Menopause adalah periode menstruasi spontan yang berakhir pada seorang wanita dan merupakan diagnosis yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea selama 12 bulan. Kendati hal ini alamiah terjadi, namun efek sampingnya banyak menghubungani keharmonisan rumah tangga bila tidak siap menghadapinya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan dukungan suami terhadap tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. Desain penelitian ini adalah retropektif study dengan menggunakan teknik purposive sampling dan jumlah sampel adalah ibu menopause di Desa Kweden Kembar Mojoanyar kabupaten Mojokerto dengan jumlah 43 responden. Penelitian dilakukan mulai tanggal 5 Mei – 24 Mei 2014. Hasil penelitian bahwa hampir setengah responden memperoleh dukungan suami positif sebanyak 14 responden (32,6%) ibu memiliki tingkat kecemasan yang normal sedangkan ibu yang memperoleh dukungan suami negatif sebanyak 7 responden (16,3%) tingkat kecemasannya ringan. Berdasarkan penghitungan uji statistik Fisher exact antara dukungan suami dengan kecemasan ibu menhadapai menopause didapatkan nilai signifikan 0,002 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak, H1 diterima jadi ada hubungan dukungan suami terhadap tingkat kecemasan ibu menghadapi menopause. Berdasarkan penelitian, bahwa dukungan suami sangat berpengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu menopause. Sehingga keberadaan dukungan dan perhatian dari suami dapat membuat seorang wanita merasa dicintai dan dihargai. Suami yang perduli dan perhatian serta dapat diajak berbagi, akan sangat membantu seseorang dalam menjalani masa menopausenya. Perhatian yang diperoleh akan membuatnya merasa berharga dan dicintai oleh pasangannya..