Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides Benth. S. Moore) PADA Salmonella typhi Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri; Nisa’ul Choiroh
AFAMEDIS Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia Afamedis
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.044 KB)

Abstract

Tumbuhan sintrong (Crassocephalum crepidioides) merupakan tumbuhan gulma yang tersebar di wilayah tropis Asia, termasuk Indonesia. Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, sintrong juga dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Senyawa yang terdapat dalam tumbuhan ini yaitu flavonoid, polifenol, saponin dan tanin. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) pada Salmonella typhi. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak daun sintrong diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 70% dan dilakukan skrining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sintrong positif mengandung senyawa polifenol, flavonoid, saponin dan tanin. Hasil uji KLT juga menunjukkan bahwa ekstrak daun sintrong positif mengandung flavonoid dengan adanya bercak kuning kehijauan setelah disemprot dengan larutan AlCl3, dengan nilai Rf 0,38 ; 0,82 ;dan 0,92. Adapun diameter daya hambat menunjukkan hasil pada konsentrasi 10% dengam rata-rata ± 9,82, pada konsentrasi 30% dengan rata-rata ± 10,82 serta kontrol positif dengan rata-rata ± 8,87. Sedangkan untuk analisa data menggunakan one way Anova diperoleh hasil bahwa probabilitas signifikan sebesar 0.005 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Dengan hasil tersebut diketahui bahwa ekstrak daun sintrong konsentrasi 30% yang paling berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi.
UJI AKTIVITAS KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ECENG GONDOK (Eichhorniacrassipes) DAN DAUN SELEDRI (Apiumgraveolens L.) TERHADAP LUKA SAYAT PADA KULIT MENCIT (Mus musculus) Leonov Rianto; Dian Lestari; Panji Ratih Suci
AFAMEDIS Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia Afamedis
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.929 KB)

Abstract

Penyembuhan luka sayat pada kulit dipengaruhi oleh fase inflamasi, fase maturasi dan fase proliferasi.Daun eceng gondok dan daun seledri ialah salaha satu tanaman yang dapat menyembuhkan luka karena kandungan flavonoid, saponin, tannin.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui uji aktivitas kombinasi ekstrak daun eceng gondok (Eichhornioa crassipes) dan daun seledri (Apium graveolens L.) terhadap luka sayat pada mencit (Mus musculus).Metode ekstraksi penelitian menggunakan ekstraksi dan pelarut etanol 70%.Uji yang dilakukan uji bebas etanol, uji skrining fitokimia, uji kromatografi lapis tipis (KLT), dan pengujian luka sayat menggunakan mencit yang dilukai.
UJI EFEK TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN KAMBOJA (Plumeria sp.) PADA MENCIT (Mus muscullus) Panji Ratih Suci
AFAMEDIS Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Farmasi Indonesia Afamedis
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.617 KB)

Abstract

Indonesia, which is famous for its rich flora, stores various plants that can be used as medicine or decoration. Flavonoid compounds in several studies have been reported to trigger stimulants in the heart, allowing the flavonoid compounds in frangipani leaves to be used as a tonic effect. Objective: This study aims to determine what is the most effective dose of either 3.5g/KgBW, 5.25g/KgBW and 7g/KgBW of frangipani leaf extract (Plumeria sp.) when used as a tonic in male mice (Mus muscullus). ), and to find out how the effect of giving the dose variant compared to the positive control (caffeine) and negative (CMC 0.5%) gave a tonic effect on the length of time swimming in male mice (Mus muscullus). Methods: This study used the swimming test method which was carried out on male mice treated with 0.5% CMC as a negative control and caffeine as a positive control. Then look at the time on the swimming endurance of mice. Results: This study showed that the treatment group of frangipani leaf ethanol extract at a dose of 3.5 g/Kg BW, 5.25 g/KgBW, and 7 g/KgBW had an increase in the swimming survival time of male mice from before the test solution was administered. The most effective dose is 7g/KgBW which has an average swimming time of 8 minutes 9 seconds which is almost close to the average swimming time of caffeine as a positive control of 10 minutes 5 seconds. Strengthened by the SPSS test which has a significance of 0.00 which indicates the effect of dosing on the swimming time of male mice (Mus muscullus).
UJI AKTIVITAS ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.)Solms) DAN DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore) PADA MENCIT Andri Priyoherianto; Panji Ratih Suci; Putri Rizki Cahya Fatimah; Atik Nur Wijayanti
Jurnal Insan Farmasi Indonesia Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Insan Farmasi Indonesia
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jifi.v4i1.602

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic metabolic disorder that occurs due to destruction of pancreatic ? cells characterized by blood glucose levels that exceed normal limits. The purpose of this study was to determine the therapeutic effect of the combination of water hyacinth leaf extract and Sintrong leaf in reducing blood glucose levels in alloxan-induced experimental animals. Water hyacinth leaf powder and Sintrong leaves were extracted using the maceration method with 70% ethanol as a solvent. A total of 25 mice were divided into 5 groups, namely negative control CMC-Na 0.5%, positive control glibenclamide 0.00065 mg / g BW, water hyacinth leaf extract 17.5 mg / kg BW, Sintrong leaf extract 10.5 mg/ kg BW and a combination of water hyacinth leaf extract 17.5 mg / kg BW and sintrong leaf 10.5 mg / kg BW. The results showed that a single extract of water hyacinth and Sintrong leaves was able to reduce blood sugar levels for 7 days. The combination dose was effective in reducing blood sugar levels with a combination dose of 17.5 mg/ kg water hyacinth leaf extract in combination for 7 days.
AKTIVITAS ANTIKANKER EKSTRAK ETANOL TANAMAN TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber L.) TERHADAP SEL T47D MELALUI INDUKSI APOPTOSIS Panji Ratih Suci; Nurkhasanah Nurkhasanah; Nanik Sulistyani
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2021): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.223 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v6i1.605

Abstract

Breast cancer is the most dominant type of cancer in Indonesia. Traditional medicine using tapak liman (Elephantopus scaber L.) as an anticancer becomes an option because it contains compounds such as sesquiterpenes. The purpose of this study was to know the cytotoxic activity of ethanolic extract of tapak liman on T47D cells through induction of apoptosis. The extraction method uses maceration with 96%. Total flavonoids were tested using quercetin as a spectrophotometric standard. ethanol solvent, cytotoxic test using microtetrazoliom (MTT assay), and apoptosis test using double staining test (ethidium bromide-acrydine orange) under a fluorescence microscope. The results showed the linear regression equation y = 0.0934x-0.0292 with the resulting flavonoid levels of 0.979% w / w calculated against quercetin (QE) The concentration of the compound used was 1000 µg/ml; 500 µg/ml; 250µg/ml; 125 ?g/ml, 62.5 ?g/ml; 31.25 µg/ml. The MTT assay results are the values of IC50 which are analyzed using probit analysis and apoptosis tests which are analyzed descriptively. The results of the research show that the ethanol extract of tapak liman using MTT method has IC50 value of 59 µg/ml, while the testing of double staining method shows the color of bright green which indicates early apoptosis and the color orange in the cells which undergoing final apoptosis. DNA fragmentation results shows that Tapak Liman extract induces DNA fragments. The conclusion of this study is that tapak liman textract has the potential for cytotoxic activity against T47D breast cancer cells through the induction of apoptosis
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai Masker Gel Peel Off Pencerah Wajah Erina Tri Oktavia; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.21 KB)

Abstract

Kulit kusam merupakan salah satu permasalahan kerusakan kulit orang indonesia. Salah satu penyebab kulit kusam adalah paparan dari radikal bebas sinar matahari dan polusi udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan tanaman asli Indonesia yang biasanya ditanam diperkarangan rumah atau juga diperkebunan. Rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) mengandung kurkuminoid, alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, pati, damar atau getah dan minyak atsiri yang mempunyai manfaat antibakteri, antihepatoksik, dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak rimpang temu ireng menjadi sediaan masker gel peel off dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formulasi sediaan masker gel peel off dibuat dengan konsentrasi ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) 0,25% dan 0,50% dengan basis yang seragam. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji Ph, uji waktu mengering dan uji daya sebar. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan organoleptik, kedua formula homogen dan stabil, mempunyai rentang Ph masker gel peel off 6,4 – 7,1 yang memenuhi syarat Ph masker gel peel off menurut SNI 164399-1996 yaitu 6,5 – 8,0. Sediaan memenuhi syarat lama waktu mengering tidak lebih dari 30 menit, serta rentang uji daya sebar 5,0 – 7,5 cm yang memenuhi syarat parameter uji daya sebar yakni 5-7 cm.
Formulasi Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebagai Anti Jerawat Sekar Dewi Kartika; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri; Nunik Dewi Kumalasari
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.135 KB)

Abstract

Jerawat dapat disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak yang berlebih dan diperburuk oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab jerawat terdiri dari Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermis. Masker gel yaitu jenis masker yang mudah digunakan dan praktis, karena setelah kering dapat langsung dikelupas atau biasa dikenal masker peel off. Temu Putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu tanaman asli Indoneisa yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan masker gel peel off dari ekstrak temu putih dan melihat evaluasi mutu fisiknya. Metode penelitian ini terdiri dari eksperimental yang terdiri dari membuat ekstrak temu putih dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Masker gel peel off dibuat menjadi dua formulasi yaitu F1, dan F2 dengan masing-masing ekstrak temu putih 20% dan 40%. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan masker gel peel off adalah uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji waktu mongering. Hasil uji dari kedua formulasi sediaan masker gel peel off menunjukkan bahwa kedua formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH masker gel peel off yaitu 6,4 – 7,1 yang memenuhi syarat pH kulit menurut SNI 16-4399-1996 yaitu 4,5 – 8,0. rentang uji daya sebar 5,0 – 7,5 cm, serta rentang uji waktu mengering 15 – 17 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa temu putih (Curcuma zedoaria) dapat diformulasikan sebagai bahan aktif masker gel peel off dan uji mutu fisik sediaan masker gel peel off temu putih memenuhi persyaratan.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Temu Kunci (Boesenbergia pandurate Roxb.) sebagai Body Butter Sindy Klaudiya Anwar; Alfu Laila; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.488 KB)

Abstract

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum di Indonesia. Salah satu penyebab kulit kering adalah terpapar oleh radikal bebas yang disebabkan oleh polusi udara dan paparan sinar matahari secara langsung . Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) merupakan salah satu tanaman asli Indoneisa yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang berkhasiat sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak Temu Kunci (Boesenbergia pandurate Roxb.) menjadi sediaan Body butter. dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu kunci didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) 3%, 5%, 7% dengan basis body butter yang seragam. serta di lakukan evaluasi sediaan body butter selama 4 minggu dengan penyimpanan suhu ruangan yang meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar dan uji daya lekat. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, Ph yang stabil.
Formulasi Uji Mutu Fisik dan Uji Stabilitas Sediaan Lotion Ekstrak Daun Kamboja Putih (Plumeria acuminata) Zidan Ubaiddillah; Erna Fitriany; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.596 KB)

Abstract

Tanaman daun kamboja putih (Plumeria acuminata) merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman yang ada di Indonesia, tanaman daun kamboja putih ini termasuk tanaman yang memiliki kandungan alkaloid dan flavonoid. Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan pembuatan ekstrak dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Digunakan formulasi dengan konsentrasi 3%(formulasi 1),5%(formulasi 2),7%(formulasi 3) dan 0%(formulasi 0) sebagai kontrol basis. Evaluasi mutu fisik sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji tipe emulsi dan uji stabilitas, penyimpanan selama 30 hari. Hasil dari penelitian ini lotion beraroma khas dari ekstrak sangat pekat, warna stabil hijau tua dan tidak ada perubahan warna selama 30 hari dengan penyimpanan suhu ruang dengan pH berkisar 6-7. Homogenitas dari lotion ini stabil dengan menunjukan adanya partikel padat, dan tipe emulsi W/O atau air dalam minyak. berdasarkan hasil penelitian ini didapat kesimpulan bahwa lotion stabil pada parameter homognitas, pH dan tipe emulsi tidak terdapat perbedaan mutu fisik sediaan lotion pada konsentrasi 3%,5%,7% yang disimpan pada suhu ruang.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.) pada Sediaan Lotion Anis Masliyah; Panji Ratih Suci; Elly Purwanti; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.569 KB)

Abstract

Tanaman Daun Bidara (Ziziphus mauritiana L.) merupakan taman yang berasal dari arab, sejenis pohon kecil yang selalu hijau, penghasil buah yang tumbuh di daerah tropis serta Asia Barat dan dapat tumbuh di lembah-lembah sampai ketinggian 500 m dpl. Tanaman bidara sudah banyak di budidayakan. Dalam pemanfaatan tanaman daun bidara dapat di olah menjadi sediaan lotion karena mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid. Untuk membuat penelitian ini menggunakan formulasi sediaan lotion yang akan di uji mutu fisik dari sediaannya. Ekstrak daun bidara dibuat menggunakan metode maserasi menggunakan etanol 96% konsentrasi ekstrak 3%, 5%, 7%. Evaluasi mutu fisik sediaan meliputi berbagai uji termasuk uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji ti emulsi dan uji stabilitas penyimpanan selama 30 hari. Hasil penelitian ini bau lotion beraroma khas dari ekstrak daun bidara, warna lotion hijau tua tidak ada perubahan warna selama 30 hari dengan suhu ruang, pH berkisar 6-7, homogenitas lotion stabil, dan tipe emulsi lotion W/O. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lotion stabil pada parameter, pH dan tipe emulsi tidak ada perubahan mutu fisik sediaan lotion pada konsentrasi 3%, 5%, 7% yang disimpan pada suhu ruang.