Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Peranan Diet pada Tatalaksana Psoriasis Farida Mustifah, Etty; Hastuti, Rini; Paramita Sari, Anggana Rafika; Mulianto, Nurrachmat
Cermin Dunia Kedokteran Vol 44, No 10 (2017): Pediatrik
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.748 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v44i10.718

Abstract

Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronis, residif, dan dapat mengenai semua umur, ditandai dengan plak kemerahan yang ditutupi oleh sisik tebal berwarna putih keperakan dan berbatas tegas. Prevalensi psoriasis pada tiap populasi sangat bervariasi, berkisar antara 0,1-11,8%. Psoriasis memiliki beberapa faktor risiko penyakit kardiovaskular lain yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum, misalnya merokok, konsumsi minuman beralkohol, obesitas, stres, dan aktivitas fisik yang rendah. Diet dikatakan memiliki peran dalam etiologi dan patogenesis psoriasis. Pada beberapa penelitian, penderita psoriasis yang menjalankan puasa mengatakan bahwa gejala psoriasis mengalami perbaikan dan makanan kaya akan asam lemak tak jenuh ganda, seperti minyak ikan memberikan efek baik. Pola diet ini memodifikasi metabolisme asam lemak tak jenuh dan mempengaruhi profil eikosanoid, sehingga proses inflamasi ditekan. Beberapa pasien dengan psoriasis menunjukkan adanya peningkatan sensitivitas terhadap gluten, sehingga dengan diet gluten diharapkan memberikan efek yang baik juga. Vitamin D, 1,25-dihydroxyvitamin D3, menunjukkan efek antiproliferatif dan imunoregulasi, sehingga berhasil digunakan dalam pengobatan topikal psoriasis. Dengan demikian, dengan memperbaiki pola makan diharapkan dapat mencegah munculnya lesi baru dan kekambuhan pada penyakit psoriasis.Psoriasis is a chronic, residual, and inflammatory skin disease with the characteristic reddish plaques that are covered by thick, silvery white scales and firmly bound that affects all ages. The prevalence of psoriasis in each population are varies, with the range from 0.1 to 11.8%. Psoriasis has several other risk factors such as cardiovascular disease higher than the general population, such as smoking, alcohol consumption, obesity, stress, and low physical activity. Diet has been suggested to play a role in the etiology and pathogenesis of psoriasis. Fasting periods, lowenergy diets and vegetarian diets improved psoriasis symptoms in some studies, and diets rich in n-3 polyunsaturated fatty acids from fish oil also showed beneficial effects. All these diets modify the polyunsaturated fatty acid metabolism and influence the eicosanoid profile, so that inflammatory processes are suppressed. Some patients with psoriasis show an elevated sensitivity to gluten with a gluten-free diet had a good result. The active form of vitamin D, 1,25-dihydroxyvitamin D3, exhibits antiproliferative and immunoregulatory effects via the vitamin D receptor, and thus is successfully used in the topical treatment of psoriasis. By improving the diet is expected to prevent new lesions and recurrence of psoriasis.
Kombinasi Krioterapi dan KOH 5% untuk Terapi Kondiloma Akuminata Raksasa dengan Infeksi HIV Hastuti, Rini; Farida Mustifah, Etty; Ellistasari, Endra Yustin
Cermin Dunia Kedokteran Vol 45, No 7 (2018): Onkologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.541 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v45i7.645

Abstract

Pendahuluan. Kondiloma akuminata raksasa (KAR) atau disebut juga tumor Buschke-Lowenstein adalah tumor akibat infeksi human papillomavirus (HPV) di daerah anorektal dan genitalia eksterna dengan diameter lebih dari 2,5 cm. Kasus. Seorang laki-laki homoseksual, 32 tahun dengan benjolan yang bertambah banyak dan membesar sejak 2 bulan. Pasien terinfeksi HIV sejak 2 tahun. Kombinasi krioterapi dan larutan KOH 5% memberikan perbaikan klinis. Diskusi. Terapi kombinasi dapat dijadikan pilihan terapi KAR disertai penyulit atau jika terapi tunggal tidak memberikan perbaikan klinis.Background. Giant condyloma acuminata also known as Buschke-Lowenstein tumor is a tumor caused by human papillomavirus (HPV) infection in anorectal area and external genitalia with diameter more than 2,5 cm. Case. A 32 year-old homosexual male, with multiplying and growing lumps since two months. Patient was diagnosed with HIV since 2 years. A combination therapy with cryotherapy and KOH 5% solution resulted in clinical improvement. Discussion. Combination therapy may be an option for giant condyloma acuminata if single therapy does not provide clinical improvement.
Edukasi Deteksi dan Pencegahan Skabies Kader Puskesmas Pondok Kacang Timur Tangerang Selatan Farida Mustifah, Etty; Nurusshofa, Zahra; Muhammad Khadafi, David; Amay Puspita, Dinda; Lawuny Hayati, Siti
Action Research Literate Vol. 8 No. 7 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i7.470

Abstract

Menurut WHO (World Health Organization) terdapat sekitar 300 juta kasus skabies di dunia setiap tahunnya. Insiden skabies di Indonesia masih sangat tinggi, terendah di Sulawesi Selatan dan tertinggi di Jawa Barat. Prevalensi skabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 2008 adalah 5,6%-12,95% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Puskesmas dalam mengidentifikasi dan mencegah skabies di masyarakat. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen untuk mengevaluasi efektivitas edukasi mengenai deteksi dan pencegahan skabies pada kader Puskesmas Pondok Kacang Timur Tangerang Selatan. Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang signifikan mengenai skabies pada kader Puskesmas Pondok Kacang Timur Tangerang Selatan setelah mengikuti program edukasi. Dengan melibatkan 59 kader, hasil pretest menunjukkan rata-rata nilai sebesar 40, sedangkan posttest meningkat menjadi 73,6, mengindikasikan perbaikan yang substansial dalam pemahaman mereka.