Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penilaian Properti Psikometrik Instrumen Kualitas Hidup (HRQol) pada Populasi Umum: Tinjauan Sistematik Restu Nur Hasanah Haris; Rahmat Makmur; Tri Murti Andayani; Susi Ari Kristina
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 9, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.566 KB) | DOI: 10.22146/jmpf.41911

Abstract

Quality of life (HRQoL) is a measure of a person's health in physical, spiritual, and emotional, and role functions in the society. Measurement of quality of life (HRQoL) is an important thing to understand and evaluate. Measurements are carried out not only on patients but also on the general population with the use of specific or generic instruments. The instrument used requires a psychometric properties test to ensure its validity and reliability. This article aims to conduct a systematic review of the psychometric properties of quality of life (HRQoL) instruments in the general population. Articles were collected in December 1st to 5th, 2018, from Pubmed and Google Scholar. The assessment was carried out using the checklist properties according to the cohen criteria and included the content validity, construct validity, internal consistency reliability, test-retest, ceiling effect and the level of credibility of the instruments. Among 80 articles obtained there were 24 articles that fulfilled the inclusion criteria. Short Form-36 (SF-36) instrument is the most widely used instrument in measuring the quality of life in the general population (26.6%). Some instruments have not been tested according to the criteria, while almost all instruments show a good level of validation of construct validity using convergent and discriminat validity with cronbach alpha values > 0.7. Test-retest reliability provides a good correlation. Some instruments show a ceiling effect. According to the assessment, the SF-36, SF-6D, EQ-5D, SF-12 and PedsQoL instruments are considered as established instruments. Further validation testing is needed to provide and support the measurement of subsequent quality of life (HRQoL) instruments.
Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara di Kota Denpasar Menggunakan Instrumen EQ-5D-5L Abdillah Mursyid; Restu Nur Hasanah Haris; Dwi Endarti; Chairun Wiedyaningsih; Susi Ari Kristina
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 9, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.507 KB) | DOI: 10.22146/jmpf.47192

Abstract

Breast cancer is the second most common cancer in the world and is one of the biggest causes of cancer deaths every year. Measurement of the quality of life in breast cancer patients could improve treatment and become a prognosic factor along with medical parameters for the patients. This study aims to measure the life quality of breast cancer patients and observe how it affects the life quality based on patient characteristics. The study was conducted on 93 breast cancer patients. Data were collected form patients in several breast cancer comunities in Denpasar which were carried outh within 3 months (January – March 2019). This study used a cross sectional design using a snowball sampling technique involving breast cancer patients in several cancer communities in Denpasar. The patient's life quality data was obtained using the EuroQol-5 Dimension-5 Level (EQ-5D-5L) generic instrument and conversion to health utility (utility) used the Indonesian value set. The entire data was analyzed using the independent t-test and multivariate regression. The results showed that pain/discomfort and anxiety/depression were the most dominant problem in breast cancer patients (82,7%). The utility value of breast cancer patients was 0.821±0.123 and the VAS value was 74.41±11.67. There was a significant difference in utility value based on patient characteristics of occupation (p=0.035), symptoms (p=0,003), and cancer stadium (p=0.015). Affected 20.5% of the quality of life of breast cancer patients in Denpasar city.
Pengukuran Kualitas Hidup Pasien Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Menggunakan Instrumen EQ-5D-5L Nur Hamida; Mursyida Ulfa; Restu Nur Hasanah Haris; Dwi Endarti; Chairun Wiedyaningsih
Majalah Farmaseutik Vol 15, No 2 (2019)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.535 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v15i2.46328

Abstract

Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) dan hipertensi di Indonesia semakin tahun semakin meningkat. Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) mencanangkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) untuk mencapai kesehatan yang optimal dan kualitas hidup yang baik pada penyakit DM dan hipertensi. Studi ini bertujuan untuk mengukur kualitas hidup pasien prolanis di puskesmas menggunakan instrumen EQ-5D-5L. Studi dilakukan pada 200 pasien prolanis yang terdiri dari 100 pasien diabetes melitus dan 100 pasien hipertensi. Lokasi pengambilan sampel berada di puskesmas Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah untuk pasien DM dan Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nangroe Aceh Darussalam untuk pasien hipertensi yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan (September-November 2018). Penelitian menggunakan rancangan cross-sectional study dengan metode convenience/accidental sampling. Kualitas hidup diukur menggunakan instrumen European Quality of Life-5 Dimension-5 Level (EQ-5D-5L) dan konversi health utility (utility) dengan value set Indonesia. Analisis data menggunakan uji independent t-test untuk melihat perbedaan kualitas hidup pada tiap kelompok karakteristik  pasien DM dan hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan domain rasa sakit/tidak nyaman merupakan domain yang paling banyak dilaporkan terjadi masalah pada pasien DM maupun Hipertensi. Nilai utility pasien DM sebesar 0,843±0,081, sedangkan hipertensi sebesar 0,767±0,154. Terdapat perbedaan signifikan nilai utility berdasarkan karakteristik umur (p=0,001), riwayat penyakit keluarga (p=0,006), lama menderita penyakit (p=0,000) dan frekuensi kontrol (p=0,000) pada pasien hipertensi, sedangkan pada pasien DM hanya pada karakteristik memiliki penyakit lain (p=0,026).
Analisis Biaya Penyakit Tuberkulosis: Studi Kasus di Salah Satu Puskesmas dan Rumah Sakit di Yogyakarta Annisa Iswari; Dwi Endarti; Christiana Trijayanti; Restu Nur Hasanah Haris; Aulia Nadya Rizki Imansari
Majalah Farmaseutik Vol 16, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.251 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v16i2.54172

Abstract

Tuberkulosis (TB) menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia. Saat ini angka kematian terhadap TB semakin meningkat di Indonesia. Dilaporkan kasus Tuberkulosis (TB) mencapai 420.994 kasus selama tahun 2017 dan sebanyak  8% dari total kasus seluruh dunia di tahun 2018. Perawatan terapi yang panjang pada pasien TB menyebabkan tingginya biaya pengobatan yang harus dibayarkan oleh pasien. Studi ini bertujuan untuk melihat besarnya biaya perawatan pada pasien tuberkulosis dari perspektif societal dan faktor yang mempengaruhinya. Studi dilakukan pada pasien TB di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta dan Poli Paru di Puskesmas Sewon I yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan (Januari-Maret 2019). Penelitian merupakan rancangan deskriptive dengan pendekatan cross-sectional. Tehnik sampling yang digunakan adalah accidental sampling pada 35 pasien. Analisis data secara deskriptif untuk memberikan estimasi biaya dan uji beda untuk melihat faktor yang mempengaruhi biaya  pasien TB. Hasil penelitian menunjukan Biaya medis langsung merupakan komponen biaya yang paling tinggi dibandingkan komponen biaya lainnya. Biaya medis langsung pasien Tuberkulosis per episode rawat jalan sebesar Rp.106.745±77.050, non medis langsung Rp.26.024±31.247, biaya tidak langsung sebesar Rp.70.820±71.488. Faktor jenis pembiayaan (p=0.011) memberikan pengaruh signifikan terhadap biaya medis langsung. Faktor jenis kelamin (p=0.004)  dan status bekerja (p=0.000)  memberikan pengaruh signifikan terhadap biaya tidak langsung.
PENYULUHAN PENGGUNAAN OBAT BIJAK (DAGUSIBU) PADA MASYARAKAT DI DESA LABUAN BAJO BUTON UTARA Restu Nur Hasanah Haris; Nur Fitriana Muhammad Ali; Hesti Trisnianti Burhan; Wa Ode Masrida; Ikhsan Sidiq; Irwan Irwan; Rezky Dwi Fitriani
Jurnal Pengabdian NUSANTARA Vol 2, No 2 (2022): Juli - Desember
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpnus.v2i2.28803

Abstract

The use of drugs among the community is useful for providing self-improvement. Communities independently are accustomed to using drugs in everyday life. The lack of access to health in rural areas and the provision of wrong information can have risks and harmful effects for oneself. Need knowledge regarding how to use drugs that are good and right. The DAGUSIBU program is an alternative that can be given to provide education and information for the community. The purpose of this counseling is to provide education and information related to the use of sage medicine with the DAGUSIBU principle. Counseling was carried out in Labuan Bajo Village, North Buton Regency. The material was delivered directly by the pharmacist using interactive lecture and discussion methods, followed by the people of Labuan Bajo Village. The material presented is related to how to get the right and proper medicine, how to use the medicine, how to store the medicine and how to dispose/destroy the medicine. The result of this activity is that the community has received proper information about the use of drugs where previously knowledge about drug use was still lacking. In the future, with the information and knowledge that you already have, you can create a society that is aware of drugs and minimizes the use of wrong drugs in the community.
PROFIL EFEKTIVITAS TERAPI ANTIHIPERTENSI UNTUK HIPERTENSI YANG SULIT DIKENDALIKAN PADA PASIEN HEMODIALISIS REGULER DI RS BAHTERAMAS KENDARI SULAWESI TENGGARA Hesti Triseptiarani Burhan; Restu Nur Hasanah Haris; Nur Fitriana Muhammad Ali; Wa Ode Masrida; Fadila Fadila
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 7, No 3 (2022): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v7i3.30093

Abstract

AbstrakSebagian besar terapi Penyakit Ginjal Kronis (PGK) stage V adalah hemodialisis (HD). Sebagian besar penyebab ataupun komplikasi PGK HD adalah hipertensi. Hemodialisis dapat menimbulkan gangguan hemodinamik berupa peningkatan/penurunan tekanan darah intradialitik, sehingga pasien PGK HD tidak akan pernah lepas dengan penggunaan Obat Antihipertensi (OAH). Persentase kejadian hipertensi dengan penggunaan OAH pada pasien PGK HD adalah 70%, hal ini dikarenakan hipertensi PGK HD memiliki penyebab multifaktor, sehingga sangat sulit dikendalikan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana profil efektivitas OAH pada tekanan darah interdialitik dan intradilitik pada pasien PGK HD dan OAH manakah yang memiliki efektivitas paling baik dalam menurunkan tekanan darah interdialitik dan intradilitik pada pasien PGK HD di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan di RS Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara bulan Juni-Agustus 2021 dengan menggunakan metode observasi cross sectional secara retrospektif dengan analisa  deskriptif. Hasil dari pencatatan rekam medis pasien yang melibatkan 51 subyek penelitian menunjukan hasil bahwa dari keseluruhan terapi antihipertensi interdialitik pasien PGK HD ditemukan persentase efektivitas sebesar 48% dan Calcium Chanel Blocker (CCB) merupakan jenis OAH yang paling banyak digunakan dari 9 macam golongan OAH; dari 1.118 episode HD data tekanan darah interdialitik, CCB merupakan OAH terbanyak yang mencapai tekanan darah target sistolik 247 & 125 episode (pre & pasca HD) dan diastolik 373 & 208 episode (pre & pasca HD); dan dari 590 episode tekanan darah intradialitik, Amlodipin 10 mg merupakan OAH terbanyak adanya kejadian hipertensi intradialitik yaitu 25 kejadian, sedangkan untuk hipotensi intradialitik ditemukan pada penggunaan OAH Amlodipin 10 mg dan ISDN 5 mg yaitu 4 kejadian. Sehingga disimpulkan bahwa jenis OAH yang efektivitasnya paling baik adalah Amlodipin 10 mg.Kata kunci : Hemodialisis, Efektivitas, Obat Antihipertensi, Interdialitik-Hipertensi Hipotensi-Intradialitik
EDUKASI PEMBUATAN MINUMAN HERBAL SEDERHANA DARI KULIT LABU KUNING PADA MASYARAKAT KECAMATAN ABELI Nur Fitriana Muhammad Ali; Restu Nur Hasanah Haris; Hesti Trisnianti Burhan; Wa Ode Masrida; Irwan Irwan; Rezky Dwi Fitriani; Ikhsan Sidiq
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023): Volume 4 Nomor 4 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i4.20456

Abstract

Program pengabdian masyarakat oleh tim dosen S1-Farmasi ITK Avicenna mengusung tema edukasi pembuatan minuman herbal sederhana untuk kesehatan dari kulit labu kuning. Labu kuning selama ini dimanfaatkan sebagai bahan pangan, sayuran atau menjadi bahan dasar pembuatan kue. Kulit labu kuning biasanya hanya menjadi limbah atau dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kulit labu kuning sejauh ini disyalir memiliki kandungan kimia yang berpotensi sebagai antioksidan alami. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi pembuatan minuman herbal dari kulit buah labu kuning. Kegiatan diikuti oleh 3 orang dosen dan mahasiswa/mahasiswa S1 Farmasi ITK Avicenna. Materi dibawakan langsung oleh seorang apoteker dengan basic farmasi komunitas dan klinis. Kegiatan ini dihadiri oleh kalangan ibu rumah tangga, lansia dan kader posyandu. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi bersama masyarakat disertai demo cara meramu dan penyajian minuman herbal. Output dari kegiatan ini berupa minuman herbal dalam bentuk sediaan teh seduh kulit labu kuning. Penyuluhan edukasi minuman herbal ini diharapkan memberikan dampak postif dan manfaat terkait pemanfaatan kulit labu kuning untuk kesehatan serta memberi informasi alternatif penggunaan obat tradisional untuk masyarakat di Kecamatan Abeli.