Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisis Kualitas Batu-bata Bersumber Bahan Tambahan Sampah Serbuk Gergaji dalam Berbagai Variasi Berat Mulyati, Sri Slamet; Pujiono, Pujiono; Prijanto, Teguh Budi; Fikri, Elanda
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 16, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.16.2.46-50

Abstract

Latar belakang: Serbuk gergaji kayu merupakan salah satu sumber sampah organik yang belum banyak dimanfaatkan. Keberadaannya tidak jauh di sekitar kita, relatif murah dan mudah mendapatkannya. Di beberapa negara luar seperti Uganda, Algeria, India dan lain-lain memanfaatkan serbuk gergaji ini untuk berbagai keperluan diantaranya sebagai bahan campuran batu-bata, pembentuk polimer selulosa nitrat, dan bahan adsorben polutan organik phenol. Penelitian sebelumnya memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan tambahan campuran batu-bata (kaolin, tanah liat, serbuk gergaji) dengan rasio 90:70:40.Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen semu. Selanjutnya penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian tersebut, untuk serbuk gergaji dibuat variasi berat bahannya, sementara yang lainnya tetap. Ukuran batu-bata dirancang berukuran 10,00 x 5,00 x 2,00 cm. Untuk mengetahui kualitas batu-bata yang dihasilkan, penulis melakukan analisis kualitas terhadap batu-bata yang dihasilkan dengan berbagai variasi berat tersebut. Kualitas yang diuji baru pada tahapan daya serap air dan kandungan garam. Selain uji kualitas batu-bata juga dilakukan analisis valuasi ekonominya. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium dengan harapan dapat dijadikan bahan acuan apabila akan diaplikasikan di lapangan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi berat serbuk gergaji antara rasio 20:70:90 dan 40:70:90 menunjukkan ada perbedaan peringkat rata-rata yang bermakna dalam hal daya serap batu-bata terhadap air begitu juga antara rasio 20:70:90 dan 60:70:90. Semua campuran batu-bata berdaya serap > 20%, belum memenuhi standar kualitas berdasarkan SNI 15-2094-2000, namun semua campuran batu-bata mempunyai kadar garam  (NaCl) < 50%, ini artinya sudah memenuhi standar kualitas berdasarkan SNI 15-2094-2000.Simpulan: Waktu pembakaran batu-bata dengan bahan tambahan serbuk gergaji lebih efisien 0,42 kalidibandingkan tanpa serbuk gergaji sehingga biaya lebih hemat. Abstract Title: Quality Analysis Brick Sourced Sawdust in a Variety of WeightBackground:Sawdust as organic waste has not been widely used. Its presence close to us, cheap and easy to obtain. In others countries such as Uganda, Algeria, India and others, utilize sawdust for various purposes, such as mixed materials, forming polymers cellullose nitrate, and phenol pollutant adsorbent. Previous research utilizes sawdust as mixture of brick with a ratio of 90:70:40: (kaolin, clay,sawdust).Method:This was a quasi experiment design.Furthermore, authors interested in developing such research, sawdust made weight variation while others remain. Size bricks are designed measuring 10.00 x 5.00 x 2.00 cm. To determine the quality of bricks produced, the authors analyze the quality of the bricks produced with a variety of weight of the sawdust. The quality of the tested new stage of absorption of water and salt content. In addition to testing the quality of bricks also performed a valuation analysis of its economy. This research was carried out on a laboratory scale with the hope can be used as a reference if it will be applied in the field. Result:The results showed that weight variation sawdust between 20:70:90 and 40:70:90 ratio showed no difference in the average rating is meaningful in terms of absorption bricks to water as well as the ratio of 20:70:90 and 60 : 70: 90. All blends brick absorbent> 20%, yet meet the standards of quality based on SNI 15-2094-2000, but all of a mixture of brick had higher levels of salt (NaCl) <50%, this means that it meets quality standards based on SNI 15-2094 -2000. Conclusion:Burning of bricks made from sawdust additional more efficient, ± 0.42 times from the time of burning bricks without straw, making it more cost-effective 
Analisis Faktor Risiko Keracunan Pestisida Organofosfat Pada Keluarga Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Prijanto, Teguh Budi; Nurjazuli, Nurjazuli; Sulistiyani, Sulistiyani
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 8, No 2 (2009): Oktober 2009
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.8.2.76 - 81

Abstract

ABSTRACT Background: Pesticides is poison and dangerous materials. It can cause negative effects to human health directly or indirectly. Pesticide poisoning can be detected by examination of the blood cholinesterase activity. The main factors influencing the occurrence of pesticides poisoning came from both inside and outside of the human body. Based on farmer’s blood cholinesterase activity examination result at Sub District of Ngablak in 2006, with samples examinated 50 persons, it  showed 98% poisoning incidence. In December 2008, based on pra-survey of 10 sample families of farmers on Sumberejo showed that 50% of them suffered pesticide poisoning. The objective of this research was to determine factors related to the chronic effect of organophosphate pesticide poisoning on families farmers of horticulture at Sub District of Ngablak. Method: It was an observational research using cross sectional approach. The population ware farmer’s families of horticulture at Sumber Rejo village, Sub District of Ngablak. Sixty nine samples were taken using the simple random sampling. Data collected by examining cholinesterase, and interviewing to respondents. Result: The result of this research showed that there were a significant relationship between knowledge (p=0,005), method of  pesticide storage (p = 0,011), formulation method (p = 0,030), handling of pesticide after spraying (p = 0,001) with the occurrence of pesticide poisoning. Conclusion: Based on this research and cholinesterase examination on farmer’s families of horticulture who suffered pesticide poisoning  was about 71,02 %. To avoid pesticide poisoning, it is suggested to make better knowledge  about pesticide handling (storage, formulation of pesticide and washing the clothes of farmers). KeyWords : Risk Factors, pesticide poisoning, farmer’s families.
Penambahan Variasi Kompos Dapur Terhadap Germination Indeks Tanah Mulyati, Sri Slamet; Pujiono, Pujiono; Prijanto, Teguh Budi; Fikri, Elanda
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.1.99-105

Abstract

Latar Belakang: Kompos berkualitas bagus dapat dilihat dari tingkat kematangan dan stabilitas kompos itu sendiri.Germination Index (GI) merupakan uji fitotoksisitas kompos terbaik karena alasan kemudahan dan keandalan. Nilai Germination Index (GI) akan mengalami penurunan ketika kondisi tanaman tercemar oleh logam berat.Metode: Penelitian ini adalah eksperime semu, skala laboratorium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai Germination Index (GI) pada berbagai kondisi tanah. Benih yang ditanam di berbagai media adalah  kacang hijau atau Vigna radiata. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Germination Index. Germination Index merupakan nilai perkalian persentase perkecambahan (Seed Germination) dan Panjang Akar (Root Length). Variabel penting lain yang diamati adalah pH tanah dan logam berat biji kacang hijau.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai persentase perkecambahan (SG) campuran tanah kompos adalah 80-86,67%. Panjang Akar (RL) pada campuran tanah kompos adalah 0,7-1,36 cm. Nilai Germination Index (GI) campuran tanah kompos sebesar 17,46-34,89%. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam nilai Germination Index (GI) antara campuran tanah kompos yang berbeda-beda (1: 1, 2: 1.3: 1).Simpulan: Nilai Germination Index tanah yang terkontaminasi Chrom lebih besar dari campuran tanah kompos. Semakin tinggi nilai pH kompos semakin menurun nilai panjang akar sehingga memengaruhi nilai Germination Index menjadi lebih rendah dibandingkan pertumbuhan benih pada media tanah terkontaminasi Chrom. ABSTRACT: Title: Adding Variations In Kitchen Compost To Soil Index GerminationBackground: Good quality compost can be seen from the level of maturity and stability of the compost itself.. Germination Index (GI)  the best compost phytotoxicity test for reasons of ease and reliability. The Germination Index (GI) value will decrease when plant conditions are contaminated by metals. Method: Th study was a quasi-experimental, laboratory scale. The purpose of this study was to determine the value of the Germination Index (GI) in various soil conditions Seeds planted on various media are Vigna radiata. The variable observed in th study  the Germination Index. Germination index value  the multiplication of the percentage of Seed Germination (SG) and Root Elongation (RE).Other important variables observed were soil pH and heavy metals in Vigna radiata seeds.Result: The results showed that the value of Seed Germination (SG) in the soil added by compost variation was 80-86.67%. The value of Root Length (RL) on the soil added with compost variation  0.7-1.36 cm. Germination Index (GI) value in the soil added by compost variation  17.46-34.89%. There was no significant difference in Germination Index (GI) values between different soil conditions with the addition of compost (1: 1, 1: 2.1: 3)Conclusion: The Germination Index value of soil contaminated with Chromium was greater than that of the compost soil mixture. The higher the pH value of the compost, the lower the root length value so that the Germination Index value was lower than the growth of seeds on soil contaminated with Chromium.
PERBEDAAN WAKTU OPERASIONAL AERATOR LUMPUR AKTIF TERHADAP KADAR BOD, DO, SVI LIMBAH CAIR INDUSTRI SUSU Rizcar Maulana Raditieas; Tati Ruhmawati; Yosephina Ardiani S; Teguh Budi Prijanto
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.333 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.718

Abstract

Industri Susu merupakan industri yang memproduksi susu olahan siap minum, dan dari proses produksi tersebut menghasilkan limbah cair yang perlu diolah. Biological Oxygen Demand (BOD) adalah parameter yang dapat menyebabkan masalah bagi lingkungan dan lumpur aktif adalah pengolahan yang paling efektif. Dissolved Oxygen (DO) dan Sludge Volume Index (SVI) merupakan parameter yang dijadikan acuan untuk menilai keadaan lumpur aktif. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan waktu operasional aerator dengan lumpur aktif selama 21 jam, 22 jam, 23 jam dan 24 jam terhadap kadar BOD, DO, dan angka SVI limbah cair industri susu. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan jumlah sampel sebanyak 40 buah dari 5 kali pengulangan. Sampel diambil dengan metode grab sampling pada influent dan effluent bak lumpur aktif. Hasil uji Kruskall Wallis data Parameter BOD, P value 0,162 > α (0,05); hasil uji One Way ANOVA Angka SVI, P value 0,482 > α (0,05); hasil uji One Way ANOVA Kadar DO, P value 0,719 > α (0,05), dari hasil statistik, disimpulkan tidak ada hubungan antara perlakuan terhadap parameter yang diperiksa. Penurunan tertinggi parameter BOD persentase 98,73%, 24 jam waktu operasional; Penurunan tertinggi parameter SVI persentase 81,30%, 24 jam waktu operasional; Kenaikan tertinggi parameter DO persentase 75,86%, 23 jam waktu operasional.
PERBEDAAN WAKTU TINGGAL TANAMAN CATTAIL (Typha angustifolia) TERHADAP PENURUNAN KADAR COD AIR LIMBAH DOMESTIK KANTIN Kartika Kartika; Neneng Yetty Hanurawaty; Teguh Budi Prijanto; Nany Djuhriah
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.669 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.720

Abstract

Air limbah domestik dengan karakteristik bahan organik tinggi ditunjukkan dengan meningkatnya kadar Chemical Oxygen Demand (COD). Tingginya kadar COD menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut sehingga dapat mencemari lingkungan. Salah satu metode pengurangan kadar COD limbah cair domestik adalah lahan basah buatan tipe Subsurface Flow dengan tanaman Cattail (Typha angustifolia). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan waktu tinggal tanaman Cattail (Typha angustifolia) selama 3 hari, 5 hari dan 7 hari pada lahan basah buatan terhadap penurunan kadar COD air limbah domestik di kantin. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen dengan desain pre-post test without control dengan total sampel sebanyak 240 L dari debit air limbah domestik 200 L/hari. Hasil menunjukkan rata-rata penurunan kadar COD pada waktu tinggal 3 hari, 5 hari dan 7 hari berturut-turut adalah 77,62%; 86,73%; dan 97,36%. Uji statistik One Way Anova menunjukkan terdapat perbedaan waktu tinggal tanaman Cattail (Typha angustifolia) pada lahan basah buatan terhadap penurunan kadar COD. Metode ini efektif untuk menurunkan kadar COD hingga memenuhi baku mutu pada waktu tinggal 7 hari.
PERBEDAAN DOSIS OZON (O3) TERHADAP PENURUNAN JUMLAH BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR BERSIH DI PANTRY Zahra Nadia Putri; Agus Somad Saputra; Teguh Budi Prijanto; Leontine Awalun Nisa
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.198 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.723

Abstract

Industri Garment yang berada di Dayeuhkolot sumber air bersih yang digunakan berasal dari air tanah sehingga diperlukan adanya pengolahan air. Bakteri Escherichia coli merupakan salah satu parameter mikrobiologi yang sangat diperhatikan kandungannya dalam air bersih yang digunakan untuk di konsumsi maupun untuk mencuci alat makan. Dampak dari tingginya jumah bakteri Escherichia coli dapat mengakibatkan penyakit Diare. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan dosis ozon (O3) terhadap penurunan jumlah bakteri Escherichia coli pada air bersih di Pantry Industri Garment. Penelitian ini merupakan penelitian eskperimen skala lapangan dengan variasi dosis ozon (O3) 0,3 ppm, 0,4 ppm dan 0,5 ppm. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 24 sampel dengan 360 ml sampel air untuk pemeriksaan yang diambil dari 1.728 L air dalam tangki desinfeksi. Pengujian statistik menggunakan uji Anova dan menunjukkan adanya perbedaan dosis ozon (O3) terhadap penurunan jumlah bakteri Escherichia coli pada air bersih. Pengujian dilakukan sebanyak enam kali pengulangan didapatkan rata-rata persentase penurunan pada dosis 0,3 ppm sebesar 44,87%, pada dosis 0,4 ppm sebesar 66,14% serta pada dosis 0,5 ppm sebesar 89,10%.
VARIASI JARAK PENYINARAN LAMPU UV TERHADAP PENURUNAN ANGKA KUMAN PADA ALAT MAKAN Dinny Nur Arrifa Herawati; Teguh Budi Prijanto; Yosephina Ardiani S; Agus Somad Saputra
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.155 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.724

Abstract

Abstrak Pencemaran makanan sering ditemukan pada penyelenggaraan makanan institusi yang belum memahami cara penanganan makanan yang tepat. Angka kuman pada alat makan di PT.X tidak memenuhi syarat dengan angka kuman rata-rata sebesar 74 koloni/cm2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil variasi jarak penyinaran lampu UV terhadap penurunan angka kuman pada alat makan di PT.X. Penelitian ini terdapat 3 perlakuan jarak penyinaran lampu UV yaitu 5 cm, 10 cm, 15 cm. Populasi penelitian sebanyak 86 piring dan 86 mangkuk. Besar sampel sebanyak 24 sampel. Berdasarkan hasil pemeriksaan Rata-rata persentase penurunan angka kuman jarak penyinaran 5 cm, 10 cm, dan 15 cm masing-masing sebesar 97,62%, 92,15%, dan 80,30%. Hasil penurunan yang paling tinggi yaitu pada jarak penyinaran ke 5 cm. Hasil penelitian Terdapat variasi jarak penyinaran sinar ultraviolet yang bermakna terhadap penurunan angka kuman pada alat makan di kantin PT.X
EFEKTIFITAS VARIASI JUMLAH PLATE SETTLER GREASE TRAP MEREDUKSI KADAR MINYAK DAN LEMAK LIMBAH CAIR TEKSTIL Rizka Mareti Astuti; Nany Djuhriah; Teguh Budi Prijanto
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.736

Abstract

S merupakan salah satu industry tekstil yang memproduksi kain yang sudah di celup (diwarnai) sehingga menghasilkan limbah cair produksi sehingga perlu dilakukan pengolahan. Limbah cair produksi mengandung kadar minyak dan lemak yang tinggi sehingga berpotensi mencemari lingkungan. Salah satu metode reduksi kadar minyak dan lemak limbah cair produksi adalah menggunakan reaktor grease trap dengan menggunakan variasi jumlah plate settler. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas variasi jumlah plate settler 16, 18, 20 plate pada reaktor grease trap terhadap penurunan kadar minyak dan minyak limbah cair produksi. Desain penelitian yang dilakukan adalah pre test-post test without control dengan jumlah sampel sebayak 36 sampel dari 6 kali pengulangan. Hasil menunjukkan rata-rata penurunan kadar minyak dan lemak untuk jumlah 16 plate, 18 plate dan 20 plate adalah 2,73 mg/L , 2,18 (74,94%) dan 1,57 (81,86%). Hasil uji One Way Anova menunjukkan nilai P value 0,000 < α (0,05) artinya terdapat efektifitas variasi jumlah plate settler terhadap penurunan kadar minyak dan lemak .Jumlah plate settler yang efektif untuk menurunkan kadar minyak dan lemak hingga memenuhi baku mutu adalah 20 plate.
PERBEDAAN KETEBALAN MEDIA ARANG SEKAM PADI TERHADAP PENURUNAN KADAR MANGAN (Mn) PADA AIR BERSIH Silvi Rendyta Wahyuningtyas; Teguh Budi Prijanto; Mimin Karmini
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.719 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.737

Abstract

Kadar mangan dalam air bersih merupakan salah satu parameter penting untuk diperhatikan. Dampak yang dapat ditimbulkan jika kadar mangan dalam air tinggi yaitu dapat merusak perpipaan dan instalasi serta merangsang pertumbuhan bakteri. Di PT. XX air bersih yang mengandung mangan digunakan untuk kegiatan hygiene sanitasi seperti mencuci sayur dan alat makan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan ketebalan arang sekam padi terhadap penurunan mangan pada air bersih dapur PT. XX. Dengan menggunakan teknologi filtrasi metode up flow (aliran dari bawah ke atas). Media yang digunakan yaitu pasir silika, manganese greensand,dan arang sekam padi dengan variasi ketebalan arang sekam padi 80 cm, 70 cm dan 60 cm. Sampel yang digunakan untuk penelitian sebanyak 678.24 L dari dapur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen skala lapangan dengan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan sampel dengan rata-rata kadar mangan sebelum diberi perlakuan 0.401167 mg/L. Sampel setelah diberi perlakuan pada ketebalan arang sekam padi 80 cm yaitu rata-rata kadar mangan sebesar 0.361 mg/L, ketebalan 70 cm yaitu rata-rata kadar mangan 0.3775 mg/L dan ketebalan 60 cm yaitu rata-rata kadar mangan 0.451833 mg/L. Ketebalan arang sekam padi yang paling efektif untuk menurunkan kadar mangan dalam air bersih di dapur PT. XX adalah pada ketebalan 80 cm dengan rata-rata kadar mangan 0.361 mg/L dibandingkan dengan ketebalan arang sekam padi 70 cm dan 60 cm. Agar arang sekam padi lebih efektif untuk menurunkan kadar mangan maka lebih baik jika menggunakan arang sekam padi dalam ukuran mesh dan melakukan aktivasi secara fisika-kimia.
ANALISIS PERHITUNGAN CARBON FOOTPRINT DARI PENGGUNAAN GAS, BENSIN, DAN LISTRIK RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIRKALIKI CIMAHI Nia Yuniarti Hasan; Teguh Budi Prijanto; Sadono Setyoko
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v15i1.2267

Abstract

Manusia menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dari penggunaan energi dalam aktivitasnya sehari-hari. Semakin banyak aktivitas manusia, maka semakin banyak energi yang digunakan, sehingga semakin besar pula carbon footprint yang dihasilkan oleh manusia tersebut. Metoda perhitungan carbon footprint adalah suatu metoda untuk mengukur aktivitas manusia yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan, melalui perhitungan berapa banyak by-product (Gas Rumah Kaca, GRK) yang dihasilkan, biasanya dihitung dalam ukuran unit CO2. Analisis perhitungan carbon footprint ini merupakan hasil survey data dasar untuk pembuatan aplikasi “Carbon Footprint Calculator.”  Sampel survey ini adalah rumah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki. Sampel diambil secara purposive sampling di Kampung Rancabali RW 3 Kelurahan Pasirkaliki Cimahi Utara. Survey penggunaan gas, bensin, dan listrik rumah tangga dikumpulkan menggunakan Instrumen Pengumpul Data (IPD). Hasil survey menunjukkan rata-rata emisi CO2 primer yang dihasilkan dari kegiatan penggunaan gas LPG menghasilkan 0,007 ton CO2/rumah/bulan, sedangkan penggunaan bahan bakar bensin yaitu 0,073 ton CO2/rumah/bulan. Hasil perhitungan emisi sekunder konsumsi energi listrik menunjukkan rata-rata emisi 0,102 ton CO2/rumah/bulan. Masyarakat hendaknya melakukan penghematan dalam penggunaan energi pada kegiatan rumah tangga, selain itu masyakat disarankan untuk mulai melakukan penanaman tanaman di masing-masing rumah sebagai bentuk upaya mengurangi emisi karbon (CO2). Hal ini dilakukan karena tanaman atau pohon dapat menyerap emisi karbon (CO2) yang dihasilkan.