Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENANGANAN IKAN HASIL TANGKAPAN DIATAS KAPAL PENAMPUNG (COLLECTING) DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA siahaan, irandha C. M; suhono, Lego; Lewo, Roy Linus Gawi
Jurnal Perikanan Unram Vol 15 No 3 (2025): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v15i3.1502

Abstract

Fish handling is a series of treatments that are carried out on fish without changing the nature of the fish itself. Good handling will produce fish quality with good quality. A container ship is one of the types of ships that focus on carrying out fish shelter and handling activities. This study aims to find out the process of handling fish on a container ship, and find out the number of fish handled. This research was carried out on board the KM flotation vessel. Fortuna VI which is anchored at PPS Nizam Zaman North Jakarta. The method used in this study is descriptive by directly following the process of handling fish on the ship. From the results of observations during the study, it is known that fish handling on a container ship consists of the stages of preparation, handling, fish preparation, freezing, and unloading on land. Meanwhile, the number and type of fish handled were skipjack fish (59%), yellowfin tuna (36%), and Layang 4%).
PENYULUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum DENGAN METODE KANTONG JARING DI DESA TABLOLONG, KABUPATEN KUPANG Kusuma, Ni Putu Dian; Amalo, Pieter; Pratiwi, Rifqah; Suhono, Lego; Serihollo, Lukas G G
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 3 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i3.340

Abstract

Perkembangan usaha budidaya rumput laut di Desa Tablolong terlihat stabil, namun perkembangan tersebut tidak diiringi dengan pembinaan dan pendampingan yang memadai sehingga produktivitasnya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Belum tercapainya produksi tersebut karena lemahnya teknologi budidaya (bibit, metode budidaya, umur panen, dan penanganan pasca panen). Tujuan penelitian ini adalah menemukan metode yang tepat untuk meningkatkan produktivitas rumput laut Kappaphycus striatum. Metode kantong jaring merupakan salah satu modifikasi dari metode Long line dengan memanfaatkan kolom air (vertikal) dengan tujuan meningkatkan produksi rumput. Kegiatan diawali dengan sosialisasi, penyuluhan partisipatif, pendampingan, penerapan metode kantong jaring dan monitoring evaluasi. Penyuluhan Partisipatif untuk memberikan pemahaman kepada pembudidaya tentang konsep penerapan teknologi kantong jaring. Sistem usaha pembuatan Kantong Jaring mampu menyerap tenaga kerja dengan menggunakan bahan baku lokal. Penggunaan Kantong Jaring tidak menimbulkan polusi udara, air maupun tanah. Monitoring bertujuan untuk mengamati lokasi budidaya terutama pada rumput laut terhadap hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas dan pertumbuhan rumput laut. Pembudidaya rumput laut di Desa Tablolong mampu meningkatkan pendapatan keluarganya dengan menerapkan metode kantong jaring dalam membudidayakan rumput laut Kappaphycus striatum. Hal ini karena produktivitas rumput laut yang menggunakan metode kantong jaring lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional (Longline) yang sebelumnya biasa digunakan oleh pembudidaya di Desa Tablolong. Pencapaian ini tidak terlepas dari penyuluhan dan pendampingan yang diberikan saat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berlangsung.
Efektivitas Penyimpanan Udang Vannamei Pasca Panen Terhadap Indikator Mikrobiologi dan Kimia Suhono, Lego; Farida, Iftachul; Suseno, Suseno; Supenti, Lilis; Hanan, Abdul; Nusaibah, Nusaibah; Sutrisno, Sutrisno; Azizah, Keysa Regina; Anisa, Anisa
Jurnal Inovasi Pendidikan dan Sains Vol 6 No 2 (2025): Agustus
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nahdlatul Wathan Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51673/jips.v6i2.2468

Abstract

Penanganan produk perikanan yang baik dapat mencegah terjadinya kemunduran mutu pada perikanan khususnya pada udang. Udang vaname memiliki peranan penting pada sektor perikanan di Indonesia. Beberapa indikator dapat digunakan untuk mengetahui terjadinya kemunduran mutu udang vaname diantaranya secara organoleptik, kimia dan mikrobiologi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas penyimpanan yang tepat, pada udang vaname pasca panen dengan lama penyimpanan 3, 24 dan 48 jam pada suhu 4 0C. Parameter yang diamati adalah organoleptik, (total volatile base) TVB, trimetilamin (TMA), Total Plate Count (TPC) dan bakteri Salmonella sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TVB dan TMA pada udang vaname pada penyimpanan 3 jam dikategorikan sangat segar (<10 mg N/100 g), penyimpanan 24 jam dikategorikan segar (10-20 mg N/100 g), sedangkan penyimpanan suhu 48 jam dikategorikan layak konsumsi (20-30 mg N/100 g). Hasil pengujian mikrobiologi berupa pengujian TPC dan Salmonella sp. udang vanamel masih dibawah ambang batas dari SNI 01-2728.1-2006 yang telah ditetapkan.
PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Eucheuma spinosum) MENJADI KERUPUK DAN ANALISIS KELAYAKAN USAHA DI UMKM SARI LAUT KABUPATEN SUMENEP Halim, Arif Rahman; Maulidharta, Syukron; Hidayat, Kamaruddin; Wahyu, Yus Isnainita; Suhono, Lego
Chanos Chanos Vol 23, No 1 (2025): CHANOS CHANOS
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/chanos.v23i1.15436

Abstract

Indonesia is the world's largest seaweed exporter. However, its use as a raw material for functional food products has not been optimally utilized. Approximately 75% of seaweed is exported abroad as dried raw seaweed. In Sumenep Regency, some businesses process seaweed into crackers, but many people are unaware of the product's prospects and potential. The purpose of this article is to determine the ingredients, equipment, and stages of seaweed cracker processing, the sensory value of the final product, and the feasibility analysis of the seaweed cracker business. The research was conducted from March to April 2024 at the UMKM Sari Laut in Dungkek District, Sumenep Regency. The method used is a qualitative method. Sensory assessment refers to SNI 8272:2016 concerning fish crackers. Analysis of the feasibility of business potential is carried out by calculating using Return on Investment (RoI) and Payback Period (PP). The ingredients used in making seaweed crackers are Seaweed crackers using seaweed, flour, water, sugar, salt, flavoring, garlic, baking soda, and cake raising. The processing stages include washing, grinding, dough making and mixing, molding, steaming, cooling, cutting, drying, weighing, and packaging. Crackers with added seaweed obtained a final product sensory score of 8.42. The profit and loss analysis of the seaweed cracker business showed positive results with a profit value of 50%. The business is feasible to develop, as evidenced by the Return on Investment (RoI) value of 450% and the Payback Period (PP) taking 5.4 days.Indonesia adalah eksportir rumput laut terbesar di dunia, di satu sisi pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku produk pangan fungsional belum dilakukan secara optimal. Sekitar 75% di ekspor keluar negeri dalam bentuk bahan baku mentah rumput laut kering. Di Kabupaten Sumenep terdapat unit usaha yang mengolah rumput laut menjadi kerupuk, namun banyak masyarakat yang tidak mengetahui prospek dan potensi usaha produk tersebut. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bahan, peralatan, dan tahapan proses pengolahan kerupuk rumput laut, nilai sensori produk akhir, analisis kelayakan usaha kerupuk rumput. Penelitian dilaksanakan bulan Maret sampai April 2024 di UMKM Sari Laut Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Penilaian sensori mengacu pada SNI 8272:2016 tentang kerupuk ikan. Analisis kelayakan usaha dilakukan dengan menghitung Return on Investment (RoI) dan Payback Period (PP). Bahan yang digunakan pada pembuatan kerupuk rumput laut adalah rumput laut, tepung, air, gula, garam, penyedap rasa, bawang putih, soda kue, dan pengembang. Tahapan proses pengolahan meliputi; pencucian, penggilingan, pembuatan adonan dan pengadukan, pencetakan, pengukusan, pendinginan, pemotongan, penjemuran, penimbangan dan pengemasan. Kerupuk dengan penambahan rumput laut mendapatkan nilai sensori produk akhir sebesar 8,42. Analisis untung rugi usaha kerupuk rumput laut menunjukkan hasil yang positif dengan nilai keuntungan 50%. Usaha layak dikembangkan dibuktikan dengan nilai RoI sebesar 450% dan pengembalian nilai investasi (PP) membutuhkan waktu selama 5,4 hari.