Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Profil Tingkat Sense Of School Belonging Siswa SMK Negeri Kota Yogyakarta Aprilia Setyowati; Mufied Fauziah
Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice, and Research Vol. 3 No. 01 (2019): Januari 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (955.548 KB)

Abstract

The purpose of the study was to reveal the level of sense of school belonging in Yogyakarta City State Vocational High School students. Sense of school belonging is a feeling of being personally accepted, respected, recognized, supported, cared for, treated fairly and a feeling of happiness and safety in the school environment. This research is a quantitative research with descriptive method. Data collection techniques use the sense of school belonging scale which was adapted from The Psychological Sense of School Membership (PSSM) Scale developed by Carol Goodenow. Data analysis uses quantitative data analysis. The study subjects were 193 out of seven schools in Yogyakarta City State Vocational School. The results showed that 30.05% of students of Yogyakarta City Vocational High School had a level of sense of school belonging to a high category, 69.95% were in the moderate category and 0% in the low category. The results of this study become a preliminary study for school counselors in designing guidance and counseling programs to improve the sense of school belonging to students.
PERAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Zela Septikasari; Mufied Fauziah; Irvan Budhi Handaka
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Teknik dan Rekayasa & Bidang Tekni
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.993 KB)

Abstract

Tujuan penyusunan artikel ini untuk mendeskripsikan peran layanan bimbingan dan konseling dalam penanggulangan bencana yang secara spesifik akan diarahkan pada tiga fase penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana dapat diklasifikasikan kedalam tiga fase, yaitu pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Tiga fase tersebut memiliki karakteristik penanganan yang berbeda-beda. Fase pra bencana meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi atau peringatan dini. Fase tanggap darurat merupakan usaha untuk meringankan penderitaan sementara, memberikan bantuan darurat, pencarian dan pengamanan. Sedangkan Fase pasca bencana meliputi kegiatan pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Pelaksanaan penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan efektif menggunakan dasar keilmuan tertentu. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu ranah keilmuan yang dapat dimanfaatkan dalam tiga setting fase penanggulangan bencana tersebut sebagai bagian dari fungsi bimbingan dan konseling yaitu fungsi preventif maupun kuratif. Fungsi preventif dalam layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan dalam fase pra bencana untuk meminimalisir dampak bencana yang besar. Fungsi kuratif dapat digunakan dalam fase tanggap darurat maupun fase pasca bencana. Peran bimbingan dan konseling dalam fase tanggap darurat meliputi bantuan untuk meringankan penderitaan yang dialami korban bencana seperti panik, histeris, syok dan lainnya. Sedangkan dalam fase pasca bencana, layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan untuk membantu masalah-masalah psikologis yang dapat dialami oleh korban bencana.
PERAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENANGGULANGAN BENCANA Zela Septikasari; Mufied Fauziah; Irvan Budhi Handaka
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang Teknik dan Rekayasa & Bidang Tekni
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penyusunan artikel ini untuk mendeskripsikan peran layanan bimbingan dan konseling dalam penanggulangan bencana yang secara spesifik akan diarahkan pada tiga fase penanggulangan bencana. Penanggulangan bencana dapat diklasifikasikan kedalam tiga fase, yaitu pra bencana, tanggap darurat dan pasca bencana. Tiga fase tersebut memiliki karakteristik penanganan yang berbeda-beda. Fase pra bencana meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi atau peringatan dini. Fase tanggap darurat merupakan usaha untuk meringankan penderitaan sementara, memberikan bantuan darurat, pencarian dan pengamanan. Sedangkan Fase pasca bencana meliputi kegiatan pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Pelaksanaan penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan efektif menggunakan dasar keilmuan tertentu. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu ranah keilmuan yang dapat dimanfaatkan dalam tiga setting fase penanggulangan bencana tersebut sebagai bagian dari fungsi bimbingan dan konseling yaitu fungsi preventif maupun kuratif. Fungsi preventif dalam layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan dalam fase pra bencana untuk meminimalisir dampak bencana yang besar. Fungsi kuratif dapat digunakan dalam fase tanggap darurat maupun fase pasca bencana. Peran bimbingan dan konseling dalam fase tanggap darurat meliputi bantuan untuk meringankan penderitaan yang dialami korban bencana seperti panik, histeris, syok dan lainnya. Sedangkan dalam fase pasca bencana, layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan untuk membantu masalah-masalah psikologis yang dapat dialami oleh korban bencana.
Pengembangan dan Validitas Inventori Makna Hidup Mufied Fauziah; Aprilya Setyowati; Wahyu Nanda Eka Saputra; Anisa Rahma Lia; Vinny Aprilinsia
Indonesian Journal of Educational Counseling Vol 7 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/001.202371.253

Abstract

Makna hidup merupakan bagian yang penting untuk dimiliki manusia sebagai sebuah dorongan untuk mencapai tujuan personal. Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan sebuah inventori makna hidup untuk mahasiswa yang terstandar dan dapat mengukur makna hidup mahasuswa. Inventori mahasiswa diharapkan dapat digunakan oleh pendidik untuk membantu mahasiswa dalam mengenali dan memahami diri. Penelitian pengembangan ini mengadaptasi langkah pengembangan Gregory yang terdiri dari mendefinisikan tes, memilih skala, mengonstruksi butir, menguji butir, revisi, dan pengembangan norma. Penilaian ahli dilakukan oleh tiga ahli, serta mahasiswa Prodi BK UAD sebagai penilai keterbacaan instrumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis yang dilakukan terhadap informasi yang diperoleh tentang pengembangan instrument makna hidup menyangkut penilaian ahli, uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian berdasarkan penilaian ahli instrumen dan bimbingan konseling menunjukkan sangat sesuai yang berarti inventori makna hidup ini telah memenuhi kriteria baik dan dapat dilanjutkan untuk proses uji keterbacaan. Hasil penilaian keterbacaan menunjukkan bahwa inventori makna hidup mudah dipahami oleh mahasiswa. Hasil Uji validitas konstruk menggunakan product moment merujuk pada R hitung .0,198 dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach menunjukkan nilai sebesar 0.860 yang berarti reliabel. Inventori makna hidup ini berupa 32 butir pernyataan dari 5 indikator.
Edukasi Sedekah Sampah untuk Penguatan Profil Pelajar Pancasila pada Peserta Didik KB ‘Aisyiyah Mutiara Hati, Jogotirto, Berbah, Sleman Wahyu Nanda Eka Saputra; Prima Suci Rohmadheny; Mufied Fauziah; Imamiatul Azizah; Marisa; Puput Novita Sari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol. 3 No. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : MEMAKSIMALKAN POTENSI
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/snpm.v3i1.1267

Abstract

Indonesia bersinggungan dengan masalah sampah yang menjadi ancaman bagi manusia. Daerah di DIY yang memiliki masalah sampah adalah Kawasan pinggiran kali Opak Kalurahan Jogotirto Berbah Sleman. Karena letaknya di dekat sungai, tidak sedikit warga yang membuang sampah di sungai. Melalui satuan kelompok bermain, Upaya yang dilakukan adalah menanamkan kesadaran pengelolaan sampah sejak usia dini. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan PPM ini adalah (1) pemanfaatan sampah rumah tangga yang dapat diberdayakan sebagai alat permainan edukatif yang mendukung pembelajaran di KB Mutiara Hati, dan (2) penguatan profil pelajar Pancasila yang diintegrasikan dengan proses pembelajaran. Metode pelaksanaan kegiatan PPM mencakup lokakarya, pendampingan, dan simulasi. Subjek dalam pengabdian ini adalah peserta didik KB Mutiara Hati. Kegiatan dilakukan selama 2 hari setiap semester dan setiap harinya dilakukan selama 400 menit secara luring. Sejumlah rancangan kegiatan yang disusun adalah (1) briefing dan training program sedekah sampah pada guru, (2) pelaksanaan program edukasi sedekah sampah bekerjasama guru, (3) pemberdayaan orangtua dalam pembuatan kreasi APE dari hasil sedekah sampah, dan (4) monitoring dan evaluasi pemanfataan produk untuk pembelajaran dan keberlanjutan program sedekah sampah di KB Mutiara Hati. Hasil dari kegiatan ini ialah adanya peningkatan kapasitas pemahaman guru dalam memberikan edukasi sampah, dimana hasil pretest pada kategori sedang dan post test menunjukkan kategori tinggi. Selain itu, pengabdian ini juga menghasilkan keterampilan siswa dalam menyadari keberadaan sampah di sekitarnya, mampu memilah jenis sampah dan dapat memanfaatkan sampah untuk berkarya.
Studi Deskriptif: Prevalensi Religiusitas Siswa SMP dan Implikasinya dalam Bimbingan dan Konseling Diki Herdiansyah; Mufied Fauziah
Sociocouns: Journal of Islamic Guidance and Counseling Vol 5 No 2 (2025): Sociocouns: Journal of Islamic Guidance and Counseling
Publisher : UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35719/sjigc.v5i2.545

Abstract

The field of religiosity has seen rapid growth along with increasing scientific evidence showing its link to mental health. Religiosity, as a person's understanding and knowledge of the values contained in the religion he adheres to, has an important role as a strategy or coping effort in managing conditions to understand the meaning behind the difficulties and sufferings experienced, and can strengthen individuals by becoming better. Therefore, this study aims to explore the prevalence of religiosity in junior high school students. The research method used is descriptive quantitative research. This study involved 365 students aged 12-16 years who were selected using random sampling techniques. Data collection techniques and instruments use religiosity scales that have been tested for validity and reliability. Then the data is analyzed using descriptive statistical analysis techniques. The results of the data analysis showed that the average level of student religiosity was in the medium category, namely 216 students (59.2%), while the remaining 78 students (21.4%) were in the high category, and 71 students (19.5%) had a low level of religiosity. The findings in this study highlight variations in students' levels of religiosity, thus providing a foundation for the development of educational strategies, especially guidance and counseling programs that are more holistic and comprehensive towards the development of student religiosity that can have an impact on the development of mental resilience as well as students' psychological well-being.