Penelitian ini menggunakan berbagai algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis dan memprediksi hubungan antara polusi udara dan dampak kesehatan masyarakat. Dataset yang digunakan terdiri dari 968 instances dengan 15 fitur yang mencakup indikator kualitas udara (PM2.5, PM10, NO2, SO2, O3) dan data kesehatan (kunjungan rumah sakit, mortalitas, jenis penyakit) yang dikumpulkan dari lima kota besar di Indonesia selama periode Januari-Desember 2023. Lima algoritma pembelajaran mesin dievaluasi secara komprehensif: k-Nearest Neighbors (k-NN), Naive Bayes, Logistic Regression, Support Vector Machines (SVM), dan Neural Network. Kontribusi utama penelitian ini adalah menyediakan analisis komparatif komprehensif dari kelima algoritma tersebut menggunakan evaluasi multi-metrik dan optimasi hyperparameter khusus untuk domain prediksi kesehatan berbasis polusi udara. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa algoritma SVM memiliki performa terbaik dengan akurasi 92%, presisi 98%, recall 96%, dan F1-Score 97%. Analisis korelasi mengungkapkan bahwa PM2.5 merupakan prediktor terkuat untuk penyakit respirasi dengan koefisien korelasi 0.78 terhadap kunjungan rumah sakit. Penelitian juga menemukan efek sinergis antara PM2.5 dan NO2 yang meningkatkan risiko kardiovaskular hingga 45%. Di sisi lain, algoritma Neural Network menunjukkan performa terendah dengan akurasi 50% meskipun telah dilakukan hyperparameter tuning ekstensif, mengindikasikan ketidakcocokan arsitektur untuk karakteristik dataset ini. Algoritma Naive Bayes dan Logistic Regression menunjukkan performa moderat dengan akurasi masing-masing 83% dan 88%. Temuan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan sistem monitoring kesehatan real-time dan mendukung pengambilan kebijakan kesehatan masyarakat terkait pengendalian polusi udara di wilayah urban.