Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Self-Efficacy Perawat dan Pelaksanaan Triage: Faktor Penentunya di Instalasi Gawat Darurat Yuliano Mas Putra, Aldo; Gusti, Yenita; Mustika Sari, Lisa
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol. 12 No. 1 (2025): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/pqckv905

Abstract

Pelayanan gawat darurat memiliki lingkup penanganan pasien dalam kondisi penyakit atau cedera serius dan tidak terduga, sehingga harus mengacu pada konsep triage dimana pasien akan dilayani berdasarkan tingkat kegawat daruratannya. Oleh sebab itu self-efficacy perawat sangat menentukan kepercayaan diri perawat terhadap kemampuan yang dimiliki sehingga keyakinan ini yang akan menentukan kualitas kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi self efficacy perawat dalam melaksanakan triage. Desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian telah dilaksanakan di IGD RSUD Prof. dr. M. Ali Hanafiah SM, pada bulan Januari 2023. Populasi adalah  seluruh perawat di IGD RSUD Prof. dr. M. Ali Hanafiah SM yang berjumlah 33 orang. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner self efficacy dan diolah serta dianalisa menggunakan uji chi-square. Analisa univariat didapatkan  84,8 % responden memiliki pendidikan Diploma III Keperawatan, (81,8 %) Responden memiliki masa kerja > 5 tahun, (60,4 %) mampu melaksanakan triage di IGD  dan 51.5 % memiliki efficacy rendah. Hasil bivariat didapatkan ada hubungan kemampuan dengan self efficacy perawat (p = 0,046 dan OR = 6,190), dan tidak ada hubungan pendidikan (p = 1,000) dan masa kerja (p = 0,398) dengan self efficacy perawat. Disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan self efficacy perawat adalah kemampuan. Disarankan pada pihak rumah sakit agar dapat memfasilitasi perawat untuk mengikuti pelatihan sehubungan dengan pelayanan di IGD dan juga meningkatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, untuk lebih meningkatkan kemampuan dan self efficacy mereka dalam melakukan triage.
Hubungan Response Time Dengan Tingkat Keparahan Pasien Stroke Iskemik Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi : Hubungan Response Time Dengan Tingkat Keparahan Pasien Stroke Iskemik Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi Mustika Sari, Lisa; Yuliano, Aldo; Utari, Cahayu
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2025): Volume 3, Nomer 4, Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jiik.v3i4.48281

Abstract

Berdasarkan data rekam medis tahun 2023 penderita stroke di Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi mencapai 1.437 orang dan diantaranya sebanyak 1.393 orang dengan stroke iskemik. Salah satu faktor kunci dalam pengelolaan stroke iskemik adalah waktu respon, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk memberikan intervensi medis setelah munculnya gejala awal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Response Time Dengan Tingkat Keparahan Pasien Stroke Iskemik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sebanyak 45 responden. Lebih sebagian responden (60.0%) berusia 55-70 tahun, sebagian besar laki-laki sejumlah 26 responden (57.8%), tingkat pendidikan SD sejumlah 19 responden (42.2%), tidak bekerja sejumlah 17 responden (37.8%), jarak tempuh dekat sejumlah 26 responden (57.8%), dan sebagian besar memiliki penyakit penyerta sejumlah 27 responden (60.0%). Hasil menunjukkan lebih sebagian responden memiliki response time dalam membawa pasien stroke ke pelayanan kesehatan dengan kategori lambat sejumlah 27 responden (60.0%) dan sebagian besar responden memiliki tingkat keparahan sedang sejumlah 17 responden (37.8%). Analisis data didapatkan nilai p value 0.000 a (0.05) berarti ada hubungan response time dengan tingkat keparahan pasien stroke iskemik, dengan nilai coefficient corelation sebesar 0.737 artinya mempunyai hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif. Semakin lambat response time keluarga membawa pasien stroke ke pelayanan kesehatan, maka tingkat keparahan stroke semakin berat. Diharapkan keluarga juga mampu mengenali gejala-gejala stroke, seperti kelemahan mendadak pada wajah atau lengan, bicara cadel atau sulit berbicara, dan kehilangan keseimbangan