Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Terapi Gen Yasavati Kurnia MS; Stephanus Taniwidjaja; Steven Sakasamita; Marcel Antoni
Jurnal Kedokteran Meditek vol. 13 no. 35 September-Desember 2005
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v13i35.161

Abstract

Fistula Arteriovenosa untuk Hemodialisis pada Penderita Gagal Ginjal Kronik Glenn J Sumadi; Paulus AA Pandelaki; Calysta N Wijaya; Marcel Antoni; Yanto S Tjang
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 24 NO. 66 APRIL-JUNI 2018
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v24i66.1645

Abstract

Jumlah penderita penyakit gagal ginjal kronik (PGK) di Indonesia tampak semakin meningkat. Angka pertumbuhannya diperkirakan sekitar 20% setiap tahunnya. Kondisi  ini menjadi masalah  karena biaya pengobatannya besar sekali. Penyakit gagal ginjal kronik adalah  kerusakan  atau  gangguan  fungsi  dan struktur  ginjal  selama  tiga  bulan  atau  lebih  dengan  atau  tanpa penurunan  laju  filtrasi  glomerulus (LFG) disertai  manifestasi  kelainan patologi  ginjal  atau  kerusakan  ginjal  meliputi  komposisi  darah  atau urin  dan  kelainan  pada  uji pencitraan ginjal. Penyakit gagal ginjal kronik  terjadi  bila ginjal mengalami penurunan fungsi LFG di bawah 60 ml/menit/1.73m² dengan  atau  tanpa  kerusakan  ginjal. Intervensi berupa terapi pengganti ginjal dilakukan pada saat keadaan LFG mencapai <15 ml/menit/1.73 m2. Beberapa faktor risiko yang menjadi penyebab PGK telah diketahui seperti usia, gagal jantung, sirosis hepatis, glomerulonefritis kronik, diabetes mellitus (DM), sistemik lupus erimatosus (SLE), polikistik, pielonefritis, nefrolitiasis, nefrosklerosis, dan obstruksi traktus urinarius. Terbatasnya jumlah donor ginjal untuk transplantasi dan tingginya komplikasi yang mungkin terjadi akibat peritoneal dialisis membuat hemodialisis (HD) cenderung menjadi pilihan yang utama apabila fungsi ginjal penderita sudah sangat menurun. Prinsip dasar HD adalah mengalirkan darah dari tubuh ke ginjal buatan untuk dilakukan penyaringan darah melalui suatu membran semi-permiabel agar terjadi proses difusi dan ultrafiltrasi darah di dalamnya. Darah yang sudah disaring kemudian dikembalikan ke dalam tubuh. Hemodialisis rutin dalam jangka panjang memerlukan pemasangan akses vaskular permanen. Fistula arteriovenosa (FAV) masih dianggap sebagai akses vaskular terbaik untuk HD, terutama karena angka patensinya yang tinggi, lebih rendah insidensi infeksi dan komplikasinya dibandingkan dengan kateter vena sentral atau graft arteriovenosa. Kelebihan dan kekurangan FAV telah dibahas dalam berbagai penelitian. Angka patensinya tampak sangat bervariasi antar peneliti.Kata kunci: gagal ginjal kronik, hemodialisis, fistula arteriovenosa, patensi
Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah Mahasiswa FKIK Ukrida Angkatan 2023 Antoni, Marcel; Rumiati, Flora; Rickie, Rickie; Heriyanto, Heriyanto; Satriabudi, Mirza Indrajanti; William, William; Sumadikarya, Indriani Kurniadi
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.27021

Abstract

Obesitas merupakan kondisi ketidakseimbangan antara masukan dan penggunaan energi, dimana kelebihan energi diakumulasikan dalam / berupa jaringan lemak. Meskipun, obesitas dapat dipicu oleh faktor-faktor lain dalam tubuh, namun obesitas juga menjadi faktor risiko utama penyakit-penyakit metabolik dan kardiovaskular; yang jumlah penderitanya  terus bertambah di seluruh dunia. Kondisi obesitas dapat dinilai dengan menggunakan beberapa metode pengukuran antropometrik, diantaranya indeks massa tubuh (IMT). Hipertensi merupakan penyakit yang dapat dipicu oleh kondisi obesitas. Beberapa publikasi telah berusaha mengungkap hubungan antara obesitas dengan hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengkaji kembali hubungan antara kondisi gizi lebih terhadap tekanan darah dengan fokus utama pada kelompok populasi remaja akhir-dewasa awal. Desain penelitian ini deskriptif observasional, dimana subjek mahasiswa program studi kedokteran FKIK Ukrida Angkatan 2023 berjumlah 63 subjek. Penelitian dikerjakan dengan mengukur tekanan darah, berat badan dan tinggi badan untuk menentukan nilai IMT. Berdasarkan hasil uji Fisher didapatkan p-value = 0,092 (>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara nilai IMT terhadap tekanan darah. Hal ini mungkin disebabkan karakteristik usia subjek penelitian yang bersifat homogen, yaitu pada kisaran usia, dimana obesitas “belum cukup” memperlihatkan manifestasi klinis yang bermakna. Namun demikian, ditemukan 4,8% subjek yang mengidap hipertensi memang merupakan penderita obesitas 2.
Gene Therapy Revolution: Recent Advances and Modern Biomedical Laboratory Techniques Antoni, Marcel; Susilowati, Rina Priastini
Jurnal MedScientiae Vol. 3 No. 3 (2024): Desember
Publisher : Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/JMedScientiae.v3i3.3258

Abstract

Genetic therapy is a revolutionary innovation in the medical world that aims to treat or prevent diseases through the modification of the patient's genetic material. This literature review examines the latest advances in genetic therapy, including the biomedical laboratory techniques used. Techniques such as Polymerase Chain Reaction (PCR), DNA sequencing, CRISPR-Cas9, and Prime Editing have provided the ability to modify genes with high precision. Genetic therapy has shown success in various diseases, including monogenic genetic diseases such as hemophilia and Duchenne Muscular Dystrophy, as well as cancer through Chimeric Antigen Receptor T-cell (CAR-T) therapy. Additionally, research shows the potential of genetic therapy in addressing complex diseases such as cardiovascular disease and diabetes, as well as in regenerative treatment for degenerative diseases like Parkinson's. Despite being promising, challenges related to ethics, safety, and accessibility still need to be addressed. Case studies indicate that although there are many successes, there are still obstacles to be overcome to improve the effectiveness and safety of this therapy. This literature review concludes that genetic therapy has great potential to become an important pillar of modern treatment in the future, provided that further research and development are needed to overcome the various existing barriers.
Mikrobiota Usus dan Diabetes Mellitus Tipe 2: Sebuah Tinjauan Komprehensif Antoni, Marcel; Dharmawan, Ade
Jurnal Ners Vol. 9 No. 1 (2025): JANUARI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i1.38278

Abstract

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) adalah penyakit metabolik yang sangat umum di seluruh dunia. Menurut studi terbaru, patofisiologi DMT2 berkaitan dengan keseimbangan mikrobiota usus. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara mikrobiota usus dan DMT2, mengevaluasi jalur biologis yang mendasari, dan menyelidiki terapi berbasis mikrobiota. Melalui proses yang meliputi sintesis metabolit mikroba, peradangan sistemik, dan permeabilitas usus, mikrobiota usus memainkan peran penting dalam DMT2. Sensitivitas insulin dan kontrol glikemik dapat ditingkatkan dengan pendekatan terapi seperti transplantasi mikrobiota fekal (FMT), penggunaan probiotik, dan prebiotik. Meskipun temuan ini dapat memberikan informasi untuk strategi pencegahan dan pengobatan DMT2, penelitian lanjutan diperlukan untuk memahami mekanisme spesifik dan mengembangkan intervensi yang lebih efektif.
Profil Klinis dan Evaluasi Penggunaan Antibiotik Penderita Demam Tifoid di RSUD Tarakan Dharmawan, Ade; Widya, Widya; Wijaya, Diana; Gunardi, Wani Devita; Antoni, Marcel
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.43471

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit endemik yang sering terabaikan dan tidak diobati sehingga dapat terjadi resistensi antibiotik. Prevalensi demam tifoid di Jakarta dan provinsi lain di Indonesia tersebar merata tetapi bergantung dengan faktor yang mempengaruhi yaitu sanitasi lingkungan dan kebersihan diri. Demam tifoid dapat diderita oleh semua orang terutama perempuan dan berusia 18 – 60 tahun. Untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan penunjang harus dilakukan yaitu dengan pemeriksaan immunoserologi seperti widal atau tubex. Profil klinis penyakit ini tidak spesifik dan sering disangka penyakit ringan dengan ciri khas demam tinggi pada malam hari. Desain penelitian dilakukan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan retrospektif dan diambil melalui data sekunder yaitu rekam medis pasien. Penelitian ini juga melakukan evaluasi antibiotik yang diberikan kepada penderita. Hasil dari penelitian menunjukan profil klinis paling banyak diderita adalah demam. Untuk pemeriksaan penunjang yang dilakukan yaitu tubex (72 %) dan widal (28 %). Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson (86 %), antibiotik lini kedua ini efektif untuk pasien rawat inap demam tifoid. Ketepatan antibiotik yang diberikan, dosis, frekuensi dan lama pemberian terdapat perbedaan dengan Konsensus Demam Tifoid karena pasien demam tifoid di RSUD Tarakan menderita penyakit penyerta yaitu COVID – 19 sehingga antibiotik yang diberikan harus disesuaikan untuk penyembuhan optimal.
Gambaran Tingkat Kebugaran dan Indeks Masa Tubuh pada Mahasiswa Pria Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Angkatan 2022 Heriyanto, Heriyanto; Tarigan, Reinha Rosari Melinda; Antoni, Marcel; Sumbayak, Erma Mexcorry
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.43688

Abstract

Kebugaran jasmani merupakan kondisi fisik seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari tanpa merasa cepat lelah serta memiliki cadangan energi yang cukup. Salah satu indikator kebugaran jasmani adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat kebugaran dan distribusi IMT pada mahasiswa pria Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana angkatan 2022. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional dan teknik total sampling. Kebugaran diukur menggunakan beep test atau tes lari Multistage, sementara IMT dihitung berdasarkan berat dan tinggi badan. Hasil penelitian dari 41 mahasiswa menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kebugaran sangat rendah (very poor), dengan 97,6% mahasiswa berada dalam kategori ini. Selain itu, distribusi IMT menunjukkan bahwa 34,1% mahasiswa termasuk dalam kategori obesitas. Hasil ini menegaskan pentingnya peningkatan aktivitas fisik dan pola hidup sehat untuk mendukung kebugaran jasmani mahasiswa kedokteran.
The Exploring Health Sciences Students Reflections on Emergency Response Learning Antoni, Marcel; Suparto, Suparto; Willian, William; Hermawan, Stepanus Maman
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6578

Abstract

Sudden cardiac arrest is a crita Sudden cardiac arrest is a critical medical condition requiring immediate intervention and basic emergency competencies among future healthcare professionals. Learning experiences related to emergency response are essential for health sciences students as they prepare for clinical responsibilities. This study explores students' reflections on their experiences in learning emergency response interventions, emphasizing perceived challenges and expectations for improved learning processes. A descriptive qualitative design was adopted, and data were collected through in-depth interviews with 12 health sciences students who had recently completed a formal emergency response learning module. Thematic analysis revealed four key areas: difficulty in maintaining correct procedural techniques, limited familiarity with emergency devices, performance anxiety under simulated pressure, and insufficient opportunities for repetition and feedback. Students expressed the need for extended practice time, realistic scenario-based learning, and formative assessments to reinforce competence and confidence. These reflections offer valuable insights for educators to develop more responsive, participatory, and psychologically supportive approaches in emergency response education, ultimately enhancing students' preparedness for real-life clinical challenges. ical medical condition requiring immediate intervention and basic emergency competencies among future healthcare professionals. Learning experiences related to emergency response are essential for health sciences students as they prepare for clinical responsibilities. This study explores students' reflections on their experiences in learning emergency response interventions, emphasizing perceived challenges and expectations for improved learning processes. A descriptive qualitative design was adopted, and data were collected through in-depth interviews with 12 health sciences students who had recently completed a formal emergency response learning module. Thematic analysis revealed four key areas: difficulty in maintaining correct procedural techniques, limited familiarity with emergency devices, performance anxiety under simulated pressure, and insufficient opportunities for repetition and feedback. Students expressed the need for extended practice time, realistic scenario-based learning, and formative assessments to reinforce competence and confidence. These reflections offer valuable insights for educators to develop more responsive, participatory, and psychologically supportive approaches in emergency response education, ultimately enhancing students' preparedness for real-life clinical challenges. Keywords: Education, Emergencies, Learning, Readiness, Reflection