Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Pursuing the Need for Physical Activity in Recurrent CVA Patients During Hospitalization: A Case Report Stepanus Maman Hermawan; Hany Wihardja
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24, No 1 (2021): March
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.1074

Abstract

Cerebrovascular accident (CVA) is a neurological deficit condition caused by an acute focal injury of the central nervous system by cerebral infarction or intracerebral hemorrhage. CVA patients who do not reduce risk factors after the first attack have an 8.7 times higher risk of CVA recurrence. The effect of a recurrent CVA is six times greater than the risk of a first CVA in the general population of the same age and sex, and nearly half of them remain alive but are physically disabled. This case report illustrates the process of recurrent CVA and disability experienced by a 69-year-old Malay woman, a patient at a private hospital in West Kalimantan. The nursing strategy of two post-CVA physical rehabilitation exercise programs for patients during hospitalization will be explained according to the stages in nursing theory.Abstrak Mengejar Kebutuhan Aktivitas Fisik Pasien CVA Berulang Selama Hospitalisasi: Laporan Kasus. Cerebrovaskuler Accident (CVA) adalah kondisi defisit neurologis karena cedera akut pada sistem saraf pusat disebabkan infark serebral atau perdarahan intraserebral. Pasien CVA yang tidak menurunkan faktor risikonya secara optimal setelah serangan pertama memiliki risiko CVA berulang sebesar 8,7 kali lebih tinggi. Efek dari CVA berulang adalah 6 kali lebih besar dari episode CVA pertama pada populasi umum, dengan usia dan jenis kelamin yang sama, hampir setengah dari mereka tetap hidup tetapi mengalami cacat secara fisik. Laporan kasus ini menggambarkan penyakit CVA berulang dan kecacatan yang dialami seorang wanita Melayu berusia 69 tahun, seorang pasien di Rumah Sakit Swasta, Kalimantan Barat. Strategi keperawatan untuk dua program latihan rehabilitasi fisik pasca-CVA bagi pasien selama hospitalisasi akan dijelaskan sesuai dengan tahapan pada teori keperawatan. Kata Kunci: aktivitas fisik, CVA berulang, hospitalisasi
FACTORS AFFECTING ON ANXIETY AMONG HYPERTENSION PATIENTS AT M.Th.Djaman GENERAL HOSPITAL SANGGAU DISTRICT, WEST BORNEO 2018: DOI: https://doi.org/10.35654/ijnhs.v1i2.30 Stepanus Maman Hermawan; Aurelia Citra Silalahi; Lydia Moji Lautan
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 1 No. 2 (2018): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.351 KB) | DOI: 10.35654/ijnhs.v1i2.30

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Berdasarkan kriteria JNC-VII yang diterapkan di Indonesia Hipertensi dinyatakan sebagai tekanan darah sama dengan atau lebih dari 140/90 mmHg. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor itukebanyakanmempengaruhi pasien kecemasan hipertensi di Rumah Sakit Umum M.Th. Djaman Sanggau. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis denganCpendekatan. This study using purposive sampling involved 45 samples of hypertensive patients undergoing treatment at the hospital M.Th.Djaman Sanggau. Data analysis using Chi-Square. The result is there was no relationship between age and anxiety levels of hypertension patients p = 0.246 (p> 0.05), there was no relationship between sex with anxiety levels of hypertension patients p = 0.495 (p> 0.05), there was a relationship between the level of education and the level of anxiety of patients hypertension p = 0.011 (p <0.05). There is a relationship between work with the anxiety level of hypertension patients p = 0,000 (p <0,05). There is a significant relationship between the level of knowledge with the level of anxiety of patients with hypertension p = 0.001 (p <0.05). Anxiety is directly related to an increase in blood pressure so that someone needs to do counseling related to his condition to reduce anxiety, and need changes from individuals to change the risk factors for hypertension with healthy lifestyles such as fruit, vegetables, exercise regularly and reduce excessive consumption of calories and fat.
Pursuing the Need for Physical Activity in Recurrent CVA Patients During Hospitalization: A Case Report Stepanus Maman Hermawan; Hany Wihardja
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.1074

Abstract

Cerebrovascular accident (CVA) is a neurological deficit condition caused by an acute focal injury of the central nervous system by cerebral infarction or intracerebral hemorrhage. CVA patients who do not reduce risk factors after the first attack have an 8.7 times higher risk of CVA recurrence. The effect of a recurrent CVA is six times greater than the risk of a first CVA in the general population of the same age and sex, and nearly half of them remain alive but are physically disabled. This case report illustrates the process of recurrent CVA and disability experienced by a 69-year-old Malay woman, a patient at a private hospital in West Kalimantan. The nursing strategy of two post-CVA physical rehabilitation exercise programs for patients during hospitalization will be explained according to the stages in nursing theory. Abstrak Mengejar Kebutuhan Aktivitas Fisik Pasien CVA Berulang Selama Hospitalisasi: Laporan Kasus. Cerebrovaskuler Accident (CVA) adalah kondisi defisit neurologis karena cedera akut pada sistem saraf pusat disebabkan infark serebral atau perdarahan intraserebral. Pasien CVA yang tidak menurunkan faktor risikonya secara optimal setelah serangan pertama memiliki risiko CVA berulang sebesar 8,7 kali lebih tinggi. Efek dari CVA berulang adalah 6 kali lebih besar dari episode CVA pertama pada populasi umum, dengan usia dan jenis kelamin yang sama, hampir setengah dari mereka tetap hidup tetapi mengalami cacat secara fisik. Laporan kasus ini menggambarkan penyakit CVA berulang dan kecacatan yang dialami seorang wanita Melayu berusia 69 tahun, seorang pasien di Rumah Sakit Swasta, Kalimantan Barat. Strategi keperawatan untuk dua program latihan rehabilitasi fisik pasca-CVA bagi pasien selama hospitalisasi akan dijelaskan sesuai dengan tahapan pada teori keperawatan. Kata Kunci: aktivitas fisik, CVA berulang, hospitalisasi
Skrining Kesehatan Siswa SMK “X” di Wilayah Jakarta Selatan dengan Penilaian Status Gizi Dian Anggraini; Stepanus Maman Hermawan; Nurhasanah Nurhasanah
Jurnal Inovasi Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Indonesia Emerging Literacy Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53621/jippmas.v3i1.231

Abstract

Masalah kesehatan yang terjadi pada remaja salah satunya adalah penurunan kualitas hidup akibat dari remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik, sehingga muncul masalah kesehatan, yaitu terjadi gangguan mental, terjadinya berbagai penyakit infeksi akibat dari pola hidup remaja yang berisiko, seperti merokok dan mulai mengenal alcoholisme akibat dari pergaulan bebas. Tujuan dari kegiatan yaitu teridentifikasi status gizi remaja SMK ”X” di wilayah Jakarta Selatan. Kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahapan. Tahapan pertama persiapan, melakukan studi pendahuluan dan perizinan. Tahapan kedua, pelaksanaan skrining kesehatan melalui pemeriksaan status gizi dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan, serta perhitungan IMT. Ketiga, evaluasi dan tindak lanjut kegiatan. Hasil yang didapatkan, yaitu siswa yang bersedia mengikuti skrining kesehatan berjumlah 103 siswa. Terbagi dalam tiga ruang kelas sesuai jurusan. Karakteristik siswa mayoritas berjenis kelamin perempuan (73%). Hasil perhitungan status gizi, sebagian besar memiliki status gizi normal 67 %, status gizi lebih 17%, status gizi kurang 13% dan obesitas 3% (n=103). Pola hidup sehat perlu ditingkatkan dan dimotivasi dengan edukasi kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan berkala, guna mencegah terjadinya masalah kesehatan pada remaja.
Penguatan Edukasi Cegah Kepikunan dan Pemeriksaan Kesehatan Dasar di Cirendeu, Tangerang Selatan Wihardja, Hany; Ernawati, Ernawati; Hermawan, Stepanus Maman
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 6 No 1 (2024): Jurnal Peduli Masyarakat: Maret 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v6i1.2734

Abstract

Demensia merupakan penyakit degeneratif yang secara awam sering disebut kepikunan berupa penurunan kognitif dan fungsional, biasanya terjadi di usia lanjut diatas 60 tahun. Demensia dapat menyebabkan kemunduran pada daya ingat, penurunan keterampilan fisik, gangguan emosi, dan perubahan perilaku sehingga penderita demensia mengalami gangguan perilaku sehari-hari. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan demensia. Strategi yang direncakan berupa penjajakan kebutuhan yang disampaikan oleh mitra melalui diskusi langsung dari hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sejak tahun 2019 dan diskusi adanya kejadian pemicu jemaat usia lansia yang mengalami kepikunan hingga tidak lagi aktif beribadah di gereja. Metode pengabdian terdiri dari penyuluhan tentang demensia, skrining status nutrisi, dan pemeriksaan kesehatan dasar mencakup pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Pengabdian ini melibatkan 53 orang partisipan. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui analisis hasil kuesioner pengetahuan pre dan post didapatkan bahwa tidak ada peningkatan signifikan dari pengetahuan peserta penyuluhan tentang demensia, hasil skrining status nutrisi didapatkan 50,9% masuk ke status gizi normal, dan mayoritas gula darah sewaktu (69,8%) dan tekanan darah (39,6%) partisipan dalam kategori normal, sedangkan kadar kolesterol diatas normal (66%). Kesimpulan dari pengabdian ini adalah pengetahuan, kesadaran diri, dan motivasi hidup sehat yang baik merupakan kunci dari pencegahan dini terjadinya demensia.
MENANGKAL HIPERTENSI PADA LANSIA: HASIL PENGABDIAN MASYARAKAT MELALUI SKRINING, EDUKASI, DAN KONSULTASI KESEHATAN Komang Noviantari; Malianti Silalahi; Mey Lona Verawaty Zendrato; Permaida Permaida; Stepanus Maman Hermawan; Ernawati Ernawati; Dian Anggraini; Yosi Marin Marpaung; Mariam Dasat
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 4 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i4.24851

Abstract

Abstrak: Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, masih menjadi masalah kesehatan utama dan penyebab kematian terbanyak di dunia, terutama pada lansia. Skrining hipertensi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan deteksi dini penyakit ini. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran lansia tentang pentingnya hipertensi dan cara mengatasinya. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk skrining, edukasi, dan pemeriksaan kesehatan terkait bahaya hipertensi dengan jumlah peserta adalah 105 lansia. Kegiatan ini dilakukan melalui tiga tahap: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Pada tahap pelaksanaan, dilakukan penyuluhan tentang bahaya hipertensi, skrining tekanan darah, gula darah sewaktu, dan kolesterol total, serta konsultasi kesehatan dengan dokter. Hasil skrining menunjukkan bahwa 37% lansia mengalami pre-hipertensi, 97,5% memiliki gula darah sewaktu normal, dan 40% memiliki hasil kolesterol total tinggi. Evaluasi menunjukkan bahwa lansia yang mengikuti kegiatan ini mendapatkan edukasi terkait bahaya hipertensi, melakukan skrining kesehatan, serta konsultasi kesehatan dari dokter untuk mengatasi hipertensi, Antusiasme lansia terhadap kegiatan ini sangat tinggi.Abstract: Hypertension, or high blood pressure, remains a prevalent health concern and a leading cause of mortality worldwide, particularly among the elderly population. Hypertension screening is crucial for promoting awareness and early detection of this condition. This community service project aimed to raise awareness among elderly individuals about the significance of hypertension and its management strategies. The project involved screening, education, and health examinations related to hypertension risks, targeting 105 elderly participants.The project was implemented in three phases: planning, implementation, and evaluation. During the implementation phase, educational sessions on hypertension risks were conducted, followed by screenings for blood pressure, random blood glucose, and total cholesterol. Additionally, participants received medical consultations with a physician.The screening results revealed that 37% of the elderly participants had pre-hypertension, 97.5% had normal random blood glucose levels, and 40% had high total cholesterol levels. The evaluation indicated that participants gained knowledge about hypertension risks, underwent health screenings, and received medical consultations from a physician to manage their hypertension. The elderly participants demonstrated high enthusiasm for the project.This community service project effectively enhanced awareness and knowledge among elderly individuals regarding hypertension. The project's success highlights the importance of targeted interventions to promote hypertension management and improve the overall health of older adults.
BRIDGING THE NURSING CARE GAP: BUILDING QUALITY NURSING SERVICES FOR GAYS WITH HIV/AIDS THROUGH STANDARDIZATION, ENHANCEMENT OF NURSES' COMPETENCE, AND PATIENT PARTICIPATION Silalahi, Malianti; Pangaribuan, Santa Maria; Permaida, Permaida; Hermawan, Stepanus Maman
Nursing Current: Jurnal Keperawatan Vol. 12 No. 2 (2024): December
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/nc.v12i2.9050

Abstract

Nursing care is a crucial aspect in addressing health issues, including Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), especially within the gay population. A lack of knowledge regarding nursing care for this population can hinder the reduction of HIV/AIDS cases. There is a need for HIV/AIDS nursing care standards that are not only comprehensive but also sensitive to the specific perceptions and needs of gay patients. Negative perceptions of nursing care can affect the quality of care and patient involvement in managing their health. Therefore, this study aims to explore these perceptions. This study employed a qualitative descriptive design to gain a deep understanding of the perceptions of gay patients with HIV/AIDS towards nursing care. Data was collected through in-depth interviews with 14 participants selected purposively. The interviews were designed to explore the participants' views, experiences, and expectations regarding the nursing services they received. The collected data was analyzed using thematic analysis, allowing the researchers to identify and categorize the main themes from the gathered information. Two main themes were identified during this study: The desired professional nursing services for gay individuals with HIV/AIDS and the limitations of nurses in involving gay clients with HIV/AIDS in the nursing care planning process. Consistent and standardized nursing care services, as well as enhancing nurses' skills and abilities through mentoring and training, are the expectations of gay individuals with HIV/AIDS towards professional nursing care. A heavy workload is a limitation faced by nurses in providing optimal nursing care to gay individuals with HIV/AIDS.
Penguatan Kader PKK dalam Pelayanan Pasien Kanker melalui Pelatihan Paliatif Dasar Hermawan, Stepanus Maman; Anggraini, Dian; Zendrato, Mey Lona Verawaty; Ernawati, Ernawati
Jurnal Peduli Masyarakat Vol 7 No 1 (2025): Jurnal Peduli Masyarakat: Januari 2025
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jpm.v7i1.5587

Abstract

Perawatan paliatif merupakan perawatan terhadap pasien dan keluarga yang mempunyai kondisi penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan memaksimalkan kualitas hidup pasien dan mengurangi gejala-gejala yang mengganggu. Perawatan paliatif memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga yang menghadapi akhir hidup. Tujuan pelatihan paliatif kanker dasar bagi masyarakat adalah untuk menciptakan kader paliatif yang siap melakukan pencegahan, deteksi dini, dan perawatan terhadap pasien kanker, membantu masyarakat yang membutuhkan pandangan lebih luas tentang penyakit kanker, membantu masyarakat untuk pengobatan kanker, dan meningkatkan produktivitas keluarga dan masyarakat. Metode pelatihan melalui pendampingan yang berfokus pada kesehatan kanker dan dan penguatan kesehatan kanker untuk meningkatkan keterampilan yang telah diberikan oleh instruktur dan mentor. Pelaksanaan kegiatan di Graha Yayasan Kanker Indonesia Jakarta pada bulan Mei - Juni 2023 melibatkan 34 peserta kader PKK dan kader kesehatan. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta perilaku kader, masyarakat dan pemangku kepentingan terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Rekomendasi kegiatan ini berupa perlu adanya program berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak agar kader paliatif dapat terus meningkatkan kompetensi serta memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat.
Hubungan Karakteristik Individu dan Riwayat Stroke dengan Kekuatan Otot pada Pasien Stroke Hermawan, Stepanus Maman; Wihardja, Hany
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 8 No 3 (2020): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.996 KB)

Abstract

Stroke is the third leading cause of death worldwide. Serious long-term disability and paralysis is a burden forsurvivor stroke patients. Disability is caused due to muscle and nerve weakness in the upper and lower limbs.This study aims to identify the relationship between individual characteristic and history of primary stroke tomuscle strength in stroke patients in outpatient and inpatient units in General Hospitals, West Kalimantan. Thisresearch used a cross-sectional descriptive analysis approach using questionnaires and Manual Muscle Testing(MMT). The sample in this study were 99 stroke patients. The study was conducted in April to June 2018.Statistical test results showed a significant relationship between age (p = 0.026), gender (p = 0.029), andstroke history (p = 0.036) and muscle strength. Muscle strength can be increased with strengthening exercisesthat are repetitive and consistent. This exercise must be adjusted to the age, gender, and condition of theprevious muscle atrophy to preventing long-term disability.
The Exploring Health Sciences Students Reflections on Emergency Response Learning Antoni, Marcel; Suparto, Suparto; Willian, William; Hermawan, Stepanus Maman
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6578

Abstract

Sudden cardiac arrest is a crita Sudden cardiac arrest is a critical medical condition requiring immediate intervention and basic emergency competencies among future healthcare professionals. Learning experiences related to emergency response are essential for health sciences students as they prepare for clinical responsibilities. This study explores students' reflections on their experiences in learning emergency response interventions, emphasizing perceived challenges and expectations for improved learning processes. A descriptive qualitative design was adopted, and data were collected through in-depth interviews with 12 health sciences students who had recently completed a formal emergency response learning module. Thematic analysis revealed four key areas: difficulty in maintaining correct procedural techniques, limited familiarity with emergency devices, performance anxiety under simulated pressure, and insufficient opportunities for repetition and feedback. Students expressed the need for extended practice time, realistic scenario-based learning, and formative assessments to reinforce competence and confidence. These reflections offer valuable insights for educators to develop more responsive, participatory, and psychologically supportive approaches in emergency response education, ultimately enhancing students' preparedness for real-life clinical challenges. ical medical condition requiring immediate intervention and basic emergency competencies among future healthcare professionals. Learning experiences related to emergency response are essential for health sciences students as they prepare for clinical responsibilities. This study explores students' reflections on their experiences in learning emergency response interventions, emphasizing perceived challenges and expectations for improved learning processes. A descriptive qualitative design was adopted, and data were collected through in-depth interviews with 12 health sciences students who had recently completed a formal emergency response learning module. Thematic analysis revealed four key areas: difficulty in maintaining correct procedural techniques, limited familiarity with emergency devices, performance anxiety under simulated pressure, and insufficient opportunities for repetition and feedback. Students expressed the need for extended practice time, realistic scenario-based learning, and formative assessments to reinforce competence and confidence. These reflections offer valuable insights for educators to develop more responsive, participatory, and psychologically supportive approaches in emergency response education, ultimately enhancing students' preparedness for real-life clinical challenges. Keywords: Education, Emergencies, Learning, Readiness, Reflection