Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PARENTING PATTERNS WITH GADGET ADDICTION IN SCHOOL AGE CHILDREN AT SDN 02 RENGEL Savitri, ike Prita; Titik Sumiatin; su'udi
Global Ten Public Health and Nursing Journal Vol. 1 No. 1 (2023): March
Publisher : Prodi keperawatan sidoarjo, politeknik kesehatan kemenkes surabaya indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gtphnj.v1i1.2

Abstract

Parenting patterns of parents in educating and supervising children when using gadgets are important because in addition to having a positive impact, gadgets also have a negative impact on children. One of the negative impacts of using gadgets continuously and without restrictions from parents can lead to gadget addiction behavior in children. The purpose of this study was to determine the relationship between parenting and gadget addiction in school-age children at SDN 02 Rengel. The research design used is a correlation analytic survey with a cross sectional approach to students at SDN 02 Rengel in the 2021/2022 academic year. The sampling technique used is total sampling with a sample of 104 students. Data was collected by filling out a parenting style questionnaire and a validated gadget addiction questionnaire. The Spearmen test was conducted to determine the relationship between parenting patterns and gadget addiction. Based on the Spearman Correlation Test between parenting patterns and gadget addiction in school-age children at SDN 02 Rengel in the 2021/2022 academic year, a value of 0.09> from 0.05 means that there is no significant relationship between parenting patterns and gadget addiction. the correlation coefficient between parenting and gadget addiction is 0.163, meaning that there is a very weak relationship between parenting and gadget addiction in school-age children at SDN 02 Rengel.Parenting patterns are not the main cause of children being addicted to gadgets, but there are several other factors that can influence them, causing children to become addicted to heavy gadgets.
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mahasiswa tentang Physical Distancing dalam Pencegahan Covid-19 Di Prodi D-III Keperawatan Tuban Titik Sumiatin; Isnin Nur Khodiroh1; Su'udi
Global Ten Public Health and Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2023): June
Publisher : Prodi keperawatan sidoarjo, politeknik kesehatan kemenkes surabaya indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gtphnj.v1i2.76

Abstract

Physical distancing merupakan upaya memutus rantai penularan di masyarakat, dengan cara jaga jarak secara fisik dan jaga jarak dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya dengan jarak lebih dari 1 meter. Hingga saat ini, masih banyak dari berbagai kalangan yang tidak mematuhi protokol kesehatan yang berlaku seperti tidak menerapkan perilaku physical distancing, terutama dari kalangan mahasiswa yang saat ini sedang aktif melaksanakan praktikum yang mengharuskan untuk mendatangi kampus, sedangkan pihak kampus sudah menghimbau untuk menjaga jarak minimal 1 meter namun peraturan tersebut masih dilanggar, sehingga angka kasus positif COVID-19 di Tuban semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa tentang physical distancing dalam pencegahan COVID-19 di Prodi D-III Keperawatan Tuban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling dengan populasi 124 mahasiswa dan 95 sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dalam bentuk google form. Data ditampilkan dengan distribusi frekuensi dan tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang physical distancing hampir seluruhnya memiliki pengetahuan baik yaitu 90 mahasiswa (94,7%), lebih dari setengahnya memiliki sikap positif yaitu 50 mahasiswa (52,6%) dan hampir seluruhnya memiliki perilaku baik yaitu 83 mahasiswa (87,4%). Sikap negatif atau kurang mendukung pada mahasiswa dalam menyikapi physical distancing masih perlu ditingkatkan. Hal ini tergantung pada faktor yang mempengaruhi mahasiswa, jika cenderung positif maka mahasiswa juga akan memiliki sikap yang positif, namun sebaliknya apabila faktor tersebut cenderung negatif, maka mahasiswa akan memiliki sikap negatif pula.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Gangguan Mental Emosional Remaja di Kabupaten Tuban Titik Sumiatin; Indah Muthi’atul Istiqomah; Su'udi
Global Ten Public Health and Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2023): June
Publisher : Prodi keperawatan sidoarjo, politeknik kesehatan kemenkes surabaya indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gtphnj.v1i2.77

Abstract

Permasalahan kesehatan jiwa seperti gangguan mental emosional telah menimbulkan beban kesehatan yang signifikan karena jumlah kasus yang cukup besar dan terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018, kasus gangguan mental emosional pada usia 15 tahun keatas secara nasional mengalami peningkatan sebesar 3,8%, sedangakan di Kabupaten Tuban mengalami peningkatan kasus sebesar 1,51%. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi gangguan mental emosional pada remaja di Kabupaten Tuban. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian diskriptif, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan populasi sejumlah 285 dan sampel sejumlah 167 remaja. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner Strenght and Difficulties Questionnaire (SDQ) dan kuisioner faktor yang dibuat sendiri oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja (64,7%) mengalami gangguan mental emosional, dan faktor biologis, faktor psikologis dan faktor social dengan kejadian Gangguan Mental Emosional pada remaja. Pada masa remaja banyak hal yang dapat mempengaruhi kondisi gangguan mental emosional, baik karena faktor biologis , psikologis maupun social sehingga diperlukan banyak dukungan berbagai pihak seperti pelayanan kesehatan, konseling remaja, orang tua, guru dan lingkungan untuk mencegah kasus gangguan mental emosional semakin meningkat.
SOCIAL FACTORS WITH THE INCIDENCE OF MENTAL EMOTIONAL DISORDERS IN THE ELDERLY IN THE TUBAN HEALTH CENTER WORK AREA Titik Sumiatin; Ul Anggi Kumalasari1; Su'udi; Yasin Wahyu Riyanto
Global Ten Public Health and Nursing Journal Vol. 1 No. 2 (2023): June
Publisher : Prodi keperawatan sidoarjo, politeknik kesehatan kemenkes surabaya indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gtphnj.v1i2.78

Abstract

Permasalahan kesehatan jiwa seperti gangguan mental emosional telah menimbulkan beban kesehatan yang signifikan karena jumlah kasus yang cukup besar. Menurut World Health Organization prevalensi global gangguan mental emosional pada lansia di dapatkan hasil 15%. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, presentase tertinggi kasus gangguan mental emosional terdapat pada usia 75 tahun keatas yaitu sebesar 15,8% diikuti usia 65-74 sebesar 28,6% usia 55-64 sebesar 11%, sedangkan di Kabupaten Tuban kasus gangguan mental emosional pada kelompok semua umur sebesar 3,71%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial dengan kejadian gangguan mental emosional pada lansia di wilayah kerja puskesmas tuban. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian analisis korelasi, dengan pendekatan  crossectional, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan populasi anggota posyandu lansia kelurahan sidorejo wilayah kerja puskesmas Tuban sejumlah 120 orang dan sampel sejumlah 100 orang. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Gangguan Mental Emosional dan variabel independen adalah faktor sosial lansia yang memengaruhi gangguan mental emosional. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengah lansia memiliki faktor sosial cukup kondusif (38%) dan sebagian besar lansia (62%) mengalami gangguan mental emosional. Berdasarkan hasil uji Chi-square diperoleh p = 0,002 yang menunjukkan adanya hubungan antara faktor sosial dengan kejadian gangguan mental emosional. Pada lansia berbagai perubahan menyebabkan lansia rentan mengalami gangguan mental emosional, pada lansia jika terjadi konflik didalam faktor sosial akan menyebabkan lansia mengalami gangguan mental emosional. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari faktor sosial untuk mencegah terjadinya peningkatan kejadian gangguan mental emosional pada lansia. 
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERILAKU MENYIMPANG PADA KADER REMAJA Sumiatin, Titik; Wahyu Tri Ningsih; Su'udi; Moch. Bahrudin; Tanty Wulan Dari; Siti Maimuna
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2024
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v7i2.5425

Abstract

The increasing rate of juvenile delinquency is very worrying for many parties. Both related to mass fights, drugs, premarital sexual relations, drinking and so on. Even though various efforts have been made, until now the incidence rate is still difficult to reduce. The forum for activities provided to teenagers, such as the Youth Posyandu, the formation of youth cadres is still not running optimally. The aim of this community service is to optimize the knowledge of juvenile cadres through health promotion and discussions on juvenile delinquency. The method used through interactive discussions about juvenile delinquency (deviant behavior). The results of this community service activity are that the knowledge of teenage after health education and interactive discussions is mostly very good. Adolescent health education activities are felt by youth cadres to be very beneficial, the cadres really want this activity not to stop here, but to continue
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA  MASYARAKAT KELURAHAN PANYURAN, KEC. PALANG, KABUPATEN TUBAN Wahyu Tri Ningsih; Tanty Wulan Dari; Moch Bahrudin; Teresia Retna Puspitadewi; Binti Yunariyah; Wahyuningsih Triana Nugraheni; Roudlotul Jannah; Su'udi; Yasin Wahyuriyanto; Titik Sumiatin; Siti Maimuna
Jurnal Abdi Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2025): Jurnal Abdi Masyarakat Mei 2025
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v8i2.6569

Abstract

Hypertension and diabetes are of concern because of their high prevalence and their role as major risk factors for heart and blood vessel disease. The aim of this community service is to increase public knowledge and awareness of the importance of prevention and early detection of Non-Communicable Diseases.Methods used in this community service are through counseling and interactive discussions. The target is the community of Panyuran Village, Palang District, Tuban Regency. The media used is leaflets. The results of this community service are increased public knowledge and awareness of Non-Communicable Diseases, especially diabetes mellitus and hypertension, as well as prevention and early detection. Counseling activities can be carried out continuously in collaboration with local health centers and health cadres. Monitoring of activities that have been carried out needs to be carried out periodically by conducting examinations of people at risk of experiencing Non-Communicable Diseases by local health cadres.