Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perubahan Psikologis dan Stigma yang Dialami Penyintas Covid 19 Asti, Arnika Dwi; Suwaryo, Putra Agina Widyaswara; Mastuti, Siti
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.4.2021.817-826

Abstract

Pada tanggal  12 Maret 2020 WHO menyatakan status COVID-19 sebagai pandemi global. Indonesia menetapkan COVID-19 sebagai bencana nasional pada14 Maret 2020. Angka kejadian COVID -19 di Kabupaten Kebumen per tanggal 31 Oktober 2020 jumlah pasien terkonfirmasi 1.342  orang, terkonfirmasi dirujuk 3 orang, isolasi 162 orang, terkonfirmasi meninggal 40 orang dan pasien sembuh 1.062 orang. Karakteristik virus COVID – 19 yang sangat mudah menular menyebabkan masyarakat ketakutan, memandang negatif dan menghindari interaksi dengan pasien. Hal ini menyebabkan pasien mengalami perubahan psikologis dan merasa mengalami stigma. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perubahan psikologis dan stigma yang dialami klien penyintas COVID 19. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi. Partisipan penelitian ini diambil dengan cara snow ball sampling hingga ditemui saturasi data. Data diambil pertama kali pada klien penyintas COVID -19 yang pernah di rawat di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Sebanyak 10 orang klien diambil dalam penelitian ini.  Analisa data dilakukan dengan menggunakan pendekatan terstruktur dari Stevick-Collaizi dan Keen. Terdapat 3 tema utama yang ditemukan dari penelitian yaitu : (1) Perubahan yang dialami yang terdiri dari 2 sub tema : perubahan kondisi fisik dan perubahan kondisi psikologis ( gangguan psikologis, proses adaptasi yang dialami dan stigma yang diterima), (2) Kondisi selama sakit dan perawatan yang terdiri dari 3 sub tema : tidakan awal diagnosa, aktivitas selama sakit dan makna sakit, dan (3) Support sistem yang diterima yang terdiri dari 2 sub tema : dari keluarga dan teman, dari masyarakat dan desa. Terdapat perubahan psikologis yang signifikan, proses adaptasi yang dilalui dan sebagian mengalami stigma.  Pemberi layanan kesehatan harus mampu mengkaji kondisi psikologis dan proses adaptasi yang dialami oleh individu sehingga proses asuhan keperawatan dapat berlangsung secara holistik mencakup aspek bio psiko sosial spiritual. 
A Prospective Study on Breathing Therapy’s Impact on Pain in Acute Abdominal Colic Patients Mastuti, Siti; Susilowati, Yuli; Suwaryo, Putra Agina Widyaswara
Babali Emergency and Disaster Research Vol. 1 No. 2 (2023): December
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bedr.2023.1216

Abstract

Introduction: This research addresses the dynamics of abdominal colic presentations in the Emergency Department (ED), focusing on respondents predominantly in their productive years. Among 67 patients seeking urgent care for abdominal colic, a majority were males, underscoring the significance of understanding the impact of this condition on individuals in their prime. Despite enduring prolonged and unbearable pain, a noteworthy finding is the delay in seeking medical attention, attributed to occupational commitments. The most prevalent occupations were in the private sector, with a substantial number engaged in entrepreneurial activities and civil service. Work-related responsibilities emerged as a primary deterrent to immediate medical care, revealing a complex interplay between professional obligations and personal health priorities. The study aimed to explore demographic patterns, uncover factors influencing the timing of seeking medical attention, and contribute insights to improve healthcare delivery for individuals with abdominal colic. Methods: Employing a prospective observational design, data were collected from 85 patients in the ED, integrating numeric pain scales and diaphragmatic breathing therapy. Results: Results indicated a significant reduction in pain scores post-therapy, particularly in the productive age group. In conclusion, the research highlights the unique challenges faced by individuals with abdominal colic, emphasizing the need for tailored interventions considering occupational constraints. The findings underscore the importance of timely medical attention and prompt interventions to enhance patient outcomes. Conclusion: This research provides valuable insights into the complexities surrounding abdominal colic management in the ED, serving as a foundation for further studies and targeted healthcare strategies.
Pola Pernapasan Dan Faktor Lingkungan Dalam Pengendalian Gejala Asma Bronkial Pada Anak-Anak Santoso, Eko Budi; Suwaryo, Putra Agina Widyaswara; Iswati, Ning; Waladani, Barkah; Mastuti, Siti; Susilowati, Yuli
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 17 No. 2 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v17i2.1783

Abstract

Asma bronkial pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang meningkat secara global. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara paparan debu, bulu hewan, frekuensi pernapasan, dan polutan udara dengan kejadian asma berulang pada anak-anak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan survei longitudinal pada anak-anak dengan asma bronkial. Metode pengumpulan data melibatkan pemantauan pola pernapasan, seperti frekuensi napas, analisis lingkungan di rumah dan lingkungan sekolah. Pengumpulan data juga akan melibatkan wawancara dengan anak-anak dan orang tua mereka untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang pola pernapasan dan faktor lingkungan sehari-hari. Sampel dalam penelitian ini yaitu anak sekolah dasar usia 6-12 tahun yang mengalami asma berjumlah 38 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan debu (p=0,007) dan bulu hewan (p=0,002) meningkatkan risiko asma berulang pada anak-anak, dengan anak-anak yang memiliki pola pernapasan (p=0,000) yang tidak teratur memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami serangan. Paparan polutan udara juga meningkatkan risiko dan keparahan asma pada anak-anak (p=0,008). Paparan debu, bulu hewan, frekuensi pernapasan yang tidak teratur, dan polutan udara memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian asma berulang pada anak-anak. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya pencegahan yang melibatkan pengelolaan debu dan alergen di rumah, pendidikan tentang pola pernapasan yang sehat, dan advokasi untuk kebijakan lingkungan yang mendukung kualitas udara bersih. Integrasi pendekatan ini dapat merancang strategi yang holistik untuk meningkatkan kesehatan pernapasan anak-anak dan mengurangi dampak asma bronkial.