Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengalaman Pembelajaran Santri Dari Permainan Tradisional Boy-Boyan Maya Setyarini; Evi Uswatun Khasanah; Lika Hestyaningsih; Sri Lestari
Abdi Psikonomi Vol 1, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.067 KB) | DOI: 10.23917/psikonomi.v1i2.179

Abstract

Permainan tradisional telah terbukti dapat menjadi sarana untuk mengembangkan karakter-karakter positif pada pemainnya. Permainan tradisional seringkali dimainkan secara bersama-sama sehingga ada interaksi sosial secara langsung di antara pemain. Proses interaksi antar pemain ini memungkinkan terasahnya kemampuan menjalin relasi sosial. Berbeda halnya dengan permainan dengan menggunakan telepon seluler yang dimainkan atau bersama secara virtual. Namun sayangnya, permainan tradisional kurang dikenal dan populer di kalangan remaja. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengenalkan permainan tradisional pada remaja. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah mengenalkan permainan tradisional boy-boyan sebagai alternatif kegiatan mengisi waktu luang. Pengabdian masyarakat ini melibatkan 32 orang santri dari pesantren Mahyajatul Qurro’. Kegiatan ini diawali dengan melakukan asesmen kebutuhan dengan wawancara pada santri dan mengamati kegiatan harian. Tahap pelaksanaan pengabdian masyarakat ini meliputi, menayangkan video permainan tradisional boy-boyan dan praktek bermain permainan tradisional boy-boyan. Kegiatan diakhiri dengan mengisi kuesioner terbuka Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah santri merasa senang karena merasakan keseruan saat bermain bersama dengan teman-teman, dapat berolahraga, melatih ketangkasan, dan melatih mengelola emosi. Permainan tradisional boy-boyan dapat direkomendasikan sebagai salah satu alternatif kegiatan yang menyenangkan dan dapat mengasah ketrampilan sosial pada santri.
Problematika Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur’an Kecamatan Randudongkal Pemalang Amalia, Ita; Lika Hestyaningsih
Al-Miskawaih Vol 3 No 1 (2022): Edisi Mei 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.033 KB) | DOI: 10.58410/al-miskawaih.v3i1.573

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pembelajaran Tahfidzul Qur’an dan problematika pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur’an kecamatan Randudongkal kabupaten Pemalang Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara, melalui pengasuh, ustadz, pengurus dan santriwati, observasi, yaitu terkait dengan proses pembelajaran santri maupun kegiatan santri dalam menghafal Al-Qur’an dan dokumentasi. Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di pondok pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur’an dilakukan dengan merencanakan pembelajaran, mengorganisasi dengan membuat job discribtion yang jelas dalam mengelola pembelajaran mulai dari pengasuh, ustadz dan ustadzah sampai pengurus pesantren dan pengorganisasian proses pembelajaran melalaui penyusunan jadwal disusun dengan kebutuhan santri, mengaktualisasi pembelajaran oleh ustadz, ustadzah dan pengurus melalui berbagai aktivitas harian dan aktivitas khusus pembelajaran tahfidzul Qur’an dengan berbagai metode. Metode meliputi metode musyafahah, sorogan, tadarus, sima’an, tes hafalan. 2) Dalam proses menghafal Al-Qur]an di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur’an banyak sekali ditemukan problem/masalah. Problem tersebut diantaranya, pertama rasa malas, kedua kurang dapat membagi waktu, ketiga pengaruh teknologi atau hp, keempat tidak menguasai makhorijul huruf dan tadwid, dan kelima adalah teman yang buruk akhlaknya. Dari pihak pengasuh maupun ustadz juga berpendapat bahwa problematika santri dalam menghafal Al-Qur’an yaitu rasa malas, selain itu dengan adanya teknologi 3) Sedangkan upaya pemecahan problematika dalam proses menghafal Al-Qur’an di Pondok Pesantren Roudhotut Tholibin Hidayatul Qur’an pertama adanya program dari pengurus yang berupa seluruh santri wajib mengumpulkan hp mulai dari jam 17.30-22.00 dan semua santri wajib pulang ke pondok sebelum jam 18.00, kedua program dari pengasuh yang meliputi semua santri tidak boleh pulang ke kamar sampai acara ngaji selesai dan pada hari minggu semua santri tidak diperbolehkan keluar dari lingkungan pondok