Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR RESIKO ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI RUMAH SAKIT DAERAH TERPENCIL Putu Fery Immanuel White, I; Ardi Munir, Muh; Sumarni, Sumarni; Mutiarasari, Diah; Umar, Miranti; Kevin Poluan, Yosia
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 6 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.12 KB) | DOI: 10.22487/htj.v6i2.85

Abstract

Anemia dalam kehamilan diketahui berhubungan erat dengan timbulnya perdarahan dalam kehamilan dan persalinan. Perdarahan merupakan penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Maka mengatasi anemia dalam kehamilan merupakan hal yang penting dalam usaha menurunkan angka kematian Ibu. RSUD Tora Belo di Kabupaten Sigi yang merupakan daerah terpencil di Provinsi Sulawesi Tengah, aktif dalam penanganan anemia dalam kehamilan, guna menurunkan angka kematian ibu. Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi faktor resiko dan analisisnya terhadap kejadian anemia dalam kehamilan di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi tahun 2018. Penelitian ini merupakan studi deskriptif - analitik retrospektif, data dikumpulkan dari berkas rekam medik di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi tahun 2018. Pada studi ini, kami temukan 446 pasien dengan anemia dalam kehamilan, 211 (47,3%) anemia ringan (Hb 10-10,9), 220 (49,3%) anemia sedang (Hb 7 – 10), dan 15 (3,4%) anemia berat. Faktor resiko yang di identifikasi: usia<20thn 83 (18,6%), 20-35 thn 283 (63,5%), >35thn 80 (17,9%), analisis p=0,038; Primigravida 142 (31,8%), Multigravida 282 (63,2%), dan Grande multigravida 22 (4,9%), analisis p=0,171; Trimester I 32 (7,2%), Trimester II 53 (11,9%), Trimester III 361 (80,9%); SD-SMA 394 (88,3%), dan Pendidikan Tinggi (11,6%), analisis p=0,589; Pengguna JKN-KIS 440 (98,6%), tanpa jaminan kesehatan 6 (0,013% ), analisis p=0,315. Faktor resiko yang dapat di identifikasi dan di analisis, ditemukan bahwa usia ibu yang digolongkan sebagai kehamilan remaja merupakan faktor yang paling berperan dalam timbulnya anemia pada kehamilan di RSUD Tora Belo Kabupaten Sigi.
IDENTIFIKASI TELUR CACING PADA SPESIMEN FESES ANAK-ANAK DI PANTI ASUHAN RAUDHATUL UMMAT PALU Ardi Munir, Muh; Putu Ferry Immanuel White, I; Suci Ramadani, Ananda
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) Vol. 5 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.777 KB) | DOI: 10.22487/htj.v5i1.112

Abstract

Latar Belakang : Kecacingan menjadi salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemukan terutama pada Soil Transmitted Helminth. Soil Transmitted Helminthes merupakan cacing golongan nematoda yang memerlukan tanah untuk perkembangan bentuk infektifnya. Prevalensi terjadinya kecacingan pada manusia di dunia adalah Ascaris lumbricoides mengenai 1300 orang, ancylostoma duodenal dan necator americanus mengenai 400–800 juta orang. Anak-anak usia sekolah mempunyai risiko paling tinggi untuk terjadinya manifestasi klinis dari infeksi ini Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tingginya prevalensi infeksi cacing adalah rendahnya tingkat perilaku hidup bersih sehat. Tujuan: Untuk mengidentifikasi ada tidaknya telur cacing pada spesimen feses anak-anak di panti asuhan raudhatul ummat palu. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian studi observasional deskriptif. Dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang gambaran jenis telur cacing pada spesimen feses anak-anak di Panti Asuhan Raudhatul Ummat Palu. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di panti asuhan raudhatul ummat menunjukan bahwa hasil pemeriksaan telur cacing STH dari 35 sampel yang diteliti terdapat 2 sampel yang ditemukan telur cacing dan 33 sampel yang tidak ditemukan telur cacing pada sampel tersebut. Hasil dari penelitian terdapat 2 sampel yang ditemukan telur cacing yang tergolong telur cacing STH yang diantaranya yaitu 1 telur cacing Ascaris lumbricoides dan satu lainnya yaitu telur Necator Americanus dan ditemukan pada anak dengan usia 6 dan 8 tahun. Kesimpulan : ditemukan telur cacing yang tergolong telur cacing STH dengan jenis telur cacing gelang dan telur cacing tambang dan ditemukan bahwa usia berpengaruh terhadap infeksi kecacingan.