Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Formulation And Physical Quality Test Of Lip Balm Preparations From Yellow Sweet Potato Skin Extract (Ipomoea Batatas L.) Ramadani, Novia Dwi; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 14 No 1 (2025): Medfarm: Jurnal Farmasi dan Kesehatan
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v14i1.579

Abstract

Formulation and testing of physical quality of lip balm preparation derived from sweet potato skin extract (Ipomoea batatas L). This study highlights the potential utilization of sweet potato skin, which is often discarded, as a valuable resource due to its high content of natural antioxidants and beneficial compounds. The extraction process was carried out to obtain skin extract, which was then formulated into a lip balm preparation at concentrations of 0.2% and 0.4%. This study was conducted using an experimental research method that aims to determine the activity of yellow sweet potato skin extract (Ipomoea batatas L.). The sampling technique in this study was purposive sampling. The skin used will meet the criteria of being clean, not moldy, not overgrown with fibers, the aroma remains fresh and distinctive, and does not smell bad. The results showed that the lip balm formulation with a concentration of 0.2% showed organoleptic test results, namely cacao aroma, semi-solid form, and brown color. The pH test results were 7 SNI standards, namely 4.5 - 8. The homogeneity test results were homogeneous preparations. The results of the spreadability test showed 4cm with a standard of 3-5 cm. So the conclusion from the concentration of 0.2% and 0.4% which showed good results was 0.2% because it met good physical quality standards.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Salsabila, Shavira; Fitriani, Erna; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.159 KB)

Abstract

Temu kunci merupakan tanaman rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang memiliki kandungan senyawa bioaktif dari kelompok flavonoid dan essensial oil yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat membantu meregenerasi sel kulit dan dapat mencerahkan kulit. Penelitian bertujuan menguji stabilitas mutu fisik minyak atsiri yang diformulasikan dalam bentuk sediaan Lotion karena memiliki kualitas absorbs yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini terdiri dari determinasi tanaman, pembuatan simplisia, ekstraksi temu kunci menggunakan metode Destilasi, Skrining fitokimia. Formulasi minyak atsiri menggunakan konsentrasi 1,5% (F1); 2% (F2); 2,5% (F3); kontrol basis (F0). Mutu fisik sediaan lotion harus memenuhi SNI 16-0218-1987 dan harus stabil dalam waktu penyimpanan. Mutu fisik sediaan lotion yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis, pengamatan pH, pengujian homogenitas, pengujian daya sebar, pengujian stabilitas fisik. Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil ketiga formulasi menunjukkan lotion homogen, berwarna putih, tekstur lembut. Nilai pH 7(F0); 7,2(F1); 7,5(F2); 7,8(F3) dan nilai daya sebar 5,1(F0); 5,3(F1); 5,4(F2); 5,5(F3). Hasil penyimpanan selama 4 minggu pada hasil uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH mengalami penurunan. Kesimpulan penelitian ini adalah mutu fisik lotion minyak atsiri temu kunci sesuai SNI dengan penyimpanan selama 4 minggu pada uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH tidak stabil karena mengalami penurunan.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Robx) sebagai Body Scrub Antioksidan Cahyani, Chofifah Indah; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.582 KB)

Abstract

Temu ireng (Curcuma aeruginosa Robx)mengandung antioksidan yang dapat menetralkan dan melawan bahan toksik atau radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidan pada tubuh sehingga menghambat kerusakan pada kulit dan tubuh. Ekstrak temu ireng diformulasikan sebagai body scrub menggunakan asam stearat, cethyl alkohol, dan propilenglikol. Bulir sebagai scrub untuk mengangkat sel kulit mati menggunakan amylum oryzae. Konsentrasi ekstrak temu ireng yang digunakan adalah 0% pada formula kontrol, 1% pada formula I, 2% pada formula II, dan 3% pada formula III. Evaluasi mutu fisik body scrub berdasarkan parameter seperti organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, uji tipe emulsi. Body scrub ekstrak temu ireng memiliki pH stabil 7. Daya sebar formulasi berturut-turut adalah 5,7cm, 5,8cm, 5,6cm. Body scrub ekstrak temu ireng stabil dalam penyimpanan suhu kamar atau ruangan (25o-30o C). Semua formulasi terdistribusi homogen secara merata memiliki warna, bau dan rasa yang stabil. Ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa Robx) dapat diformulasikan menjadi sediaan body scrub yang stabil dan memenuhi persyaratan. Formulasi yang paling stabil adalah formulasi 1 dengan konsentrasi ekstrak temu ireng sebesar 1%.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Salsabila, Shavira; Fitriani, Erna; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.009 KB)

Abstract

Temu kunci merupakan tanaman rempah yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat yang memiliki kandungan senyawa bioaktif dari kelompok flavonoid dan essensial oil yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan dapat membantu meregenerasi sel kulit dan dapat mencerahkan kulit. Penelitian bertujuan menguji stabilitas mutu fisik minyak atsiri yang diformulasikan dalam bentuk sediaan Lotion karena memiliki kualitas absorbs yang baik. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini terdiri dari determinasi tanaman, pembuatan simplisia, ekstraksi temu kunci menggunakan metode Destilasi, Skrining fitokimia. Formulasi minyak atsiri menggunakan konsentrasi 1,5% (F1); 2% (F2); 2,5% (F3); kontrol basis (F0). Mutu fisik sediaan lotion harus memenuhi SNI 16-0218-1987 dan harus stabil dalam waktu penyimpanan. Mutu fisik sediaan lotion yang dievaluasi meliputi pengamatan organoleptis, pengamatan pH, pengujian homogenitas, pengujian daya sebar, pengujian stabilitas fisik. Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 4 minggu. Hasil ketiga formulasi menunjukkan lotion homogen, berwarna putih, tekstur lembut. Nilai pH 7(F0); 7,2(F1); 7,5(F2); 7,8(F3) dan nilai daya sebar 5,1(F0); 5,3(F1); 5,4(F2); 5,5(F3). Hasil penyimpanan selama 4 minggu pada hasil uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH mengalami penurunan. Kesimpulan penelitian ini adalah mutu fisik lotion minyak atsiri temu kunci sesuai SNI dengan penyimpanan selama 4 minggu pada uji organoleptis dan uji daya sebar tidak mengalami perubahan tetapi pada uji pH tidak stabil karena mengalami penurunan.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Sediaan Gel Ekstrak Bekatul (Oryza sativa L.) Kharisma, Della Novia Inda; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.817 KB)

Abstract

Bekatul padi (Oriza Sativa L.) merupakan hasil sampling dari proses penggilingan padi yang banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemanfaatan dengan cara mengambil minyak bekatul akan meningkatkan nilai ekonomi bekatul. Mengingat kandungan antioksidan (γ-oryzanol, tokoferol, tokotrienol) yang relatif tinggi. Antioksidan γ-oryzanol ini lebih kuat dari pada vitamin E dalam melawan bahaya radikal bebas, Maka sangat menarik dilakukan dalam kaitannya dalam bidang farmasi, kosmetik dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan gel ekstrak bekatul padi dan menguji mutu fisik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI. Metode penelitan ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan esktraksi dengan metode sokletasi dan menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi menggunakan ekstrak bekatul padi dengan konsentrasi 5% (F1), 10% (F2), 15% (F3) serta kontrol basis (F0). Evaluasi karakeristik mutu fisik sediaan gel meliputi pengamatan organoleptis, pengujian homogenitas, pengukuran daya sebar, pengujian daya lekat dan pengujian pH. Sediaan di evaluasi selama 3 hari yang di simpan pada suhu kamar. Data di analisa secara deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formula menghasilkan gel yang homogen, lembut kental, berbau khas, bewarna bening (F0), bewarna putih pucat (F1),(F2) dan (F3). Nilai pH pada F0, F1, F2, F3 berturut- turut adalah rentang dari 7,59 – 7,97. Nilai daya lekat F0, F1, F2, F3 bertutut – turut adalah rentang dari 26,07 – 33,61. Nilai daya sebar F0, F1, F2, F3 berturut –turut adalah rentang dari 1,48 – 1,7. Selama penyimpanan 3 hari hasil uji nilai organoleptis F0, F1, F2 dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai daya lekat, daya sebar dan pH mengalami peubahan nilai. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar nilai daya lekat, nilai daya sebar menurun, sedangkan nilai pH mengalami penigkatan. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu mutu fisik sediaan gel ekstrak bekatul padi tidak sesuai dengan SNI. Gel ekstrak bekatul padi tidak stabil pada penyimpanan.
Uji Aktivitas Formulasi Lotion Tabir Surya Ekstrak Bekatul Padi (Oryza sativa L.) Safitri, Desi Karisma; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.609 KB)

Abstract

Bekatul adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat proses penggilingan gabah yang mengandung senyawa bioaktif seperti tokoferol, tokotrienol dan oryzanol. Oryzanol adalah senyawa antioksidan alami yang terdapat pada bekatul, sangat kuat dalammencegah oksidasi dan mampu memotong sinar ultraviolet dipermukaan kulit. Sinar ultraviolet (UV) dapat menstimulasi munculnya kanker kulit dikarenakan UV adalah radikal bebas yang berbahaya. Perlindungan kulit dapat dilakukan antara laindengan menggunakan tabir surya yang diaplikasikan dalam bentuk sediaan lotion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas tabir surya ekstrak bekatul padi yang diformulasikan dalam bentuk sediaan lotion berdasarkan nilai Sun Protection Factor (SPF) menggunakan spektrofotometri UV-VIS dengan panjang gelombang 290-320 nm. Metode Penelitian ini menggunakan eksperimen. Penelitian ini terdiri dari penyiapan simplisia, ekstraksi bekatul padi dilakukan dengan metode sokletasi menggunakan pelarut etanol 96%, skrining fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerakn-heksan : etil asetat(3:5) dan fase diamsilika gel F254. Ekstrak bekatul padi diformulasikan dalam bentuk sediaan lotion dengan konsentrasi 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) dan kontrol basis (F0). Formulasi lotion diuji mutu fisik sesuai SNI 16-0218-1987 dan penentuan nilai SPF. Data mutu fisik dianalisis secara deskriptif, sedangkan data nilai SPF dianalisis menggunakan SPSS OneWay Annova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fisik lotion ekstrak bekatul F1, F2, F3 dan F0 telah memenuhi syarat mutu fisik sediaan lotion sesuai SNI. Rata-rata nilai SPF lotion F1, F2, F3 dan F0 berturut-turut adalah 11,289 ± 0,165; 12,717 ± 0,111; 13,665 ± 2,665 dan 7,019 ± 0,1. Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nilai SPF antar formula (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu sediaan lotion ekstrak bekatul padimemiliki aktivitastabirsurya. Konsentrasi 2%, 4%, 6% memiliki aktivitas tabir surya proteksi maksimal, sedangkan pada kontrol basis (F0) memiliki aktivitas tabir surya proteksiekstra.
Formulasi dan Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Krim dari Ekstrak Bekatul (Oryza sativa) Fitria, Dita Nur Lailatul; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.407 KB)

Abstract

Bekatul merupakan hasil samping proses penggilingan padi yang mengandung senyawa bioaktif seperti tokoferol, tokotrienol, dan oryzanol. Oryzanol merupakan antioksidan alami yang terdapat pada bekatul padi, sangat kuat dalam mencegah radikal bebas seperti sinar UV (Ultra Violet). Sinar UV merupakan radikal bebas yang dapat mengakibatkan kanker kulit, sehingga perlu adanya senyawa tabir surya sebagai penangkal radikal bebas. Salah satu bentuk perlindungan terhadap kulit dengan menggunakan tabir surya yang di aplikasikan dalam sediaan krim. Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas tabir surya pada ekstrak bekatul padi (Oryza Sativa) yang diformulasikan dalam sediaan krim berdasarkan nilai SPF (Sun Protector Factor) dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 290-320 nm. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan penyiapan simplisia, pembuatan ekstrak yang dilakukan dengan metode sokletasi dengan pelarut etanol 96%, skiring fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak n-heksan : etil asetat (3:5) dan fase diam silika gel F254. Krim ekstrak bekatul padi di formulasikan dengan konsentrasi 10%(F1), 15%(F2), dan kontrol basis (F0). Formulasi krim dilakukan uji penentuan nilai SPF, serta dilakukan uji mutu fisik sediaan krim yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI 16-4399-1996. Data mutu fisik di analisis dengan metode deskriptif, dan data nilai SPF dianalisis dengan metode statistik T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fisik sediaan krim ekstrak bekatul F1 dan F2 telah memenuhi syarat mutu fisik sediaan krim sesuai SNI. Rata- rata nilai SPF krim F1 dan F2 adalah 1,07±0,11 dan 4,48±0,16. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu krim ekstrak bekatul memiliki aktivitas tabir surya pada konsentrasi 15% dengan proteksi sedang.
Uji Aktivitas Formulasi Lip Balm dari Ekstrak Bekatul Padi (Oryza sativa) Sebagai Tabir Surya Wijaya, Ii Ro'ika; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.661 KB)

Abstract

Bekatul merupakan hasil dari penggilingan gabah menjadi beras, dengan warna coklat muda yang mempunyai senyawa oryzanol, tokoferol dan tokotrienol. Oryzanol merupakan antioksidan alami yang sangat kuat dalam mencegah oksidasi dan lebih efektif dalam mencegah radikal bebas yang disebabkan oleh sinar matahari. Sinar ultraviolet (UV) merupakan radikal bebas yang mengakibatkan pigmentasi kulit bibir yang membuat warna bibir menjadi hitam, dan pecah-pecah. Pigmentasi kulit bibir dapat dicegah dengan penggunaan tabir surya yang diaplikasikan dalam bentuk lip balm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas tabir surya ekstrak bekatul padi yang diformulasikan dalam bentuk lip balm yang dilihat dari nilai Sun Protection Factor (SPF) menggunakan spektrofotometri UV-VIS dengan panjang gelombang 290-320 nm. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini terdiri dari penyiapan bekatul. ekstrasi bekatul padi dilakukan dengan metode sokletasi menggunakan pelarut etanol 96%, skrining fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak n-heksan : ethyl acetat (3:5) dan fase diam silica gel F254. Ekstrak bekatul diformulasikan dalam bentuk lip balm dengan kosentrasi 5% (F1), 10% (F2), 15% (F3) dan kontrol basis (F0). Formulasi lip balm diuji mutu fisik sesuai dengan Standart Nasional Indonesia (SNI) dan penentuan nilai SPF. Data mutu fisik dianalisis secara deskritif, sedangkan data nilai SPF dianalisis menggunakan analisis One Way Anova dengan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fisik lip balm ekstrak bekatul F1, F2, F3 dan F0 telah memenuhi syarat mutu fisik sediaan lip balm sesuai SNI 16-4399-1996. Rata-rata nilai SPF lip balm F1, F2, F3 dan F0 berturut-turut adalah 6,617 ± 2,783; 4,651 ± 1,250; 3,917 ± 0.513 dan 5,803 ± 1,143. Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nilai SPF antar formula (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu sediaan lip balm ekstrak bekatul pada kosentrasi 5% proteksi ekstra, 10% proteksi sedang, 15% proteksi minimal, dan kontrol basis proteksi sedang.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Lotion Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica Val.) Sugiharto, Resita; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.787 KB)

Abstract

Kunyit (Curcuma domesticae Val.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan fungsional yang dapat tumbuh dan berkembang di seluruh Indonesia. Kunyit diketahui memiliki kandungan curcumin cukup tinggi sehingga memiliki beberapa efek farmakologi seperti antioksidan. Antioksidan merupakan komponen penting yang digunakan untuk perlindungan tubuh dari sinar ultra violet dan dapat diaplikasikan dalam bentuk lotion. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sediaan lotion ekstrak kunyit dan menguji mutu fisik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI-16-4399-1996). Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%. Formulasi menggunakan ekstrak kunyit dengan konsentrasi 0,8% (F1); 1,6% (F2); 2,4% (F3) serta kontrol basis (F0). Evaluasi karakteristik mutu fisik sediaan lotion meliputi pengamatan organoleptik, pengujian homogenitas, pengukuran daya sebar dan uji pH. Sediaan di evaluasi selama 16 hari yang disimpan pada suhu kamar. Data dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga formula menghasilkan lotion yang homogen, kental, tekstur halus, tidak berbau, berwarna putih (F0), berwarna orange tua (F1), berwarna orange muda (F2), berwarna kuning (F3). Nilai pH pada F0, F1, F2, F3 berturut turut adalah 7,9; 7,3; 7; 6,7 dan nilai daya sebar pada F0, F1, F2, F3 bertutut turut adalah 1,7; 1,5; 1,7; 1,9. Selama penyimpanan 16 hari, hasil uji organoleptis pada lotion F0, F1, F2 dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai daya sebar dan pH pada lotion F0, F1, F2, F3 mengalami perubahan nilai. Semakin tinggi formulasi maka semakin besar nilai daya sebar, sedangkan nilai pH justru semakin menurun. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu mutu fisik sediaan lotion ekstrak kunyit sesuai dengan SNI, pada penyimpanan 16 hari organoleptis sediaaan tidak terjadi perubahan, pH yang tidak stabil karna terjadi penurunan, dan daya sebar sebar yang tidak stabil karna terjadi peningkatan.
Formulasi dan Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Bedak Padat Ekstrak Bekatul (Oryza sativa) Yulianti, Rika; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.087 KB)

Abstract

Sinar ultraviolet (UV) merupakan radikal bebas yang dapat memicu kanker kulit sehingga dibutuhkan senyawa tabir surya sebagai pelindung kulit. Bekatul (Oryza sativa) merupakan komoditi yang berasal dari kulit ari padi-padian hasil samping penggilingan padi yang telah disaring dan dipisahkan dari sekam. Bekatul mengandung senyawa yang dominan antara lain oryzanol, tokoferol, tokotrienol, fitosterol. Senyawa ini dapat melawan radikal bebas seperti sinar UV dengan menghambat proses pigmentasi dengan menahan aktivitas eritema tirosinase. Senyawa ini bekerja dengan menghalangi sinar UV untukbertransmisi didalam kulit. Berdasarkan khasiat tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak bekatul (Oryza sativa) sebagai bedak padat tabir surya dan mengetahui aktivitas tabir surya pada bedak padat ekstrak bekatul (Oryza sativa). Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental. Penelitian ini terdiri dari pengumpulan simplisia, ekstraksi bekatul, skrining fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak N- Heksan : etil asetat (3:5) dan fase diam silika gel F254. Ekstrak diformulasikan menjadi bedak padat dengan konsentrasi 5% (F1), 10% (F2), 15% (F3) dan kontrol basis (F0). Formulasi bedak diuji mutu fisik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan penentuan nilai SPF (Sun Protection Factor) menggunakan metode spektrofotometri. Data mutu fisik dianalisis secara deskriptif, sedangkan data nilai SPF dianalisis menggunakan SPSS One Way Annova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mutu fisik bedak padat ekstrak bekatul F1, F2 dan F3 telah memenuhi syarat mutu fisik sediaan bedak padat sesuai SNI 16- 4955-1998. Rata-rata nilai SPF bedak padat F1, F2 dan F3 berturut turut adalah 7,10±0,92; 7,80±0,93; dan 8,64±0,91. Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan nilai SPF antar formula (p>0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu Aktifitas tabir surya pada bedak padat ekstrak bekatul pada konsentrasi 5% dan 10% memiliki proteksi ekstra sedangkan konsentrasi 15% memiliki aktivitas proteksimaksimal.