Kotte, Yohanis
Sekolah Tinggi Teologi ATI Anjungan Pontianak

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Implementasi Habakuk 3:17-19 Pada Masa Pandemi Covid 19 Oleh Gereja Masa Kini Yohanis Kotte
Jurnal Teologi Injili Vol. 1 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi ATI Anjungan Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.453 KB) | DOI: 10.55626/jti.v1i1.4

Abstract

Nilai-nilai ajaran dalam Alkitab: taat, setia, hidup kudus, dapat dibuktikan hanyalah ketika berhadapan dengan kesulitan, tantangan, cobaan bahkan penyakit. Habakuk menegaskan tiga kelebihan orang yang percaya kepada Tuhan: beriman, bersukacita dan tegar di masa sulit. Tiga nilai ini tidak ditemukan pada orang di luar Tuhan, hal ini luar biasa melebihi kodrad alamiah manusia itu sendiri. Bagaimana implementainya pada masa covid 19? Penelitian menggunakan penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan data berupa dokumen, buku teologi, tafsiran bahkan teks Alkitab, majalah, artikel, dan berita. Nuh, Abraham, Ayub telah mengimplementasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai sebagaimana juga ditegaskan dalam Habakuk. Tiga nilai utama Habakuk 3:l7-l9, beriman artinya mendengar, mentaati dan setia melakukan apa yang didengar serta meyakini Tuhan kekuatan yang berdaulat atas hidup atau kematian; bersukacita artinya ekspresi sikap respon yang tulus disertai dengan motivasi di dalam Tuhan dan hanya untuk memuliakan Tuhan dalam situasi sulit maupun situasi gampang; tegar artinya tidak tergoyahkan oleh angin, gelombang, badai karena alam maupun karena manusia. Masa Covid 19 gereja mengimplementasikan dengan upaya membina dan memperteguh umat untuk hidup beriman, tetap bersukacita dan tegar di masa sulit melalui luring dan daring.
Peluang Membangun Spiritualitas Di Era Covid 19 Berdasarkan Nehemia 2:11-20 Yohanis Kotte
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1 No. 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.138 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v1i2.8

Abstract

Abstract: The era of the Covid-19 pandemic and the development of the delta variant have urged the United Nations to define this era as the new normal era. Because millions of people have been exposed, died, economic recession, there have been layoffs, the tradition of gathering in certain activities by gathering people in hundreds or even thousands are restricted and must follow the new normal regulations by government recommendations or policies. This study aims to find the basics as an opportunity to build spirituality in the text of Nehemiah 2:11-20 that can be applied during the Covid 19 period. The study uses a library research method by collecting data in the form of documents, theological books, interpretations, and even Bible texts, magazines, articles, and news. The results of his research. There are three opportunities to build spirituality during the Covid 19 pandemic. First: Build facilities and infrastructure for symbols of security and order in carrying out spirituality; second: building vertical (covenant renewal) and horizontal relationships through prayer to God, communicating with the king, building relationships with the people, and acting with precise management according to the times. Third: Opportunity to use modern infrastructure (covid-19 pandemic) real action in managing all virtual and inside implementations.   Abstrak: Era Pandemi Covid 19 dan perkembangan varian delta mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa menetapkan era ini sebagai era new normal. Karena Jutaan orang terpapar, meninggal, resesi ekonomi, adanya putus hubungan kerja, tradisi berkumpul dalam kegiatan-kegiatan tertentu dengan mengumpulkan orang dalam jumlah ratusan bahkan ribuan dibatasi dan wajib mengikuti peraturan new normal sesuai dengan anjuran atau kebijakan pemerintah. Penelitian ini bertujuan menemukan dasar-dasar sebagai peluang membangun spiritualitas dalam teks Nehemia 2:11-20 yang dapat diterapkan pada masa Covid 19. Penelitian menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan mengumpulkan data berupa dokumen, buku teologi, tafsiran bahkan teks Alkitab, majalah, artikel, dan berita. Hasil penelitiannya. Ada tiga peluang membangun spiritualitas masa pandemi Covid 19. Pertama: Membangun sarana dan prasarana simbol keamanan dan ketertiban dalam menjalankan spiritualitas; kedua: membangun hubungan vertikal (pembaharuan kovenan) dan horizontal melalui doa kepada Allah, berkomunikasi kepada raja, membangun relasi dengan umat dan bertindak dengan manajemen yang jitu sesuai zamannya.  Ketiga: Peluang menggunakan sarana prasarana masa kini (masa pandemi covid 19) tindakan nyata dalam mengelola semua pelaksanaan secara virtual maupun inside.
MENSAHABATI KAUM LGBT DAN REMAJA NAKAL SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Sri Wahyuni; Yohanis Kotte; Nastiti Puspita Rini
PkM: Pistotites Vol. 2 No. 1, November (2022): Pembinaan Terhadap Anak dan Kepemimpinan
Publisher : STT Ebenhaezer Tanjung Enim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.995 KB)

Abstract

The objectives of the Community Service program are: (1) providing a correct understanding of LGBT; (2) factors that influence juvenile delinquency; (3) teenagers are able to maintain holiness their lives; (4) able to understand about transitional times; (5) parents, educators and God 's servants can guide them; (6) have methods in ministry to youth. This is done based on the struggles and problems faced by parents, church and community. The solutions to overcome these problems are as follows; (1) providing regular assistance in anticipating the occurrence of LGBT practices; (2) instilling spiritual values through spiritual guidance; (3) the government 's role in protecting the indicated Indonesian citizens and facilitating their guidance; (4) the government is able to uphold the values and norms of Pancasila based on the 1945 Constitution. The method used in this programme is by; (1) gaining information from the students; (2) pre-field: (3) interview; (4) team preparation; (5) implementation; (6) Evaluation and follow-up. The results found are; (1) knowing about LGBT and changing the level of phases in their lives and daring to say no to LGBT; (2) training youth's faith to continue to be faithful to the Lord Jesus; (3) being able to become blessings in the environment where they are; (4) become Christian youth who are dedicated and have high integrity.
Meningkatkan Spiritualitas Hidup Melalui Pujian: Pembinaan Rohani Kelompok Kategorial Dewasa Gereja-Gereja Di Kalimantan Barat Melalui Kegiatan Borneo Bermazmur Sekolah Tinggi Teologi Abdi Tuhan Injili (ATI) Blegur, Romelus; Gading, Nico Pabayo; Wahyudi, Hari; Karo, Dinar Br; Sinaga, Rajokiaman; Kotte, Yohanis; Sugihyarto, Sugihyarto; Polan, Sevior Sampe; Warni, Rosma
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2: September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v7i2.567

Abstract

Spiritual development is a fundamental aspect of the church aimed at fostering a strong spiritual life to face contemporary challenges that threaten the character of God's people. This is particularly significant for the adult catechetical groups of churches in West Kalimantan, as reflected in the ministry reports from Sekolah Tinggi Theologia Abdi Tuhan Injili (STT ATI) Pontianak. The objective of the community service program (PkM) through the Borneo Bermazmur initiative of STT ATI is to enhance the spirituality of adult church members around West Kalimantan through the praxis and meaningful interpretation of worship songs. Worship can inspire God's people to reflect on God's goodness, transform their lives, and positively impact the broader community. The methods employed in this activity include monologue sermons, lectures, and interactive discussions. The results indicate that the PkM activities through Borneo Bermazmur had a positive impact by addressing the participants' spiritual needs. Furthermore, participants showed great enthusiasm for the PkM program and warmly embraced its implementation. This is evident from the survey results, which reflect highly positive responses, with participants feeling blessed by the event.Keywords: spirituality; worship; spiritual developmentAbstrakPembinaan rohani merupakan hal yang mendasar bagi gereja guna meningkatkan spiritualitas hidup yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman yang mengancam karakter umat Allah. Hal ini penting bagi kelompok ketegorial dewasa gereja-gereja di Kalimantan Barat, sebab berdasarkan hasil laporan pelayanan Sekolah Tinggi Theologia Abdi Tuhan Injili (STT ATI) Pontianak. Tujuan kegiatan PkM melalui Borneo Bermazmur STT ATI yaitu meningkatkan spiritualitas kelompok dewasa gereja-gereja di sekitar Kalimantan Barat melalui praksis dan pemaknaan puji-pujian, sebab pujian dapat mendorong umat Allah untuk menghayati kebaikan Allah, mengubah hidup, serta berdampak bagi masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah khotbah yang bersifat monolog, serta ceramah dan diskusi yang bersifat dialog. Hasil dari kegiatan tersebut adalah bahwa, kegiatan PkM melalui Borneo Bermazmur (BBMz) berdampak baik melalui materi-materi yang menjawab kebutuhan spiritual peserta. Selain itu, para peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan PkM, serta menyambut dengan baik pelaksanaan kegiatan tersebut. Hal tersebut tampak melalui hasil survei terhadap kegiatan PkM yang menunjukkan tanggapan yang sangat baik dan para peserta merasa diberkati dengan kegiatan tersebut.Kata Kunci: spiritualitas; pujian; pembinaan rohani
Persoalan Hermeneutis tentang Konsep Allah Kaum Feminis Berdasarkan Perspektif Teologi Injili Parimpasa, Samuel; Blegur, Romelus; Kotte, Yohanis; Wahyudi, Hari
Missio Ecclesiae Vol 13 No 2 (2024): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v13i2.316

Abstract

Teologi Feminis merupakan teologi yang dibangun berdasakan perspektif kaum Perempuan yang berdampak pada cara tefsir terhadap Alkitab. Prinsip hermeneutik atau penafsiran yang digunakan bertolak pada pengalaman konteks, sehingga otoritas teks Alkitab tidak dimutlakkan melainkan terbuka bagi kritik. Dari upaya tersebut, Allah pun kemudian ditafsir dari perspektif gender. Masalah inilah yang menjadi tujuan penelitian, sebab berdampak juga pada kekeliruan berteologi khususnya dari kalangan kaum Injili. Masalah yang disoroti di sini adalah terkait persoalan hermeneutis yang turut memengaruhi cara berteologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini adalah bahwa hermeneutik kaum feminis telah menyebabkan kekeliruan berteologi melalui metode pendekatan terhadap Alkitab yang tidak kredibel. Teologi feminis juga memakai Alkitab sebagai sumber yang mendukung asumsi teologi mereka, namun tidak dengan tujuan mempertahankan otoritasnya. Sebaliknya teks Alkitab dibiarkan terbuka bagi kemungkinan baru melalui kritik demi melayani kepentingan konteks. Feminisme menempatkan Alkitab dibawah perspektif pengalaman manusia, sehingga mendistorsi kewibawaannya. Hal tersebut bertolak belakang dengan kaum injili yang memegang teguh kemutlakan Alkitab sebagai firman Allah.
Tinjauan Kristis Terhadap Pola Hermeneutik Modern Friedrich Schleiermacher Dalam Prespektif Kaum Injili Abednego, Abednego; Kotte, Yohanis; Lumolo, Kristy Natasya
Makarios: Jurnal Teologi Kontekstual Vol 4 No 1 (2025): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/mak.v4i1.381

Abstract

Hermeneutik atau penafsiran merupakan suatu hal yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak setiap hari penafsiran itu dilakukan oleh manusia. Penafsiran adalah bagian dari interaksi antar manusia dalam menjalankan kehidupannya. Penafsiran terus berkembang, sejalan dengan perkembangan zaman dan menghasilkan banyak pembaharuan termasuk didalamnya hermeneutik modern yang dicetuskan oleh Friedrich Schleiermacher. Penelitian ini membahas pola hermeneutik modern Friedrich Schleiermacher dan meninjau secara kritis relevansinya dari perspektif kaum Injili. Schleiermacher, sebagai pelopor hermeneutik modern, memperkenalkan dua pendekatan utama dalam penafsiran teks: hermeneutika gramatikal yang menekankan pemahaman bahasa dan struktur linguistik, serta hermeneutika psikologis yang berusaha memahami kondisi kejiwaan penulis. Ia juga mengembangkan konsep hermeneutika umum (universal) yang memperlakukan semua teks, termasuk Alkitab, setara sebagai produk manusia. Sebaliknya, kaum Injili menekankan bahwa penafsiran Alkitab harus tunduk pada otoritas wahyu, dipandu oleh Roh Kudus, serta berdasarkan pada prinsip teologis dan kontekstual. Studi ini menggunakan metode kualitatif berbasis pustaka untuk menganalisis perbedaan fundamental antara kedua pendekatan tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun Schleiermacher berjasa dalam memperluas cakrawala hermeneutik, pendekatannya dinilai terlalu menekankan subjektivitas manusia dan mengabaikan aspek ilahi dari teks Alkitab. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penafsiran yang seimbang harus mengintegrasikan pemahaman historis dan gramatikal dengan ketundukan penuh pada wahyu Allah, guna menjaga keakuratan dan otoritas teologis dalam praktik hermeneutik.
Yesus sebagai Potret Ideal Gembala Masa Kini: Suatu Studi Biblis-Teologis atas Teks Yohanes 10:11 Blegur, Romelus; Kasipka, Enos; Kotte, Yohanis
Missio Ecclesiae Vol 13 No 1 (2024): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v13i1.224

Abstract

Gembala merupakan figur utama dalam organisasi gereja, sebab seluk beluk kemajuan maupun kemunduran gereja secara organisatoris ditentukan oleh peran dan fungsi gembala sebagai pemimpinnya. Karena itu status sebagai gembala menuntut pertanggungjawaban yang besar pula. Hal itu jugalah yang dipraktekkan oleh Yesus ketika Ia hadir di dunia dan berhadapan dengan kondisi domba-domba gembalaan-Nya. Yesus menunjukkan peran yang sempurna tentang apa dan bagaimana menjadi gembala, karena itu gembala masa kini harus bercermin pada-Nya. Terkait itu, maka tujuan penelitian ini adalah menemukan figur Yesus sebagai potret ideal gembala yang tampak tidak umum dalam praktek penggembalaan masa kini. Hal tersebut penting bagi gembala masa kini untuk memahami dan mendalami peran dan fungsinya dengan baik dan benar. Metode penelitian yang digunakan adalan metode hermeneutik atau penafsiran Alkitab guna menemukan makna teks yang diteliti sehubungan dengan pokok penelitian. Teks yang diteiti adalah Yohanes 10:11. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa gembala yang ideal adalah, Berlandas Pada Tuhan Yesus Kristus sebagai Dasar Penggembalaan, rela berkorban, Setia dan Taat Terhadap Panggilan, tidak mencari kepentingan sendiri. Prinsip inilah yang dijalankan secara radikal oleh Yesus dan menjadi potret ideal bagi praksis gembala masa kini.