Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Resiko Penggunaan Captopril terhadap Kejadian Batuk Kering pada Pasien Hipertensi Wicaksono, Anggoro; Listyana, Yanferty Idda; Mutiara Kesuma, Alfira Anggita; Nisrina Fauziyah, Hanun Nada
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.819 KB)

Abstract

Batuk kering adalah salah satu efek samping yang umum terjadi pada pasien yang mengkonsumsi obat antihipertensi golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-I). Artikel review ini menyajikan bukti terkini tentang terjadinya efek samping dan mekanisme batuk kering yang terkait dengan penggunaan ACE-I. Batuk kering diperkirakan berasal dari berbagai mekanisme. Bradikinin adalah hipotesis yang paling sering diajukan. Strategi pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penggantian obat menjadi golongan ARB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui resiko batuk kering pada pasien hipertensi setelah penggunaan ACE-I. Penelitian ini menggunakan metode review melalui database jurnal dengan kasus tentang Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor dapat menginduksi terjadinya batuk kering. Penelitian dalam berbagai jurnal menyatakan bahwa penggunaan captopril dari golongan ACE-I dapat menyebabkan batuk kering karena obat golongan ACE-I menyebabkan bradikinin menjadi metabolit aktif dan terjadi penumpukan bradikinin. Selain itu, efek samping tersebut banyak terjadi pada wanita yang telah menopause, usia diatas 45 tahun dan pasien yang mengalami hipersensitivitas bronkus, serta riwayat asma juga memiliki resiko efek samping captopril. Efek samping tersebut mengakibatkan penggunaan captopril dapat digantikan dengan penggunaan golongan ARB. Berdasarkan hasil analisis yang dikumpulkan dari 20 jurnal, dapat dinyatakan bahwa captopril memiliki efek samping dengan persentase tertinggi pada batuk kering karena adanya peningkatan kadar bradikinin. Sehingga penggunaan obat antihipertensi golongan ACE-I dapat dihentikan dan digantikan dengan obat golongan ARB.
Resiko Efek Samping Perdarahan pada Penggunaan Fondaparinux (Arixtra) sebagai Antikoagulan: Kajian Literatur Wicaksono, Anggoro; Sutriatmoko, Sutriatmoko
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.221 KB)

Abstract

Perdarahan merupakan salah satu efek samping yang terjadi pada pasien yang menggunakan Antikoagulan. Artikel ini menyajikan beberapa bukti terkait efek samping perdarahan akibat penggunaan Fondaparinux sebagai Antikoagulan. Fondaparinux adalah obat pertama yang disetujui di antara penghambat faktor Xa secara selektif dibandingkan dengan LMWH. Penelitian ini dilakukan untuk melihat resiko efek samping perdarahan terhadap penggunaan Fondaparinux (Arixtra) sebagai Antikoagulan. Penelitian ini menggunakan metode review melalui database jurnal dengan kasus Resiko Efek Samping Perdarahan terhadap Penggunaan Fondaparinux (Arixtra). Fondaparinux memiliki efek samping berupa major bleeding karena merupakan antikoagulan yang merupakan inhibitor spesifik dari Faktor-Xa. Kejadian ini terjadi pada pasien yang menerima terapi antikoagulan untuk penyakit NSTEMI, IHT, dan ACS. Namun, terdapat mekanisme yang belum jelas terkait dengan major bleeding yang disebabkan oleh Fondaparinux sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.
Resiko Penggunaan Captopril terhadap Kejadian Batuk Kering pada Pasien Hipertensi Wicaksono, Anggoro; Listyana, Yanferty Idda; Mutiara Kesuma, Alfira Anggita; Nisrina Fauziyah, Hanun Nada
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.3075

Abstract

Batuk kering adalah salah satu efek samping yang umum terjadi pada pasien yang mengkonsumsi obat antihipertensi golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-I). Artikel review ini menyajikan bukti terkini tentang terjadinya efek samping dan mekanisme batuk kering yang terkait dengan penggunaan ACE-I. Batuk kering diperkirakan berasal dari berbagai mekanisme. Bradikinin adalah hipotesis yang paling sering diajukan. Strategi pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penggantian obat menjadi golongan ARB. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui resiko batuk kering pada pasien hipertensi setelah penggunaan ACE-I. Penelitian ini menggunakan metode review melalui database jurnal dengan kasus tentang Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor dapat menginduksi terjadinya batuk kering. Penelitian dalam berbagai jurnal menyatakan bahwa penggunaan captopril dari golongan ACE-I dapat menyebabkan batuk kering karena obat golongan ACE-I menyebabkan bradikinin menjadi metabolit aktif dan terjadi penumpukan bradikinin. Selain itu, efek samping tersebut banyak terjadi pada wanita yang telah menopause, usia diatas 45 tahun dan pasien yang mengalami hipersensitivitas bronkus, serta riwayat asma juga memiliki resiko efek samping captopril. Efek samping tersebut mengakibatkan penggunaan captopril dapat digantikan dengan penggunaan golongan ARB. Berdasarkan hasil analisis yang dikumpulkan dari 20 jurnal, dapat dinyatakan bahwa captopril memiliki efek samping dengan persentase tertinggi pada batuk kering karena adanya peningkatan kadar bradikinin. Sehingga penggunaan obat antihipertensi golongan ACE-I dapat dihentikan dan digantikan dengan obat golongan ARB.
Resiko Efek Samping Perdarahan pada Penggunaan Fondaparinux (Arixtra) sebagai Antikoagulan: Kajian Literatur Wicaksono, Anggoro; Sutriatmoko, Sutriatmoko
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2021): 2021
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v5i3.3076

Abstract

Perdarahan merupakan salah satu efek samping yang terjadi pada pasien yang menggunakan Antikoagulan. Artikel ini menyajikan beberapa bukti terkait efek samping perdarahan akibat penggunaan Fondaparinux sebagai Antikoagulan. Fondaparinux adalah obat pertama yang disetujui di antara penghambat faktor Xa secara selektif dibandingkan dengan LMWH. Penelitian ini dilakukan untuk melihat resiko efek samping perdarahan terhadap penggunaan Fondaparinux (Arixtra) sebagai Antikoagulan. Penelitian ini menggunakan metode review melalui database jurnal dengan kasus Resiko Efek Samping Perdarahan terhadap Penggunaan Fondaparinux (Arixtra). Fondaparinux memiliki efek samping berupa major bleeding karena merupakan antikoagulan yang merupakan inhibitor spesifik dari Faktor-Xa. Kejadian ini terjadi pada pasien yang menerima terapi antikoagulan untuk penyakit NSTEMI, IHT, dan ACS. Namun, terdapat mekanisme yang belum jelas terkait dengan major bleeding yang disebabkan oleh Fondaparinux sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait hal tersebut.
Identifikasi Variasi Genetik pada Bipolar Disorder Menggunakan Data Genomik dan Pendekatan Bioinformatik Halid, Zulkifli; Nurfadilah, Nurfadilah; Usman, Fityatun; Rasyid, Andi Ulfah Magefirah; Wicaksono, Anggoro; Nugraha, Davit
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 1 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i01.322

Abstract

Pendahuluan: Gangguan bipolar (Bipolar Disorder/ BD) adalah kelainan genetik yang umum dan kompleks, tetapi cara penularannya masih belum ditemukan. Penyebab BD ini dapat disebabkan oleh genetik, lingkungan serta obat-obatan.  Banyak peneliti berasumsi bahwa varian genom yang umum membawa beberapa risiko untuk mewujudkan penyakit ini. Penelitian telah menemukan hubungan signifikan pertama di seluruh genom antara polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) yang umum dan gangguan bipolar. Saat ini, berbagai upaya sedang dilakukan untuk menerjemahkan temuan-temuan ini ke dalam praktik klinis, konseling genetik, dan pengujian prediktif.  Begitu banyak varian genetik yang dapat diukur dengan akurasi tinggi dan identifikasi tersebut dapat membantu pengembangan atau indikasi baru untuk terapi. Tujuan: Untuk mengidentifikasi varian patogen yang terkait dengan bipolar disorder menggunakan data genomik dan pendekatan bioinformatik. Metode: Menggunakan database genomik antara lain Genomic Wide Association Study (GWAS), SNPnexus, GTEx dan Ensembl untuk mengidentifikasi variasi patogen dari BD. Data dikumpulkan dari GWAS kemudian diidentifikasi dan disaring berdasarkan kriteria yang telah dibuat dan di telusur masing-masing gen (SNP) yang telah ditemukan. Hasil: Diperoleh 1969 katalog (1560 SNP) dan dari katalog tersebut terdiri dari 77 studi yang menguraikannya. Hasil penyaringan yang termasuk dalam missense varians sebanyak 21 gen, namun ada tiga gen yang teridentifikasi dengan nilai p value diatas 10-8 dan memiliki nilai odds ratio yaitu gen WSCD2 (SNP rs3764002), FKBP2 (SNP rs4672) dan gen PLEC (SNP rs6992333). Untuk skor tertinggi yaitu WSCD2 (SNP rs3764002) dan gen PLEC (SNP rs6992333) dengan nilai hingga 0.999 atau termasuk dalam kriteria probably damaging. Kesimpulan: Ditemukan tiga gen yang diidentifikasi patogen pada Bipolar Disorder. Gen WSCD2 (SNP rs3764002) yang terbanyak di Benua Asia, FKBP2 (SNP rs4672) dan gen PLEC (SNP rs6992333). Dua gen WSCD2 dan PLEC diprediksi dapat merusak struktur protein dan diprediksi spesifik ke penyakit Bipolar Disorder.
EDUKASI DAGUSIBU (DAPATKAN, GUNAKAN, SIMPAN DAN BUANG) OBAT DENGAN BENAR PADA PASIEN RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO Sidiq Himawan, Noor Syam; Wicaksono, Anggoro; Herawati, Lestari Wahyu
PORTAL RISET DAN INOVASI PENGABDIAN MASYARAKAT Vol. 3 No. 1 (2023): DECEMBER
Publisher : Transpublika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55047/prima.v3i1.1064

Abstract

Health problems arising from the use of drugs, such as lack of knowledge, misuse, side effects, and circulation of counterfeit drugs, are the focus of public attention. In this context, this study is seen as an effort to improve the understanding of the community, especially the patients of PKU Muhammadiyah Wonosobo Hospital, regarding drug management through the implementation of the DAGUSIBU program. The research method applied was pre-test post-test group design, where the DAGUSIBU counseling session was conducted on December 13, 2023, attended by 127 outpatients. The success of this activity was reflected in the high level of interest and enthusiasm of the participants towards the DAGUSIBU material, which included basic principles such as how to obtain, use, store, and dispose of medicines properly. The counseling process involved a series of activities, including a pre-test to assess participants' initial understanding, delivery of the DAGUSIBU materials, and a post-test to measure knowledge improvement. Data analysis showed a significant increase in participants' understanding, with a mean pre-test score of 36 increasing to 74 in the post-test. Statistical tests with paired t-test verified a significance of p=0.000 (p<0.05), confirming that the DAGUSIBU educational approach was successful in significantly improving respondents' knowledge. Thus, it can be concluded that the DAGUSIBU counseling at PKU Muhammadiyah Wonosobo Hospital was not only effective in improving participants' understanding of how to obtain, use, store, and dispose of medication, but also created a significant positive impact on overall medication management.
IDENTIFIKASI VARIASI GEN DAN EKSPRESI GEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KANKER OVARIUM DENGAN PENDEKATAN BIOINFORMATIKA Azzahra, Fara; Wicaksono, Anggoro; Nugraheni, Tyas Putri
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15 No 2 (2024): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/cerata.v15i2.960

Abstract

Kanker ovarium merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita. Kanker ovarium dapat disebabkan oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat diidentifikasi dengan variasi gen atau single nucleotide polymorphism (SNP). Saat ini identifikasi variasi gen tersebut tersedia dengan berbagai macam bentuk database dan bioinformatika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi gen yang berhubungan dengan kanker ovarium dan memprioritaskan variasi gen tersebut berdasarkan tingkat kerentanannya. Metode penelitian ini mengidentifikasi variasi gen dengan pemanfaatan GWAS katalog yang berintegrasi pada beberapa basis data bioinformatika. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua SNP rs3769823 dan rs63750417 yang rentan terhadap kanker ovarium berdasarkan ekspresi gen di jaringan darah. Variasi gen tersebut mengkode gen CAPS8 dan MAPT dan menunjukkan ekspresi yang tinggi pada jaringan darah. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa adanya integrasi variasi gen dan bioinformatika potensial untuk memberikan informasi terkait kerentanan suatu variasi gen pada penyakit kanker ovarium