Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FOREST RESOURCE MANAGEMENT DECISION MAKING BASED ON GENDER EQUALITY IN THE WAY BETUNG WATERSHED, LAMPUNG PROVINCE Budiono, Pitojo; Erdian, Zeda; Wulandari, Christine; Puspasari, Eny; Syahiib, A. Nizam; Sari, Fadela Yunika; Apriliani, Adella Putri
Sosiohumaniora Vol 26, No 2 (2024): Sosiohumaniora: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, JULY 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v26i2.56566

Abstract

Environmental politics as part of social science has very broad aspects, one of which is the gender aspect. In fact, women can actively work in the public sector because it is important to balance gender roles between men and women. Cooperative decision making between men and women is a reflection of gender equality in forest resource management. This research analyzes the role of gender in decision making for forest resource management based on environmental politics in Pinang Jaya Village, Talang Mulya Village, and Cilimus Village around the Way Betung watershed. The data analysis used is descriptive quantitative. The research results show that gender roles in making decisions on forest resource management such as land preparation, seeding, planting, maintenance, harvesting and security activities are known to be dominated by husbands with an average percentage (77%), while women only dominate. in marketing activities with a percentage of (9%). The high role of men is caused by patriarchal cultural factors which still assume men have full access and good knowledge in managing forests. The correlation between job characteristics and decision making in forest resource management such as land preparation, seeding, planting, maintenance, harvesting, marketing and security is known to have a significant relationship. Meanwhile, there are still variables that are not correlated with the correlation between age, gender and education. Based on environmental political aspects, there is a need for intensive understanding and training regarding gender balance for site leaders because it has been proven that gender is correlated with the sustainability of natural resources.
The Effect of C-Organic Sediment and Litter Carbon Estimation on Fertility and Site Health in Lampung Mangrove Center Syahiib, A. Nizam; Safe'i, Rahmat
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 14 No 4 (2024): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.14.4.652

Abstract

Simpanan karbon dibawah permukaan tanah dapat menggambarkan kesuburan tapak mangrove. Kesuburan tapak berimplikasi terhadap kesehatan tapak. Tujuan penelitian ini, antara lain: mengetahui kandungan C-Organik sedimen; mengetahui karbon serasah; dan mengetahui pengaruh C-Organik dan karbon serasah terhadap kesehatan tapak (pH dan KTK tanah). Adapun tahapan penelitian, antara lain: pengambilan sampel sedimen dan serasah pada plot pengamatan; analisis sampel sedimen dan serasah di laboratorium; perhitungan karbon serasah berdasarkan berat kering; dan analisis kesuburan terhadap kesehatan tapak menggunakan analisis Regresi Linear Berganda. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa: C-Organik tertinggi berada pada Klaster-Plot 3 (CL3); karbon serasah tertinggi pada CL2; dan terdapat pengaruh signifikan antara kesuburan tapak (C-Organik) terhadap kesehatan tapak (pH). Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, antara lain produksi serasah, bahan organik, temperatur, jenis pohon, polusi, dan iklim. Dengan demikian, kondisi sedimen yang tinggi bahan organik berpengaruh terhadap kesehatan tapak (pH dan KTK sedimen). Namun, saat ini kondisi tapak di LMC sedang terganggu akibat tumpahan minyak. Oleh karena itu, perlu adanya pemulihan ekosistem dan kondisi tapak untuk menjaga fungsi mangrove sebagai pengikat karbon dan supaya kondisi kesehatan tapak berkelanjutan.
PERSPEKTIF PENGELOLAAN BERKELANJUTAN TERHADAP IMPLEMENTASI INDONESIA FOLU NET SINK 2030: SEBUAH TINJAUAN Syahiib, A. Nizam; Safe'i, Rahmat
JURNAL HUTAN PULAU-PULAU KECIL Vol 8 No 1 (2024): JHPPK
Publisher : Program Studi Manajemen Hutan, Pascasarjana Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jhppk.v8i1.13383

Abstract

Krisis perubahan iklim merupakan isu yang menjadi pusat perhatian berbagai pihak dari berbagai negara. Isu perubahan iklim berkaitan dengan peningkatan CO2 di atmosfer, yang mengakibatkan emisi gas rumah kaca (GRK). Salah satu penyebab utama kondisi ini adalah kegiatan ilegal yang dilakukan oleh masyarakat, seperti pembalakan liar. Kegiatan ini menyebabkan hilangnya tutupan lahan dan degradasi kawasan hutan. Respons pemerintah terhadap hal tersebut adalah dengan merumuskan regulasi yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga mencapai net zero emission yaitu program Indonesia’s Folu Net Sink. Melalui program ini diharapkan mampu berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan dan mendukung pengelolaan hutan lestari. Konsep FOLU Net Sink tidak hanya berfokus pada perbaikan kondisi ekologi hutan tetapi juga kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Melalui konsep sustainable forest management (SFM), penurunan emisi GRK dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode dan teknik yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan.