Limbah cair industri kelapa sawit (palm oil mill effluent atau POME) di Indonesia menghasilkan volume yang tinggi dan berpotensi mencemari lingkungan. Mikroalga dapat dimanfaatkan untuk mengurangi limbah sekaligus menghasilkan produk biomassa yang bernilai tambah. Penelitian ini bertujuan menentukan konsentrasi optimum POME bagi pertumbuhan mikroalga Galdieria sulphuraria 009, mengevaluasi produksi fikosianin, serta menilai aktivitas antioksidannya. Penelitian ini diawali dengan penapisan awal menggunakan 5–50% POME untuk mengidentifikasi kondisi pertumbuhan mikroalga yang optimum; budi daya dalam bioreaktor dengan variasi konsentrasi (2,5; 5,0; dan 7,5%) untuk mengevaluasi kinerja pertumbuhan; dan analisis aktivitas antioksidan serta kandungan pigmen dalam biomassa. Penapisan awal menunjukkan bahwa POME 5% merupakan konsentrasi optimal, sedangkan konsentrasi lebih tinggi menghambat pertumbuhan akibat berkurangnya penetrasi cahaya. Pada budidaya lanjutan, mikroalga dalam POME 2,5% menunjukkan hasil sebanding dengan kontrol (Allen pH 2), sedangkan konsentrasi lebih tinggi menghambat pertumbuhan akibat penaungan dan toksisitas amonia. Produksi fikosianin per volume kultur tertinggi diamati pada mikroalga yang dibudidayakan dalam POME 2,5%, dengan hasil yang sebanding dengan media kontrol. Uji aktivitas antioksidan mengonfirmasi bahwa semua ekstrak fikosianin memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan, dengan aktivitas tertinggi pada POME 7,5%. Kandungan karotenoid dan klorofil a dievaluasi dalam biomassa segar dan residu setelah ekstraksi. Karotenoid lebih melimpah dalam biomassa segar, sedangkan klorofil a lebih tinggi dalam residu biomassa. Penelitian ini menunjukkan bahwa G. sulphuraria 009 berpotensi sebagai sumber fikosianin yang layak dalam budidaya berbasis POME, serta memberikan wawasan mengenai pemanfaatan limbah industri dan pengembangan produk bioteknologi berkelanjutan.