Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Hadis Im?mah Jibr?l Perspektif Astronomis Awaludin, Muhammad; Sofyan, Muhammad Saleh; ., Sazali
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.277 KB) | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1950

Abstract

Hadis Im?mah Jibr?l merupakan hadis yang paling lengkap dan banyak dipakai sebagai dasar penentuan waktu salat oleh ulama fikih. Di dalamnya, Jibr?l datang kepada Rasul dan menunjukkan waktu salat dalam dua hari yang berbeda. Jika tidak dilihat dari perspektif astronomis, secara redaksional, hadis ini mengandung ambiguitas. Di hari pertama Jibr?l menunjuk untuk mengerjakan waktu salat Zuhur ketika panjang bayangan telah sama dengan bendanya, sementara di hari yang kedua, justeru salat Asar yang dikerjakan di waktu itu. Makalah ini menganalisis hadis Im?mah Jibr?l itu dari perspektif Astronomi agar tidak menimbulkan kesan ambigu. Pembacaan astronomis terhadap Im?mah Jibr?l dalam makalah ini menunjukkan bahwa hadis ini telah terkonfirmasi oleh teori-teori astronomis. Artinya, hadis ini telah mempertimbangkan pergerakan kemiringan semu matahari (dalam ilmu falak disebut sebagai deklinasi) yang memberi pengaruh kepada perbedaan panjang bayangan ketika Zuhur dan Asar dalam satu tahun. Pembacaan ini membuktikan Jibr?l sebagai pembawa wahyu Tuhan, sejak lebih dari seribu dua ratus tahun yang lalu, telah menerapkan teori yang kemudian dirumuskan dan dikembangkan di abad modern ini. Dengan kata lain, makalah ini juga membuktikan bahwa hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam, akan senantiasa relevan di tempat manapun dan kapanpun juga
REFORMULASI ZIJ AL-SULṬĀN ULUGH BEK DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN KAMARIAH DI INDONESIA Abdul Kohar; Sofyan, Muhammad Saleh
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 9 No 1 (2025): Juni
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v9i1.55764

Abstract

Zij al-Sulṭān Ulugh Bek is a 15th century astronomical catalogue, one of the zijs used as an important reference to determine important times in the Hijri calendar for Muslims in Indonesia, such as the beginning of Ramadan and Eid al-Fitr. However, despite its great historical value, Zij al-Sulṭān needs to be updated and adjusted to current conditions and developments in Astronomy. Comparison of the results of Hisab Awal Bulan Kamariah with contemporary hisab and Nurul Anwar's true hisab reveals that Zij al-Sulṭān has good accuracy, but there is a difference in the ijtimak time and the height of the crescent moon in a few minutes. Therefore, to improve accuracy, corrections and adjustments need to be made according to geographical differences, more modern astronomical calculations, and the use of sophisticated astronomical equipment and software. This study provides an alternative calculation to develop Zij al-Sulṭān to have better accuracy as a hisab for determining the beginning of the lunar month in Indonesia.
Hadis Im?mah Jibr?l Perspektif Astronomis Awaludin, Muhammad; Sofyan, Muhammad Saleh; ., Sazali
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 1 No. 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/afaq.v1i2.1950

Abstract

Hadis Im?mah Jibr?l merupakan hadis yang paling lengkap dan banyak dipakai sebagai dasar penentuan waktu salat oleh ulama fikih. Di dalamnya, Jibr?l datang kepada Rasul dan menunjukkan waktu salat dalam dua hari yang berbeda. Jika tidak dilihat dari perspektif astronomis, secara redaksional, hadis ini mengandung ambiguitas. Di hari pertama Jibr?l menunjuk untuk mengerjakan waktu salat Zuhur ketika panjang bayangan telah sama dengan bendanya, sementara di hari yang kedua, justeru salat Asar yang dikerjakan di waktu itu. Makalah ini menganalisis hadis Im?mah Jibr?l itu dari perspektif Astronomi agar tidak menimbulkan kesan ambigu. Pembacaan astronomis terhadap Im?mah Jibr?l dalam makalah ini menunjukkan bahwa hadis ini telah terkonfirmasi oleh teori-teori astronomis. Artinya, hadis ini telah mempertimbangkan pergerakan kemiringan semu matahari (dalam ilmu falak disebut sebagai deklinasi) yang memberi pengaruh kepada perbedaan panjang bayangan ketika Zuhur dan Asar dalam satu tahun. Pembacaan ini membuktikan Jibr?l sebagai pembawa wahyu Tuhan, sejak lebih dari seribu dua ratus tahun yang lalu, telah menerapkan teori yang kemudian dirumuskan dan dikembangkan di abad modern ini. Dengan kata lain, makalah ini juga membuktikan bahwa hadis sebagai salah satu sumber ajaran Islam, akan senantiasa relevan di tempat manapun dan kapanpun juga
Pengaruh Kelembaban Atmosfer Terhadap Visibilitas Hilal di Pantai Loang Baloq Gazalba, Muhammad Zafanka; Sado, Arino Bemi; Sofyan, Muhammad Saleh
AL - AFAQ : Jurnal Ilmu Falak dan Astronomi Vol. 5 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/afaq.v5i2.7533

Abstract

Atmospheric humidity can affect the Rukyatul Hilal process. The greater the humidity the more difficult it is to observe the hilal, because the greater the humidity the more moisture and the more cloud growth. Therefore, the purpose of this study is to determine the level of atmospheric humidity that can affect hilal visibility at the location of Rukyatul Hilal Loang Baloq Beach. This type of research includes field research (field reseach) using a qualitative approach. The source of data from this study is the result of direct observation to the research location and collecting data from several institutions, namely, the Ministry of Religious Affairs of West Nusa Tenggara (NTB) and the Lombok Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG). The findings of this study that atmospheric humidity affects Rukyatul Hilal on Loang Baloq Beach, because Loang Baloq Beach has a high level of atmospheric humidity. So it is difficult to observe the hilal image. If the state of atmospheric humidity is 70%, then the state of the sky will be clear. If the state of atmospheric humidity is 70% – 80% then the state of the sky will be cloudy, and if the state of atmospheric humidity is 85% then the state of the sky will rain. Atmospheric humidity at Loang Baloq Beach has an average of 84.5% throughout 2022, with this figure atmospheric humidity will be able to affect visibility on the hilal at Loang Baloq Beach.