Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN Rio Setiawan; Zaili Rusli; Mayarni Mayarni
FOKUS : Publikasi Ilmiah untuk Mahasiswa, Staf Pengajar dan Alumni Universitas Kapuas Sintang. Vol 21, No 1 (2023): FOKUS : Publikasi Ilmiah untuk Mahasiswa, Staf Pengajar dan Alumni Universitas
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/fokus.v21i1.723

Abstract

Implementasi Program Ketahanan Pangan yang baik dari masyarakatmerupakan tujuan utamapemerintah dalam melakukan pemberdayaan dan peningkatan sumber ketahanan pangan daerah diKabupaten Kuantan Singingi. Melalui kebijakan ketahanan pangan pemerintah mengharapkan dapatmeningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sehingga memberikan kesejahteraan terhadapmasyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis tingkat Implementasi dan faktorfaktorpenghambat dalam Program Ketahanan Pangan Di Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian inimenggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bersifat deskriptif denganproses pengumpulan data malalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Penelitian dilakukan diBalai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Hasil penelitian menunjukkanbahwa Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan Tanaman Padi Di Kecamatan Benai masih belumberjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan komunikasi antara implementor dengan pembuat kebijakanmasih belum dirasakan oleh semua petani padi, kemudian Sumber daya yang dimiliki baik berupasumber daya manusia dan sumber daya pendukung berupa fasilitas juga belum terpenuhi dengan baik,selanjutnya Disposisi/sikap pelaksana juga belum maksimal dan lambatnya proses penurunan disposisisebuah kebijakan, terakhir yaitu struktur birokrasi yang membuat banyaknya tahapan yang harus dilaluihingga sampai ke tahap pelaksanaan dilapangan oleh petani. Faktor yang menghambat implementasikebijakan ketahanan pangan tanaman padi di kecamatan benai yaitu kurangnya fasilitas Sarana danprasarana dalam pelaksanaan program Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Benai, kemudian jugakurangnya anggaran yang diberikan pemerintah untuk mendukung terlaksananya kebijakan ketahananpangan tanaman padi di Kecamatan Benai seperti pelaksanaa kegiatan baik penyuluhan, pertemuandalam penyusunanan program maupun pembutan percontohan.
IMPLEMENTASI PROGRAM KETAHANAN PANGAN Rio Setiawan; Zaili Rusli; Mayarni Mayarni
FOKUS : Publikasi Ilmiah untuk Mahasiswa, Staf Pengajar dan Alumni Universitas Kapuas Sintang. Vol 21 No 1 (2023): FOKUS : Publikasi Ilmiah untuk Mahasiswa, Staf Pengajar dan Alumni Universitas K
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/fokus.v21i1.723

Abstract

Implementasi Program Ketahanan Pangan yang baik dari masyarakatmerupakan tujuan utamapemerintah dalam melakukan pemberdayaan dan peningkatan sumber ketahanan pangan daerah diKabupaten Kuantan Singingi. Melalui kebijakan ketahanan pangan pemerintah mengharapkan dapatmeningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sehingga memberikan kesejahteraan terhadapmasyarakat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis tingkat Implementasi dan faktorfaktorpenghambat dalam Program Ketahanan Pangan Di Kabupaten Kuantan Singingi. Penelitian inimenggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang bersifat deskriptif denganproses pengumpulan data malalui wawancara, observasi dan studi dokumen. Penelitian dilakukan diBalai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi. Hasil penelitian menunjukkanbahwa Implementasi Kebijakan Ketahanan Pangan Tanaman Padi Di Kecamatan Benai masih belumberjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan komunikasi antara implementor dengan pembuat kebijakanmasih belum dirasakan oleh semua petani padi, kemudian Sumber daya yang dimiliki baik berupasumber daya manusia dan sumber daya pendukung berupa fasilitas juga belum terpenuhi dengan baik,selanjutnya Disposisi/sikap pelaksana juga belum maksimal dan lambatnya proses penurunan disposisisebuah kebijakan, terakhir yaitu struktur birokrasi yang membuat banyaknya tahapan yang harus dilaluihingga sampai ke tahap pelaksanaan dilapangan oleh petani. Faktor yang menghambat implementasikebijakan ketahanan pangan tanaman padi di kecamatan benai yaitu kurangnya fasilitas Sarana danprasarana dalam pelaksanaan program Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Benai, kemudian jugakurangnya anggaran yang diberikan pemerintah untuk mendukung terlaksananya kebijakan ketahananpangan tanaman padi di Kecamatan Benai seperti pelaksanaa kegiatan baik penyuluhan, pertemuandalam penyusunanan program maupun pembutan percontohan.
PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM (SKI) DI MTS DARUR ROJA DEPOK Siti Shofiyah; Ahmad Wafi; Aldi Wijaya; Ega Jati Damara; Heru Nugroho; Rio Setiawan; Sofyan Ari Saputra; Rachmy Aulia; Alinda; Muhammad Rizky; Afandy Muharrom; Muhammad Ravito; Nur Aini; Dede Alfiyah Nurhovivah
J-PAI NIDA EL-ADABI: Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol 1 No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : LPPM Institut Nida El-Adabi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59166/edumulya.v1i1.27

Abstract

Islamic Religious Education is inextricably linked to Islamic Cultural History (SKI). Students have grown bored with Islamic Cultural History because it is only taught through the traditional lecture method. However, it is different from MTs. Darur Roja, which is in Cinere, Depok, and West Java. Learning the history of Islamic culture has become one of the students' favorite subjects. The purpose of this study was to find out how the Islamic Cultural History subject was taught at MTs Daarur Roja in Depok, West Java. The research method used is field research with a quantitative approach. The results of this study are: 1) Islamic Cultural History at MTs. Darur Roja Depok is a fun lesson; 2) The Islamic Cultural History Subject at MTs. Darur Roja Depok uses varied methods in accordance with the material presented, although it tends to often use expository methods and role play. 3) The supporting factors in the learning process of Islamic Cultural History at MTs Darur Roja Depok are that most of the students are very happy with stories from the past. 4) The inhibiting factors in the learning process of Islamic Cultural History at MTs Darur Roja Depok are that students who are used to online learning must adapt back to offline learning.
Pemberdayaan Remaja Balung Lor dalam Pengembangan Aset UMKM melalui Workshop Manajemen Bisnis Dasar oleh Mahasiswa KKN UIN KHAS Jember Kelompok 24 Diyanatil Azkiya; Shabrina Hulyati; Irza Nur Oktavia; Muhammad Is’adur Rofik; Elok Hadia Putri; Putra Andika; Ahmad Syauqi Taajul Islam; Rachmatia Aura Amanda; Izmi Nazifah Khairunnisa; Rio Setiawan; Fitri Faissatul Laili
Manfaat : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 4 (2025): November: Manfaat : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Tanaman Dan Hewan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62951/manfaat.v2i4.392

Abstract

The program “Youth Empowerment in Developing UMKM Assets through a Basic Business Management Workshop in Balung Lor Village” aims to address the low involvement of youth in the village’s micro-business sector, which is currently dominated by elderly entrepreneurs. This community service initiative applies the Asset-Based Community Development (ABCD) approach using observation, interviews, focus group discussions, and community asset mapping. The theoretical framework of asset-based empowerment positions youth as a crucial human asset for economic regeneration. The discussion highlights entrepreneurial mindset building, basic business literacy, digital marketing skills, and youth creativity in generating new economic initiatives. The results show significant improvement in youth understanding of production costing, capital management, business planning, and social media-based promotion. In conclusion, the ABCD approach effectively enhances youth participation in local economic development, strengthens UMKM sustainability, and lays a solid foundation for creating a future generation of adaptive and innovative village entrepreneurs.