Didik Ariyanto
Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Produktivitas Pembenihan Ikan Mas di Desa Jati, Bojong Picung, Cianjur Dharmawantho, Listio; Himawan, Yogi; Ariyanto, Didik; Suharyanto, Suharyanto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 3 (2024): JPMI - Juni 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.2705

Abstract

Cianjur merupakan salah satu sentra budidaya ikan mas, khususnya di Waduk Cirata. Pasokan benih ikan mas untuk Waduk Ciarata sebagian besar berasal dari luar wilayah Cianjur, seperti dari Kabupaten Bandung dan Subang. Potensi Kabupaten Cianjur sebagai pemasok benih ikan mas untuk pembesaran di keramba jaring apung (KJA) sangat besar, mengingat banyaknya pembenih ikan mas di wilayah tersebut. Namun demikian, sebagian besar pembenih hanya memproduksi benih ukuran kecil (kebul) sehingga belum siap untuk ditebar di KJA pembesaran. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas pembenihan di sentra benih ikan mas di Desa Jati, Kecamatan Bojong Picung melalui pemberian paket induk dan teknologi pembenihan ikan mas hingga pendederan tahap kedua. Hasil kegiatan menjukkan bahwa keterampilan pembenih untuk melakukan kegiatan pembenihan khususnya pada pendederan tahap kedua masih perlu ditingkatkan. Hal ini diindikasikan dengan nilai sintasan dan produktivitas usaha pembenihan ikan mas masih relatif rendah. Dengan peningkatan keterampilan dan produktivitas pembenihan ikan mas di wilayah tersebut, diharapkan kebutuhan benih ikan mas untuk pembesaran di Waduk Cirata dapat dipenuhi oleh pembenih lokal, sehingga rantai distribusi tidak terlalu panjang dan harga benih menjadi lebih murah.
KETAHANAN IKAN MAS HIBRIDA MAJALAYA >< SUTISNA TERHADAP INFEKSI Aeromonas hydrophila DAN CEKAMAN LINGKUNGAN ABIOTIK Ariyanto, Didik; Haryadi, Joni; Palimirmo, Flandrianto S.; Suharyanto, Suharyanto; Himawan, Yogi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 17, No 2 (2022): (Juni) 2022
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.17.2.2022.95-107

Abstract

Keunggulan pertumbuhan dan produktivitas ikan mas hibrida kandidat rilis, yaitu hibrida Majalaya betina >< Sutisna jantan (Mj >< St), perlu didukung dengan ketahanan terhadap penyakit serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya tahan ikan mas hibrida Mj >< St terhadap infeksi bakteri Aeromonas hydrophila serta toleransi terhadap cekaman lingkungan abiotik, yaitu suhu, pH, salinitas, dan amonia. Pengujian ketahanan penyakit dan toleransi lingkungan ikan mas hibrida kandidat rilis dilakukan secara terbatas di laboratorium. Sebagai pembanding, digunakan ikan mas unggul Marwana yang diperoleh dari unit pembenihan rakyat. Hasil uji tantang dengan bakteri A. hydrophila menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai sintasan yang secara nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan strain pembanding, yaitu 96,7 ± 2,9% berbanding 83,3 ± 5,8%. Ikan mas hibrida Mj >< St juga mempunyai toleransi yang berbeda nyata lebih baik (P < 0,05) dibandingkan ikan mas Marwana, khususnya terhadap suhu, pH, dan salinitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai LT50 ikan mas hibrida yang lebih baik dibandingkan strain pembanding, masing-masing sebesar 3,6 ± 0,6 menit berbanding 2,0 ± 0,6 menit pada suhu rendah (10,0-12,0°C) dan 7,5 menit berbanding 4,1 menit pada suhu tinggi (38,0-40,0°C); 38,2 ± 1,7 menit berbanding 21,6 ± 0,9 menit pada pH rendah (3,0) dan 12,3 ± 2,4 menit berbanding 6,0 ± 1,6 menit pada pH tinggi (12,0); dan 85,6 ± 11,1 menit berbanding 34,0 ± 12,1 menit pada salinitas sedang (20 g L-1). Daya toleransi ikan mas hibrida Mj >< St terhadap kandungan amonia perairan sebesar 3,0 mg L-1 tidak berbeda nyata (P > 0,05) dengan strain Marwana, masing-masing dengan LT50 sebesar 95,7 ± 74,4 menit berbanding 71,0 ± 48,1 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan mas hibrida Mj >< St mempunyai ketahanan terhadap penyakit dan cekaman lingkungan abiotik lebih baik dibandingkan ikan mas Marwana yang sudah berkembang di pembudidaya.The superiority of growth and productivity of a hybrid carp candidate, the female Majalaya >< the male Sutisna (Mj >< St) could be a game changer if the hybrid carp also has disease resistance and high tolerance to abiotic environmental stressors. This study aimed to evaluate the resistance of the hybrid carp Mj >< St to Aeromonas hydrophila infection and its tolerance to abiotic environmental stressors, such as temperature, pH, salinity, and ammonia. The resistance and tolerance testing of the hybrid fish was carried out in a limited lab-scale experiment. A superior carp, namely Marwana, obtained from a private hatchery, was used as the comparison. Results of the challenge test to A. hydrophila showed that the Mj >< St hybrid carp had a significantly better (P < 0.05) survival rate of 96.7 ± 2.9% than the compared strain survival rate of 83.3 ± 5,8%. The Mj >< St hybrid carp also has significantly better (P < 0.05) tolerance than the Marwana carp, especially to the temperature, pH, and salinity changes. This was indicated by better LT50 values of the hybrid carp against the compared strain of 3.6 ± 0.6 minutes compared to 2.0 ± 0.6 minutes at low temperature (10.0-12.0°C), and 7.5 minutes versus 4.1 minutes at high temperature (38.0-40.0°C); 38.2 ± 1.7 minutes versus 21.6 ± 0.9 minutes at low pH (3.0), and 12.3 ± 2.4 minutes versus 6.0 ± 1.6 minutes at high pH (12.0); and 85.6 ± 11.1 minutes versus 34.0 ± 12.1 minutes at medium salinity (20 g L-1). The tolerance of hybrid carp Mj >< St to the ammonia level of 3.0 mg L-1 was not significantly different (P > 0.05) from that of the Marwana strain, in which the LT50 is 95.7 ± 74.4 minutes compared to 71.0 ± 48.1 minutes. These results indicate that the hybrid carp Mj >< St has better resistance to disease and abiotic environmental stressors than the Marwana carp that has been cultured by farmers.