Rosella plant is a plant that has biological activities such as antihypertensive, antioxidant, and hypoglycemic activity. Basil seeds are traditionally also often used as an aroma enhancer in food in the long term and have a significant effect on blood sugar levels. The purpose of this study was to determine the effectiveness of combination therapy of the two drugs working synergistically which will have a potentiation effect. This study was experimental. The doses of basil seed extract, rosella flower extract, Glibenclamide and their combinations have different doses. Basil seed extract (100mg/kg), rosella flower extract (100mg/kg), Glibenclamide (0.5mg/kg) and their combinations (6 groups, n=5). Antihyperglycemic activity was tested using alloxan-induced male rats by estimating fasting blood glucose levels and observing changes in fasting blood glucose levels on days 1, 3, 7, 14, and 21 after treatment. On the 21st day, blood samples were collected and tested. Combination therapy did not show synergistic effects, but blood glucose levels decreased significantly (P <0.001) since the first day and returned to normal on the 21st day after treatment. A single dose of basil seeds and rosella flowers induced by alloxan has antihyperglycemic potential, The potential of herbal antihyperglycemic formulation is comparable to glibenclamide, as indicated by a decrease in glucose levels. ABSTRAK Tanaman rosella adalah tanaman yang memiliki aktivitas biologi seperti antihipertensi, antioksidan, dan aktivitas hipoglikemik. Biji kemangi Secara tradisional juga sering digunakan sebagai penambah aroma pada makanan dalam jangka panjang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kadar gula darah. Tujuan penelitian ini untuk menentukan efektivitas terapi kombinasi kedua obat tersebut bekerja secara sinergis yang akan berefek potensiasi. Penelitian ini merupakan eksperimental. Dosis ekstrak biji kemangi, ekstrak bunga rosella, Glibengclamide dan Kombinasinya mempunyai dosis yang berbeda. Ekstrak Biji kemangi (100mg/kg), Ekstrak Bunga rosella (100mg/kg), Glibenclamide (0,5mg/kg) dan Kombinasinya (6 kelompok,n=5). Aktivitas antihiperglikemia diuji menggunakan tikus jantan yang diinduksi aloksan dengan memperkirakan kadar glukosa darah puasa dan mengamati perubahan kadar glukosa darah puasa pada hari ke-1, 3, 7, 14, dan 21 setelah perlakuan. Pada hari ke-21 sampel darah dikumpulkan dan di uji. Terapi kombinasi tidak menunjukkan efek sinergis, namun kadar glukosa darah mengalami penurunan yang sangat signifikan (P <0,001) sejak hari pertama dan kembali normal pada hari ke-21 setelah perlakuan. Dosis tunggal pada biji kemangi dan bunga rosella yang diinduksi aloksan memiliki potensi antihiperglikemia, Potensi formulasi Antihiperglikemia herbal sebanding dengan glibenklamid, yang ditunjukkan dengan penurunan kadar glukosa.