Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA MELALUI PEMETAAN DESTINASI WISATA DI KALURAHAN BOKOHARJO C. Nathalia, Theodosia; Lemy, Diena M.; Pramezwary, Amelda; teguh, Frans
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 6 (2023): INOVASI PERGURUAN TINGGI & PERAN DUNIA INDUSTRI DALAM PENGUATAN EKOSISTEM DIGITAL & EK
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v6i0.2219

Abstract

Bokoharjo merupakan desa atau Kalurahan di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Bokoharjo juga merupakan salah satu dari desa wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat. Dimana dalam hal ini menjadi desa wisata merupakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dari sektor pariwisata. Sehingga di dalam suatu desa wisata tersebut perlu adanya potensi yang dapat dijadikan nilai jual jika para wisatawan berkunjung. Berdasarkan hasil survey primer dan survey sekunder, Kalurahan Bokoharjo telah memiliki wisata yang sudah maju seperti Candi Prambanan, Istana Ratu Boko, Tebing Breksi, Candi Ijo, dan sebagainya, namun masyarakat sekitar tidak banyak merasakan dampak ekonomi pada kegiatan ini. Selain itu, masyarakat lokal juga membuat aktivitas wisata baru di kawasan Bokoharjo seperti seperti Taman opak dengan wisata telusur sungainya, tebing banyu nibo dengan wisata jeepnya dan wisata rempah/jamu sebagai minuman khas masyarakat sekitar, membangun homestay, restoran khas masyarakat sekitar. Namun upaya tersebut belum memberi dampak maksimal bagi masyarakat sekitar, karena banyak dari wisatawan lokal ataupun internasional hanya berkunjung ketempat yang sudah populer dan bukan masyarakat langsung sebagai pengelolanya. Selain itu durasi berwisata para wisatawan diseputar kawasan Kalurahan Bokoharjo hanya sebentar dan kurang tertarik untuk mengeksplore lebih lanjut wisata lain yang ada. Permasalahan ini terjadi karena kurangnya pemasaran yang dilakukan karena keterbatasan seperti kurangnya SDM lokal yang hanya berjumlah 15 orang dan pemetaan destinasi wisata yang belum maksimal untuk mengetahui keseluruhan potensi wilayah yang dapat dikunjungi wisatawan. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pengembangan dalam bentuk manajerial mapping, pengembangan produk, pengembangan paket wisata dan pemasaran produk yang menarik sehingga dapat menarik pengunjung baik domestik maupun mancanegara. Metode yang dilakukan adalah persiapan, baseline study, pelaksanaan workshop dan bimbingan teknis dan terakhir feedback kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan berjalan baik dan lancar. Kedepannya, diharapkan adanya pendampingan yang dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk memberikan pelatihan terkait mapping online.
PELATIHAN PEMBUATAN MAKANAN PENUTUP ASAL EROPA BARAT DI KAMPUNG GERENDENG PULO C. Nathalia, Theodosia; Burianto, Etlivia; Indrawan, Nity; Jusan, Putri Cicilia
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 7 (2024): PKMCSR2024: Kolaborasi Hexahelix dalam Optimalisasi Potensi Pariwisata di Indonesia: A
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v7i0.2390

Abstract

Kampung Gerendeng Pulo merupakan salah satu kampung yang mengusung program Kampung PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di wilayahnya. Berlokasi di wilayah RT02/09 Kelurahan Gerendeng, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Kampung Gerendeng merupakan salah satu kampung tematik yang memiliki penduduk sebanyak 758 jiwa. Dengan bantuan pemerintah, Kampung Grendeng pulo berhasil merubah berbagai lahan kosong menjadi perkebunan hidroponik, tempat pengolahan sampah, balai desa, sarana berolahraga, gazebo, pertenakan ikan, sarana berjualan dan mulai menarik berbagai perhatian warga lain dengan mengadakan event budaya berskala kampung seperti festival cap go meh dan festival kuliner. Permasalahan yang dihadapi oleh warga lokal adalah dengan maraknya kunjungan ke kampung ini kebutuhan akan pengetahuan produk-produk makanan demi berkontribusi terhadap festival dan wisatawan. Solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pelatihan mengenai produk-produk makanan penutup dari Eropa Barat karena harga dari bahan yang masih terjangkau, makanan penutup ini dikemas menarik dan dinikmati oleh semua jenis kalangan sehingga dapat meningkatkan penjualan terutama pada saat kegiatan festival. Metode yang digunakan pada pelatihan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena dapat meningkatkan pendapatan. Metode yang dilakukan yaitu sosialisasi mengenaji berbagai jenis makanan penutup asal Eropa Barat, pelatihan dan pembuatan serta evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dapat dirasakan manfaatnya bagi mitra karena hasil dari kreasi makanan dapat langsung terlihat dan dinikmati. Luaran dari pelatihan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan Masyarakat terhadap kreasi makanan penutup asal Eropa Barat dengan bahan-bahan yang murah dan mudah didapat