengalir. Komponen penting dari pembuatan hydro flattening adalah breakline, Data utama pada proses ini adalah point cloud Lidar yang sudah terklasifkasi ground dan centerline. Ada 4 langkah dalam metode semi otomatis ini yaitu langkah pertama, Continous Bare Ground Surface (CBGS) dibuat dengan mencari elevasi terendah sepanjang sungai yang akan diproses. Pada langkah kedua, membuat radius pencarian berbentuk lingkaran yang berpusat pada centreline sungai untuk mencari elevasi point cloud LiDAR paling rendah di setiap lingkaran, elevasi tersebut digunakan untuk membuat Virtual Water Surface (VWS). VWS ini perlu dilakukan revisi karena ketinggian minimum pada data LiDAR tidak selalu merupakan ketinggian permukaan air, VWS yang direvisi ini disebut sengan Base Virtual Water Surface (B-VWS). Langkah ketiga adalah ekstraksi breakline dan smoothing hasil esktraksi breakline,. Langkah keempat adalah konversi breakline 2D ke 3D, hasil breakline 2D dimasukkan ketinggian dari B-VWS sehingga menjadi breakline 3D yang dapat digunakan untuk menghasilkan Hydro-flattening DEM. Hydro flattenning diterapkan pada 2 lokasi sungai yang berbeda-beda, dimana lokasi sungai 1 memiliki karakter sungai dengan kategori kecil, sedangkan sungai 2 memiliki karakter sungai yang bercabang. Dari hasil Hydro flattenning DEM LiDAR pada daerah perairan dapat sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan yaitu perairan sungai yang datar dan mengalir dari hulu ke hilir. Dari kedua sungai tersebut membuktikan pentingnya dilakukan Hydro flattenning pada DEM LiDARKata kunci :  LiDAR, Hydro-Flattening, Breakline, Continous Bare Ground Surface, Virtual Water Surface
PEMODELAN 3D CANDI TUGU DENGAN DIGITAL SINGLE LENS REFLEX BERBIAYA RENDAH Dzulvikar, Azfa Ahmad; Prasetyo, Yudo; Yusuf, Muhammad Adnan
Elipsoida : Jurnal Geodesi dan Geomatika Vol 6, No 2 (2023): Volume 06 Issue 02 Year 2023
Publisher : Department of Geodesy Engineering, Faculty of Engineering, Diponegoro University,Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/elipsoida.2023.19210

Abstract

Teknologi fotogrametri rentang dekat terbaru yaitu scanner telah digunakan sebagai teknik survei model 3D yang sering digunakan dikarenakan oleh kepraktisan dan kualitas hasilnya. Namun harga perangkat yang terkait tidak dapat dibeli oleh sebagian besar orang maupun instansi, sehingga pada penelitian ini dilakukan pengujian hasil model 3D dari perangkat DSLR (Digital Single Lens Reflex) sebagai alternatif baru berbiaya rendah. Dilakukan akuisisi dari perangkat DSLR dan pengolahan dengan perangkat lunak AliceVision Meshroom dan dilakukan pengujian validasi dengan uji geometrik posisi dan jarak dengan ICP (Independent Check Point) dan T-Test. Dihasilkan model DSLR yang hanya dapat memodelkan bagian badan bangunan candi saja dengan detail relief yang cukup tinggi dan pada uji validasi didapatkan bagian akurasi geometrik posisi masuk ke dalam kelas UDLOA Lower Range dengan CE90 sebesar 0,0904 dan LE90 sebesar 0,0924 serta pada bagian akurasi geometrik jarak masuk ke dalam kelas LOA30 Lower Range dengan jumlah error sebesar 1,1937 m dan rata-rata error sebesar 0,0173 m. Dapat disimpulkan bahwa metode DSLR tidak direkomendasikan sebagai metode pemodelan 3D berbiaya rendah dikarenakan oleh model bangunan bagian atap yang tidak berhasil dimodelkan.