Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perancangan Hybrid System PLTS dan Generator Sebagai Catu Daya Tambahan Pada Tambak Udang Vaname: Studi Kasus Politeknik Keluatan Dan Perikanan Kupang I Made Aditya Nugraha; I Gusti Made Ngurah Desnanjaya; Lukas G. G Serihollo; Jhon Septin M. Siregar
Jurnal Teknologi Elektro Vol 19 No 1 (2020): (Januari - Juni ) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MITE.2020.v19i01.P18

Abstract

This reaserch discusses the design of the Hybrid System between Solar Power Plant and Generator as an additional power supply that will be carried out on the Shrimp Vanamei pond. This system will produce electrical energy needed in the cultivation of Vanamei Shrimp, both hatchery and enlargement activities. The use of solar power plants as one form of exploiting the potential of solar energy that is so large in East Nusa Tenggara and the lack of reliability of the electricity network. Based on the PV specifications that will be designed, in a day solar power plant can produce energy of 58.76 kWh, and can meet the electrical energy needs of all Vanamei Shrimp ponds. If in cloudy conditions and the energy produced by solar power plant is insufficient then a generator can be used as a substitute energy source.
Enriching Probiotics of Feed Using Curcuma to Increase Growth Rates of Tilapia Seeds (Oreochromis niloticus) Atiek Pitoyo; Muhammad Akbarurrasyid; Ren Fitriadi; Lukas Giovani Gonzales Serihollo; Fajar Tri Widianto
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 10 No. 3 (2021): JAFH Vol. 10 No. 3 September 2021
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jafh.v10i3.26419

Abstract

Tilapia fish (Oreochromis niloticus) is a freshwater fish commodity widely cultivated since it is both easily cultivated and in demand by consumers. The growth of tilapia is influenced by the quality of the feed. Probiotics and herbal ingredients can optimize fish growth. One example of probiotics and herbal ingredients is PHL Pro and curcuma. This study aims to determine the effect of probiotics dose of the feed on the growth rates of tilapia seeds. This research was conducted in Pangandaran Marine and Fisheries Polytechnic Campus. The study was carried out using 4 treatments and 3 replications, namely Control or without the addition of probiotics, (P1) 150ml/kg feed, (P2) 200 ml/kg feed, (P3) 250 ml/kg feed. Fish growth measured by the researchers was the average weight and total length of fish every 7 days. Based on observations of the data, it can be concluded that the provision of probiotics in the feed affected the growth rate and total length of tilapia. The optimal dose of probiotics was 150 ml/kg of feed. Based on the study results, the best treatment was P1.
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN JARING KANTONG PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum SISTEM TALI RAWAI Lukas G. G. Serihollo; Rifqah Pratiwi; Ni Putu Dian Kusuma; Pieter Amalo; Lego Suhono
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.759 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan Kappaphycus striatum dibudidayakan dengan sistem tali rawai dan jaring kantong yang dibudidayakan selama 42 hari. Penelitian menggunakan dua perlakuan, yakni budidaya rumput laut dengan tali rawai dan jaring kantong dengan empat pengulangan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design yang kemudian dianalisis dengan Uji-t dua sampel. Laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan mutlak, dan pertumbuhan relatif Kappaphycus striatum pada sistem tali rawai masing-masing berkisar antara 2,52 ± 0,23 % per hari, 140,82 ± 19,46 gram, 91,7 ± 9,73 %, dan pada sistem jaring kantong masing-masing berkisar antara 3,58 ± 0,26 % per hari, 239,32 ± 21,95 gram dan 153,41 ± 10,97%. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh perubahan variabel kualitas air selama periode budidaya. Berdasarkan uji t, sistem tali rawai dan jaring kantong secara signifikan berbeda nyata (p < 0,05) satu sama lain. Kondisi parameter kualitas air suhu, pH, oksigen terlarut, kecepatan arus dan kedalaman sesuai dengan standar yang ditetapkan, sebaliknya pada parameter salinitas, kecerahan, nitrat dan ortofosfat belum mendukung pertumbuhan optimal untuk budidaya Kappaphycus striatum. Namun secara keseluruhan disimpulkan bahwa penggunaan jaring kantong pada budidaya rumput laut Kappaphycus striatum memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem tali rawai. Kata Kunci: Rumput Laut, Kappaphycus striatum, Jaring Kantong, Tali Rawai Abstract - The study was conducted to determine the growth of Kappaphycus striatum cultivated with a longline and bag net system which was cultivated for 42 days. The study used two treatments, namely seaweed cultivation with longlines and bag nets with empathy. The design used in this study was the Randomize Pretest-Posttest Control Group Design which was then analyzed by using a two-sample t-test. Specific growth rates, absolute growth, and relative growth of Kappaphycus striatum in the longline system ranged from 2.52 ± 0.23% day-1, 140.82 ± 19.46 g, 91.7 ± 9.73%, respectively. And in the bagged net system, respectively around 3.58 ± 0.26% day-1, 239.32 ± 21.95 g and 153.41 ± 10.97%. These values ​​are influenced by changes in air quality variables during the cultivation period. Based on the t-test, the longline system and bag nets were significantly different (p < 0.05) from each other. The parameters of air quality, pH, dissolved oxygen, current velocity, and depth were by the established standards, on the other hand, the parameters of salinity, brightness, nitrate, and orthophosphate did not support optimal growth for Kappaphycus striatum cultivation. But overall the key is that the use of bag nets in seaweed cultivation Kappaphycus striatum has better growth compared to the longline system. Keywords : Seaweed, Kappaphycus striatum, Bag Net, Longline.
Kajian Pemanfaatan dan Ketersediaan PLTS Sebagai Sumber Energi Listrik pada Kapal 5 GT di Nusa Tenggara Timur I Made Aditya Nugraha; Lukas Giovani Gonzales Serihollo; Jhon Septin Mourisdo Siregar; I Gusti Made Ngurah Desnanjaya
Jurnal Kelautan Nasional Vol 17, No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.266 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v17i2.8831

Abstract

Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di sekitar daerah ekuator yang memiliki ketersediaan sinar Matahari sepanjang tahun dan potensi kelautan yang begitu besar. Sebagai salah satu daerah dengan kegiatan penangkapan ikan yang begitu besar tentunya akan membutuhkan energi listrik yang besar. Seiring dengan kebutuhan dan berbagai jenis kapal yang berkembang, kebutuhan tenaga listrik di atas kapal akan sangat beragam, khususnya pada kapal yang berukuran 5 GT. Sumber listrik di atas kapal selain menggunakan generator juga dapat memanfaatkan energi dari sinar matahari sebagai sumber energi listrik alternatif. Energi matahari dapat digunakan sebagai pengganti energi konvensional yang mulai terbatas dan harganya yang cukup mahal. Potensi energi surya di NTT sebesar 6,07 kWh/m2 tentunya dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai sebagai sumber energi listrik. Pemanfaatan energi surya sebagai energi listrik dapat dilakukan dengan menggunakan PLTS. Energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menghidupkan peralaan listrik dan lampu kapal di malam hari, dan digunakan sebagai alat bantu penangkapan ikan. Dalam sehari sistem ini dapat menghasilkan energi sebanyak 0,53 kWh/hari. Sistem ini juga telah mudah diperoleh dan tersedia, baik di toko-toko konvenional atau online. Sehingga jika terdapat permasalahan dapat diatasi secara cepat. Penggunaan energi surya sebagai energi listrik tentunya diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi pengunaan energi fosil yang kurang baik untuk lingkungan.
Diseminasi Pemanfaatan Pupuk Bionik Untuk Perbaikan Performa Pertumbuhan Rumput Laut Pieter Amalo; Ni Putu Dian Kusuma; Lukas G.G. Serihollo; Rifqah Pratiwi
ABDIKAN: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 4 (2022): November 2022
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/abdikan.v1i4.1117

Abstract

Farming seaweed is a significant source of income since it helps coastal communities become more resilient. Due to the simple growing, harvesting, and drying methods, low degree of capital investment, and quick production cycle (1.5 months), seaweed cultivation in Tablolong Village, West Kupang District, East Nusa Tenggara Province is dominated by cultivators from coastal villages. The present issue for farmers of seaweed is the unavailability of seeds, both in terms of quantity and quality. Simple actions such as community service projects (PKM) with a focus on fertilizing activities utilizing bionic fertilizers can be taken to encourage the growth of seaweed. The method used to achieve the target of this PKM program is participatory counseling, dissemination of research results, assistance in seaweed cultivation, and monitoring during seaweed cultivation. In November 2021, PKM operations are conducted in Tablolong Village's coastal region. Through the use of bionic seaweed fertilizer, the activity's aim is to earn the partner group's production rates. After participating in PKM activities, the "Blue Sea" partner group was able to produce Kappaphycus striatum by utilizing bionic fertilizers, where the analysis results showed that the daily growth rate was 3.38% day-1, absolute growth was 176 gr and production was 2,755.62 gr m-1.
Perancangan Hybrid System PLTS dan Generator Sebagai Catu Daya Tambahan Pada Tambak Udang Vaname: Studi Kasus Politeknik Keluatan Dan Perikanan Kupang I Made Aditya Nugraha; I Gusti Made Ngurah Desnanjaya; Lukas G. G Serihollo; Jhon Septin M. Siregar
Jurnal Teknologi Elektro Vol 19 No 1 (2020): (Januari - Juni ) Majalah Ilmiah Teknologi Elektro
Publisher : Program Studi Magister Teknik Elektro Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MITE.2020.v19i01.P18

Abstract

This reaserch discusses the design of the Hybrid System between Solar Power Plant and Generator as an additional power supply that will be carried out on the Shrimp Vanamei pond. This system will produce electrical energy needed in the cultivation of Vanamei Shrimp, both hatchery and enlargement activities. The use of solar power plants as one form of exploiting the potential of solar energy that is so large in East Nusa Tenggara and the lack of reliability of the electricity network. Based on the PV specifications that will be designed, in a day solar power plant can produce energy of 58.76 kWh, and can meet the electrical energy needs of all Vanamei Shrimp ponds. If in cloudy conditions and the energy produced by solar power plant is insufficient then a generator can be used as a substitute energy source.
Kontaminasi Mikroplastik pada Rumput Laut dari Beberapa Lokasi Budidaya di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) Serihollo, Lukas Giovani Gonzales; Tangguda, Sartika; Cahyanurani, Annisa’ Bias; Sudiarsa, I Nyoman; Pietoyo, Atiek; Deo, Alkuinus Fransisko Gahol; Ndoen, Gilbert Ronelsto DJ
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 24, No 1 (2025): Februari 2025
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.24.1.37-45

Abstract

Latar belakang: Sampah plastik merupakan salah satu isu global dan masalah utama dunia saat ini. Ketika di lingkungan, sampah ini akan terpecah menjadi beberapa bagian kecil yang akan kita kenal dengan sebutan mikroplastik. Salah satu komoditas unggulan budidaya di Indonesia adalah rumput laut. Rumput laut sendiri menjadi komoditas budidaya utama di Nusa Tenggara Timur terkhususnya kabupaten kupang. Beberapa penelitian tentang pencemaran mikroplastik pada rumput laut telah dilakukan di beberapa daerah namun di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terkhususnya Kabupaten Kupang belum dilakukan.Metode: Lokasi atau stasiun pengamatan ditentukan berdasarkan pada karakteristik masing-masing lokasi atau stasiun yang berbeda. Pengambilan sampel dilakukan pada 4 titik yang merupakan desa yang melakukan budidaya rumput laut. Selanjutnya, sampel diekstraksi menggunakan 3 tahapan yakni Washed, Stirrer dan NaOH. Hasil ekstraksi kemudian diidentifikasi karakteristik (bentuk dan warna) dengan menggunakan mikroskop. Analisis data menggunakan Uji One Way ANOVA untuk membandingkan kelimpahan total pada setiap lokasi pengamatan dan membandingkan kelimpahan antar setiap bentuk.Hasil: Bentuk fiber menduduki urutan pertama dengan total partikel terbanyak yakni 51,19% MP, disusul fragmen dengan 30,56% dan film dengan 18,25%. Untuk warna yang mendominasi adalah transparan dengan 34,48%, disusul biru dengan 32,57%, kemudian hitam 9,58% dan kuning dengan 5,75%. Tidak adanya perbedaan yang signifikan untuk kelimpahan MP antara setiap lokasi pengamatan. Diduga adanya pengaruh pergerakan arus pada setiap lokasi sehingga kelimpahan masing-masing lokasi cenderung sama. Perbedaan signifikan terjadi pada setiap bentuk yang diamati. Hal tersebut diduga dipengaruhi oleh perbedaan masa jenis dari setiap bentuk MP yang mempengaruhi kelimpahannya pada rumput laut. 
PENYULUHAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum DENGAN METODE KANTONG JARING DI DESA TABLOLONG, KABUPATEN KUPANG Kusuma, Ni Putu Dian; Amalo, Pieter; Pratiwi, Rifqah; Suhono, Lego; Serihollo, Lukas G G
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 3 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i3.340

Abstract

Perkembangan usaha budidaya rumput laut di Desa Tablolong terlihat stabil, namun perkembangan tersebut tidak diiringi dengan pembinaan dan pendampingan yang memadai sehingga produktivitasnya cenderung menurun dari waktu ke waktu. Belum tercapainya produksi tersebut karena lemahnya teknologi budidaya (bibit, metode budidaya, umur panen, dan penanganan pasca panen). Tujuan penelitian ini adalah menemukan metode yang tepat untuk meningkatkan produktivitas rumput laut Kappaphycus striatum. Metode kantong jaring merupakan salah satu modifikasi dari metode Long line dengan memanfaatkan kolom air (vertikal) dengan tujuan meningkatkan produksi rumput. Kegiatan diawali dengan sosialisasi, penyuluhan partisipatif, pendampingan, penerapan metode kantong jaring dan monitoring evaluasi. Penyuluhan Partisipatif untuk memberikan pemahaman kepada pembudidaya tentang konsep penerapan teknologi kantong jaring. Sistem usaha pembuatan Kantong Jaring mampu menyerap tenaga kerja dengan menggunakan bahan baku lokal. Penggunaan Kantong Jaring tidak menimbulkan polusi udara, air maupun tanah. Monitoring bertujuan untuk mengamati lokasi budidaya terutama pada rumput laut terhadap hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas dan pertumbuhan rumput laut. Pembudidaya rumput laut di Desa Tablolong mampu meningkatkan pendapatan keluarganya dengan menerapkan metode kantong jaring dalam membudidayakan rumput laut Kappaphycus striatum. Hal ini karena produktivitas rumput laut yang menggunakan metode kantong jaring lebih tinggi dibandingkan dengan metode konvensional (Longline) yang sebelumnya biasa digunakan oleh pembudidaya di Desa Tablolong. Pencapaian ini tidak terlepas dari penyuluhan dan pendampingan yang diberikan saat kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berlangsung.
Lama Waktu Tingkat Kematangan Gonad Udang Vanamei melalui Ablasi dan Non-Ablasi Sa’diyah, Qonita Nur; Ramli, Taufik Hadi; Pattirane, Chrisoetanto P; Serihollo, Lukas Giovani Gonzales
JURNAL MEGAPTERA Vol 3, No 2 (2024): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v3i2.15183

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan lama waktu pematangan gonad dari udang vaname yang di ablasi dan tidak di ablasi. Penelitian ini dilaksanakan di instalasi Pembenihan Udang di Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur. Karakteristik induk udang yang baik adalah udang jantan dan betina memiliki karakteristik reproduksi yang sangat bagus. Spermatofora jantan berkembang baik dan berwarna putih mutiara dan udang betina matang secara seksual dan menunjukkan perkembangan ovarium yang alami. Induk berasal hasil pemuliaan Multipication Broodstock Center (MBC) dengan bobot tubuh sebesar 30-35 g (jantan) dan 40-45 g (betina). Induk diberikan kombinasi tiga jenis pakan selama masa pemeliharaan dengan frekuensi pemberian 4 kali sehari sebesar 40% dari biomassa yakni pukul 07.00, 11.00, 15.00 dan 19.00. Proses ablasi dilakukan pada pagi hari. Proses ablasi yang dilakukan adalah dengan cara memegang induk betina secara perlahan-lahan dan hati-hati sehingga udang tidak merontaronta dengan cara melipat ekor udang ke arah dalam secara perlahan. Lalu setelah itu dilakukan pemotongan tangkai mata menggunakan gunting arteri yang telah dipanaskan. Pemotongan tangkai mata dapat dilakukan pada bagian kanan ataupun kiri sesuai kondisi mata induk. Setelah di ablasi, induk udang diamati tingkat kematian untuk meyakinkan ketersediaan induk yang akan digunakan untuk pengamatan tingkat kematangan gonad. Tingkat kematangan gonad udang vaname menunjukkan ada perbedaan pada lama hari inkubasi untuk perlakuan ablasi dan non-ablasi. Periode waktu untuk perkembangan TKG udang yang di ablasi antara 0-12 hari sedangkan 0-22 hari untuk yang tidak di ablasi.This study was conducted to see the time difference in the gonad maturation time period of ablated and non-ablated Vaname shrimp. This study was conducted at the Shrimp Hatchery Instalansi at the Brackish Water Aquaculture Center (BPBAP) Situbondo, East Java. The broodstock originated from the Multipication Broodstock Center (MBC), where they were bred for body weights of 30-35 g for males and 40-45 g for females. During the rearing period, the broodstock received a combination of three types of feed four times a day at 40% of biomass, at 07:00, 11:00, 15:00, and 19:00. We carried out the ablation process in the morning. We perform the ablation process by gently folding the shrimp's tail inward and holding the female parent slowly and carefully to prevent it from struggling. Next, use heated artery scissors to cut the eye stalk. Depending on the condition of the parent's eye, you can cut the eye stalk on either the right or left side. We observed the mortality of shrimp broodstock after ablation to ensure its availability for gonadal maturity observations. The difference in the number of days needed for ablation and non-ablation treatments was seen in the vanamei shrimp's gonadal maturity level. The time period for the development of TKG in ablated shrimp is between 0 and 12 days, while 0 and 22 days for non-ablated shrimp.
Aplikasi Bioball Dalam Menurunkan Kadar Nitrit Pada Limbah Tambak Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Tangguda, Sartika; Serihollo, Lukas Giovani Gonzales; Usman, Zainal; Amalo, Pieter; Sinaga, Riris Yuli Valentine; Pratiwi, Rifqah; Kusuma, Ni Putu Dian; Hariyadi, Dimas Rizky; Timuneno, Melkias
JURNAL MEGAPTERA Vol 4, No 1 (2025): Jurnal Megaptera (JMTR)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jmtr.v4i1.15731

Abstract

Limbah pada budidaya Udang vaname (L. vannamei) mengandung sejumlah senyawa yang bersifat toksik, salah satunya adalah Nitrit (NO2 - ) yang bersifat tidak stabil dalam air. Penyaringan limbah sangat diperlukan sebelum dibuang ke perairan umum untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, salah satu cara yang dilakukan yaitu aplikasi bioball sebagai media tumbuh mikroorganisme atau bakteri yang berperan sebagai bioremediasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis jumlah bioball yang efektif untuk menurunkan kadar nitrit pada limbah budidaya udang vaname serta mengetahui parameter kualitas air yang berperan dalam penguraian limbah tambak udang tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk melihat pengaruh bioball dalam menurunkan kadar nitrit pada limbah tambak udang vaname. Penelitian ini diawali dengan menyalurkan air limbah hasil buangan kegiatan budidaya udang vaname ke dalam tandon penampungan. Kemudian pada masing-masing tandon penampungan dimasukkan filter biologis sesuai dengan rancangan, yaitu P1 (bioball sebanyak 2.000 buah), P2 (bioball sebanyak 3.000 buah), dan P3 (bioball sebanyak 4.000 buah). Parameter utama yang diamati adalah kadar nitrit, sedangkan parameter penunjang yang diamati terdiri dari kadar nitrat, fosfat, suhu, pH, salinitas, dan intensitas cahaya. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P2 (penggunaan bioball sebanyak 3.000 buah) menghasilkan kadar nitrit yang lebih rendah dibandingkan perlakuan P1 dan P3, yaitu 0.020 mg/L. Parameter kualitas air yang berpengaruh terhadap penguraian limbah tambak udang vaname dengan menggunakan bioball adalah suhu, pH, salinitas, intensitas cahaya, nitrat, dan fosfat. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penambahan naungan atau shelter pada tandon penampungan limbah sehingga suhu dan intensitas cahaya tidak terlalu tinggi dan dapat memaksimalkan kinerja filter biologis.Waste from Vaname Shrimp (L. vannamei) cultivation contains a number of toxic compounds, one of which is Nitrite (NO2 - ) which is unstable in water. Waste filtration is essential before being discharged into public waters to prevent environmental pollution, one way is to apply bioballs as a growing medium for microorganisms or bacteria that act as bioremediation. This study aims to analyze the number of bioballs that are effective in reducing nitrite levels in vaname shrimp cultivation waste and to determine the water quality parameters that play a role in the decomposition of shrimp pond waste. The method used in this study is a descriptive method to see the effect of bioballs in reducing nitrite levels in vaname shrimp pond waste. This study began by channeling wastewater from vaname shrimp cultivation activities into a storage tank. Then, a biological filter was inserted into each storage tank according to the design, namely P1 (2,000 bioballs), P2 (3,000 bioballs), and P3 (4,000 bioballs). The main parameters observed were nitrite levels, while the supporting parameters observed consisted of nitrate, phosphate, temperature, pH, salinity, and light intensity levels. The results showed that treatment P2 (using 3,000 bioballs) produced lower nitrite levels compared to treatments P1 and P3, which was 0.020 mg/L. Water quality parameters that affect the decomposition of vaname shrimp pond waste using bioballs are temperature, pH, salinity, light intensity, nitrate, and phosphate. In further research, it is necessary to add shade or shelter to the waste storage tank so that the temperature and light intensity are not too high and can maximize the performance of the biological filter.