Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

DEMOKRASI MELAHIRKAN PLURALISME; BAHAYA DALAM TOLERANSI UMAT BERAGAMA Jhon Afrizal
TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama Vol 3, No 2 (2011): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/trs.v3i2.1059

Abstract

This article talk about democracy and pluralism relationship with people tolerance gets religion. Tolerances comprehended pluralism mark sense thinking manner, religion, culture, civilization etc.. Pluralism is gone upon on one wish to smooth away truth. Plurasme is looked on as its appearance trigger extreme attitude, radicaal martial on behalf religion, horizontal conflict, and grind on behalf religion. According to clan pluralis, conflict and violence with mengatasnamakan destroyed new religion if each religion no longer look on its the most religion correctness.
Gender dan Hak-hak Politik Wanita Kampar dalam Perspektif Islam Jhon Afrizal
MENARA RIAU Vol 12, No 2 (2013): Juli - Desember 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.502 KB) | DOI: 10.24014/menara.v12i2.416

Abstract

Berbagai aktivitas dan mobilisasi selama bertahun-tahun, partisipasi wanita di pentas politik sebagai hubungan sejajar dengan laki-laki belum juga menuai keberhasilan. Di masa kini, langkah menghubungkan demokrasi dengan kesetaraan gendermerupakan prinsip yang sudah diterima secara meluas. Salah satu faktor penting dari setiap kerangka kerja demokrasi adalah prinsip hak asasi manusia, termasuk di dalamnya hak-hak politik bagi laki-laki dan wanita.
GERAKAN SOSIAL POLITIK ISLAM DUNIA (Asas Perubahan Skenario Politik Negara) Jhon Afrizal
Sosial Budaya Vol 9, No 1 (2012): Januari - Juni 2012
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v9i1.377

Abstract

Emergence of Islamic political movements in the world today, has caused great concern for the West. Islam is considered a force that would threaten the hegemony of the West (USA and its allies) around the world. and there is no other way for them except to hinder and even destroy those movements.Revival of Islam to civilization at the present time, has begun in the Middle East countries. Turbulence and popular movements overthrow the dictator has been supported by the USA and its allies. The fall of the regime of Ben Ali in Tunisia, Hosni Mubarak in Egypt, Abdullah Saleh in Yemen and Muammar Gaddafi in Libya and now in the Syrian regime will fall forward thoghut Hafiz al-Assaad. And this shows (to the west) that Islam will appear as the holder of the reins of government in all countries bependuduk Islamic majority. One group or the most influential movement in the revival and political movements duniaIslam is the Muslim Brotherhood faction in Egypt and spread throughout most of the Islamic countries. Many factors led to the Islamic Reform Movement, among others: Effect of infidel countries, inequality ways of thinking among Islamic organizations, western lifestyle trend that began in the Islamic countries, the desire to gain power among certain segments of the name of Islam, Low levels of education, the economy is getting worse, and culture that deviates from the Qur'an and hadith, faith mistake, Shirk and bid'ah, To revive the Muslims from a very severe downturn, and other factors. in this case the West and its allies in various ways will do everything possible to prevent the Islamic reform movement in order to avoid in-many parts of the world, including by using reason in an effort to combat terrorism, but the real goal is to eradicate the Islamic teachings.
ISLAM SEBAGAI PRINSIP TATA BIROKRASI NEGARA Jhon Afrizal
Kutubkhanah Vol 18, No 2 (2015): Juli - Desember
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyrakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.707 KB) | DOI: 10.24014/kutubkhanah.v18i2.1477

Abstract

Birokrasi semenjak era reformasi telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan, tetapi seiring berjalannya waktu semangat reformasi sebagaimana yang diharafkan tidak terjadi semestinya. Sudah 16 tahun lebih semangat reformasi ditularkan dalam segala bidang ini, namun tetap saja perilaku para birokrat memperlihatkan watak yang tidak berubah, perilaku korupsi, kolusi dan nefotisme adalah sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang kekuasaan. Semakin waktu semakin banyak pelanggaran yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan, mulai dari atasan sampai ke level bawahan, dari mega proyek hingga kelas teri.Peta jalan dan berbagai program pencapaian reformasi birokrasi telah disediakan, tetapi masih banyak pemerintah daerah dan instansi/lembaga pemerintah sebagai ujung tombak pelayanan kepada masyarakat belum mampu mewujudkannya dengan baik. Masih terdapat beberapa instansi atau lembaga atau daerah yang belum mencapai kinerja yang telah ditetapkan pemerintah, meskipun indikator-indikator kinerja tersebut telah tersedia.Kalau kita mau jujur melihat dan menilai, sebenarnya faktor utama yang menyebabkan lemah dan kurangnya pelayanan administrasi publik dalam dunia birokrasi adalah tidak adanya aplikasi dan penerapan nilai dari ajaran agama Islam ke dalam dunia kerja (birokrat). Hal ini timbul karena adanya dikotomi antara urusan negara dengan agama tidak boleh dicampurbaurkan atau dikenal dengan istilah negara sekuler. Peran penting ajaran Islam dengan prinsip Tauhidnya akan menjadikan prilaku birokrat ke arah yang lebih baik. Birokrasi dan jabatan adalah sebuah amanah yang akan dipertanggungjawabkan, kekuasaan mutlak hanya milik Alloh semata, prinsip bekerja dengan ikhlas dengan tujuan memudahkan urusan masyarakat, setiap amal sekecil apapun akan diberikan ganjaran oleh Alloh. Itulah diantara prinsip ajaran Islam yang universal yang mencakup seluruh dimensi kehidupan, tidak terkecuali dalam birokrasi pemerintahan. Sampai kapanpun jika ajaran Islam tidak diterapkan dalam dunia pemerintahan, maka sistem birokrasi tidak akan pernah lepas dari penyalahgunaan wewenang kekuasaan
Pemahaman Pelaku Usaha dalam Mengurus Sertifikasi Halal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Junaidi, Junaidi; Afrizal, Jhon; Sukanti, Nadia Deby
AL-Muqayyad Vol. 6 No. 2 (2023): Al-Muqayyad
Publisher : STAI Auliaurrasyidin Tembilahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46963/jam.v6i2.1143

Abstract

Human need nutrition. The need for nutritien as food is fundamental. Food includes all the basic needs that the body absorbs, such as water, medicines and other substances for body health. On he health side, food not only functions as a source of energy in the body, but can also spread disease. So it is necessery to do food sanitation to avoid disease. On this basis, an understanding of food health as well as halal and good food needs to be dissimenated by government agencies throuth the ministry of relegion, particularly regarding halal certification. This is the basis of the researc carried out, how is the understanding of bussines actors in managing the steps for halal certification for UMKM. This reseach methode is descriptive qualitative with the type of field research. The research was conducted in Indragiri Hilir Regency, Riau. The result of this study show that the understanding the halal certification is quite good, but the socializatin needs to be improved so that knowledge about halal product is even better. One of the organization that can carry out this sosialization is Non-PNS Islamic Religious Extension.
Challenges in Implementing Islamic Pre-Marital Guidance: A Qualitative Study Amirah, Nabilla; Afrizal, Jhon; Walidain, Ridal; Layla, Desteny
Jurnal Elsyakhshi Vol. 3 No. 1 (2025): June
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Solok Nan Indah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69637/jelsy.v3i1.523

Abstract

To encourage the formation of strong and harmonious families (sakinah, mawaddah, warahmah), the Directorate General of Islamic Community Guidance issued Decree No. 379 of 2018 on Pre-Marital Guidance for prospective brides and grooms. However, despite the launch of this initiative, divorce rates in West Sumatra continue to rise, raising concerns about the effectiveness of its implementation. This field study employs observational methods, interviews, and documentation, analyzed through a descriptive qualitative approach. The findings reveal several challenges faced by the Religious Affairs Office in West Sumatra, including limited funds, inadequate reference modules, and a shortage of certified facilitators. These challenges have been addressed through budget proposals, the use of existing ministry modules, and facilitator training. However, implementation remains suboptimal due to limited guidance time, inadequate material coverage, short session durations, basic teaching methods, and the absence of technical experts. These factors may contribute to the continued increase in divorce cases observed in the region.
Disiplin Warga Binaan dalam Mengikuti Kegiatan Pesantren Al-Ichwan di Lapas Kelas II A Tembilahan Junaidi; Setiabudi, Agung; Arisman; Afrizal, Jhon; Fuadi, Husni; Yusrial; Al Banjuri, Azzuhri
IKHLAS: Jurnal Pengabdian Dosen dan Mahasiswa Vol. 4 No. 3 (2025): IKHLAS: Jurnal Pengabdian Dosen dan Mahasiswa
Publisher : Indra Institute Research & Publication

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kedisiplinan warga binaan dalam mengikuti kegiatan pesantren di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Tembilahan ditinjau dari perspektif maqashid al-syari‘ah. Berdasarkan Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, Lapas berfungsi bukan hanya sebagai tempat penjatuhan pidana, tetapi juga sebagai lembaga pembinaan dan rehabilitasi yang bertujuan mengembalikan narapidana menjadi pribadi yang bermoral dan produktif di masyarakat. Salah satu bentuk pembinaan yang diterapkan adalah melalui penyelenggaraan pesantren, yang berperan penting dalam membina spiritual, moral, dan karakter warga binaan agar mampu bertaubat, memperbaiki diri, serta memiliki kesadaran religius yang kuat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif eksploratif dengan model participant research, yaitu menelaah fenomena secara langsung di lapangan secara alami tanpa rekayasa. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan yang memenuhi kriteria 3M (mengetahui, memahami, mengalami), sedangkan data sekunder bersumber dari literatur seperti buku dan jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pesantren Al-Ichwan di Lapas Kelas IIA Tembilahan berperan besar dalam menanamkan nilai-nilai maqāshid al-syari‘ah kepada warga binaan, yang mencakup lima aspek utama, yaitu Hifzh ad-Din (menjaga agama), Hifzh an-Nafs (menjaga jiwa), Hifzh al-Aql (menjaga akal), Hifzh an-Nasl (menjaga keturunan), dan Hifzh al-Mal (menjaga harta). Melalui pembinaan keagamaan, pengajian, bimbingan ibadah, dan pelatihan keterampilan, warga binaan dilatih untuk disiplin dalam menjalankan kegiatan spiritual dan sosial yang memperkuat keimanan, ketenangan jiwa, dan tanggung jawab moral. Kedisiplinan terbukti menjadi faktor utama keberhasilan pembinaan karena membentuk kepribadian Islami yang taat aturan dan berakhlak mulia.