Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengembangan Modul Pelatihan Menyusui 10-Jam untuk Tenaga Awam ("Dasa Wisma") sebagai Pendamping untuk Meningkatkan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Irmawati; Rizkiyatul Amalia; Adhani Windari
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 11 (2023): November
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i11.5640

Abstract

Many studies have been conducted on the assistance of trained lay personal to increase exclusive breastfeeding. Currently, the modules used to train lay personnel is limited. The existing modules were for counsellor training with several hours and long sessions, so they were not suitable for lay         personnel who do not have a health education background. This study aims to develop and analyze the effectiveness of the 10-hour breastfeeding training module (BTM) to increase knowledge and practice                                    of lay personal. The research is carried out using Content Validity Ratio (CVR) formula by Lawshe-method to validate of the 10-hour BTM and using a pre-post-test design to analyze the effectiveness of the 10-hour BTM to increase knowledge and practice                                    of lay personal. The results show that the module has a CVR score (0.71-1.00) and a CVI score (0.84). The Paired t-test shows the module significantly increased the knowledge (p=0.001 d=3.02) and practice (p=0.001 d=1.92). Learning media that are in accordance with the characteristics of students are very important to pay attention to convey information appropriately, so that the learning process runs optimally. It was be conclude that the 10-hour BTM is suitable for increasing knowledge and practice for lay person who will assist the breastfeeding mother.
Pendampingan Implementasi Formula BTO Baru di Rumah Sakit di Jawa Tengah melalui Pelatihan Kompetensi Statistik RMIK Edy Susanto; Elise Garmelia; Rizkiyatul Amalia
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia Vol 4 No 3 (2024): JAMSI - Mei 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jamsi.1110

Abstract

Setiap rumah sakit harus melaksanakan statistic yang up to date, yaitu tepat waktu, akurat dan sesuai kebutuhan. Pengelolaan data statistik dilakukan oleh petugas rekam medis pengelohan data khususnya bagian analising dan reporting guna dilakukan pelaporan. Grafik Barber Johnson merupakan salah satu indikator penilaian rumah sakit yang dilakukan dengan perhitungan BOR, LOS, TOI dan BTO.  Peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit terdiri dari beberapa indikator. Salah satu indikator yang penting yaitu penggunaan tempat tidur dalam atau lebih dikenal dengan BTO (Bed Turn Over). Penggunaan tempat tidur pada setiap rumah sakit mengalami perubahan setiap waktu. Formula atau rumus penghitungan indikator rawat inap yang sudah ada belum bisa mengakomodir kondisi riil yang terjadi di rumah sakit seperti penghitungan Bed Turn Over (BTO) apabila terjadi perubahan jumlah tempat tidur dalam suatu periode. Sehingga pengabdi menentukan formula pembanding yang mampu mengakomodir hal tersebut. Formula baru diberikan kepada para petugas pelaporan yang ada di unit rekam medis dalam bentuk kegiatan workshop yang bertujuan mengenalkan rumus tersebut guna mempermudah petugas dalam proses perhitungan. Capaian keberhasilan pendampingan 100% dan terdapat peningkatan kemampuan petugas rekam medis bagian pelaporan terhadap proses perhitungan statistik rumah sakit. Rumus BTO baru dapat di implementasikan di rumah sakit yang ada di Jawa Tengah.
Keakuratan Pemilihan UCoD Kasus Perinatal di Rumah Sakit X Tahun 2024 Amalia, Rizkiyatul; Aulia, Gaetsa Nurul
J-REMI : Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan Vol 5 No 4 (2024): September
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-remi.v5i4.4915

Abstract

In 2023, there were 20 cases of perinatal death at Hospital X. Among these cases, 11 (55%) were reported with UCoD as asphyxia, 6 (30%) as low birth weight, 1 (5%) as anencephaly, 1 (5%) as pulmonary hypoplasia, and 1 (5%) as pulmonary aplasia. According to the perinatal mortality coding rules in ICD-10 volume 2, diagnoses of asphyxia and low birth weight or prematurity cannot be selected as the UCoD. This affects the accuracy of mortality reporting. The aim of this study is to describe the accuracy of UCoD selection in perinatal cases and the use of the Perinatal Mortality Surveillance System (SMPK) at Hospital X in 2024. This study uses a descriptive quantitative approach with a case study method. Data were collected through observations, document reviews, and interviews. The results show that 80% of UCoD selections were inaccurate, while 20% were accurate according to the perinatal mortality coding rules in ICD-10 volume 2. It can be concluded that the inaccuracy in UCoD selection for perinatal cases is due to the lack of proper implementation of mortality coding and the incomplete use of the SMPK.
EDIKASI: Empowering Data Integrity and Knowledge on Health Information Release in the Digital Era Susanto, Edy; Windari, Adhani; Amalia, Rizkiyatul
Jurnal LINK Vol 20, No 2 (2024): NOVEMBER 2024
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v20i2.12317

Abstract

Transformasi digital memudahkan akses terhadap data kesehatan, namun juga meningkatkan risiko kebocoran informasi medis. Maraknya telemedicine telah meningkatkan potensi penyalahgunaan data, karena konsultasi online dapat menyebabkan akses yang tidak sah dan pelanggaran data jika tidak dikelola dengan baik. Masyarakat seringkali kurang memahami hak mereka terkait data kesehatan dan proses pelepasan informasi yang aman, dapat menimbulkan risiko privasi dan keamanan. Kurangnya pemahaman tersebut menyebabkan pelanggaran kerahasiaan dan kebocoran data. Angka kebocoran data kesehatan di Indonesia mencakup 1,4 juta catatan yang bocor. Salah satu penyebabnya kesalahan manusia/pengguna system itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan ini, program edukasi yang dirancang khusus untuk masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Padangsari akan dilaksanakan. Program mencakup penyuluhan mengenai pentingnya kerahasiaan data medis, serta prosedur yang tepat untuk pelepasan informasi. Dengan pendekatan yang berbasis pada teknologi informasi, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami hak dan kewajiban mereka terkait pengelolaan data kesehatan. Evaluasi pretest dan posttest, peningkatan pengetahuan masyarakat akan diukur, sehingga efektivitas program dapat diketahui. Kegiatan ini dihadiri oleh 41 kader Kesehatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kader mengetahui terkait pentingnya informasi medis dan resiko kebocoran data Kesehatan. Edukasi yang komprehensif menjadikan masyarakat untuk dapat lebih berdaya dalam melindungi data kesehatan mereka dan berpartisipasi aktif dalam era digital yang terus berkembang. Kegiatan berikutnya dapat melibatkan vendor teknologi kesehatan untuk mengadakan lokakarya tentang solusi inovatif dalam pengelolaan data medis dan perlindungan privasi.
Optimizing the Success of Hospital Management Information Systems in the Digitalization Era Amalia, Rizkiyatul; Lestari, Sri
Procedia of Engineering and Life Science Vol. 6 (2024): The 3rd International Scientific Meeting on Health Information Management (3rd ISMoHI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pels.v6i0.1947

Abstract

Digitalization has changed aspects, one of which is in the Healthcare sector. Digitalization will help organizations overcome the problem of limited resources. Hospital management information systems (HMIS) are becoming increasingly important in operational, clinical, and administrative management. Although many hospitals have adopted HMIS, not all systems have successfully achieved their goals. Some common problems include data integration difficulties, user resistance, and lack of management support. Accurate and complete data is key to the success of HMIS. However, hospitals still face challenges in managing data quality. HMIS can provide valuable data to support strategic and operational decision-making. However, existing data has not been optimally utilized. The study aims to analyze how system quality affects HMIS Implementation. This study used an analytic observational method conducted at Dr. Gondo Suwarno Hospital. The sample consisted of 65 HMIS users. Data analysis in this study used SEM (Structural Equation Modeling) analysis techniques. The application used is Smart Partial Least Square (SmartPLS). The results showed that the quality of the system on the implementation of HMIS through System Use and Organizational Structure provides a negative value. The path coefficient values obtained are -0.005 and -0.048 and the P-value is 0.722 and 0.256. The implication of this result is that system quality should be able to increase system usage, in the context of this study, the quality of the existing system is not enough to encourage users to be more active in using HMIS. This may be due to other factors such as lack of adequate training or technical support for users. system quality did not contribute significantly to the organizational structure that supports the implementation of HMIS. Although the existing system has certain qualities, the existing organizational structure may not be supportive enough to facilitate effective implementation.
Peran Dokumen Penunjang dan Konsistensi Resume Medis dalam Meningkatkan Akurasi Pengkodean Diagnosa di RS X (Studi Kasus Diagnosa ISK) Sukmasari, Kinasih Putri; Amalia, Rizkiyatul
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 12, No 2 (2024): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v12i2.565

Abstract

AbstractDiscrepancies in supporting documents and errors in coding Urinary Tract Infection (UTI) diagnoses are the main causes of BPJS Health claim rejections at Hospital X. Pending claims due to diagnostic coding errors account for 7.2% of all cases, with 4.5% specifically related to UTI diagnosis coding errors. This study aims to analyze the causes of pending BPJS Health claims related to UTI diagnostic codes by examining supporting documents and medical resumes. A qualitative approach was employed using interviews with four respondents, observations of the coding process to claim submission for inpatient BPJS Health patients and a document review of four claim files. The results reveal that 75% of UTI diagnoses showed discrepancies between supporting documents and medical resumes, while only 25% were consistent. These inconsistencies led to removing several UTI diagnoses from medical resumes, rendering the claims invalid. This study concludes that the accuracy of supporting documents and consistency in medical resume preparation significantly impact the precision of UTI diagnosis coding and the smooth processing of BPJS Health claims. Enhancing coding accuracy and validating supporting documents are recommended to reduce pending claims.Keyword: BPJS, diagnosis, UTI, ICD-10 code, pending claim AbstrakKetidaksesuaian dokumen penunjang dan kesalahan pengkodean diagnosa Infeksi Saluran Kemih (ISK) menjadi penyebab utama pengembalian berkas klaim BPJS Kesehatan di RS X. Persentase klaim pending akibat kesalahan kode diagnosa secara keseluruhan mencapai 7,2%, dengan 4,5% di antaranya disebabkan oleh kesalahan pengkodean pada diagnosa ISK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyebab pending klaim BPJS Kesehatan berdasarkan pengkodean diagnosa ISK dengan meninjau dokumen penunjang dan resume medis. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui metode wawancara dengan empat responden, observasi proses pengkodean hingga pengiriman klaim pasien rawat inap, serta studi dokumentasi terhadap empat berkas klaim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% diagnosa ISK tidak sesuai antara dokumen penunjang dan resume medis, sementara hanya 25% yang sesuai. Ketidaksesuaian ini menyebabkan beberapa diagnosa ISK pada resume medis dihapuskan, mengakibatkan klaim tidak valid. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat kesesuaian dokumen penunjang dan kekonsistenan dalam penyusunan resume medis sangat mempengaruhi ketepatan pengkodean diagnosa ISK dan kelancaran proses klaim BPJS Kesehatan. Peningkatan akurasi pengkodean dan validasi dokumen pendukung direkomendasikan untuk mengurangi pending klaim.Kata Kunci: BPJS, diagnose, ISK, kode ICD-10, pending klaim
Keakuratan Kode Underlying Cause of Death (UCoD) pada Perinatal Menurut Perinatal Mortality Rules pada Sertifikat Kematian di RSUD Kota Salatiga Fahmi, Sofia Latifah; Amalia, Rizkiyatul
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 2 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i2.501

Abstract

AbstractA disease or injury that triggers a series of horrific events that led directly to a condition of death or a state of accident or violence resulting in serious injury is called the Underlying Cause of Death (UCoD). The impact of UCoD inaccuracies is decreasing the quality of death certificates. Deterioration in quality also impacts the statistics that inform health policy to be unqualified. The type of research used is mixed methods with an explanatory approach. The study was conducted at Salatiga City Hospital. The sample used was a perinatal medical record of 33 deceased samples taken in total sampling. The accuracy of the 33 samples found that 81.8% were inaccurate and 18.2% accurate. The number of inaccuracies is high due to the erroneous writing of diagnoses on perinatal death certificates, the lack of reselection rules, and the absence of Standard Operating Procedures (SOPs) for coding perinatal death cases. The writing of perinatal death certificates by doctors or PPAs does not follow the rules in ICD Volume 2. Filling out birth and childbirth support files can support the establishment of the diagnosis. The reselection rules have not been used; the coder has not written the code on the perinatal death certificate because no SOP governs the coding of perinatal death cases. Policies are needed to improve the quality of medical records and hospital services.Keyword: Perinatal Death Certificate, UCOD, Underlying Cause of Death Code  AbstrakPenyakit atau cedera yang memicu serangkaian peristiwa mengerikan yang mengarah langsung pada kondisi kematian atau keadaan kecelakaan atau kekerasan yang mengakibatkan cedera serius disebut Underlying Cause of Death (UCoD). Dampak dari ketidakakuratan UCoD adalah penurunan kualitas sertifikat kematian. Penurunan kualitas berdampak pada statistik yang dihasilkan untuk menginformasikan kebijakan kesehatan menjadi tidak berkualitas juga. Jenis penelitian yang digunakan adalah mixed methods dengan pendekatan eksplanatori. Penelitian dilakukan di RSUD Kota Salatiga. Sampel yang digunakan adalah rekam medis perinatal sebanyak 33 sampel meninggal yang diambil secara total sampling. Akurasi dari 33 sampel ditemukan 81,8% tidak akurat dan 18,2% akurat. Angka ketidaktepatan yang tinggi disebabkan oleh ketidaktepatan penulisan diagnosis pada sertifikat kematian perinatal, tidak adanya aturan seleksi ulang dan tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pengkodean kasus kematian perinatal. Penulisan akta kematian perinatal oleh dokter atau PPA tidak sesuai dengan aturan dalam ICD Volume 2. Pengisian berkas penunjang kelahiran dan persalinan dapat mendukung penegakan diagnosis. Aturan seleksi ulang belum digunakan, coder belum menuliskan kode pada akta kematian perinatal karena belum ada SOP yang mengatur pengkodean kasus kematian perinatal. Maka, diperlukan adanya kebijakan untuk meningkatkan mutu rekam medis dan pelayanan rumah sakit.Kata Kunci: Kode Penyebab Dasar Kematian, Sertifikat Kematian Perinatal, UCoD  
Theory of Planned Behaviour Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan Stunting Pada Anak Ferdianto, Angga; Tiyas, Dwi Wahyuning; Amalia, Rizkiyatul
Jurnal Ners Vol. 9 No. 2 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i2.38754

Abstract

Stunting merupakan ancaman besar terhadap kualitas penduduk Indonesia dan juga merupakan ancaman terhadap daya saing negara. Anak yang mengalami stunting tidak hanya pertumbuhan fisiknya yang terhambat, namun juga perkembangan otaknya yang terhambat. Hal ini tentu saja berdampak besar pada kemampuan dan prestasi anak di sekolah, serta produktivitas dan kreativitas mereka diusia produktif. Perilaku orang tua termasuk kedalam salah satu strategi dalam hal pencegahan stunting. Tujuan penelitian ini menganalisis perilaku orang tua dalam melakukan pencegahan stunting pada anak dengan Theory of Planned Behavior. Metode yang digunakan adalah analytic observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu, dan jumlah sampel sebanyak 200 responden, analisis yang digunakan regresi logistic ganda. Hasil menunjukkan Perilaku pencegahan stunting dipengaruhi oleh Pendidikan rendah ?SMA nilai p=0.000, sikap positif dengan nilai p=0.07, norma subjektif yang positif dengan nilai p=0.035, persepsi kendali perilaku yang kuat dengan nilai p=0.010, niat yang kuat dengan nilai p=0.023. Kesimpulan Pendidikan ?SMA, sikap yang positif, norma subjektif yang mendukung, persepsi kendali perilaku yang kuat, niat yang kuat berpengaruh terhadap perilaku pencegahan stunting. Kata Kunci: Stunting, Pencegahan, TPB, Perilaku