Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

The THE EFFECTIVENESS OF INTERPROFESSIONAL COLLABORATION PRACTICE IN OPERATING ROOM Mumtaz, Dzakiyatul Fahmi
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 8 No 3 (2021): SEPTEMBER 2021
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v8i3.636

Abstract

Background: Interprofessional Collaboration Practice (IPCP) is a process when several different health care professionals provide comprehensive health services, working together with patients, patients' families, nurses (caregivers) and the community to provide excellent quality care. IPCP is a team-based care action that focuses on improving the quality of patient and family services but is still limited to being applied in hospitals, especially in the operating room. Aim: The purpose of this study was to determine the application of Interprofessional Collaboration Practice (IPCP) in the operating room. Method: This research is a descriptive analytic study with a systematic-literature review design. The databases used are Sciencedirect, Pubmed, Sage and Spingerlink using the search keywords “Interprofessional Collaboration Practice Implement* AND adult patient AND operat* room AND improved patient health status”. Determination of scientific articles using the PRISMA Flow Diagram method by determining scientific articles according to research inclusion criteria. Result: The results of this literature review were reviewed in full and founded 4 articles on the effective application of IPCP in reducing the incidence of Surgical Site Infection (SSI) and stimulating an increase in the quality of care provided by the IPCP team to patients with a history of surgery. Conclusion: Interprofessional Collaboration Practice (IPCP) is effective in reducing Surgical Site Infection (SSI) and improving the quality of care for patients in operating room. Keyword: Interprofessional Collaboration Practice, IPCP, operating room, SSI
ANALISIS PERILAKU REMAJA TENTANG GENITAL HYGIENE CARE Dzakiyatul Fahmi Mumtaz; Tati Hardiyanti; Ito Wardin
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 6 No. 3 (2022): November 2022
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.978 KB) | DOI: 10.32584/jpi.v6i3.1847

Abstract

Personal hygiene merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya untuk mendapatkan kesejahteraan holistik. Manusia yang tidak bisa melakukan personal hygiene dengan baik maka dapat dikatakan terganggu dalam melakukan personal hygiene. Salah satu contoh personal hygiene adalah genital hygiene care. Personal hygiene tentang genital care pada wanita perlu mendapat perhatian khusus dikarenakan karakteristik bentuk fisiologis organ genitalia wanita. Proses kematangan organ genitalia terjadi pada saat remaja akhir sehingga personal hygiene genital care pada remaja akhir hingga dewasa awal perlu diperhatikan. Penelitian systematic review ini bertujuan untuk menganalisis genital hygiene care wanita usia remaja dan dewasa awal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain systematic review. Pencarian sistematis dari database elektronik Sciencedirect, Pubmed dan Sage, dengan rentang publikasi literatur 2017-2022. Kata kunci yang digunakan “Personal hygiene OR hygiene AND genital care AND adult OR young adult OR teenager AND women”. Kriteria inklusi difokuskan pada perilaku hygiene genitalia wanita remaja dan dewasa awal. Literatur lengkap yang disertakan menggunakan pedoman PRISMA. Setelah membaca keseluruhan include literatur, tema dan konsep kunci diekstraksi dan disintesis. Total terdapat 2382 artikel disaring. Lima artikel memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis lebih lanjut. Analisis menemukan 4 kategori yang terkait perilaku kebersihan organ genitalia di wanita remaja dan dewasa awal: vaginal douching, wearing tight pants, menstrual hygiene dan additional care. Hasil analisis menyatakan apabila ke-4 kategori tersebut tidak dilakukan oleh wanita maka dapat menyebabkan infeksi organ genitalia seperti vulvodynia hingga kanker serviks. Genital hygiene care merupakan hal yang vital pada wanita terutama remaja usia 18-25 tahun yang mengalami proses-proses kematangan organ genitalia agar mampu menekan angka kejadian infeksi organ genitalia. Kata kunci: Genital hygiene care, personal hygiene, dewasa, wanita
Upaya Pencegahan COVID 19 melalui Penerapan "SIGAP" (Sosialisasi Anak Peduli PHBS) Vita Purnamasari; Dzakiyatul Fahmi Mumtaz
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i1.7518

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi salah satu protokol kesehatan vital di era pandemi COVID-19 yang penting dilakukan oleh masyarakat terutama siswa/i Sekolah Dasar (SD). Pengabdian masyarakat, yang merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, berlokasi di SD Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta bertujuan untuk melakukan edukasi menggunakan media audio visual tentang PHBS pada anak SD melalui penerapan SIGAP (Sosialisasi Gerakan Anak Peduli PHBS). Tahapan kegiatan ini adalah: (1) Observasi lokasi penelitian; (2) identifikasi masalah mitra; (3) pencarian solusi pada mitra penelitian; (4) proses pembuatan media edukasi; (5) kegiatan SIGAP; (6) Evaluasi dan monitoring kegiatan SIGAP; dan laporan serta publikasi hasil kegiatan penerapan SIGAP di Sekolah Dasar. Kegiatan SIGAP dimulai pada bulan Januari hingga Juli 2021 di SD Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta. Hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini yaitu adanya peningkatan pengetahuan dan sikap, awalnya 59,7% menjadi 90,5%. Dua indikator inilah sebagai salah satu faktor keberhasilan penerapan perilaku pada siswa/i di SD Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta setelah dilakukan edukasi PHBS berbasis audio visual.Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is one of the important health protocols in the era of the COVID-19 pandemic that needs to be implemented in society, especially for children at elementary school. Community service, which is one of the embodiments of the Tri Dharma of Higher Education, is carried out at SD Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta to conduct education using audio-visual media about PHBS for elementary school children by carrying out SIGAP (Socialization of the Movement for Concerned Children about PHBS). The stages of this activity are: (1) field observation; (2) identification of partner problems; (3) offering solutions to partners; (4) making educational media; (5) Outreach; (6) Evaluation and monitoring; and lastly is the report and publication of the results of Community Service (Pengabmas). SIGAP activities start from January to July 2021 at SD Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta. This community service activity increases knowledge and attitudes, initially from 59.7% to 90.5%. These two indicators are one of the factors for successfully implementing behaviour in students at SD Muhammadiyah Purwodiningratan Yogyakarta after conducting PHBS education based on audiovisual. 
EFEKTIFITAS MEDIA LEAFLET DALAM PEMBERIAN INFORMASI MANAJEMEN GEJALA PADA PASIEN DAN KELUARGA DI RUANG KEMOTERAPI RS SITI KHODIJAH SEPANJANG SIDOARJO Mumtaz, Dzakiyatul Fahmi; Pratiwi, Nur Aida; Nisa, Aulifia Choirun; Rini, Erika Dwi Listyo; Syahbana, A Syahril Ali; Septiyanti, Elfina; Laili, Novia Nur
Indonesian Academia Health Sciences Journal Vol 3 No 1 (2022): INDONESIAN ACADEMIA HEALTH SCIENCES JOURNAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/inahes.v3i1.23473

Abstract

Abstrak: Kemoterapi adalah terapi pasien kanker dengan tujuan membunuh sel abnormal tubuh secara cepat. Kemoterapi memiliki efek samping yang bervariasi di setiap penderita yang menjalaninya. Pemberian edukasi menggunakan leaflet dilakukan pada pasien dan keluarga yang menjalani kemoterapi agar pasien lebih siap melakukan manajemen gejala pada saat menjalani kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemberian edukasi melalui media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan tentang manajemen gejala pasien kanker dan keluarga yang menjalani kemoterapi. Penelitian bersifat pre-experimental study dengan menggunakan accidental sampling sejumlah 4 pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo. Edukasi dengan menggunakan leaflet dilakukan selama 1 kali saat akan dilakukan kemoterapi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan khusus pasien kanker sejumlah 15 item pertanyaan. Analisis menggunakan uji deskriptif. Hasil penelitian terbukti meningkatkan pengetahuan, sebelum edukasi rata-rata 35% menjadi 55%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media leaflet masih dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen gejala pasien kemoterapi. Kata Kunci: edukasi, kemoterapi, manajemen gejala, media leaflet, pengetahuan Abstract: Chemotherapy is a therapy for cancer patients with the aim of killing the body's abnormal cells quickly. Chemotherapy has varying side effects for each patient who undergoes it. Providing education using leaflets is carried out to patients and families undergoing chemotherapy so that patients are better prepared to manage symptoms while undergoing chemotherapy. The aim of this research is to provide education through leaflet media to increase knowledge about symptom management for cancer patients and families undergoing chemotherapy. The research was a pre-experimental study using accidental sampling of 4 cancer patients undergoing chemotherapy at Siti Khodijah Hospital along Sidoarjo. Education using leaflets is carried out once when chemotherapy is being carried out. Data were collected using a special knowledge questionnaire for cancer patients with 15 question items. Analysis uses descriptive tests. The research results are proven to increase knowledge, before education, an average of 35% to 55%. So it can be concluded that leaflet media can still be used to increase knowledge of symptom management in chemotherapy patients. Keywords: education, chemotherapy, symptom management, leaflet media, knowledge
Terapi Komplementer dengan Indikator Eastern Cooperative Oncology Group Performance Scale (ECOG-PS) pada Pasien Kanker dengan Kemoterapi Dzakiyatul Fahmi Mumtaz; Chlara Yunita Prabawati; Ito Wardin; Gangga Kristin Nurfiyatul Jannah; Shaleza Mellaty Putri
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 15, No 3 (2024): Juli-September 2024
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf15346

Abstract

Chemotherapy is a common therapy in cancer treatment with many side effects of treatment and psychological stress. One indicator to assess the performance scale of cancer patients with chemotherapy is the Eastern Cooperative Oncology Group Performance Scale (ECOG-PS). Various complementary therapy options with ECOG-PS indicators can be chosen by cancer patients to maintain quality of life and chemotherapy symptom management. This study aimed to determine collaborative nursing therapies with ECOG-PS indicators to maintain quality of life and reduce symptoms due to chemotherapy. This study was a literature review, based on research results published from October 2018 to April 2023, which were limited to complementary therapies with ECOG-PS indicators in cancer patients with chemotherapy. The literature was obtained from 3 databases, namely PubMed, Sage and ScienceDirect. Two researchers independently extracted and evaluated studies that met the inclusion and exclusion criteria. Analysis of the results before and after therapy was carried out descriptively narratively related to the effectiveness of therapy in cancer patients with chemotherapy, which were divided into exercise and non-exercise therapy. From the review results, 8 selected experimental studies were obtained which were conducted on 393 cancer patients undergoing chemotherapy (mean age of patients 49-75 years). The ECOG-PS indicator score 0-1 was used as an indicator in the inclusion criteria for respondents in 6 selected studies (60%). Recommended exercise therapies include exercise & nutritional intervention, home-based exercise prehabilitation, The ABCSG C07 exercise, and multicomponent exercise program. Recommended non-exercise therapies: early palliative care intervention, herbal therapy & CBT, and progressive relaxation exercise. Furthermore, it was concluded that there are 2 types of complementary therapies, namely exercise and non-exercise therapy, which can be selected to maintain the quality of life and symptom management of chemotherapy patients.Keywords: cancer patients; chemotherapy; Eastern Cooperative Oncology Group Performance Scale; performance scale ABSTRAK Kemoterapi adalah terapi yang sering dilakukan dalam pengobatan kanker dengan banyak efek samping pengobatan dan stress psikologis. Salah satu indikator untuk menilai skala kinerja pasien kanker dengan kemoterapi adalah Eastern Cooperative Oncology Group Performance Scale (ECOG-PS). Berbagai pilihan terapi komplementer dengan indikator ECOG-PS dapat dipilih oleh pasien kanker untuk mempertahankan kualitas hidup dan manajemen gejala kemoterapi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui terapi-terapi kolaboratif keperawatan dengan indikator ECOG-PS untuk mempertahankan kualitas hidup dan mengurangi gejala akibat kemoterapi. Studi ini merupakan tinjauan literatur, dengan bersumber pada hasil-hasil penelitian yang diterbitkan mulai Oktober 2018 hingga April 2023, yang dibatasi pada terapi komplementer dengan indikator ECOG-PS pada pasien kanker dengan kemoterapi. Literatur didapatkan dari 3 database yaitu PubMed, Sage dan ScienceDirect. Dua peneliti secara independen mengestraksi dan mengevaluasi studi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis hasil sebelum dan sesudah terapi dilakukan secara deskriptif naratif terkait efektifitas terapi pada pasien kanker dengan kemoterapi, yang terbagi menjadi terapi latihan dan non latihan. Dari hasil tinjauan didapatkan 8 penelitian eksperimental terpilih yang dilakukan pada 393 pasien kanker yang menjalani kemoterapi (usia rata-rata pasien 49-75 tahun). Indikator ECOG-PS skor 0-1 dijadikan sebagai indikator dalam kriteria inklusi responden pada 6 penelitian terpilih (60%). Terapi latihan yang direomendasikan di antaranya adalah exercise & nutritional intervention, home based exercise prehabilitation, The ABCSG C07 exercise, dan multicomponent exercise program. Terapi non Latihan yang direkomendasikan: early palliative care intervention, herbal therapy & CBT, serta progressive relaxation exercise. Selanjutnya disimpulkan bahwa terdapat 2 jenis terapi komplementer yakni terapi latihan dan non latihan yang dapat dipilih untuk mempertahankan kualitas hidup dan manajemen gejala pasien kemoterapi.Kata kunci: pasien kanker; kemoterapi; Eastern Cooperative Oncology Group Performance Scale; skala kinerja
Multicomponent Exercise Program (Mepfs) to Maintain the Quality of Life For Chemotherapy Patients: Systematic Literature Review Fahmi, Dzakiyatul; Siwi, Ken
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram Vol. 15 No. 2 (2025): Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YARSI Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Chemotherapy is a therapy that is often used in cancer treatment, and causes many side effects of treatment symptoms and psychological stress. Various complementary therapy options can be chosen by chemotherapy patients to maintain quality of life and chemotherapy symptom management, one of which is using the Multicomponent Exercise Program (MEPFS) which needs to be developed to be applied to cancer patients with chemotherapy in Indonesia. The purpose of this study was to develop MEPFS therapy in cancer patients with chemotherapy. This quantitative study with the type of the review develops MEPFS therapy in chemotherapy patients. This study is part of the development of MEP therapy, using the Systematic Literature Review (SLR) method to translate, accumulate and synthesize the results of previous studies on MEP therapy that affect the quality of life of chemotherapy patients. The eligible criteria for this study were articles published in the indexed journal databases Pubmed, Sage and Science Direct, English, observational and experimental studies. Journals published in the period 2019-2023. From the search results, 220 articles were obtained from 3 journal databases, of which 786 articles were excluded because they were duplicated, did not comply with the inclusion and were not relevant so that there were 7 relevant articles and further translation processes were carried out. The analysis showed that the performance scale using ECOG-PS is a valid screening used (p 0.047) before chemotherapy patients undergo MEPFS exercise therapy with a minimum score of ECOG £1. Respondents who will undergo MEPFS therapy will combine aerobic exercise and weight training with a total duration of 40 minutes. The exercise consists of 3 phases with a composition of a warm-up phase (5 minutes), a main exercise phase (30 minutes) and a cool-down phase (5 minutes). The main exercise phase is divided into aerobic exercise (can be with a treadmill, walking or jogging on the spot) for 15 minutes, and weight training using dumbbells/theraband for 15 minutes. MEPFS therapy is recommended for cancer patients undergoing chemotherapy. ABSTRAK Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang sering digunakan dalam pengobatan kanker, dan menimbulkan banyak efek samping gejala pengobatan dan stres psikologis. Berbagai pilihan terapi komplementer dapat dipilih oleh pasien kemoterapi untuk menjaga kualitas hidup dan manajemen gejala kemoterapi, salah satunya dengan menggunakan Multicomponent Exercise Program (MEPFS) yang perlu dikembangkan untuk diaplikasikan pada pasien kanker dengan kemoterapi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan terapi  MEPFS pada pasien kanker dengan kemoterapi. Penelitian kuantitatif dengan metode SLR ini mengembangkan terapi MEPFS pada pasien kemoterapi. Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan terapi MEP, dengan menerjemahkan, mengumpulkan dan mensintesiskan hasil penelitian sebelumnya tentang terapi MEP yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kemoterapi. Kriteria kelayakan penelitian adalah artikel yang dipublikasikan pada database jurnal terindeks Pubmed, Sage dan Science Direct, berbahasa Inggris, penelitian observasional dan eksperimental. Jurnal yang dipublikasikan pada periode 2019-2023. Dari hasil penelusuran diperoleh 220 artikel dari 3 database jurnal, yang mana 786 artikel dikeluarkan karena terduplikasi, tidak sesuai inklusi dan tidak relevan sehingga terdapat 7 artikel yang relevan dan dilakukan proses translasi lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan bahwa skala kinerja menggunakan ECOG-PS merupakan skrining yang valid digunakan (p 0,047) sebelum pasien kemoterapi menjalani terapi latihan MEPFS dengan skor minimal ECOG £1. Responden yang akan menjalani terapi MEPFS akan mengkombinasikan latihan aerobik dan latihan angkat beban dengan total durasi 40 menit. Latihan terdiri dari 3 fase dengan komposisi fase pemanasan (5 menit), fase latihan utama (30 menit) dan fase pendinginan (5 menit). Fase latihan utama dibagi menjadi latihan aerobik (dapat dengan treadmill, jalan kaki atau jogging di tempat) selama 15 menit, dan latihan angkat beban menggunakan dumbel/theraband selama 15 menit. Terapi MEPFS dianjurkan bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi. Kemoterapi merupakan salah satu terapi yang sering digunakan dalam pengobatan kanker, dan menimbulkan banyak efek samping gejala pengobatan dan stres psikologis. Berbagai pilihan terapi komplementer dapat dipilih oleh pasien kemoterapi untuk menjaga kualitas hidup dan manajemen gejala kemoterapi, salah satunya dengan menggunakan Multicomponent Exercise Program (MEPFS) yang perlu dikembangkan untuk diaplikasikan pada pasien kanker dengan kemoterapi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan terapi  MEPFS pada pasien kanker dengan kemoterapi. Penelitian kuantitatif dengan jenis scoping review ini mengembangkan terapi MEPFS pada pasien kemoterapi. Penelitian ini merupakan bagian dari pengembangan terapi MEP, dengan menggunakan metode scoping review untuk menerjemahkan, mengumpulkan dan mensintesiskan hasil penelitian sebelumnya tentang terapi MEP yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kemoterapi. Kriteria inklusi penelitian ini adalah artikel yang dipublikasikan pada database jurnal terindeks Pubmed, Sage dan Science Direct, berbahasa Inggris, penelitian observasional dan eksperimental. Jurnal yang dipublikasikan pada periode 2019-2023. Dari hasil penelusuran diperoleh 220 artikel dari 3 database jurnal, yang mana 786 artikel dikeluarkan karena terduplikasi, tidak sesuai inklusi dan tidak relevan sehingga terdapat 7 artikel yang relevan dan dilakukan proses translasi lebih lanjut. Hasil analisis menunjukkan bahwa skala kinerja menggunakan ECOG-PS merupakan skrining yang valid digunakan (p 0,047) sebelum pasien kemoterapi menjalani terapi latihan MEPFS dengan skor minimal ECOG £1. Responden yang akan menjalani terapi MEPFS akan mengkombinasikan latihan aerobik dan latihan angkat beban dengan total durasi 40 menit. Latihan terdiri dari 3 fase dengan komposisi fase pemanasan (5 menit), fase latihan utama (30 menit) dan fase pendinginan (5 menit). Fase latihan utama dibagi menjadi latihan aerobik (dapat dengan treadmill, jalan kaki atau jogging di tempat) selama 15 menit, dan latihan angkat beban menggunakan dumbel/theraband selama 15 menit. Terapi MEPFS dianjurkan bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi.
PENERAPAN SIMULASI SENAM KAKI DIABATES DALAM MENCEGAH KAKI DIABETIKUM PADA IBU AISYIAH Sumara, Retno; Winata, Septian Galuh; Rofiqi, Erfan; Anandhita, Aries Chandra; Agustin, Ratna; Mumtaz, Dzakiyatul Fahmi
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 12 (2024): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Desember 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/g4405d13

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic disease with increasing prevalence in Indonesia that is at risk of diabetic ulcer complications. This community service aims to provide education and simulation of diabetic foot exercises for the prevention of diabetic ulcers in the Aisyiah Sidoarjo Group with 30 participants. Community service is carried out using the following methods: 1) Counseling: Providing material on diabetes mellitus, complications, and the importance of diabetic foot exercises; 2) Demonstration: The community service team demonstrates the steps of diabetic foot exercises; 3) Simulation: Participants practice diabetic foot exercises with guidance from the community service team; 4) Evaluation: Assessment of participants' knowledge and skills before and after the activity. Participants were aged 40-65 years with 100% attendance. The results showed an increase in knowledge from 65% to 85% after the activity, which was achieved through comprehensive materials, questions and answers, and demonstrations. The activity succeeded in increasing participants' knowledge and skills in diabetic foot exercises. The community service activity of Education and Simulation of Diabetic Foot Exercises for the Prevention of Diabetic Ulcers in the Aisyiah Group has been successfully implemented. There was an increase in participants' knowledge and skills in performing diabetic foot exercises.
EFEKTIFITAS MEDIA LEAFLET DALAM PEMBERIAN INFORMASI MANAJEMEN GEJALA PADA PASIEN DAN KELUARGA DI RUANG KEMOTERAPI RS SITI KHODIJAH SEPANJANG SIDOARJO Mumtaz, Dzakiyatul Fahmi; Pratiwi, Nur Aida; Nisa, Aulifia Choirun; Rini, Erika Dwi Listyo; Syahbana, A Syahril Ali; Septiyanti, Elfina; Laili, Novia Nur
Indonesian Academia Health Sciences Journal Vol 3 No 1 (2022): INDONESIAN ACADEMIA HEALTH SCIENCES JOURNAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/inahes.v3i1.23473

Abstract

Abstrak: Kemoterapi adalah terapi pasien kanker dengan tujuan membunuh sel abnormal tubuh secara cepat. Kemoterapi memiliki efek samping yang bervariasi di setiap penderita yang menjalaninya. Pemberian edukasi menggunakan leaflet dilakukan pada pasien dan keluarga yang menjalani kemoterapi agar pasien lebih siap melakukan manajemen gejala pada saat menjalani kemoterapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemberian edukasi melalui media leaflet untuk meningkatkan pengetahuan tentang manajemen gejala pasien kanker dan keluarga yang menjalani kemoterapi. Penelitian bersifat pre-experimental study dengan menggunakan accidental sampling sejumlah 4 pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo. Edukasi dengan menggunakan leaflet dilakukan selama 1 kali saat akan dilakukan kemoterapi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pengetahuan khusus pasien kanker sejumlah 15 item pertanyaan. Analisis menggunakan uji deskriptif. Hasil penelitian terbukti meningkatkan pengetahuan, sebelum edukasi rata-rata 35% menjadi 55%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media leaflet masih dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan manajemen gejala pasien kemoterapi. Kata Kunci: edukasi, kemoterapi, manajemen gejala, media leaflet, pengetahuan Abstract: Chemotherapy is a therapy for cancer patients with the aim of killing the body's abnormal cells quickly. Chemotherapy has varying side effects for each patient who undergoes it. Providing education using leaflets is carried out to patients and families undergoing chemotherapy so that patients are better prepared to manage symptoms while undergoing chemotherapy. The aim of this research is to provide education through leaflet media to increase knowledge about symptom management for cancer patients and families undergoing chemotherapy. The research was a pre-experimental study using accidental sampling of 4 cancer patients undergoing chemotherapy at Siti Khodijah Hospital along Sidoarjo. Education using leaflets is carried out once when chemotherapy is being carried out. Data were collected using a special knowledge questionnaire for cancer patients with 15 question items. Analysis uses descriptive tests. The research results are proven to increase knowledge, before education, an average of 35% to 55%. So it can be concluded that leaflet media can still be used to increase knowledge of symptom management in chemotherapy patients. Keywords: education, chemotherapy, symptom management, leaflet media, knowledge