Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Kunyit (Curcuma domesticae Val.) Sebagai Bedak Padat Izza, Rohmatul; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.473 KB)

Abstract

Kunyit (Curcuma domesticae Val.) merupakan salah satu tanaman di indonesia yang sangat berpotensi untuk dikembangkan karena mempunyai banyak manfaat. Kunyit mengandung banyak sumber antioksidan yang berasal dari kurkumin. Antioksidan kunyit dimanfaatkan sebagai pelindung kulit karena dapat mencegah terjadinya radikal bebas yang disebabkan oleh sinar ultra violet dan dapat diaplikasikan dalam bentuk bedak padat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bedak padat ekstrak kunyit dan menguji mutu fisik sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan ekstraksi menggunakan maserasi dengan pelarut etanol 96%.Formulasi menggunakan ekstrak kunyit dengan konsentrasi 0,8% (F1); 1,6% (F2); dan 2,4% (F3) serta kontrol basis (F0). Evaluasi karakteristik fisik sediaan bedak padat meliputi pengamatan organoleptis, pengujian homogenitas, uji pH, pengukuran daya lekat dan pengujian kerapuhan. Sediaan di evaluasi selama 16 hari yang disimpan pada suhu kamar. Data dianalisis secara deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ke tiga formula menghasilkan bedak padat yang homogen, bertekstur halus, beraroma, berwarna putih (F0), berwarna orange muda (F1), berwarna orange (F2), berwarna orange tua (F3). Nilai pH pada F0, F1, F2, dan F3 berturut turut adalah 8,2; 8,7; 8,4; 8,1. Selama penyimpanan 16 hari, hasil organoleptis pada bedak padat F0, F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai homogenitas pada bedak padat F0, F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai daya lekat pada bedak padat F0, F1, F2, dan F3 tidak mengalami perubahan. Nilai kerapuhan pada F0 dan F1 mengalami kerapuhan sedangkan pada F2 dan F3 tidak mengalami kerapuhan. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu mutu fisik sediaan bedak padat ekstrak kunyit tidak sesuai dengan SNI dan stabil selama penyimpanan 16 hari. Semakin tinggi nilai konsentrasi maka semakin besar nilai pH.
Formulasi dan Uji Aktivitas Tabir Surya Gel Rambut Ekstrak Bekatul Padi (Oryza sativa) Ibrahim, Siddiq; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.027 KB)

Abstract

Bekatul merupakan limbah dari padi atau gabah yang berasal dari kulit ari padi yang merupakan hasil sampling penggilingan padi yang telah di saring dan di pisahkan dari sekam (kulit terluar gabah). Bekatul kaya akan senyawa fenolik dan oryzanol yang bermanfaat sebagai antioksidan. Senyawa oryzanol dapat melawan radikal bebas seperti sinar UV (Ultra Violet) yang dapat mengakibatkan rambut rusak, kusut, dan bercabang. Bentuk sediaan yang dapat digunakan untuk melindungi rambut karena UV adalah gel tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan gel rambut dari ekstrak bekatul sebagai tabir surya dan mengetahui aktifitas tabir surya pada sediaan gel rambut. Metode penelitian ini menggunakan ekperimental. Penelitian ini diawali dengan pembuatan simplisia Bekatul (Oryza sativa L). Kemudian diekstraksi dengan metode soxletasi menggunakan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis tipis (KLT) dengan fase gerak n-heksan : etil asetat (8:2) dan fase diam silika gel F254. Gel ekstrak bekatul padi di formulasikan dengan konsentrasi 5%(F1),15%(F2), dengan kontrol basis F(0). Formulasi gel rambut dilakukan uji mutu fisik dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dan uji tabir surya dengan menggunakan spektrofotometri. Data dianalisis deskriptif dan analisis statistik T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu fisik sediaan gel sesuai dengan SNI No. 06-2588 yaitu homogen, daya sebar dan pH sesuai dengan pH rambut. Nilai aktivitas tabir surya F1 dan F0 yaitu 1,20±0,09 dan 1,80±0,11. Kesimpulan pada penelitian ini adalah formulasi sediaan gel rambut dari ekstrak bekatul memiliki aktivitas tabir surya dengan aktivitas lemah.
Aktivitas Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Kunyit TERHADAP Candida albicans Secara Mikrodilusi Badriyah, Siti; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.11 KB)

Abstract

Tanaman daun sirih hijau (Piper betle L.) dan Kunyit ( Curcumae domesticae ) memiliki aktivitas sebagai antijamur dan sebagai agen antimikroba yang baik karena memiliki kandungan tanin, saponin, alkaloid, dan flavonoid. Kombinasi dua tanaman memungkinkan memiliki efek sinergis, komplementer dan antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi daun sirih hijau dan kunyit pada jamur Candida albicans.Metode penelitian ini eksperimental yang terdiri dari ekstraksi maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas antijamur menggunakan metode mikrodilusi untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM). Kelompok uji terdiri dari ekstrak daun sirih hijau, ekstrak kunyit, dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dengan kunyit (1:1). Data dianalisis secara deskriptif (KHM) dan (KBM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih hijau, ekstrak kunyit dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan kunyit (1:1) memiliki KHM berturut turut adalah 0,63±0,0;0,32±0,0 dan 0,32±0,0%. Nilai KBM ekstrak daun sirih hijau, ekstrak kunyit, dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan kunyit (1:1) berturut turut adalah Pada konsentrasi 20±0,0%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan kunyit (1:1) memiliki efek antijamur yang lebih baik dibandingkan ekstrak tunggal. Hal ini diduga terjadi interaksi secara sinergis.
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Buah Asam Jawa Terhadap Salmonella typhi Secara Mikrodilusi Windriani, Iis; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.821 KB)

Abstract

Daun sirih hijau (Piper betle L.) dan buah asam jawa (Tamarindus indica L.) memiliki aktivitas farmakologi yang digunakan untuk pengobatan tradisional. Kandungan antibakteri dari daun sirih hijau dan buah asam jawa dihasilkan oleh senyawa flavonoid, saponin, tanin, alkaloid. Kombinasi dua tanaman memungkinkan memiliki efek sinergis, komplementer dan antagonis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek kombinasi daun sirih hijau dan buah asam jawa pada bakteri Salmonella typhi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas antibakteri menggunakan metode mikrodilusi. Metode ini meliputi penentuan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Kelompok uji terdiri dari ekstrak daun sirih hijau, ekstrak buah asam jawa dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1). Data dianalisis secara deskriptif (KHM) dan (KBM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih hijau, ekstrak buah asam jawa dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1) memiliki KHM berturut-turut adalah 2,5±0,0;1,2±0,0 dan 0,6±0,0 %. Nilai KBM kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1) yaitu 20±0,0 %. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1) memiliki efek antibakteri yang lebih baik dibandingkan ekstrak tunggal. Hal ini diduga terjadi interaksi secara sinergis.
Uji Aktivitas Antidiabetes Kombinasi Ekstrak Herba Sambiloto dan Daun Sirih Hijau pada Mencit Aprillia, Peggy; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.743 KB)

Abstract

Tumbuhan sambiloto (Andrographis paniculata) dan daun sirih (Piper betle L.) memiliki aktivitas farmakologi yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional. Senyawa utama yang terdapat dalam tumbuhan sambiloto ini yaitu andrografolid, flavonoid, dan saponin. Senyawa utama yang terdapat dalam daun sirih hijau yaitu flavonoid, saponin, polifenol dan tanin.Aktivitas antidiabetes dari kombinasi ekstrak herba sambiloto dan daun sirih hijau telah diuji toleransi glukosa pada mencit putih diabetes yang diinduksi dengan D40. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari kombinasi ekstrak herba sambiloto dan ekstrak daun sirih hijau sebagai antidiabetes. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas antidiabetes pada mencit. Uji aktivitas antidiabetes pada mencit dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok positif, kelompok negatif, kelompok sirih, kelompok sambiloto dan kelompok kombinasi.hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi dari ekstrak herba sambiloto dan ekstrak daun sirih hijau dapat menurunkangula darah dalam darah pada mencit dengan dosis ekstrak sambiloto 280 mg/kg BB mencit dan daun sirih hijau dengan dosis 10,5 mg/kg BB mencit. Presentase penurunan kadar gula darah mencit yang diabetes setelah diinduksi dengan ekstrak daun sirih hijau (10,5 mg), ekstrak tanaman sambiloto (280 mg), dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau + tanaman sambiloto (1:1)berturut-turut adalah 72,7% ± 1,49 ; 74,6%± 3,25 ; 76,6 % ± 0,75. Presentase penurunan dari Glibenklamid yaitu 78,1% ± 1,39. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kombinasi ekstrak herba sambiloto dengan ekstrak daun sirih hijau memiliki efek antidiabetik, tetapi tidak berbeda jauhdibanding dengan dosis tunggal ekstrak daun sirih hijau dan glibenklamid.
Aktivitas Kombinasi Ekstrak Daun Sirih Hijau dan Buah Asam Jawa Terhadap Candida albicans Secara Mikrodilusi Hidayat, Sherlyn Maulita; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.352 KB)

Abstract

Daun sirih hijau (Piper betle Linn) dan Asam Jawa (Tamarindus indica Linn) merupakan tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai kesehatan tubuh salah satunya adalah antijamur. Kandungan antijamur dari daun sirih hijau dan buah asam jawa dihasilkan oleh senyawa - senyawa kimia saponin, flavonoid, alkaloid dan tanin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek kombinasi daun sirih hijau dan buah asam jawa terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri dari ekstraksi maserasi, skrining fitokimia dan uji aktivitas antijamur secara mikrodilusi. Kelompok uji terdiri dari ekstrak daun sirih hijau, ekstrak buah asam jawa dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dengan buah asam jawa (1:1). Data dianalisis secara deskriptif (KHM) dan (KBM) .Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih hijau, ekstrak buah asam jawa dan kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1) memiliki KHM berturut – turut adalah 1,25±0,0%; 1,25±0,0% dan 0,62±0,0%. Nilai KBM kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1) memiliki KBM adalah 20±0,0%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kombinasi ekstrak daun sirih hijau dan buah asam jawa (1:1) memiliki efek antijamur yang lebih baik dibandingkan ekstrak tunggal. Hal ini diduga terjadi interaksi secara sinergis.
Formulasi dan Uji Aktivitas Sediaan Gel Shampoo Antiketombe Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Candida albicans Mardiana, Gadis Narulita; Safitri, Cikra Ikhda Nur Hamida
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.131 KB)

Abstract

Ketombe merupakan masalah yang sering dialami dan merupakan peranan mikroorganisme seperti Candida albicans. Daun belimbing wuluh mengandung beberapa senyawa yang memiliki aktivitas terhadap Candida albicans. Tujuan penelitian Mengetahui perbedaan aktivitas ekstrak daun belimbing wuluh dalam sediaan gel sampo pada konsentrasi 30% (F1), 60% (F2) dan 90% (F3) terhadap Candida albicans. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Daun belimbing wuluh di ekstrasi dengan metode maserasi, kemudian dievaluasi dengan pengamatan organoleptik, pengukuran pH dan tinggi busa. Pengujian antijamur dilakukan dengan menggunakan metode mikrodilusi. Hal ini diperkuat dengan adanya penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data mutu fisik sediaan Sampo yang meliputi organoleptis, pH dan tinggi busa dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh memiliki (KHM) sebesar 1,8% dan ekstrak daun belimbing wuluh memiliki (KBM) 3,7%. Gel shampoo antiketombe ekstrak daun belimbing wuluh memenuhi persyaratan uji pH dan stabilitas busa serta memiliki (KHM) yaitu 0,9%. Nilai (KBM) Gel shampoo antiketombe ekstrak daun belimbing wuluh yaitu 1,8%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Gel shampoo antiketombe ekstrak daun belimbing wuluh mempunyai aktivitas antijamur terhadap Candida albicans.