Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Upo-upo (Phyllodium pulchellum (L.) Desv.) sebagai Antibakteri terhadap Pertumbuhan Streptococcus viridans dan Streptococcus pyogenes Dewi Isnaeni; Andi Ulfa Magefirah Rasyid; Rahmawati
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 3 No. 3 (2021): JUNE
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v3i3.3629

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun Upo-upo (Phyllodium pulchellum (L.) Desv.) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans dan Streptococcus pyogenes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi terhadap bahan uji dan uji mikrobiologis menggunakan metode Disc diffusion menurut Kirby & Bauer dengan konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, dengan kontrol positif cefixime dan kontrol negatif CMC Na 1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo dapat menghambat pertumbuhan S. viridans pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, masing-masing dengan diameter hambatan 9,01; 9,58; 10,24; dan 12,27 mm, sedangkan zona hambatan untuk kontrol positif 22,07 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Zona hambatan terhadap S. pyogenes pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5% masing-masing adalah 9,51; 9,91; 10,93; dan 13,59 mm, dimana zona hambatan kontrol positif 25,77 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo pada semua tingkat konsentrasi mempunyai efektivitas antibakteri terhadap S. viridans dan S. pyogenes. Efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun Upo-upo terhadap pertumbuhan S. viridans dan S. pyogenes menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Konsentrasi yang paling efektif adalah 2,5%.
Gambaran Pola Peresepan Obat Stroke Iskemik pada Pasien Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bone Rasyid, Andi Ulfah Magefirah; Nurfadilah, Nurfadilah; Zulkifli, Zulkifli; Usman, Fityatun; Zulham, Zulham; Aryulindah, Adinda
Pharmaceutical Science and Clinical Pharmacy Vol 3 No 1 (2025)
Publisher : Akademi Farmasi Bumi Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61329/pscp.v3i1.39

Abstract

Stroke iskemik adalah gangguan fungsi otak yang terjadi secara tiba-tiba akibat adanya penyumbatan pembuluh darah di otak. Pola peresepan obat stroke iskemik penting dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kesalahan peresepan obat yang berujung pada pengobatan obat yang tidak tepat. Metode peresepan yang tidak wajar akan meningkatkan efek samping obat, interaksi obat, meningkatkan biaya pengobatan dan berujung pada berkurangnya kepatuhan pasien. Sehingga dengan pola peresepan obat yang rasional akan meningkatkan akses masyarakat terhadap obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat stroke iskemik pada pasien rawat inap di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bone, diantaranya jenis obat, dosis, frekuensi, dan pola kombinasi obat yang digunakan pada periode Juli-Desember 2023. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan data yang dikumpulkan dari resep pasien stroke iskemik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data dianalisis untuk menggambarkan pola peresepan obat yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa obat yang paling banyak diresepkan untuk pasien stroke iskemik adalah citicolin 500 mg dengan frekuensi pemberian setiap 12 jam, mecobalamin 500 mg setiap 12 jam, amlodipin 10 mg setiap 24 jam, atorvastatin 40 mg setiap 12 jam, dan aspilet 80 mg setiap 12 jam, serta kombinasi terapi yang sering digunakan adalah antihipertensi amlodipin dan candesartan.
Hepatoprotective Potential of Schleichera oleosa Leaf Extract Against Paracetamol-Induced Liver Injury in Rats Zulham, Zulham; Rasyid, Andi Ulfah Magefirah; Burhan, Asril
Jurnal Jamu Indonesia Vol. 10 No. 3 (2025): Jurnal Jamu Indonesia
Publisher : Tropical Biopharmaca Research Center, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jji.v10i3.407

Abstract

Schleichera oleosa L. is traditionally used in herbal medicine and has shown pharmacological activities such as antioxidant, anticancer, and antimicrobial effects. Its antioxidant capacity is attributed to polyphenols, which neutralize free radicals and contribute to liver protection. This study evaluated the hepatoprotective effect of S. oleosa leaf extract against paracetamol-induced liver injury in rats. Antioxidant activity was measured using the DPPH method, yielding an IC₅₀ of 11.43 µg/mL, indicating strong activity. Rats were administered 50, 100, or 150 mg/kg body weight of extract, followed by 1000 mg/kg paracetamol to induce liver damage. SGOT and SGPT levels were significantly reduced in all extract groups compared to the negative control, with the 100 mg/kg dose being the most effective. However, curcumin showed superior protection. These results suggest that S. oleosa has hepatoprotective potential, but further studies are needed to confirm its long-term safety and efficacy.
Identifikasi Variasi Genetik pada Bipolar Disorder Menggunakan Data Genomik dan Pendekatan Bioinformatik Halid, Zulkifli; Nurfadilah, Nurfadilah; Usman, Fityatun; Rasyid, Andi Ulfah Magefirah; Wicaksono, Anggoro; Nugraha, Davit
Pharmacogenius Journal Vol 3 No 1 (2024): Pharmacy Genius
Publisher : Yayasan Inspirasi El Burhani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/pharmgen.v3i01.322

Abstract

Pendahuluan: Gangguan bipolar (Bipolar Disorder/ BD) adalah kelainan genetik yang umum dan kompleks, tetapi cara penularannya masih belum ditemukan. Penyebab BD ini dapat disebabkan oleh genetik, lingkungan serta obat-obatan.  Banyak peneliti berasumsi bahwa varian genom yang umum membawa beberapa risiko untuk mewujudkan penyakit ini. Penelitian telah menemukan hubungan signifikan pertama di seluruh genom antara polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) yang umum dan gangguan bipolar. Saat ini, berbagai upaya sedang dilakukan untuk menerjemahkan temuan-temuan ini ke dalam praktik klinis, konseling genetik, dan pengujian prediktif.  Begitu banyak varian genetik yang dapat diukur dengan akurasi tinggi dan identifikasi tersebut dapat membantu pengembangan atau indikasi baru untuk terapi. Tujuan: Untuk mengidentifikasi varian patogen yang terkait dengan bipolar disorder menggunakan data genomik dan pendekatan bioinformatik. Metode: Menggunakan database genomik antara lain Genomic Wide Association Study (GWAS), SNPnexus, GTEx dan Ensembl untuk mengidentifikasi variasi patogen dari BD. Data dikumpulkan dari GWAS kemudian diidentifikasi dan disaring berdasarkan kriteria yang telah dibuat dan di telusur masing-masing gen (SNP) yang telah ditemukan. Hasil: Diperoleh 1969 katalog (1560 SNP) dan dari katalog tersebut terdiri dari 77 studi yang menguraikannya. Hasil penyaringan yang termasuk dalam missense varians sebanyak 21 gen, namun ada tiga gen yang teridentifikasi dengan nilai p value diatas 10-8 dan memiliki nilai odds ratio yaitu gen WSCD2 (SNP rs3764002), FKBP2 (SNP rs4672) dan gen PLEC (SNP rs6992333). Untuk skor tertinggi yaitu WSCD2 (SNP rs3764002) dan gen PLEC (SNP rs6992333) dengan nilai hingga 0.999 atau termasuk dalam kriteria probably damaging. Kesimpulan: Ditemukan tiga gen yang diidentifikasi patogen pada Bipolar Disorder. Gen WSCD2 (SNP rs3764002) yang terbanyak di Benua Asia, FKBP2 (SNP rs4672) dan gen PLEC (SNP rs6992333). Dua gen WSCD2 dan PLEC diprediksi dapat merusak struktur protein dan diprediksi spesifik ke penyakit Bipolar Disorder.