Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Memahami Missio Dei sebagai Suatu Perjumpaan Misioner dengan Budaya Amtiran, Abdon Arnolus
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 1, No 1 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.065 KB) | DOI: 10.52220/magnum.v1i1.26

Abstract

 Mission is the embodiment of the great commission, and the expression of all the Bible's message, both the Old and New Testaments, about the mission of saving human life from sin. However, there are things to consider in carrying out this divine mission, namely the metaphor between missionaries and culture. This study uses a qualitative approach with descriptive methods and literature analysis. The conclusion obtained, missiono Deo is always in contact with culture, so that culture does not need to be disputed if it can be a bridge into the gospel. Abstrak Misi merupakan perwujudan dari amanat agung, dan ekspresi dari keseluruah berita Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, tentang misi menyelamatkan kehidupan manusia dari dosa. Namun demikian ada hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan misi ilahi ini, yaitu perjumpamaan antara misioner dengn budaya. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan analisis literatur. Kesimpulan yang diperoleh, misio Deo selalu bersentuhan dengan budaya, sehingga budaya tidak perlu dipertentangkan jika itu dapat menjadi jembatan masuknya Injil.
Pandemi Covid-19 dan Implikasinya terhadap Polarisasi Mazhab Teologi di Indonesia Amtiran, Abdon Arnolus
MAGNUM OPUS: Jurnal Teologi dan Kepemimpinan Kristen Vol 1, No 2 (2020): Juni 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.569 KB) | DOI: 10.52220/magnum.v1i2.49

Abstract

This study was carried out to analyze the symptoms that arose at the time of the covid pandemic 19. The covid pandemic 19 caused an extraordinary crisis that shook social, political and economic life. Millions of people have been exposed and hundreds of thousands lost their lives. This caused panic, stress and frustration and in the lives of many people the church members were no exception. At the same time, there is a polarization in theological schools that are present in addressing this condition. This study used a qualitative approach with a descriptive method and literature analysis. The conclusion obtained that theological schools of thought is a reality that can not be nullified because it is the same age as Christianity itself. Therefore, what is urgent to do is a concerted effort to take concrete steps in dealing with this extraordinary crisis. And also the existence of a new theological effort in the midst of the enactment of "New Normal", because theology itself is the answer to the problems that occur in the middle of the world. Abstract Kajian ini dilakuan untuk menganalisis gejala-gejala yang timbul pada saat terjadinya Pandemi Covid-19. Pandemi ini telah menimbulkan krisis luar biasa yang menggoncang-kan kehidupan sosial, politik dan ekonomi. Jutaan orang telah terpapar dan ratusan ribu orang kehilangan nyawa. Hal ini menimbulkan kepanikan, stres dan dan frustrasi dan pada kehidupan banyak orang tidak terkecuali warga gereja. Pada saat yang sama, terjadi polarisasi dalam mazhab-mazbah teologi yang ada dalam menyikapi kondisi ini. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan analisis literatur. Kesimpulan yang diperoleh, bahwa mazhab-mazhab teologi merupakan sebuah realitas yang tidak bisa ditiadakan sebab ia ada seusia kekristenan itu sendiri. Oleh karena itu, yang mendesak dilakukan adalah adanya upaya bersama melakuan langkah konkrit dalam menghadapi krisis luar biasa ini. Dan pula adanya upaya berteologi secara baru di tengah-tengah diberlakukannya “New Normal”, karena teologi itu sendiri adalah “jawaban” atas persoalan yang terjadi di tengah-tengah dunia.
KEBIJAKAN ANTI RADIKALISME DUNIA PENDIDIKAN DITINJAU DARI PANCASILA DAN SOLUSINYA Abdon A. Amtiran; Aloysius Jondar
PRAJA observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik (e- ISSN: 2797-0469) Vol. 1 No. 04 (2021): ADMINISTRASI PUBLIK
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan radikalisme yang berorientasi pada perubahan ideologi Pancasila merupakan ancaman besar jika tidak diambil tindakan tegas. Diperlukan identifikasi masalah untuk menemukan jawaban dalam artikel ini di antaranya adalah 1). Apa makna radikalisme bagi bangsa Indonesia; 2). Apa penyebab penyebaran radikalisme di Indonesia; 3). Apakah ideologi Pancasila bertentangan dengan radikalisme; 4). Strategi kebijakan apa yang digunakan untuk mencegah radikalisme masuk ke dunia pendidikan. Temuan dalam penelitian ini adalah 1) Arti kata radikalisme telah bergeser menjadi tindakan kekerasan yang melakukan pemaksaan atas kehendaknya. 2) Ada radikalisme di Indonesia karena ingin mengingat ideologi Pancasila dengan ideologi lain, kemiskinan, masalah sosial ekonomi, masalah politik. 3) Ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia tidak boleh disamakan dengan paham radikalisme yang merusak tatanan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. 4) Strategi kebijakan berupa pembinaan pencegahan radikalisme di kampus adalah metode pembinaan berjenjang dan berkelanjutan.
Kepemimpinan Kristen yang Efektif Berdasarkan Iman dan Visi Ilahi Djone Georges Nicolas; Timothy Amien Rk; Soneta Sang S. Siahaan; Lasino J.W. Putro; Abdon A. Amtiran
Jurnal Impresi Indonesia Vol. 1 No. 5 (2022): Jurnal Impresi Indonesia
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/jii.v1i5.63

Abstract

Pendahuluan: Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat krusial dalam keberlangsungan sebuah organisasi, oleh karena melalui peran seorang pemimpin dan cara dia memimpin, nasib organisasi apa pun dipertaruhkan. Kenyataan bahwa ditemukan sebagian pemimpin Kristen yang tidak memiliki visi dalam kepemimpinannya, sehingga kurang efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang dipimpinnya, padahal tanpa visi yang jelas mustahil memperoleh hasil yang diimpikan. Tujuan: Tujuan Penelitian ini adalah menganalisa dan menemukan kepemimpinan yang efektif berdasarkan iman dan visi Ilahi. Metode: Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi literatur dengan pengumpulan data melalui jurnal-jurnal, berbagai buku, wawancara serta dokumen yang memiliki keterkaitan dengan topik yang dikaji. Hasil: Pertama, kepemimpinan Kristen yang efektif berasal dari pemimpin yang memiliki iman yang hidup. Kedua, kepemimpinan Kristen yang efektif berasal dari pemimpin yang memiliki visi. Kesimpulan: kepemimpinan Kristen yang efektif adalah kepemimpinan di mana pemimpin aktif menghubungkan visi dan iman, oleh karena kedua hal tersebut pada dasarnya saling berhubungan sehingga tidak dapat dipisahkan, sebab seorang pemimpin yang beriman teguh melihat keadaan yang nampak hari, namun juga melihat keadaan masa depan.
Teologia Pembebasan: Kajian Peranan Penting Gereja Dalam Memerdekakan Masyarakat Dari Kemiskinan Martin Luther Manao; Abdon A. Amtiran
Melo: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.835 KB) | DOI: 10.34307/mjsaa.v1i2.27

Abstract

This research was conducted to find out how the role of the church in liberating society from poverty. The problem of poverty in the church base areas in Indonesia is a real problem and continues from year to year. Poverty is a human problem. The church as the salt and light of the world is here to make an impact and bring about change. The research uses a qualitative approach by searching literature and field facts to respond to the conditions of poverty and how the church plays a role in liberating people from poverty. The results of the study show the importance of the church's role in bringing change to people who experience poverty. The church can play a role in two things, namely: first, with a political approach, both in terms of realm power and in terms of the good common. Second, the educational approach is to become a facilitator for the community in conducting job skills trainings.
Teologia Pembebasan: Kajian Peranan Penting Gereja Dalam Memerdekakan Masyarakat Dari Kemiskinan Martin Luther Manao; Abdon A. Amtiran
Melo: Jurnal Studi Agama-agama Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.835 KB) | DOI: 10.34307/mjsaa.v1i2.27

Abstract

This research was conducted to find out how the role of the church in liberating society from poverty. The problem of poverty in the church base areas in Indonesia is a real problem and continues from year to year. Poverty is a human problem. The church as the salt and light of the world is here to make an impact and bring about change. The research uses a qualitative approach by searching literature and field facts to respond to the conditions of poverty and how the church plays a role in liberating people from poverty. The results of the study show the importance of the church's role in bringing change to people who experience poverty. The church can play a role in two things, namely: first, with a political approach, both in terms of realm power and in terms of the good common. Second, the educational approach is to become a facilitator for the community in conducting job skills trainings.
Analysis of the Concept of a Healthy Church Based on Acts 4:32 Georges Nicolas Djone; Suwandi D; Toni Hutasoit; Lasino J.W. Putro; Abdon A. Amtiran
East Asian Journal of Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 6 (2022): July, 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/eajmr.v1i6.721

Abstract

This study aims to analyze the concept of a healthy church based on Acts 4:32 and its relevance to the Church today. The method used is qualitative exegesis and data collection through Bible sources, books, and journals that discuss topics as needed. This topic is necessary because many unhealthy churches are now full of divisions. The result: First, a healthy church has unity and unity among its congregations. The Church, in conclusion, is a spiritual institution and belongs to God in essence; it must be fit by showing the characteristics of oneness and unity in the community so that in this way, the Church can glorify the name of God.
Memetakan Mazhab Teologi di Dalam Kekristenan : Sebuah Catatan Sejarah Abdon Arnolus Amtiran
Asian Journal of Philosophy and Religion Vol. 1 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/ajpr.v1i1.440

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah memetakan mazhab teologi di dalam kekristenan sebagai sebuah catatan sejahtera. Indonesia, pendebat-pendebat Kristen yang mengklaim diri sebagai apologet ikut meramaikan semua media sosial termasuk kanal Youtube dan media sosial dengan cara yang tidak cerdas dengan celaan dan cacian. Ini merupakan fenomena yang ikut menghiasi keberadaan kekristenan di Indonesia masa kini. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan analisis literatur, dan pengumpulan data melalui buku-buku, jurnal-jurnal dan dokumen yang memiliki keterkaitan dengan topik yang dibahas. Hasilnya, dalam perbedaan teologi maupun ajaran dalam kekristenan acapkali terjadi perdebatan-perdebatan dan ketegangan-ketegangan yang mencederai kesaksian kekristenan itu sendiri: yakni ajaran mengenai Trinitas, kedudukan Yesus dan Roh Kudus sebagai Allah itu sendiri yang bagi sebagai orang masih belum final. Kesimpulan, bermetamorfosisnya ajaran-ajaran yang dikutuk atau ditolak pada konsili oikumenis merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk disikapi seiring dengan perkembangan kekristenan itu sendiri. Tentu perlu dilakukan kajian lebih mendalam faktor penyebabnya, namun ketika debat kusir dengan diksi dan narasi yang cenderung mengancam, menjelekkan dan umpatan serta makian, ia merupakan sebuah tontonan yang bukan saja memberi citra buruk para debator tetapi menciderai kesaksian kekristenan itu sendiri.
Visi dan Etika Kepemimpinan Kristen di Era Post Modernisme Abdon Arnolus Amtiran; Arifman Gulo
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 2 No. 9 (2022): September 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v2i9.1158

Abstract

Realitas pengaruh teologi postmodernisme tidak dapat disangkal, yang telah mempengaruhi sistem pemikiran hampir semua aspek kehidupan masyarakat dunia, mulai dari seni, teknologi, ekonomi, politik, pertahanan, keamanan, agama, dan sektor lainnya, mengakibatkan dalam pola hidup dan perjuangan. baru. Setiap shift waktu memiliki konsep, pandangan, nilai, dan sistem yang berbeda. Tidak sedikit orang yang tidak memahaminya, misalnya: “Apa itu Post Modernisme?” dan bagaimana visi dan etika kepemimpinan Kristen menanggapinya? Ada yang menganggap era dan semangat Post Modernisme sebagai konteks era yang penuh tantangan dan perjuangan bagi umat beriman, meski tidak serta merta memandang mereka sebagai musuh. Beberapa orang percaya melihatnya sebagai kesempatan untuk menghayati visi dan etika kepemimpinan Kristen di era Post Modernisme. Sebagai contoh: ada beberapa tokoh Kristen di Indonesia dalam menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya di pemerintahan atau swasta tetapi ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, dan ada juga tokoh Kristen yang seharusnya menjadi panutan, tetapi diduga melakukan tindakan pembunuhan. Inilah salah satu masalah kepemimpinan Kristen yang berkaitan dengan visi dan etika. Visi dan etika kepemimpinan Kristen harus berpusat pada Tuhan melalui firman Tuhan yang hidup dan kekal, dan menjadi dasar visi dan etika kepemimpinan Kristen di era Post Modernisme. Dasar kepemimpinan Kristen adalah kasih, sehingga ada hubungan antara Tuhan dan manusia, manusia dan manusia. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan pemahaman dan pengetahuan tentang Post Modernisme, serta membangun kerangka konseptual untuk visi dan etika kepemimpinan Kristen di era Post Modernisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan jenis penelitian kepustakaan. Dengan tulisan ini, diharapkan umat beriman yang memiliki bakat, keterampilan dan kompetensi untuk memimpin, dapat menerapkan sesuai visi dan etika kepemimpinan Kristen di era Post Modernisme
Analisis Perkembangan Teologi dan Polarisasi dalam Kekristenan Di Indonesia: Doktrin Tritunggal Nicolas, Djone Georges; Amtiran, Abdon
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.892 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i12.5149

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalis relevansi Doktrin Tritunggal yang dianggap hoax dan juga doktrin berhala, sehingga muncul sebuah gerakan teologi pembebasan dari doktrin Tritunggal karena dipandang tidak Alkitabiah dan tidak relevan di masa kini di tengah perkembangan teologi dan polarisasi dalam kekristenan di Indonesia. Pendekatan yang dipakai adalah kualitatif deskriptif fenomenologi dengan analisa literatur dan teknik pengumpulan data melalui sumber buku-buku, artikel digital, jurnal serta dokumen lain yang berkaitan dengan masalah yang menjadi objek kajian. Hasilnya, penafsiran yang berbeda menghasilkan ajaran yang berbeda pula, oleh karena itu gap dalam mendefinisikan teologi menjadi sebuah persoalan tersendiri dalam dunia teologi maupun dalam berteologi, sehingga mengakibatkan polarisasi di media digital terutama di kalangan Kristen sendiri. Kesimpulannya, Doktrin Tritunggal merupakan konsep yang Alkitabiah sehingga dalam perkembangan teologi dan polarisasi yang terus menerus terjadi dari abad ke abad, dari generasi ke generasi, relevansinya tetap sampai kekekalan, sebab doktrin Tritunggal berhubungan dengan hakekat dan pluralitas Allah yang mungkin masih misteri bagi banyak orang, namun tidak menghilangkan fakta bahwa Allah tetaplah Allah dan justru misteri tentang Dia membuktikan keunikan-Nya sebagai Allah, Doktrin Tritunggal merupakan ciri khas dalam kekristenan, bukan buah paganisme