Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perbandingan Hidrograf Satuan Teoritis Terhadap Hidrograf Satuan Observasi DAS Ciliwung Hulu Agus, Indra; Hadihardaja, Iwan K.
Jurnal Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2011)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.331 KB)

Abstract

Abstrak. Banjir dan kekeringan dalam suatu wilayah (DAS) terjadi akibat fenomena iklim yaitu distribuasi curah hujan dengan intensitas tinggi atau periode kemarau yang terjadi lebih panjang. Penyebab banjir berasal dari masukan (hujan) dan sistem DAS. Masukan (hujan) meliputi faktor intensitas hujan, lama hujan dan distribusi hujan. Sedangkan sistem DAS meliputi faktor topografi, jenis tanah, penggunaan lahan dan sistem transfer hujan dalam DAS. Perkiraan debit banjir yang berdasarkan hujan lebat dapat diklasifikasikan dalam tiga cara yaitu, dengan cara rumus empiris, dengan cara statistik (kemungkinan) dan dengan cara hidrograf satuan. Curah hujan dan debit adalah dua hal penting untuk mendapatkan himpunan hidrograf hasil observasi dan teoritis. Curah hujan merupakan nilai yang efektif dan dihitung menggunakan metode indeks. Aliran langsung (limpasan langsung) didapat dari segregasi total limpasan dengan baseflow dan dengan menerapkan metode Straight Line. Ordinat hidrograf hasil observasi dihasilkan dengan membagi ordinat aliran langsung (direct overflow) dengan hujan efektif. Hasil dari satuan hidrograf observasi dibandingkan dengan satuan hidrograf teoritis dan dihitung dengan menggunakan metode Least Square, Forward Subtitution dan Linear Reservoar Cascade. Pebandingan dilakukan terhadap Time base (Tb), Time peaks (Ts), Q peak. Abstract. Flood and dryness in a region watershed was caused by a climate phenomenon, that is high intensity rainfall distribution or longer drought period. Flood is the existence of rainfall input and watershed system. Rainfall covers rain factor of stress intensity, rainfall duration and rain distribution. System watershed covers topography factor, soil type,land use and rain system transfer in watershed. Flooding debit approximation based on torrential rains can be classified in three ways such empiric formula, statistic or probability and unit hydrographer. Rainfall and discharge are important things in getting observed and theoretical hydrographer set. Applying Rainfall is the effective precipitation calculated using index method. Whereas direct overflow (direct  run off) was earned by total run off segregation with base flow applies Straight Line Method. Observed Hydrographer ordinates is created by dividing direct overflow ordinate with effective rain. Observed unit hydrograph result was compared with teoritic unit hydrograph and calculated by using Least Square Method, Forward Subtitution Method and Linear Reservoar Cascade Method. Comparation was done to Time base (Tb), Time peaks (Ts), Q peak.
Analisis Spasial Kenaikan Tinggi Permukaan Air Batang Sumani Menggunakan Model Permukaan Digital Alfansyuri, Era; Agus, Indra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 20 No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jirs.v20i2.1182

Abstract

The occurrence of flooding in the Batang Sumani area of ​​Solok Regency is caused by several things, including the low slope of the river, the river cross-section which is not wide enough, the topography of the plains, heavy bends along the river and silting due to sedimentation and the vulnerability to flood hazards which is quite high in the watershed area. The influence of the topography of the plains causes inundation on land managed and used by the community. In accordance with technological developments in digital mapping of the earth's surface, the earth's surface can be presented in the form of a three-dimensional map called a Digital Elevation Model (DEM). This DEM is used as a model, analysis and representation of conditions related to the earth's surface. The use of DEM in the process of analyzing inundation caused by surface runoff will help in identifying the coverage of inundation areas and water catchment areas. By using the Simulate water level rise / flooding analysis from the Global Mapper application it is possible to simulate water level rise / flooding which makes it possible to simulate the coverage or spread of water/flooding by increasing the water level to a certain depth and spatial analysis using the Geographic Information System can see the influence of the inundation area on land use managed by the community around the inundation area. So that the location and coverage of the inundation on land use can be obtained. Most of the inundation areas are in garden areas at 37.56%, rice fields at 23.83%, fields at 24.03% and residential areas at 13.67%. There was a significant increase in the water level rise of 2 meters.
Pelatihan Survey Pemetaan Dengan Teknologi Terbaru Untuk Guru SMKN 1 Padang mukhlis, mukhlis; Alfansyuri, Era; Lusyana, Lusyana; Suardi, Enita; Agus, Indra
Jurnal Abdimas: Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 6 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/jppm.v6i2.1613

Abstract

Seiring kemajuan teknologi pengukuran, berbagai metode pengukuran baru telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Metode ini banyak digunakan dan diterapkan di bidang konstruksi. Teknik pengukuran modern memberikan banyak manfaat, seperti data yang lebih akurat, cakupan area yang lebih luas, dan waktu pengukuran yang lebih singkat. Teknologi pengukuran terbaru meliputi penggunaan Total Station dan GPS Geodetik. Mempertimbangkan kebutuhan dunia kerja akan tenaga ahli di bidang pengukuran, kompetensi ini juga dijadikan kompetensi dasar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Materi pengukuran ini juga diajarkan di jurusan Teknik Bangunan. Untuk meningkatkan pemahaman akan teknologi pengukuran terbaru, pelatihan bagi para guru di SMK N 1 Padang, khususnya jurusan Teknik Bangunan pada program studi Teknik Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (TDPIB), perlu dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para guru agar dapat membagikannya kepada para siswa.
Analisis Kapasitas Penampang Sungai Batang Mahat Terhadap Besaran Debit Banjir Menggunakan Pendekatan Model Matematik Dalrino, Dalrino; Sadtim, Sadtim; Hartati, Hartati; Agus, Indra
Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil Vol 15 No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M), Politeknik Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.907 KB) | DOI: 10.30630/jirs.15.2.124

Abstract

Batang Mahat watershed has a total area of 772.87 km2 with a total length of the main rivers around 44.06 km. With the topographic condition on the upstream side was a mountainous terrain and steep slope relatively into downstream. The problem was can be classified as river siltation, narrowing of the river, and riverbank erosion that has caused flood and threaten a public facilities. Numerical simulations using the application of the HEC RAS model were conducted to determine the capability of the river storage capacity into various discharge values. The results of the analysis show that with the discharge condition Q2 there has been flood caused by the high surface elevation of water that was overtopping of the left and right embankments elevation at the upstream and midstream areas. The water surface elevation will increase with the increasing of flood discharge. River normalization efforts with additional depth and widening of river channel were recommended.
POTENSI GALIAN MINERAL DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU Hadiyanto, Anton Suprojo; Hasibuan, Monalisa; Agus, Indra
Selodang Mayang: Jurnal Ilmiah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Vol. 11 No. 1 (2025): JURNAL SELODANG MAYANG
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47521/selodangmayang.v11i1.366

Abstract

Indragiri Hulu Regency has the potential for mining mineral commodities, tin, clay, kaolin, bentonite, quartz sand, sirtu, marble, andesite, basalt and granite which can be utilized for community welfare. Based on geomorphology, it can be divided into several units, namely: medium to strong wavy anticline hills, weakly wavy anticline hills, and flood plains. The moderately undulating anticlinal hills occupy the Bantang Cenaku, Bantang Gangsal, parts of the district. Peranap and parts of Kec. Seberida. Weakly undulating anticlinal hills cover parts of the district. Raft Kulim, Peranap, Sungai Lala, and parts of the district. West Rengat. Floodplain areas around large rivers. The hilly area is formed by steep slopes and is crossed by rivers with steep river banks composed of volcanic rocks. Primary metal minerals were found in the form of manganese, gold and tin. Gold in the veins is spread (disseminated) in the rock. Other minerals found are tuff, feldspar, granite, basalt, andesite, dacite, marble, quartzite, mica schist, serpentinite, andesite breccia. Kabupaten Indragiri Hulu memiliki potensi komoditas mineral tambang, timah, lempung, kaolin, bentonit, pasir kuarsa, sirtu, marmer, andesit, basal dan granit yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat. Bedasarkan Geomorfologi dapat dibagi menjadi beberapa satuan yaitu: perbukitan antiklin bergelombang sedang - kuat, perbukitan antiklin bergelombang lemah, dan dataran banjir. Perbukitan antiklin bergelombang sedang – kuat menempati wilayah Bantang Cenaku, Bantang Gangsal, sebagian wilayah Kec. Peranap dan sebagian Kec. Seberida. Perbukitan antiklin bergelombang lemah meliputi sebagian wilayah Kec. Rakit Kulim, Peranap, Sungai Lala, dan sebagian wilayah Kec. Rengat Barat. Dataran banjir daerah sekitar aliran sungai besar. Wilayah perbukitan dibentuk oleh lereng-lereng yang terjal dan dilewati sungai dengan tebing sungai yang curam disusun oleh batuan gunung api. Ditemukan bahan galian logam primer berupa mangan, emas dan timah. Emas di dalam urat-urat tersebar (disseminated) di dalam batua. Mineral lainnya yang ditemukan yaitu tuf, feldspar, granit, basalt, andesit, dasit, marmer, kuarsit, sekis mika, serpentinit, breksi andesit. Keywords: Minerals, metals, non-metals, geology, mining
Pelatihan Survey Pemetaan Dengan GPS Geodetik Untuk Guru SMK N 5 Padang Mukhlis, Mukhlis; Alfansyuri, Era; Suardi, Enita; Lusyana, Lusyana; Agus, Indra
JAPEPAM, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): JAPEPAM
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan berkembangnya teknologi pengukuran, muncullah metode-metode pengukuran baru dalam beberapa tahun terakhir, yang banyak diterapkan dan dimanfaatkan tidak hanya pada bidang kerja lain seperti teknik dan konstruksi, namun juga pada bidang, irigasi, pertanian. Lahan basah, kehutanan dan transportasi. Teknik pengukuran modern menawarkan banyak keuntungan, seperti data yang lebih akurat dan tepat, mencakup area yang relatif luas, dan mengurangi waktu pengukuran. Teknologi pengukuran terkini menggunakan teknologi GPS geodetik. Mengingat dibutuhkannya tenaga ahli di bidang pengukuran di lapangan, maka kemampuan pengukuran ini juga merupakan kemampuan dasar pada sekolah menengah kejuruan. Materi pengukuran ini juga diserahkan kepada SMK N 5 Padang pada jurusan Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) Untuk memperluas ilmu pengetahuan tentang teknologi pengukuran modern ini, perlu adanya pelatihan bagi para guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) N 5 Padang agar dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuannya untuk kemudian diteruskan kepada siswanya.