Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH KOMBINASI INVERSION PULSE DAN TIME INVERSION TERHADAP KUALITAS CITRA MRI ABDOMEN SEKUEN AXIAL-T2 SPAIR Tajuddin, Nur Wahyu; Juliantara, I Putu Eka; Supriyani, Nyoman
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 2 (2022): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia 
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2i2.2790

Abstract

Abdomen merupakan bagian dari tubuh yang berada di antara thorax superior dan pelvis inferior sendi yang paling besar dan yang paling kompleks pada tubuh manusia. Salah satu sekuen yang digunakan untuk penekanan lemak yaitu Axial T2-SPAIR. Inversion pulse dan time inversion berpengaruh pada hasil SNR dan CNR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi inversion pulse dan time inversion terhadap kualitas citra MRI Abdomen sekuen Axial T2-SPAIR dan untuk mengetahui nilai inversion pulse dan time inversion yang lebih optimal dalam memberikan kualitas citra pada pemeriksaan MRI Abdomen pada sekuen Axial T2-SPAIR. Ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental. Penelitian dilakukan di Rumah Universitas Hasanuddin dengan kombinasi nilai inversion pulse 140° dengan time inversion 160 ms, inversion pulse 140° dengan time inversion 170 ms, inversion pulse 150° dengan time inversion 160 ms dan inversion pulse 150 ° dengan time inverison 170 ms terhadap 10 volunteer. Hasil citra pada anatomi hati, limpa, ginjal dan pankreas dilakukan penghitungan SNR dan CNR. Selanjutnya data SNR dan CNR dilakukan uji statistik SPSS yaitu uji normalitas dan uji Friedman. Pada hasil uji beda Friedman didapatkan nilai p-value ˃ 0,05 yang artinya tidak ada pengaruh dari Kombinasi inversion pulse dan time inversion pada MRI Abdomen sekuen Axial T2-SPAIR, tetapi dari segi scan time terdapat perbedaan. Peningkatan nilai time inversion akan menghasilkan nilai scan time yang lebih lama sedangkan peningkatan inversion pulse tidak akan meningkatkan scan time. Kombinasi inversion pulse dan time inversion pada MRI Abdomen sekuen Axial T2-SPAIR sangat cocok dilakukan untuk melihat kelainan atau patologi pada abdomen seperti fatty liver. Hasilnya kombinasi inversion pulse IP 140° dan TI 160 ms merupakan kombinasi yang lebih optimal diantara kombinasi inversion pulse dan time inversion lainnya yang ditunjukkan dari hasil scan time sebesar 00:55 detik dan hasil rata-rata pada SNR yaitu 2,72 dan rata-rata pada CNR yaitu 2,72.
PERBEDAAN KUALITAS CITRA PADA PEMERIKSAAN MRI KNEE JOINT DENGAN MENGGUNAKAN KNEE COIL DAN FLEX COIL Siregar, Annisa Rahmadani; Astina, I Kadek Yuda; Supriyani, Nyoman
Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 3 (2023): Humantech : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia 
Publisher : Program Studi Akuntansi IKOPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32670/ht.v2i3.2903

Abstract

Pemeriksaan MRI Knee Joint menggunakan coil extremity (knee coil) yang dirangcang khusus untuk pemeriksaan MRI knee joint dan surface coil (flex coil) yang biasa digunakan dalam pemeriksaan extremitas pada organ anatomi kecil seperti knee joint, elbow joint dan payudara yang membutuhkan surface coil untuk meningkatkan spatial resolution dan SNR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui coil yang lebih baik digunakan antara knee coil dan flex coil pada pemeriksaan MRI Knee Joint dan untuk mengetahui perbedaan SNR dan tingkat noise yang di hasilkan pada penggunaan knee coil dan flex coil pada pemeriksaan MRI Knee Joint. Penelitian ini menggunakan kuantitatif yang bersifat eksperimen. Berdasarkan data hasil perhitungan uji statistik nilai SNR anatomi knee joint terdapat perbedan terhadap kualitas citra yaitu SNR anatomi knee joint dengan menggunakan knee coil dan flex coil yang memiliki p value/sig keseluruhan 0.000 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil rata-rata knee coil (31.32) dan flex coil (15.38) sehingga nilai SNR pemeriksaan MRI knee joint menggunakan knee coil sebanding flex coil dengan perbedaan SNR flex coil sekitar 50% dari SNR menggunakan knee coil.
ANALISIS PEMERIKSAAN MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI) BRAIN DENGAN KLINIS EPILEPSI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR HASAN SADIKIN BANDUNG Aprilia, Helen Prisca; Jeniyanthi, Ni Putu Rita; Supriyani, Nyoman
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 3 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i3.35091

Abstract

Epilepsi adalah gangguan otak yang dicirikan oleh kecenderungan mengalami serangan epilepsi berulang, yang mempengaruhi faktor neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial. MRI membantu melihat penyebab dari kejang dan memprediksi kemungkinan kejang berulang setelah kejadian kejang pertama. MRI dapat mengungkapkan penyebab kejang pertama kali sekitar 28% dan paling sensitif pada pasien dengan kejang fokal. Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. dengan metode Observasi, wawancara dan Dokumentasi kemudian data diolah dengan cara reduksi data dalam bentuk tabel kategorisasi dan coding terbuka, disajikan dalam bentuk kuotasi kemudian dapat diambil kesimpulan. Dari hasil observasi Langkah pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan dengan sequence rutin localizer Axial, Sagittal, Coronal, pre contrast menggunakan Sag T1 SE, axial T2 FLAIR, axial T2 SE, coronal T2 SE, axial T1 SE, axial DWI, axial SWI, 3D TIR axial dan coronal. Selanjutnya Post contrast menggunakan sequence Sag T1 SE, Axial T1 SE dan Cor T1 SE. sekuen TIR menjadi salah satu sequence penting pada pemeriksaan MRI Brain pada klinis epilepsi karena bertujuan untuk menghilangkan sinyal dari white matter yang dapat memberikan citra kontras yang tinggi antara grey/white matter pada daerah hippocampus. Tujuan dari penggunaan sekuens TIR tegak lurus Hippocampus yaitu untuk menampilkan gambaran anatomi yang simetri pada area cortical dan area hippocampus pada lobus temporalis.
Optimalisasi Nilai CNR Perbandingan Aplikasi Short TE (STE) dan Ultrashort TE (UTE): Studi Komparasi Citra MRI Genu Pembobotan T1wi Turbo Spin Echo (TSE) di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Daerah Mangusada Badung: Optimization Of Cnr Value With Application Comparison Short TE (STE) and Ultrashort TE (UTE): Comparative Study of Genu MRI Images Weighted T1wi Turbo Spin Echo (TSE) in The Radiology Installation of Mangusada Regional Hospital Badung Dharma Laksmi, Made Ayu; Lana Prasetya, I Made; Supriyani, Nyoman
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v11i2.7380

Abstract

Sendi Lutut merupakan sendi terbesar dan paling kompleks pada tubuh manusia yang terdiri dari Anterior Cruciate Ligament, Posterior Cruciate Ligament, dan patella tendon. Salah satu parameter MRI adalah TE. Short TE (STE) mengacu pada teknik pencitraan MRI yang menggunakan TE yang relatif singkat. Ultrashort TE (UTE) menggunakan TE yang sangat pendek dan memungkinkan pencitraan struktur seperti tendon dan tulang kortikal. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan studi eksperimen. Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi RS Mangusada Badung dengan rasio STE dan UTE dengan nilai TE 16 ms dan 0,8 ms. Pengukuran CNR dilakukan pada area yang akan dievaluasi yaitu anatomi Anterior Cruciate Ligament dan Posterior Cruciate Ligament. Hasil penelitian menunjukkan CNR citra MRI Genu potongan sagital antara aplikasi T1WI TSE STE dan T1WI TSE UTE dengan p-value signifikan <0,05. Hasilnya perbandingan CNR optimal antara aplikasi STE dan UTE adalah variasi UTE dengan nilai mean rank 16,67 untuk ACL dan 11,05 untuk PCL. Dari hasil uji beda Wilcoxon tiap variasi diperoleh p-value ACL 0,016, PCL 0,008, p-value keseluruhan 0,005 sehingga terdapat perbedaan. Uji Wilcoxon mean rank kualitas gambar mean rank tertinggi diperoleh dari UTE, sehingga UTE mampu menghasilkan CNR pada organ yang optimal dibandingkan dengan STE.
Peran Kombinasi PAT-ETL Pada Optimalisasi Nilai CNR MRI Lumbal Kasus Hernia Nucleus Pulposus (HNP) : Studi Komparasi dengan Pembobotan T2-FSE Sagital di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Indriati Solo Baru: The Role of PAT-ETL Combination in Optimizing CNR Value of Lumbal MRI In Cases of Nucleus Pulposus Hernia (HNP): Comparative Study With Sagital T2-FSE Weighted at The Radiology Installation of Indriati Solo Baru Hospital Sastrawan, I Putu Manik; Prasetya, I Made Lana; Supriyani, Nyoman
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v11i2.9763

Abstract

Vertebra lumbal merupakan bagian dari kolumna vertebralis yang terletak di tengah-tengah tubuh pada bagian posterior. MRI adalah metode akurat untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kelainan diskus dan kompresi lumbal. salah satu parameter yang penting adalah Parameter Parallel Acquisition Technique (PAT) dan Echo Train length (ETL). K-space akan terisi lebih cepat sehingga waktu scan menjadi lebih singkat yang merupakan keunggulan FSE, karena ETL efektif sehingga menghasilkan sinyal yang kuat seperti pada cerebrospinal fluid (CSF). Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan studi eksperimen. Pada saat penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Indriati Solo Baru dengan menggunakan kombinasi PAT-ETL, kombinasi PAT 2-ETL 12, PAT 2-ETL 24, PAT 2-ETL 32. Dilakukan pengukuran CNR keluar pada area yang dievaluasi yaitu kelainan anatomi dan CSF. Hasil penelitian menunjukkan CNR gambar MRI Lumbar bagian sagital variasi ETL 12, ETL 24, dan ETL 32 dengan signifikansi p-value <0,05 untuk ETL 12 dan ETL 24, p-value >0,05 untuk ETL 32 Hasil CNR optimal dari variasi ini adalah ETL 12. Dari hasil uji beda Paired Sample T-test p-value <0,05 untuk ETL 12 dan ETL 24 berarti ada perbedaan, p-value>0,05 untuk ETL 32 berarti tidak ada perbedaan. Nilai mean tertinggi pada uji beda adalah CNR optimal, ETL 12.
Pengaruh variasi NAQ terhadap Signal To Noise Ratio (SNR) pada MRI Lumbal Sekuen Sagittal T2-FSE (Speeder) dengan Kasus Low Back Pain (LBP) Ariadi, Ilham; Juliantara, I Putu Eka; Supriyani, Nyoman
Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 6 (2023): Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55904/nautical.v2i6.532

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi NAQ terhadap SNR serta mengetahui nilai variasi NAQ yang optimal untuk mendapatkan SNR baik dengan waktu scanning singkat. Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental. Hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh variasi nilai NAQ terhadap SNR MRI lumbal sekuen sagittal T2-FSE dengan kasus low back pain (LBP) antara variasi NAQ 2, NAQ 3, dan NAQ 4. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan NAQ dengan nilai p value <0,05. Berdasarkan hasil uji mean rank pada informasi citra dapat dilihat bahwa nilai variasi dengan mean tertinggi terdapat pada variasi NAQ 4 pada setiap anatomi. Hasil uji korelasi setiap anatomi menunjukkan korelasi antara NAQ 2 terhadap NAQ 3, NAQ 2 terhadap NAQ 4 hampir semua anatomi menunjukkan p value<0.05 hal ini menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna. Dan hasil uji korelasi NAQ 3 terhadap NAQ 4 hal ini menyatakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Dapat disimpulkan bahwa pemilihan variasi NAQ 3 merupakan nilai terbaik.
ANDROID-BASED RADIATION DOSE RISK EDUCATION MODEL Supriyani, Nyoman; Anwar, M. Choiroel; Katili, Irwan
Journal of Applied Health Management and Technology Vol. 2 No. 3 (2020): Juli 2020
Publisher : Postgraduate Program , Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jahmt.v2i3.5778

Abstract

Background: The risk of radiation doses for patients undergoing radiological examinations can have somatic and genetic effects. Somatic effects are effects that are directly felt by patients, while genetic effects arise due to damage to DNA molecules in the long run. Providing appropriate education is an effort to prevent the risk of radiation doses. If the education model is only verbal, the potential for misinformation is also very large. Submission of misinformation certainly has implications for the risk of repeat examinations and in turn provides even more radiation doses for patients. In response to this, the development of an android application based education model is very much needed.Method: This type of research is a Research and Development (R&D) research. The research design is quasy experiment pre post test control group design with a total sample of 45 patients. Data collection tools using the e-3Ramed application, questionnaires and questionnaires. Univariate analysis produces frequency distributions of respondents' characteristics. Bivariate analysis produces the effect of educational interventions on increasing the knowledge and attitudes of radiology patients about the risk of radiation doses by the McNemar and Kruskal Wallis tests.Results: All educational models were effective in increasing the knowledge and attitudes of radiology patients about the risk of radiation doses with a p-value <0.05. But the most effective educational model and has the highest ranking value is a combination of oral and android with a mean rank of 29.07.Conclusion: An Android-based educational model has been developed, the e-3Ramed application which is effective in increasing the knowledge and attitudes of radiology patients about the risk of radiation doses.Keywords: Education, Risk of Radiation Dose, e-3Ramed                                                        Latar Belakang: Risiko dosis radiasi bagi pasien yang melakukan pemeriksaan radiologi dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik. Efek somatik adalah efek yang langsung dirasakan pasien, sedangkan efek genetik timbul karena kerusakan molekul DNA dalam jangka panjang. Pemberian edukasi yang tepat merupakan upaya pencegahan risiko dosis radiasi tersebut. Bila model edukasinya hanya bersifat lisan saja maka potensi kesalahan penyampaian informasi juga sangat besar. Penyampaian informasi yang salah tentu berimplikasi pada risiko pengulangan pemeriksaan dan pada gilirannya memberi dosis radiasi yang lebih banyak lagi bagi pasien. Menyikapi hal itu, pengembangan model edukasi berbasis aplikasi android sangat diperlukan.Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Desain penelitiannya yaitu quasy experiment pre post test control group design dengan jumlah sampel sebanyak 45 pasien. Alat pengumpulan data menggunakan aplikasi e-3Ramed, kuesioner dan angket. Analisis univariat menghasilkan distribusi frekuensi karakteristik responden. Analisis bivariat menghasilkan pengaruh intervensi edukasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pasien radiologi tentang risiko dosis radiasi dengan uji McNemar dan Kruskal Wallis.Hasil: Semua model edukasi efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien radiologi tentang risiko dosis radiasi dengan p-value <0,05. Namun model edukasi yang paling efektif dan memiliki nilai rangking tertinggi yaitu kombinasi lisan dan android dengan mean rank 29,07.Kesimpulan: Telah dikembangkan model edukasi berbasis android yaitu aplikasi e-3Ramed yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien radiologi tentang risiko dosis radiasi.Kata Kunci: Edukasi, Risiko Dosis Radiasi, e-3Ramed