Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analysis of the Effect of Additional Number of 24, 26 And 28 Blade of Pelton Turbine from PLA to Turbine Performance Mahardika, Shultoni; Sugiono, Didik; Irwansyah, Rizal; Supardi; Novianto, Hernawan
JOURNAL OF MECHANICAL ENGINEERING MANUFACTURES MATERIALS AND ENERGY Vol. 8 No. 1 (2024): June 2024 Edition
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jmemme.v8i1.9469

Abstract

Indonesia is currently unable to provide 100% electricity supply for its people due to uneven access to infrastructure development. This causes the need to build alternative energy to meet these needs. Water flow has potential energy that has been widely used in various countries to be converted into electrical energy. One way of converting is with a Pelton turbine. A Pelton turbine can work well, influenced by several parameters, namely the height of the waterfall, the angle of the blades, the flow rate, the number of nozzles, the number of blades, the weight of the turbine, etc. In this study the parameters set were the flow rate according to the pump flow rate, namely 18 liters/minute, the number of turbine blades used were 24, 26 and 28 pieces. The diameter of the turbine runner is 300 mm, and the load used in measuring the current is 50 watts. The results showed that the higher the rotational speed, the higher the turbine power, along with the increasing number of blades tested. The highest turbine power is at 28 blades and the turbine rotation is 385.42 Rpm which is 5.69 watts. While the lowest is at 24 blades and turbine rotation of 367.95 Rpm which is equal to 4.83 watts. The power difference between blades 24 and 28 is 15%. The PLA material used as the turbine blade material and acrylic as the runner material results in the moment of inertia of the turbine when rotating at blade 24 which is 0.023 kg.m² and blade 28 which is 0.025 kg.m². The mass of the turbine becomes lighter resulting in the power difference between blades 24 and 28 not being too far.
Analisis Aerodinamika pada Airfoil NACA 2412 terhadap Gaya Angkat dan Gaya Hambat Indah Riani, Novi; Hartono, R Yudi; Supardi, Supardi; Sugiono, Didik; Mehdiansyah, Mehdiansyah
JURNAL CRANKSHAFT Vol 7, No 4 (2024): Jurnal Crankshaft Vol.7 No.4 (2024)
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/cra.v7i4.13829

Abstract

Airfoil merupakan bentuk dari sayap pesawat yang bertujuan agar mendapatka gaya angkat yang besar dan gaya hambat yang kecil. Pada penelitian ini menggunakan airfoil tipe NACA 2412 dengan wind tunnel tipe subsonic. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya angkat dan gaya hambat setiap variasi dari airfoil yakni airfoil dengan panjang chord 12 cm, 14 cm dan 16 cm berdasarkan nilai koefisien tekanan dari setiap variasi airfoil. Penelitian ini menghasilkan nilai gaya angkat terbesar yang terdapat pada airfoil dengan panjang chord 16 cm dan sudut serang α20°, sedangkan untuk gaya hambat terkecil terdapat pada airfoil 12 cm dengan sudut serang α16°. Nilai koefisien tekanan kontur pada bagian bawah airfoil lebih besar dibandingkan dengan koefisien tekanan pada bagian atas airfoil disemua variasi dan sudut serang yang dipakai. Penurunan koefisien terbesar terjadi pada variasi chord 16 cm dengan sudut serang α20°.Kata kunci:  airfoil, gaya angkat, gaya hambat, chord.
Study Pengaruh Penambahan Mg pada AL6061 Terhadap Sifat Mekanis, Hardness, dan Impack Aplikasi Baling-baling Perahu Ketek Sugiono, Didik; Mahardika, Shultoni; Nurrohmad, Nurrohmad; Marjuki, Marjuki
Jurnal Teknik Mesin (Journal Of Mechanical Engineering) Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jtm.v12i2.20049

Abstract

Perahu merupakan  alat tranportasi untuk penyeberangan sungai dan nelayan,dimana komponen penggerak utama  baling-baling, permasalahan baling-baling ini bisa retah dan patah diakibatkan benturan dengan benda lain. Dengan permasalahan diatas peneliti melakaukan studi rekayasa paduan material antara  Al6061 bekas  dan penambahan unsur Magnesium. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui apakah penambahan Mg berpengaruh terhadap sifat mekanik dan komposisi unsur penyusun suatu material paduan berdasarkan hasil peleburan kembali Al6061 bekas. Sifat mekanik dianalisis melalui pengujian kekuatan impak dan kekerasan  rockwell. Jumlah Mg yang ditambahkan bervariasi 5%, 15%, dan 25%. proeses pengecoran menggunakan suhu  650°C-700°C. Hasil unsur penyusun komposisi paduan yang dominan antara lain  Carbon, Magnesium dan Alumunium , hasil pengujian impak terjadi adanya kenaikan nilai impak disetiap penambahan prosentase Magnesium, hal ini menunjukkan bahwa material memilki ketangguhan,keuletan dan tahan terhadap beban kejut. Nilai impak terkecil diperoleh untuk perubahan 5 %Mg sebesar 12,70 Nm/cm² , sedangkan nilai kekuatan impak tertinggi sebesar 16,13 Nm/cm² pada 25%Mg. Hasil kekerasan terjadi penurunan setiap penanmbahan magnesium  dimana 5% Mg 93 HR, 15%Mg 77 HR, dan 25%Mg 38,33 HR. 
PENGARUH PENDINGINAN UDARA BEBAS, AIR, OLI, DAN AIR GARAM TERHADAP MATERIAL BAJA SUP 9 DENGAN PERLAKUAN PANAS Kulsum, Umi Kulsum,; Lostari, Aini; Sugiono, Didik; Hartono, R. Yudi
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol 5, No 01 (2025): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v5i01.11820

Abstract

Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan yang terkontrol dalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat - sifat tertentu pada baja/logam atau paduan. Salah satu metode perlakuan panas tersebut dengan proses quenching, dan normalizing. Proses ini dilakukan pada temperatur austenite (8500C) dan dilanjutkan holding time selama 120 menit kemudian didinginkan dengan air, air garam, oli dan udara bebas. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai kekerasan optimum adalah 501-528 BHN setelah quenching pada media pendingin air garam dan air, membentuk struktur mikro diantaranya ferrit, martensite, simentit, pearlite dan bainite. Dan struktur yang banyak terbentuk dari nilai kekerasan paling optimum adalah martensite. Perubahan struktur mikro yang terjadi dari autensite ke martensite.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa proses quenching dan normalizing dapat merubah nilai kekerasan. Sementara perubahan struktur mikro terjadi karena proses holding time selama 120 menit, dan perubahan nilai kekerasan yang signifikan terjadi adalah dengan quenching air dan air garam.
Studi Eksperimental Pengaruh Variasi CDI Terhadap Performa Kendaraan Empat Langkah Sugiono, Didik; Lostari , Aini; Indah Riani, Novi; Kusdyanto, Aries
Infotekmesin Vol 14 No 1 (2023): Infotekmesin: Januari, 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/infotekmesin.v14i1.1656

Abstract

The ignition system is a system that greatly affects the performance of a vehicle. Capacity Discharge Ignition (CDI) is a component in the ignition system that works to set the right ignition timing, therefore combustion can be maximized. This study aimed to compare the use of a factory CDI with a CDI from another vehicle, namely the 110 cc Shogun, to determine the performance of a 125 cc GL Max motorbike including torque, power, and fuel consumption to efficiency. The data collection was carried out at speeds of 25 km/hour to 65 km/hour for each gear with an increase of 10 km/hour. The results showed that the larger the gear or teeth, the value of torque, power, and efficiency will also increase. The best results were obtained in the 110 cc Shogun CDI variation with respective values of 7.96 Nm, 6.8 pk, and 81.14%. Meanwhile, the value of the most economical fuel consumption is still the standard CDI GL Max 125 cc with a value of 0.12 kg/pk.hour in the highest gear.
Analisa Tegangan dan Deformasi Pada Desain Kursi Menggunakan Finite Element Method Dengan Variasi Pembebanan Sugiono, Didik; Suprapto, Suprapto; Rahmad Aldori, Yopan; Supardi, Supardi
Infotekmesin Vol 16 No 2 (2025): Infotekmesin: Juli 2025
Publisher : P3M Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/infotekmesin.v16i2.2807

Abstract

The manufacturing process is an activity of processing raw materials into products to increase added value. One of these products is chair furniture; to reduce errors and failures in its manufacture, it is necessary to do prototype model experiments first. This research conducts a simulation study and analysis of the chair design on stress, deformation and safety factor using the Finite Element Method approach with the help of ANSYS ADPL 18.0 static structural software where the chair design is made of 304 stainless steel, aluminum-T6, HCP 30 polymer foam in one chair structure by simulating several static load loading scenarios, boundary conditions, and even distribution on the surface of the chair. The simulation results show that the highest maximum stress distribution (von misses stress) is 3.5 Mpa at a pressure of 175 kg.f, for the lowest value of 1.5 Mpa at a pressure of 5 Kg.f and a deformation (displacement) of 0.145x10ˉ4 mm occurs at a pressure of 175 Kg.f, while the lowest deformation value of 0.621x10ˉ5 occurs at a pressure of 75 Kg.f, This is due to the loading increasing along with the applied pressure force, but still in the minimum safety factor standard position for static loads, so as not to damage the geometric structure.
PENGARUH PENDINGINAN UDARA BEBAS, AIR, OLI, DAN AIR GARAM TERHADAP MATERIAL BAJA SUP 9 DENGAN PERLAKUAN PANAS Kulsum, Umi Kulsum,; Lostari, Aini; Sugiono, Didik; Hartono, R. Yudi
AutoMech : Jurnal Teknik Mesin Vol. 5 No. 01 (2025): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/jtm.v5i01.11820

Abstract

Perlakuan panas (heat treatment) didefinisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan pendinginan yang terkontrol dalam keadaan padat untuk mendapatkan sifat - sifat tertentu pada baja/logam atau paduan. Salah satu metode perlakuan panas tersebut dengan proses quenching, dan normalizing. Proses ini dilakukan pada temperatur austenite (8500C) dan dilanjutkan holding time selama 120 menit kemudian didinginkan dengan air, air garam, oli dan udara bebas. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai kekerasan optimum adalah 501-528 BHN setelah quenching pada media pendingin air garam dan air, membentuk struktur mikro diantaranya ferrit, martensite, simentit, pearlite dan bainite. Dan struktur yang banyak terbentuk dari nilai kekerasan paling optimum adalah martensite. Perubahan struktur mikro yang terjadi dari autensite ke martensite.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa proses quenching dan normalizing dapat merubah nilai kekerasan. Sementara perubahan struktur mikro terjadi karena proses holding time selama 120 menit, dan perubahan nilai kekerasan yang signifikan terjadi adalah dengan quenching air dan air garam.
MESIN PENGGILING IKAN RUCAH SOLUSI PENINGKATKAN PRODUKSI KRUPUK IKAN DESA KRAMAT KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK Sugiono, Didik; Riani, Novi Indah; Supardi, Supardi; Lostari, Aini; Ulum, Miftahul; Hartono, R.Yudi; M, Muhammad Shohibu; Najib, Ainun
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.28118

Abstract

Desa Kramat merupakan desa di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik yang berada di wilayah mengare yang memilki sumber daya alam dan sumber daya manusianya, desa ini memiliki potensi UMKM yang luar biasa. Kebanyakan orang di desa bekerja sebagai nelayan, tukang kebun, dan tambak ikan. Selain itu, penduduk memiliki kelompok usaha yang menghasilkan berbagai makanan ringan dari ikan, seperti krupuk ikan. Bahan campuran krupuk adalah ikan rucah yang diperoleh dari nelayan dan panen di tambak, biasanya dibuang sebagai pakan ternak, tetapi masyarakat kreatif untuk mengolah ikan dengan digilas atau ditumbuk sampai halus dan kemudian digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan krupuk dan makanan ringan. Proses penghalusan ikan mempunyai permasalahan dikapasitas dan efisiensi waktu, kegiatan pengabdian memberikan solusi pembuatan mesin penggiling dan penghancur yang memungkinkan pengolahan ikan rucah secara cepat, lebih efisien, dan lebih produktif. Mesin ini sederhana dengan ukuran lebih kecil, dan memiliki motor bertenaga maksimum 1,5 HP. Mesin memiliki mekanisme kerja silinder yang berputar dan digerakkan oleh motor penggerak dan sistem transmisi, sehingga sangat efektif untuk menepungkan segala jenis daging ikan secara cepat dan hasil yang maksimal serta menghemat biaya pemeliharaan. Mesin penggiling daging ikan rucah mampu memproduksi 60 kg/jam, sehingga mengurangi masalah kapasitas bahan ikan rucah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi krupuk ikan.
MESIN PENGGILING SOLUSI MENGURANGI LIMBAH KERANG HIJAU DI DESA BAYUURIP, KECAMATAN UJUNG PANGKAH, KABUPATEN GRESIK Sugiono, Didik; Mahardika, Shultoni; Hartono, R. Yudi; Supardi, Supardi; Salam, Abd.; Satria Sowan S, Catur; Faishol, Ahmad
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 4 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i4.1425-1432

Abstract

Desa Bayu Urip merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Desa ini merupakan salah satu desa yang memiliki potensi karena wilayah dekat dengan laut, membuat mayoritas warga desa bekerja sebagai nelayan. Selain menangkap ikan, desa Bayuurip juga membudidayakan kerang hiaju sebagai penghasil laut.Desa ini menghasilkan kerang yang cukup tinggi sebagai hasil lautnya,berdampak banyak menghasilkan limbah cangkang kerang sebagai hasil sampingnya.Kegiatan pengabdian ini untuk memberikan solusi dalam mengurangi limbah, diperlukan suatu  mesin penghancur atau penggiling cangkang kerang hijau yang ramah lingkungan sehingga perlahan - lahan dapat mengurangi problem limbah tersebut serta target luaran pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat. Metode pengabdian masyarakat ini membuat mesin penggiling cangkang kerang hijau yang terciptanya mesin sesuai kebutuhan.Mesin mesin penggiling memiliki penggerak Diesel Engine berdaya 6,5 HP dan memiliki kecepatan putar motor 3000 Rpm. Kapasitas produksi mesin ini yakni 60 kg/jam untuk menggiling atau menghancurkan cangkang kerang hijau. Rata-rata ukuran penggilingan yang didapatkan dari mesin yaitu 0-2 mm.Â