hasanah, Imas
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ENHANCING PARTICIPATION IN INDONESIA'S ISLAMIC CAPITAL MARKET: EXPLORING TECHNOLOGY ACCEPTANCE, SOCIO-PSYCHOLOGICAL FACTORS, AND ISLAMIC FINANCIAL LITERACY Ibrahim, Muhammad Hanif; Agung Putri, Akmalia Lutfiaturrosyida; Hasanah, Imas; Agustin, Apia Dewi; Rosyida, Afnani
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: This research aims to examine the factors influencing Indonesian Muslims' intention to invest in the Islamic capital market by synthesizing three theoretical frameworks: the Technology Acceptance Model (TAM), the Theory of Planned Behavior (TPB), and Islamic Financial Literacy (IFL). Methods: The study utilizes a sample of 250 participants with previous experience in Islamic investment, employing Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) for hypothesis testing and model evaluation. Findings: The findings indicate that perceived convenience substantially influenced perceived usefulness and ease of use. Moreover, perceived usefulness, Islamic financial literacy, and past behavior significantly and positively affect investment attitudes, which subsequently influences the intention to employ Islamic capital market instruments. Notably, subjective norms, perceived ease of use, and perceived behavioral control do not significantly influence attitudes, indicating that individual experiences and perceived value is more crucial than social and control-related factors in determining investment decisions. Conclusion: This study emphasizes the necessity for stakeholder initiatives, especially in financial education and digital service optimization, to improve Muslim investor engagement, and highlights the importance of user experience and perceived value. Novelty/Originality of this article: This research enhances the literature by presenting a comprehensive and integrated model encompassing cognitive, affective, and behavioral components, while also introducing a higher-order construct approach for measuring Islamic financial literacy. It offers strategic insights for creating inclusive and effective Sharia-compliant investment ecosystems in Indonesia
DAMPAK PERNIKAHAN DI BAWAH UMUR TERHADAP KEHARMONISAN RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Pada Masyarakat Desa Srimenganten, Kec. Pulaupanggung Kab. Tanggamus) hasanah, Imas
El-Izdiwaj: Indonesian Journal of Civil and Islamic Family Law Vol. 1 No. 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/el-izdiwaj.v1i2.7978

Abstract

Abstrak: Dampak Pernikahan di Bawah Umur Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga dalam Perspektif Hukum Islam, Perkawinan di bawah umur merupakan perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan dimana umur keduanya masih dibawah batas minimum yang diatur oleh Undang-Undang dan kedua calon mempelai tersebut belum siap secara lahir maupun batin, serta kedua calon mempelai tersebut belum mempunyai mental yang matang dan juga ada kemungkinan belum siap dalam hal materil. Keharmonisan rumah tangga yaitu terciptanya keadaan yang sinergis di antara anggota yang didasarkan pada cinta kasih dan mampu mengelola kehidupan dengan penuh keseimbangan (fisik, mental emosional dan spiritual). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis apa dampak dari adanya perkawinan di bawah umur terhadap keharmonisan rumah tangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach) yang bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Dampak yang ditimbulkan dari perkawinan di bawah umur adalah tidak harmonisan rumah tangganya dikarenakan sering terjadi pertengkaran, pemikiran yang tidak sejalan. Sedangkan menurut hukum Islam bahwa tidak membolehkan terjadinya perkawinan di bawah umur karena banyak menimbulkan mudharatnya daripada menciptakan keharmonisan rumah tangganya.