Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI Salmonella typhi DAN Staphylococcus aureus Azzahra, Fara; Arefadil Almalik, Elvan; Atkha Sari, Atmi
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.63

Abstract

Daun alpukat merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Kandungan kimia flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun alpukat terhadap bakteri S. thypi dan S.aureus. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun alpukat dilakukan menggunakan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%, kelompok kontrol positif siprofloksasin, kontrol negatif aquadest steril, serta kontrol pelarut etanol dengan metode difusi cakram. Setiap perlakuan diinokulasikan dengan suspensi bakteri kemudian ditetesi ekstrak etanol daun alpukat, diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam, diamati dan diukur zona bening disekitar kertas cakram. Hasil yang diperoleh dianalisis berdasarkan Clinical and Laboratory Standards (CLSI). Ekstrak etanol daun alpukat konsentrasi 100% menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S.aureus sebesar 10,68 ± 0,43 mm, sedangkan pada konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% terhadap S.typi berturut-turut 8,50 ± 0,38 mm; 7,45 ± 1,03 mm; 9,35 ± 0,20; 9,23 ± 0,08 mm dan 9,44 ± 0,36 mm, kontrol negatif terhadap S. typhi dan S.aureus masing-masing sebesar 0 ± 0 mm dan 0 ± 0 mm, kontrol positif siproflokasin terhadap S. typhi dan S.aureus masing-masing sebesar 25,92 ± 0,30 mm dan 26,10 ± 0,20 mm. Zona hambat Ekstrak etanol daun alpukat terhadap pertumbuhan bakteri S.typhi dan S.aureus menunjukkan kategori antibakteri resisten. Zona hambat siprofloksasin menunjukkan kategori antibakteri intermediat pada bakteri S.typhi dan sensitif pada bakteri S.aureus, artinya memiliki potensi menghambat bakteri S.typhi dan S.aureus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas menghambat bakteri S.typhi dan S.aureus, namun potensinya dalam menghambat S.typhi dan S.aureus tidak sebanding dengan siprofloksasin.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN BASIS ASAM STEARAT Istiqomah, Rahmawati Azizah; Azzahra, Fara
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.79

Abstract

Daun belimbing wuluh mengandung flavoniod, saponin, tanin, sulfur, peroksidase. Ekstrak etanol daun belimbing wuluh diformulasikan menjadi sediaan krim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik krim ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Penelitian ini merupakan eksperimental dengan metode posttest only control group design. Ekstrak hasil maserasi diformulasikan menjadi krim menggunakan basis asam stearat. Krim dibuat menjadi FI formula kontrol (basis krim) dan FII krim dengan ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Krim diuji organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar. Hasil uji pH dan uji daya sebar diuji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Perbedaan karakteristik FI dan FII diuji menggunakan Independent sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap organoleptis dan pH krim. Warna FII hijau kecoklatan sedangkan warna FI putih. Hasil pH FII 5,66 ± 0,10 dan FI 6,5 ± 0,15, hasil uji Independent T-test pH krim menunjukkan hasil (Sig<0,05), ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai pH FI dan FII.Hasil uji daya sebar dan homogenitas tidak memiliki perbedaan signifikan antara FI dan FII. Rerata daya sebar FI 6,41 ± 0,35 cm dan rerata daya sebar FII 6,77 ± 0,11 cm. FI dan FII menunjukkan sediaan krim yang homogen. Kesimpulan penelitian yaitu ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan basis asam stearat dapat dibuat dalam sediaan krim dan memiliki sifat fisik yang baik sesuai standar persyaratan sediaan krim.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DENGAN BASIS ASAM STEARAT Istiqomah, Rahmawati Azizah; Azzahra, Fara
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 5 No 2 (2020)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.v0i0.79

Abstract

Daun belimbing wuluh mengandung flavoniod, saponin, tanin, sulfur, peroksidase. Ekstrak etanol daun belimbing wuluh diformulasikan menjadi sediaan krim. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik fisik krim ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Penelitian ini merupakan eksperimental dengan metode posttest only control group design. Ekstrak hasil maserasi diformulasikan menjadi krim menggunakan basis asam stearat. Krim dibuat menjadi FI formula kontrol (basis krim) dan FII krim dengan ekstrak etanol daun belimbing wuluh. Krim diuji organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar. Hasil uji pH dan uji daya sebar diuji normalitas menggunakan Shapiro Wilk. Perbedaan karakteristik FI dan FII diuji menggunakan Independent sample T-test. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan ekstrak etanol daun belimbing wuluh terhadap organoleptis dan pH krim. Warna FII hijau kecoklatan sedangkan warna FI putih. Hasil pH FII 5,66 ± 0,10 dan FI 6,5 ± 0,15, hasil uji Independent T-test pH krim menunjukkan hasil (Sig<0,05), ini berarti terdapat perbedaan signifikan antara nilai pH FI dan FII.Hasil uji daya sebar dan homogenitas tidak memiliki perbedaan signifikan antara FI dan FII. Rerata daya sebar FI 6,41 ± 0,35 cm dan rerata daya sebar FII 6,77 ± 0,11 cm. FI dan FII menunjukkan sediaan krim yang homogen. Kesimpulan penelitian yaitu ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan basis asam stearat dapat dibuat dalam sediaan krim dan memiliki sifat fisik yang baik sesuai standar persyaratan sediaan krim.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA Yogaswara Purnomo, Hanif; Azzahra, Fara
Jurnal Kefarmasian Akfarindo Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37089/jofar.vi0.102

Abstract

Daun alpukat mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin dan saponin yang bermanfaat sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari daun alpukat terhadap bakteri P. aeruginosa dan mengetahui potensi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun alpukat dengan pembanding antibiotik siprofloksasin. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran menggunakan 8 kelompok perlakuan, yaitu ektrak etanol daun alpukat konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% sebagai sampel uji, siprofloksasin konsentrasi 5µg/20µl sebagai kontrol positif, etanol 96% sebagai kontrol pelarut dan aqua proinjection sebagai kontrol negatif. Setiap perlakuan diinokulasikan dengan bakteri kemudian ditetesi ekstrak etanol daun alpukat, diinkubasi pada suhu 37 ℃ selama 24 jam, data yang diperoleh berupa zona hambat yang diukur dan dianalisa sensitivitasnya berdasarkan CLSI dengan pembanding siprofloksasin. Aktivitas antibakteri menunjukkan diameter zona hambat pada bakteri P. aeruginosa dalam konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% ekstrak daun alpukat sebesar 5,68±0,15mm; 6,16±0,03mm; 6,65mm±0,06; 7,55±0,20mm dan 6,41±0,06mm; berturut-turut dengan kategori resisten dan Siprofloksasin menunjukandiameter zona hambat 32,52±1,00mm dengan kategori sensitif menurut CLSI. Hasil zona hambat tersebut menunjukan adanya perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan ekstrak dan terhadap kontrol positif siprofloksasin. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun alpukat memiliki aktivitas menghambat bakteri P. aeruginosa, namun potensinya tidak sebanding dengan siprofloksasin.
Kombinasi Senyawa Antikanker dengan Tanaman Genus Hibiscus: Narrative Review Azzahra, Fara
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 2 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i2.339

Abstract

Pendahuluan: Kanker masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Angka kejadian kanker masih tinggi mendorong untuk pengembangan obat antikanker yang lebih selektif dalam melawan sel kanker tanpa merusak jaringan normal. Saat ini, pengobatan kanker  menggunakan obat kemoterapi, tetapi penggunaannya menyebabkan efek samping. Untuk meminimalkan efek samping tersebut diperlukan adanya strategi kombinasi senyawa antikanker. Tanaman genus Hibiscus diketahui mengandung senyawa kimia yang memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker. Tanaman genus Hibiscus dapat dikombinasi dengan beberapa senyawa antikanker untuk meningkatkan efektivitas pengobatan tanpa menimbulkan efek samping. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi tanaman genus Hibiscus dengan senyawa antikanker berdasarkan studi literatur. Metode: Metode penelitian ini menggunakan Literature Review dengan desain penelitian Narrative Review. Sumber data artikel melalui Google, Google Scholar dan Pubmed dengan waktu terbitan tahun 2013-2023. Kata kunci yang digunakan, yaitu “combination, hibiscus, cancer”. Artikel dipilih merupakan artikel yang relevan dan dipublikasikan dalam bahasa Indonesia atau bahasa inggris. Hasil: Berdasarkan hasil penelusuran diperoleh sebanyak 4 artikel melaporkan tanaman genus Hibiscus, yaitu Hibiscus sabdariffa, Hibiscus rosa-sinensis, dan Hibiscus articulatus jika dikombinasikan dengan senyawa antikanker dapat meningkatkan efektivitasnya. Kesimpulan: Pengkombinasian kombinasi tanaman Hibiscus dengan senyawa antikanker, dapat meningkatkan efektifitas dan mengurangi toksisitas.
Pengaruh penambahan sukrosa pada formulasi sabun padat transparan ekstrak etanol kayu secang Khoirunnisa, Labbaika; Rianti, Dian Ratna; Azzahra, Fara
Sasambo Journal of Pharmacy Vol. 5 No. 1 (2024): April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sjp.v5i1.222

Abstract

Transparent solid soap is a soap preparation that had great demand by the public because its attractive. The use of sucrose serves to help the formation of soap transparency. The aimed of this study is to determine the transparacy of sappan wood extract soap by adding different concentration of sucrose. Sappan wood ethanol extracts transparent soap (STEEKS) was made in three concentration of sucrose, FI (10%); FII (15%); and FIII (20%). The soap was tested of organoleptic tests, transparency, pH, foam stability, and soap hardness. The organoleptic test results obtained a transparent solid soap with a red color, strawberry's scent, and a transparent solid texture. The results show, the transparency test of FIII is more transparent than FII and FI (FIII>FII>FI). The pH values for each formula were FI 10.52 ± 0.36; FII 10.44 ± 0.28; FIII 10.35 ± 0.25. The percentage values of foam stability are FI 40.35% ± 6.52; FII 39.50%± 7.91; FIII 39.93% ± 5.19. The hardness value of soap produced in each formula is  FI 3.87 Kg ± 0.35; FII 4.60 Kg ± 0.10; FIII 5.13 Kg ± 0.42. The results of the pH and foam stability test did not show significant differences between groups. The hardness of transparent solid soap showed a significant difference between the FI with FII; and FI with FIII groups. According to the study, the sucrose concentration affects soap hardness and transparency.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN LOTION EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT Sasmita, Aldilla Puteri; Azzahra, Fara
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.8676

Abstract

Ekstrak daun alpukat diketahui mengandung senyawa kimia berupa flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri. Untuk memudahkan penggunaan ekstrak daun alpukat sebagai antibakteri maka dibuat sediaan lotion. Tujuan penelitian ini melakukan formulasi dan uji sifat fisik lotion ekstrak daun alpukat dengan variasi konsentrasi basis gliseril monostearat. Ekstrak daun alpukat dibuat dalam sediaan lotion menggunakan basis gliseril monosetarat dengan variasi konsentrasi F1(10%), F2(12,5%), dan F3(15%), kemudian dilakukan pengujian sifar fisik, meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH dan uji diameter sebar. Hasil uji organoleptis dan uji homogenitas dianalisis secara deskriptif, sedangkan uji pH dan diameter sebar dianalisis menggunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil pengujian organoleptis menunjukkan lotion warna hijau kecoklatan, bau khas, bentuk F1 agak kental, F2 kental, F3 sangat kental. Uji homogenitas menunjukkan F1 homogen, F2 tidak homogen dan F3 homogen. Uji pH menujukkan F1(6,88±0,05) F2(7,08±0,02) F3(7,26±0,05). Uji diameter sebar menunjukkan F1(8,32±0,07cm) F2(7,81±0,06cm) F3(6,30±0,05cm). Pengujian lotion ekstrak daun alpukat F1, F2, dan F3 memenuhi persyaratan pada uji organoleptis, homogenitas, pH dan diameter sebar, sedangkan pada F2 tidak memenuhi syarat pada pengujian homogenitas, serta F3 tidak memenuhi syarat pada uji diameter sebar. 
IDENTIFIKASI VARIASI GEN DAN EKSPRESI GEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KANKER OVARIUM DENGAN PENDEKATAN BIOINFORMATIKA Azzahra, Fara; Wicaksono, Anggoro; Nugraheni, Tyas Putri
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi Vol 15 No 2 (2024): Cerata Jurnal Ilmu Farmasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/cerata.v15i2.960

Abstract

Kanker ovarium merupakan kanker yang sering terjadi pada wanita. Kanker ovarium dapat disebabkan oleh faktor genetik. Faktor genetik dapat diidentifikasi dengan variasi gen atau single nucleotide polymorphism (SNP). Saat ini identifikasi variasi gen tersebut tersedia dengan berbagai macam bentuk database dan bioinformatika. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variasi gen yang berhubungan dengan kanker ovarium dan memprioritaskan variasi gen tersebut berdasarkan tingkat kerentanannya. Metode penelitian ini mengidentifikasi variasi gen dengan pemanfaatan GWAS katalog yang berintegrasi pada beberapa basis data bioinformatika. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua SNP rs3769823 dan rs63750417 yang rentan terhadap kanker ovarium berdasarkan ekspresi gen di jaringan darah. Variasi gen tersebut mengkode gen CAPS8 dan MAPT dan menunjukkan ekspresi yang tinggi pada jaringan darah. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa adanya integrasi variasi gen dan bioinformatika potensial untuk memberikan informasi terkait kerentanan suatu variasi gen pada penyakit kanker ovarium
Penetapan Rendemen dan Kandungan Kimia Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Berdasarkan Perbedaan Konsentrasi Pelarut Kurnia Handayani, Christina Elma; Azzahra, Fara
Majalah Farmaseutik Vol 20, No 4 (2024)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/farmaseutik.v20i4.79153

Abstract

Daun pepaya memiliki beberapa kandungan senyawa kimia antara lain alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin, tanin, enzim papain, vitamin C dan E serta glikosida. Penarikan senyawa kimia dari daun pepaya dilakukan menggunakan pelarut etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pelarut terhadap rendemen dan kandungan kimia ekstrak daun pepaya. Jenis penelitian ini yaitu eksperimental posttest only design. Maserasi daun pepaya dilakukan selama 3x24 jam, menggunakan pelarut etanol 70% dan 96%. Ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan cara dianginkan, hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental kemudian dilakukan perhitungan rendemen dan analisis menggunakan Independent sample t-test dan dilanjutkan dengan skrining fitokimia. Hasil dari skrining fitokimia menunjukan bahwa ekstrak daun pepaya pada kedua konsentrasi pelarut mengandung alkaloid, flavonoid, tanin dan fenolik. Perbedaan hasil skrining terlihat pada etanol 96% tidak menunjukkan senyawa saponin dan steroid. Perolehan rendemen pada ekstrak etanol 70% sebesar 9,63±0,42%; etanol 96% sebesar 7,93±0,47%. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna yaitu nilai P (<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh dari perbedaan konsentrasi pelarut terhadap rendemen dan kandungan kimia ekstrak daun pepaya.
FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIK SEDIAAN LOTION EKSTRAK DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI GLISERIL MONOSTEARAT Sasmita, Aldilla Puteri; Azzahra, Fara
Jurnal Analis Farmasi Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jaf.v8i1.8676

Abstract

Ekstrak daun alpukat diketahui mengandung senyawa kimia berupa flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri. Untuk memudahkan penggunaan ekstrak daun alpukat sebagai antibakteri maka dibuat sediaan lotion. Tujuan penelitian ini melakukan formulasi dan uji sifat fisik lotion ekstrak daun alpukat dengan variasi konsentrasi basis gliseril monostearat. Ekstrak daun alpukat dibuat dalam sediaan lotion menggunakan basis gliseril monosetarat dengan variasi konsentrasi F1(10%), F2(12,5%), dan F3(15%), kemudian dilakukan pengujian sifar fisik, meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH dan uji diameter sebar. Hasil uji organoleptis dan uji homogenitas dianalisis secara deskriptif, sedangkan uji pH dan diameter sebar dianalisis menggunakan uji One Way Anova yang dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil pengujian organoleptis menunjukkan lotion warna hijau kecoklatan, bau khas, bentuk F1 agak kental, F2 kental, F3 sangat kental. Uji homogenitas menunjukkan F1 homogen, F2 tidak homogen dan F3 homogen. Uji pH menujukkan F1(6,88±0,05) F2(7,08±0,02) F3(7,26±0,05). Uji diameter sebar menunjukkan F1(8,32±0,07cm) F2(7,81±0,06cm) F3(6,30±0,05cm). Pengujian lotion ekstrak daun alpukat F1, F2, dan F3 memenuhi persyaratan pada uji organoleptis, homogenitas, pH dan diameter sebar, sedangkan pada F2 tidak memenuhi syarat pada pengujian homogenitas, serta F3 tidak memenuhi syarat pada uji diameter sebar.