Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Pengaruh FWH (Flexible Working Hours) terhadap Work-Life Balance dan Stres Kerja pada Pekerja Remote, Hybrid dan On-site : Digital transformation in sustainable industrial development Sugiyanto, Laras Ati; Widyastuti, Mega; Wiyatno, Tri Ngudi
Prosiding Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2024): Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SAINTEK) ke 3 - Januari 2024
Publisher : DPPM Universitas Pelita Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut Global Happiness Index 2023, Finlandia dinyatakan menjadi Negara yang paling bahagia di Dunia dengan Index skor 7.8 berdasarkan survey Tahunan yang dilakukan World Happiness Report [1] Sedangkan Indonesia sendiri memiliki Index skor 5.2 Menurut Global Happiness Index yang mana skor tersebut terpaut sangat jauh dengan Finlandia. Keseimbangan Kehidupan Kerja (Work-Life Balance) adalah salah satu poin terpenting dari kebahagiaan orang Finlandia, Budaya di Finlandia menekankan keseimbangan kehidupan kerja yaitu dengan memiliki jam kerja yang lebih pendek, lebih banyak hari libur, waktu bersama keluarga, dan jam kerja yang fleksibel [2]. Perkembangan industri yang terjadi di seluruh Dunia termasuk di Indonesia yang memanfaatkan Tren transformasi Digital juga menjadi faktor yang mengakibatkan banyak pekerjaan dapat dilakukan dengan jam kerja yang flexible. Studi ini bertujuan untuk menyelidiki dan mengetahui pengaruh FWH (Flexible Working Hours) terhadap Work-Life Balance dan Stres Kerja pada Karyawan yang bekerja dengan metode Remote, Hybrid atapun On-site. Penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh [3] Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan menggunakan rumus Slovin pada nilai kritis 10%. Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Sedangkan metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, uji T, uji F, uji koefisien determinasi R². [4]
Dukungan Sosial dan Religiusitas Dalam Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau Supriyadi, Tugimin; Widyastuti, Mega; Salsabilla, Aulia Yasmin; Widjanarko, Mochamad
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 9, No 2 (2024): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v9i2.13607

Abstract

This study aims to determine whether there is an influence of the variables Social support and Religiosity on Self Adjustment in students who migrate to Bekasi. Based on the phenomenon that migrant students will always meet, interact, and communicate with fellow migrants and the native community, it will cause cultural diversity and changes in students so that the demands to adjust themselves increase. In order to be able to carry out good Self Adjustment in a migrant state, Social support and Religiosity may have an influence. This study has three hypotheses, namely there is an influence between Social support and Self Adjustment in students who migrate (H1); there is an influence between Religiosity on the relationship between Self Adjustment in students who migrate (H2); and there is a relationship between Social support and Religiosity on Self Adjustment in students who migrate (H3). The research method used is quantitative with a descriptive approach. Based on the results of this study, it can be concluded that there is an influence between Social support and Self Adjustment; there is no influence between Religiosity and Self Adjustment; and there is an influence between Social support and Religiosity on Self Adjustment in migrant students in Bekasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pada variable social support dan religiosity terhadap self adjustment pada mahasiswa yang merantau di Bekasi. Berdasarkan fenomena bahwa mahasiswa perantau akan selalu bertemu, berinteraksi, dan menjalin komunikasi dengan sesama perantau dan masyarakat asli sehingga akan menimbulkan keanekaragaman budaya dan perubahan pada diri mahasiswa sehingga tuntutan untuk menyesuaikan diri semakin meningkat. Untuk dapat melakukan self adjustment yang baik di perantauan, social support dan religiosity mungkin mempunyai pengaruh. Penelitian ini memiliki tiga hipotesis, yaitu terdapat pengaruh antara social support dengan self adjustment pada mahasiswa yang merantau (H1); terdapat pengaruh antara religiosity terhadap hubungan self adjustment pada mahasiswa yang merantau (H2); dan terdapat hubungan antara social support dan religiosity terhadap self adjustment pada mahasiswa yang merantau (H3). Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara social support terhadap self adjustment; tidak terdapat pengaruh antara religiosity terhadap self adjustment; dan terdapat pengaruh antara social support and religiosity terhadap self adjustment pada mahasiswa perantau di Bekasi.
STUDI KUALITATIF : RESILIENSI REMAJA YANG MEMILIKI ORANG TUA BERCERAI Widyastuti, Mega; Supriatna, Ecep; Bangun, Mic Finanto Ario
PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/paedagogy.v5i3.6945

Abstract

Parental divorce can have significant psychological impacts on adolescents. However, not all adolescents experience the same negative impacts, some are able to adapt and recover from these experiences through resilience. This study aims to describe and understand the dynamics of resilience in adolescent girls whose parents divorced. The approach used was a qualitative approach with a phenomenological method, with three adolescent girls living in a densely populated area with a lower-middle economic background as subjects. Data were collected through in-depth interviews and analyzed using thematic interpretative techniques. The results showed that the aspects of resilience that emerged included emotional regulation, impulse control, optimism, root cause analysis, empathy, self-efficacy, and the ability to find solutions. However, this study also found that religiosity plays a significant role as a source of psychological and spiritual strength that helps adolescents in the process of meaning-making, acceptance, and emotional healing. This aspect of religiosity emerged as a new finding that expands the previous theoretical framework and reflects the Indonesian cultural context, which is strongly based on religious values. This study concludes that the resilience of adolescents with divorced parents is determined not only by individual skills but also by the social support and spiritual values surrounding them. These findings are expected to inform the development of culturally and religiosity-based psychological interventions and serve as a reference for further research in similar contexts. ABSTRAKPerceraian orang tua dapat berdampak psikologis yang signifikan terhadap remaja. Namun, tidak semua remaja mengalami dampak negatif yang sama, beberapa mampu beradaptasi dan pulih dari pengalaman tersebut melalui resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan memahami dinamika resiliensi pada remaja putri yang orang tuanya bercerai. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, dengan tiga remaja putri yang tinggal di daerah padat penduduk dengan latar belakang ekonomi menengah ke bawah sebagai subjek. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik interpretatif tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek-aspek resiliensi yang muncul meliputi regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, analisis akar permasalahan, empati, efikasi diri, dan kemampuan menemukan solusi. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa religiusitas berperan signifikan sebagai sumber kekuatan psikologis dan spiritual yang membantu remaja dalam proses pembentukan makna, penerimaan, dan penyembuhan emosional. Aspek religiusitas ini muncul sebagai temuan baru yang memperluas kerangka teori sebelumnya dan mencerminkan konteks budaya Indonesia yang sangat berlandaskan nilai-nilai agama. Studi ini menyimpulkan bahwa resiliensi remaja dengan orang tua yang bercerai tidak hanya ditentukan oleh keterampilan individu, tetapi juga oleh dukungan sosial dan nilai-nilai spiritual yang melingkupinya. Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan intervensi psikologis berbasis budaya dan religiusitas, serta menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut dalam konteks serupa.