Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

EFFECTIVENESS EDGE DETECTION OPERATOR CANNY TO IMPROVE IMAGE QUALITY THORAX CT SCAN IN CASES COVID-19 Prima Selvia Megawati; M. Choiroel Anwar; Fatimah; Sudiyono; Darmini; Saifudin
Journal of Vocational Health Studies Vol. 7 No. 2 (2023): November 2023 | JOURNAL OF VOCATIONAL HEALTH STUDIES
Publisher : Faculty of Vocational Studies, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jvhs.V7.I2.2023.77-82

Abstract

Background: Thorax CT scan is one of the medical supports that contributes most importantly to the diagnosis, especially cases of COVID-19. The disadvantage that has a CT scan image is noise. When the noise is high then the Signal Noise Ratio (SNR) value produced is low. Canny operator edge detection technique is one solution to animate noise. Purpose: Analyzing differences in image quality and anatomical information on thorax CT scan images in COVID-19 patients before and after the application of canny operator edge detection techniques. Method: A quasi experimental research on thorax CT Scan images before and after the application of canny operator edge detection which amounted to 10 samples. Image assessment is done by measuring noise, SNR, and anatomical information. Differences in image quality (noise and SNR) are tested with paired T-tests. Anatomical information is tested with the Wilcoxon Signed Rank Test. Result: There are differences in image quality in thorax CT scan images in COVID-19 patients before and after the application of canny operator edge detection techniques, with p-value <0.001. There are differences in the anatomical information of thorax CT scan images in COVID-19 patients before and after the application of canny operator edge detection technique with a p-value of 0.004. Conclusion: Edge detection operator canny techniques are able to lower noise values, improve SNR and improve image anatomy information thorax CT scan in COVID-19 patients.
IMPLEMENTASI SEMA NO.1 TAHUN 2022 PLENO KAMAR AGAMA TENTANG PERKAWINAN DALAM MENGURANGI TINGGINYA ANGKA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA MATARAM KELAS 1A) Hammad Farobi Syahuda; Darmini
Al-IHKAM Jurnal Hukum Keluarga Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah IAIN Mataram Vol. 16 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/alihkam.v16i2.11549

Abstract

Dalam undang-undang perkawinan No.1 tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa dengan demikian undang-undang ini menganut asas mempersukar terjadinya perceraian. Namun angka perceraian di Indonesia masih terbilang tinggi yang didominasi alasan perselisihan terus menerus. Mahkamah Agung yang berwenang sebagai pengawas peradilan di bawahnya mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No.1 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2022 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi SEMA No.1 Tahun 2022 kamar agama hukum perkawinan poin b serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan Implementasi SEMA No.1 Tahun 2022 kamar agama hukum perkawinan poin b efektif dalam mempersukar terjadinya perceraian dengan alasan perselisihan terus menerus saja, dan tidak efektif menurunkan angka perceraian, meskipun angka perceraian turun dibandingkan tahun sebelumnya, namun meningkatnya perceraian dengan alasan perselisihan terus menerus adalah indikator menurunnya angka perceraian bukan karena  kebijakan  SEMA No.1 Tahun 2022 dalam kamar agama hukum perkawinan huruf b . Faktor pendukung dalam implementasi  adalah :1).Isi Kebijakan yang jelas dan dimengerti oleh pelaksana kebijakan; 2). Terlibatnya lini PTSP dan POSBAKUM; 3).Para hakim dan pegawai  lini PTSP dan POSBAKUM bersama-sama menaati sesuai porsi tugas mereka;4).Penggugat mematuhi nasihat PTSP agar lebih baik tidak mendaftarkan perkara yang belum memenuhi persyaratan berdasarkan SEMA No.1 Tahun 2022, faktor penghambatnya adalah 1). Penggugat enggan mendengarkan nasihat PTSP dan tidak jujur terkait  jangka waktu pisah rumah. 2). SEMA No.1 Tahun 2022 kamar hukum agama tentang perkawinan huruf b terbatas hanya mengatur perceraian dengan alasan perselisihan terus menerus tidak bisa memperketat perceraian dengan alasan lain.
IMPLEMENTASI SEMA NO.1 TAHUN 2022 PLENO KAMAR AGAMA TENTANG PERKAWINAN DALAM MENGURANGI TINGGINYA ANGKA PERCERAIAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA MATARAM KELAS 1A) Hammad Farobi Syahuda; Darmini
Al-IHKAM Jurnal Hukum Keluarga Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah IAIN Mataram Vol. 16 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/alihkam.v16i2.11549

Abstract

Dalam undang-undang perkawinan No.1 tahun 1974 perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa dengan demikian undang-undang ini menganut asas mempersukar terjadinya perceraian. Namun angka perceraian di Indonesia masih terbilang tinggi yang didominasi alasan perselisihan terus menerus. Mahkamah Agung yang berwenang sebagai pengawas peradilan di bawahnya mengeluarkan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No.1 Tahun 2022 Tentang Pemberlakuan Rumusan Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Tahun 2022 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi Pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi SEMA No.1 Tahun 2022 kamar agama hukum perkawinan poin b serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasinya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan Implementasi SEMA No.1 Tahun 2022 kamar agama hukum perkawinan poin b efektif dalam mempersukar terjadinya perceraian dengan alasan perselisihan terus menerus saja, dan tidak efektif menurunkan angka perceraian, meskipun angka perceraian turun dibandingkan tahun sebelumnya, namun meningkatnya perceraian dengan alasan perselisihan terus menerus adalah indikator menurunnya angka perceraian bukan karena  kebijakan  SEMA No.1 Tahun 2022 dalam kamar agama hukum perkawinan huruf b . Faktor pendukung dalam implementasi  adalah :1).Isi Kebijakan yang jelas dan dimengerti oleh pelaksana kebijakan; 2). Terlibatnya lini PTSP dan POSBAKUM; 3).Para hakim dan pegawai  lini PTSP dan POSBAKUM bersama-sama menaati sesuai porsi tugas mereka;4).Penggugat mematuhi nasihat PTSP agar lebih baik tidak mendaftarkan perkara yang belum memenuhi persyaratan berdasarkan SEMA No.1 Tahun 2022, faktor penghambatnya adalah 1). Penggugat enggan mendengarkan nasihat PTSP dan tidak jujur terkait  jangka waktu pisah rumah. 2). SEMA No.1 Tahun 2022 kamar hukum agama tentang perkawinan huruf b terbatas hanya mengatur perceraian dengan alasan perselisihan terus menerus tidak bisa memperketat perceraian dengan alasan lain.
STRATEGI PENERAPAN LOVE LANGUAGE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS HUBUNGAN KELUARGA KARIR Ahmad Fiqqih Alfathoni; Darmini; Nurnadiyah Syuhada
Al-IHKAM Jurnal Hukum Keluarga Jurusan Ahwal al-Syakhshiyyah Fakultas Syariah IAIN Mataram Vol. 17 No. 1 (2024): Juni 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/alihkam.v17i1.13944

Abstract

Love language is a trendy term these days. However, the application of love language is largely ignored by society, especially career families. For this reason, this study aims to describe how career families apply love language strategies in improving the quality of their relationships and how it impacts their family harmony. This research was prepared using a qualitative research method with a phenomenological approach. Data collection techniques were used through in-depth interviews and observations of career families. The results of this study are career families who apply the concept of love language in their families will make it easier for them to improve the quality of family relationships where there are many demands by career families both at work and very little time with family. Therefore, love language is very necessary in career families. In addition, there are impacts if career families do not apply love language in their families, so that small conflicts arise in the household, such as infidelity, differences of opinion, and damage to the relationship between children and parents. Keywords : Love Language, Relationship, Career Family
PERENCANAAN STRUKTUR ATAS APARTEMEN TOWER 35 LANTAI DENGAN KOMBINASI FRAMING SYSTEM (SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN GANDA) Winita, Asri; Darmini
Jurnal Tera Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Tera (Maret 2021)
Publisher : Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Dian Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.681 KB)

Abstract

Indonesia merupakan negara rawan gempa. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di kawasan Pasific Ring of Fire. Kedatangan gempa tidak dapat diprediksi waktu dan tempatnya, oleh sebab itu perlu dilakukan perencanaan struktur gedung guna mengantisipasi terjadinya keruntuhan atau kegagalan struktur yang dapat terjadi sewaktu menahan beban rencana. Direncanakan struktur apartemen tower 35 lantai dengan menggunakan Kombinasi Framing System yaitu sistem sumbu arah X adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan sistem sumbu arah Y adalah Sistem Ganda sesuai SNI 03 – 1726 – 2010. Didapatkan hasil distribusi beban gempa, SRPMK mampu menahan gempa dinamik; RSPX = 93,26% dan RSPY= 33,62% sedangkan Dinding Geser mampu menahan beban gempa dinamik; RSPX = 6,74% dan RSPY = 66,38%. Struktur apartemen direncanakan di wilayah Jakarta Selatan dengan menggunakan material beton bertulang. Dari hasil perencanaan, digunakan komponen sebagai berikut; 2 tipe pelat, yaitu pelat lantai koridor (h = 130 mm), pelat lantai dan atap (h = 150 mm) 6 tipe balok, 6 tipe kolom dimensi, dan dinding geser. Disediakan tulangan ulir D10, D13, D16, D19, D22, D25, dan D28 untuk tulangan utama komponen struktur, sedangkan untuk tulangan gesernya disediakan tulangan ulir D10, D13, D16 dan D19.
Effect of Aortic Diameter and Systole Blood Pressure on Determination of CTA Coronary Pre-Delay Scan Bolus Trcking Technique Oesmanto, Arief; Santoso, A. Gunawan; Darmini; Hariri, Ahmad
International Journal of Natural and Health Sciences Vol. 2 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : MultiTech Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59890/ijnhs.v2i1.1210

Abstract

The variation in the pre-delay scan time of each individual on the CTA Caronaria check bolus tracking will contribute to the total acquisition time and vary the total amount of contrast and copy that must be provided during the acquisition.  This study aims to determine the effect of aortic diameter and systole blood pressure on pre-delay scan time. This research method is observational analytic with a retrospective crossectional approach measuring independent variables of aortic diameter and systole blood pressure. The result are the R Square value is 0.364. The regression coefficient value of  systole blood pressure (X1) is 0.043, the T value that was determined is 3. 102, and the significance value is 0.003. In addition, the computed T value is 3.597, the regression coefficient value of aortic diameter  (X2) is 0.256 and then we founded F value of regression model was 22.072.  As conclusion are Pre-delay scan duration is positively and significantly impacted by aorta diameter, systolic blood pressure has a positive and significant effect on pre-delay scan time and The two variables together have a positive and substantial effect on the pre-delay delay time. Additionally, this study discovered that other parameters controlled 63.6% of the deleye time of contrast material administration, with the remaining 36.4% being influenced by aortic diameter and systole blood pressure