Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Comparison Of The Effectiveness And Safety Of Anemia Epoetin Alfa With Epoetin Beta Inhemodialysis Routine Patients At Haji Rsu Surabaya Gunawan Widodo; Anita Purnamayanti; Hesti Trisnianti Burhan Burhan; Burhan
Saintika Medika Vol. 17 No. 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol17.SMUMM2.18228

Abstract

Chronic Kidney Disease (CKD) is a disorder of the structure / function of kidney> 3 months marked by pathology and renal damage marker and impairment Glomerular filtration rate (GFR). Erythropoietin is agrowth factor hematopoietic that plays a role in the formation of red blood cells 5. Research conducted by Henry et al, on the pharmacokinetics of epoetinalfa showed the results that epoetinalfa has the effectiveness of increasing Hb concentration within 2-6 weeks with a half-life of 4-5 hours. Epoetin therapy was given with indications of Hb< 10 g/dL, no absolute iron deficiency anemia Transferrin Saturation > 20%, Serum Ferritin and no severe infection. At RSU HAJI, the insurance company bears the cost of administering epoetinalfa at a dose of 3000 IU and epoetin beta at a dose of 2000 IU to anemic patients undergoing HD, with several written conditions, namely the administration of epoetinalfa/beta given twice a week ,Hb< 10 g/dL, TSAT > 20%, FS > 200 ng/L, and no severe infection. The research subjects were divided into 2 groups, namely a group of patients receiving treatment for epoetin alpha 3000 IU/2x a week and a group of patients receiving epoetin beta anemia therapy 2000 IU/2x a week, with the direction of data collection being a combination of retrospective methods. Based on the results of research that has been conducted on the comparison of the effectiveness and safety of anemia therapy with epoetinalfa and epoetin beta in routine hemodialysis patients at RSU HAJI Surabaya.
PENYULUHAN PENGGUNAAN OBAT BIJAK (DAGUSIBU) PADA MASYARAKAT DI DESA LABUAN BAJO BUTON UTARA Restu Nur Hasanah Haris; Nur Fitriana Muhammad Ali; Hesti Trisnianti Burhan; Wa Ode Masrida; Ikhsan Sidiq; Irwan Irwan; Rezky Dwi Fitriani
Jurnal Pengabdian NUSANTARA Vol 2, No 2 (2022): Juli - Desember
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpnus.v2i2.28803

Abstract

The use of drugs among the community is useful for providing self-improvement. Communities independently are accustomed to using drugs in everyday life. The lack of access to health in rural areas and the provision of wrong information can have risks and harmful effects for oneself. Need knowledge regarding how to use drugs that are good and right. The DAGUSIBU program is an alternative that can be given to provide education and information for the community. The purpose of this counseling is to provide education and information related to the use of sage medicine with the DAGUSIBU principle. Counseling was carried out in Labuan Bajo Village, North Buton Regency. The material was delivered directly by the pharmacist using interactive lecture and discussion methods, followed by the people of Labuan Bajo Village. The material presented is related to how to get the right and proper medicine, how to use the medicine, how to store the medicine and how to dispose/destroy the medicine. The result of this activity is that the community has received proper information about the use of drugs where previously knowledge about drug use was still lacking. In the future, with the information and knowledge that you already have, you can create a society that is aware of drugs and minimizes the use of wrong drugs in the community.
PROFIL EFEKTIVITAS TERAPI ANTIHIPERTENSI UNTUK HIPERTENSI YANG SULIT DIKENDALIKAN PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER DI RS BAHTERAMAS KENDARI SULAWESI TENGGARA Hesti Triseptiarani Burhan; Restu Nur Hasanah Haris; Nur Fitriana Muhammad Ali; Wa Ode Masrida; Fadila Fadila
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 7, No 3 (2022): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v7i3.30093

Abstract

AbstrakSebagian besar terapi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) stage V adalah hemodialisis (HD). Sebagian besar penyebab ataupun komplikasi PGK HD adalah hipertensi. Hemodialisis dapat menimbulkan gangguan hemodinamik berupa peningkatan/penurunan tekanan darah intradialitik, sehingga pasien PGK HD tidak akan pernah lepas dengan penggunaan Obat Antihipertensi (OAH). Persentase kejadian hipertensi dengan penggunaan OAH pada pasien PGK HD adalah 70%, hal ini dikarenakan hipertensi PGK HD memiliki penyebab multifaktor, sehingga sangat sulit dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana profil efektivitas OAH pada tekanan darah interdialitik dan intradilitik pada pasien PGK HD dan OAH manakah yang memiliki efektivitas paling baik dalam menurunkan tekanan darah interdialitik dan intradilitik pada pasien PGK HD di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara bulan Juni-Agustus 2021 dengan menggunakan metode observasi cross sectional secara retrospektif dengan analisa  deskriptif. Hasil dari pencatatan rekam medis pasien yang melibatkan 51 subyek penelitian menunjukan hasil bahwa dari keseluruhan terapi antihipertensi interdialitik pasien PGK HD ditemukan persentase efektivitas sebesar 48% dan Calcium Chanel Blocker (CCB) merupakan jenis OAH yang paling banyak digunakan dari 9 macam golongan OAH; dari 1.118 episode HD data tekanan darah interdialitik, CCB merupakan OAH terbanyak yang mencapai tekanan darah target sistolik 247 & 125 episode (pre & pasca HD) dan diastolik 373 & 208 episode (pre & pasca HD); dan dari 590 episode tekanan darah intradialitik, Amlodipin 10 mg merupakan OAH terbanyak adanya kejadian hipertensi intradialitik yaitu 25 kejadian, sedangkan untuk hipotensi intradialitik ditemukan pada penggunaan OAH Amlodipin 10 mg dan ISDN 5 mg yaitu 4 kejadian. Sehingga disimpulkan bahwa jenis OAH yang efektivitasnya paling baik adalah Amlodipin 10 mg.Kata kunci : Hemodialisis, Efektivitas, Obat Antihipertensi, Interdialitik-Hipertensi Hipotensi-Intradialitik
Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Penggunaan Antibiotik Di Provinsi Sulawesi Tenggara Restu Nur Hasanah Haris; Hesti Trisnianti Burhan; Wa Ode Masrida; Nur Fitriana Muhammad Ali; Hizrah Hizrah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v9i1.294

Abstract

Infeksi bakteri bisa diobati dengan antibiotik. Masyarakat cenderung menggunakan antibiotik dengan irasional, hal tersebutlah yang menimbulkan masalah resistensi dari penggunaan antibiotik sehingga memerlukan tingkat pengetahuan karena dapat mempengaruhi terjadinya resistensi. Tujuan penelitian untuk melihat tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat Sulawesi Tenggara terhadap penggunaan antibiotik. Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan survey online dengan tekhnik snowball sampling. Total sampel yang ikut dalam penelitian ini  berjumlah 1013 responden yang diperoleh dari wilayah kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara. Kuesioner disebarkan sejak Desember 2020 hingga  Februari  2021. Analisis  data  dilakukan   secara  univariat  dengan mendeskripsikan kedalam uraian tabel. Hubungan karakteristik dengan pengetahuan dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden adalah perempuan (59,7%) dengan umur 21-40 tahun serta berpendidikan sedang (65%). Tingkat pengetahuan masyarakat Sulawesi tenggara terhadap penggunaan antibiotik tergolong cukup (38,2%) selanjutnya dengan kategori baik (32,6%) dan kategori kurang (29,1%). Perilaku masyarakat terhadap penggunaan antibiotik antara lain ; 67% masyarakat mendapatkan antibiotik di apotek dan 28,3% diantaranya menerima informasi penggunaan antibiotik oleh apoteker. amoksisilin (45,7%) adalah antibiotik dengan penggunaan tertinggi. Masyarakat menyimpan antibiotik didalam wadah tertutup rapat (89%). Perilaku pembuangan obat antibiotic masyarakat yaitu langsung dibuang ke tempat sampah. Ada hubungan yang bermakna antara usia, pendidikan dan pekerjaan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Sulawesi Tenggara terhadap penggunaan antibiotik (p?0,005).
EDUKASI PEMBUATAN MINUMAN HERBAL SEDERHANA DARI KULIT LABU KUNING PADA MASYARAKAT KECAMATAN ABELI Nur Fitriana Muhammad Ali; Restu Nur Hasanah Haris; Hesti Trisnianti Burhan; Wa Ode Masrida; Irwan Irwan; Rezky Dwi Fitriani; Ikhsan Sidiq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.20456

Abstract

Program pengabdian masyarakat oleh tim dosen S1-Farmasi ITK Avicenna mengusung tema edukasi pembuatan minuman herbal sederhana untuk kesehatan dari kulit labu kuning. Labu kuning selama ini dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sayuran atau menjadi bahan dasar pembuatan kue. Kulit labu kuning biasanya hanya menjadi limbah atau dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kulit labu kuning sejauh ini disyalir memiliki kandungan kimia yang berpotensi sebagai antioksidan alami. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi pembuatan minuman herbal dari kulit buah labu kuning. Kegiatan diikuti oleh 3 orang dosen dan mahasiswa/mahasiswa S1 Farmasi ITK Avicenna. Materi dibawakan langsung oleh seorang apoteker dengan basic farmasi komunitas dan klinis. Kegiatan ini dihadiri oleh kalangan ibu rumah tangga, lansia dan kader posyandu. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi bersama masyarakat disertai demo cara meramu dan penyajian minuman herbal. Output dari kegiatan ini berupa minuman herbal dalam bentuk sediaan teh seduh kulit labu kuning. Penyuluhan edukasi minuman herbal ini diharapkan memberikan dampak postif dan manfaat terkait pemanfaatan kulit labu kuning untuk kesehatan serta memberi informasi alternatif penggunaan obat tradisional untuk masyarakat di Kecamatan Abeli.
Studi Etnobotani Tumbuhan Berpotensi Sebagai Obat Tradisional untuk Penyakit Hipertensi dan Asam Urat di Kecamatan Mowila Nur Fitriana Muhammad Ali; Gusti Ayu Kadek Risna Meriyanti; Ikhsan Sidiq; Wa Ode Masrida; Restu Nur Hasanah Haris; Hesti Trisnianti Burhan
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Dan Kesehatan (ITK) Avicenna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69677/avicenna.v1i3.25

Abstract

Background: The use of conventional drugs for gout has an impact on increasing blood pressure. Currently the use of herbal medicine is increasing, because it has a very small negative impact compared to conventional medicine. Observations at the Mowila Community Health Center found that people consume decoctions from plant leaves to lower blood pressure and relieve the effects of gout. Objective: This study aims to study plant species that have the potential as traditional medicines for hypertension and gout which have been used empirically by the people of Mowila District. Methods: This research was conducted in 10 villages in Mowila District during April-May 2022 using a descriptive exploratory method with 20 respondents with hypertension and gout who were selected based on secondary data from the Mowila Health Center. Results: The types of plants used as antihypertensive drugs are soursop, salam, katuk, kelor, castor oil, avocado, belimbing wuluh, cat's kumis and Sambiloto contain chemical compounds of flavonoids utilized by boiling the leaves. As for uric acid, they include greetings, cat whiskers, red ginger, bitter, Chinese betel, chlorophylls, pitchers, dadap containing flavonoids and saponins which are utilized by boiling the leaves or rhizomes. Conclusion: The community adopts the way of utilizing herbal plants which are processed traditionally so that they can overcome the diseases they are experiencing, especially hypertension and gout.
Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Sulawesi Tenggara Terhadap Upaya Pencegahan dan Penyebaran Covid-19 Restu Nur Hasanah Haris; Wa Ode Masrida; Hesti Trisnianti Burhan; Nur Fitriana Muhammad Ali; Nugraha Dwi Akhir
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna Vol 1 No 3 (2022): Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Dan Kesehatan (ITK) Avicenna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69677/avicenna.v1i3.29

Abstract

Background: Corona virus has become a global pandemic since 2019. The spread of this virus is so fast that it has taken thousands of lives. The incidence of Covid-19 in Indonesia until 2022 has reached 6.63 million and 160 thousand deaths. The Indonesian government is trying to prevent the spread of this virus by recommending complying with health protocols. This effort needs to be supported by knowledge, attitudes and behavior. Objective: to see the relationship between the level of knowledge and the attitudes and behavior of the people of Southeast Sulawesi towards efforts to prevent and spread Covid-19. Methods: The study used a cross-sectional design with data collection using an online questionnaire. The sample is the people of Southeast Sulawesi who meet the inclusion criteria. The total sample involved was 702 respondents. Data analysis used univariate and chi-square tests to see the relationship between the level of knowledge, attitudes and behavior of the community. Results: the level of knowledge of the people of Southeast Sulawesi regarding the prevention of Covid-19 is classified as poor (45.3%), attitudes shown are negative (50.7%) and bad behavior (54.0%). Conclusion: There is a relationship between the level of knowledge and the attitudes and behavior of the people of Southeast Sulawesi towards efforts to prevent and spread Covid-19.