Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Internalisasi Nilai Pendidikan Agama Islam untuk Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Siswa di Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5 Gombak Kuala Lumpur Aini, Ria; Supratno, Haris; Mahadun, Hanifuddin; Idawati, Khoirotul
Education Achievement: Journal of Science and Research Volume 6 Issue 1 March 2025
Publisher : Pusdikra-Publishing.com

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/jsr.v6i1.2365

Abstract

Globalization has altered Indonesian cultural values, leading to a loss of cultural identity due to the unpreparedness of Human Resources (HR) to face these changes. Nationalism, reflected in behaviors such as maintaining harmony and respecting culture, is a sense of love for the homeland. Religious education becomes key in shaping the character of children, especially at Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5, Gombak, Kuala Lumpur. This research describes the nationalism spirit of the sanggar students, the process of internalizing Islamic religious education values, and the supporting and inhibiting factors in fostering the students' nationalism, especially children of undocumented Indonesian Migrant Workers (PMI). A descriptive qualitative method was used, with data collected through observation, interviews, and documentation. The results reveal that the internalization of Islamic religious education values plays a crucial role in shaping the nationalism of students at Sanggar Bimbingan Sungai Mulia 5. This process is observed through Al Ghazali's internalization efforts, which include goals, the role of educators highlighting teachers' roles in habituation and exemplary practices. The emphasized value components include itiqadiyah, amaliah, and khuluqiyah, undergoing stages of transformation, transaction, and trans-internalization of values. This study is unique in highlighting the situation of children of undocumented PMIs, who face significant challenges in accessing formal education. It offers valuable insights into how religious education can be an effective tool for fostering nationalism in such a challenging context.
Penolakan Seikerei Oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim asy’ari Dalam Tinjauan Sosiologis dan Teologis Wahyudiono, Sri; Mahadun, Hanifuddin; Idawati, Khoirotul
Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial, Hukum & Politik Vol 3 No 2 (2025): 2025
Publisher : Yayasan pendidikan dzurriyatul Quran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61104/alz.v3i2.1352

Abstract

Pendudukan Jepang di Indonesia (1942–1945) memaksakan ritual seikerei membungkuk 90° menghadap matahari terbit untuk menghormati Kaisar Hirohito yang bertentangan dengan prinsip tauhid dalam Islam. Penelitian ini bertujuan menganalisis alasan teologis dan sosiologis KH. M. Hasyim Asy’ari dalam menolak seikerei serta signifikansinya bagi konteks kontemporer. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka dan kerangka sosio-historis serta filosofis, data dikumpulkan melalui studi dokumentasi dan dianalisis dengan analisis isi dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penolakan Asy’ari didasari oleh teologi Asy’ariyah yang menegaskan tawḥīd dan menolak praktik yang menyerupai penyembahan selain Allah. Secara sosiologis, kedudukannya sebagai pemimpin Nahdlatul Ulama memberinya kemampuan untuk memobilisasi resistensi kolektif, sesuai teori strukturasi Giddens: Asy’ari mampu mereproduksi struktur nilai Islam di tengah dominasi kolonial. Temuan mengungkap bahwa sikap Asy’ari memperkuat identitas Muslim dan kebebasan beragama di tengah hegemoni, serta memperlihatkan cara doktrin teologis dan agen sosial berinteraksi dalam perjuangan anti-kolonial. Implikasi penelitian menunjukkan relevansi model Asy’ari dalam mempertahankan kemurnian akidah di tengah tekanan ideologis modern
KONTRIBUSI PEMIKIRAN POLITIK DAN PENDIDIKAN KH WAHAB CHASBULLAH: SEBUAH ANALISIS HISTORI DAN FILOSOFIS Zaky Maulana, Mochamad; Idawati, Khoirotul; Mahadun, Hanifuddin
AT-TAJDID Vol 9, No 1 (2025): JANUARI-JUNI 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/att.v9i1.4079

Abstract

Penelitian ini mengkaji pemikiran politik K.H. Wahab Chasbullah melalui pendekatan historis dan filosofis. Sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam di Indonesia dan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pemikiran K.H. Wahab mencerminkan sintesis antara nilai-nilai Islam, tradisi lokal, dan semangat kebangsaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang pemikiran politik beliau, menganalisis gagasan politiknya, serta mengevaluasi kontribusinya terhadap politik Islam di Indonesia. Melalui metode penelitian kualitatif berbasis studi kepustakaan, data dikumpulkan dari berbagai sumber primer dan sekunder, seperti karya tulis, pidato, dan dokumen historis. Kontribusi terbesar K.H. Wahab adalah upayanya menjadikan NU sebagai organisasi yang mendukung nasionalisme melalui penerimaan Pancasila sebagai dasar negara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemikiran politik K.H. Wahab Chasbullah tidak hanya berkontribusi pada pembentukan politik Islam di Indonesia, tetapi juga menjadi landasan penting untuk membangun politik kebangsaan yang damai dan inklusif.This research examines the political thought of K.H. Wahab Chasbullah through historical and philosophical approaches. As one of the important figures in the history of Islam in Indonesia and the founder of Nahdlatul Ulama (NU), K.H. Wahab's thought reflects a synthesis between Islamic values, local traditions, and the spirit of nationality. This study aims to describe the background of his political thought, analyze his political ideas, and evaluate his contribution to Islamic politics in Indonesia. Through a qualitative research method based on literature study, data was collected from various primary and secondary sources, such as written works, speeches, and historical documents. K.H. Wahab's greatest contribution was his effort to make NU an organization that supports nationalism through the acceptance of Pancasila as the basis of the state. This research concludes that the political thought of K.H. Wahab Chasbullah not only contributed to the formation of Islamic politics in Indonesia, but also became an important foundation for building peaceful and inclusive national politics.