Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Value-Added Analysis Of Rengginang Fish Industry In Panarukan District Situbondo Regency jasila, ismi; Ningsih, Ika Junia; Mardiyah, Ulfatul
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 12 No. 2 (2023): EDISI MEY-AGUSTUS 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jpkt.v12i2.52981

Abstract

This research aims to determine the added value of the rennginang industry in Panarukan District. This research wa conducted in gellung vellage, Panarukan District, Situbondo Regency. Determining the reaserch location was carried out purposively by considering the research area which is the center of rengginag production in Panarukan District. Calculation of added value begins with calculating the total cost required to produce rengginang. Next, the amount of rengginang production for each production period is calculated as well as the income obtained from the rengginang production. Then, the added value wasc alculation using the Hayami method. Based on the Hayami method calculations, it is known that the average rengginang industry in the research location produces rengginang rebon and rengginang squid each 45 kg per month. The selling price for each rengginang is different, Rp 33.000 per kg of rebon rengginang and 35.000 per kg of squid rengginang. The largest value added ratiooccurd in rebon rengginang, 30 %. Meanwhile, the value-added ratio of squid rengginang is only 17 %. The biggest profit for business owners is the rengginang rebon business, which is 46 %, while the profit for business owners of the rengginang squid variant is only 16 %, so the rengginang rebon business is more profitable than rengginang squid  business Key words: added value, production, Hayami method, rengginang industry Abstrak Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui nilai tambah industry rengginang yang ada di Kecamatan Panarukan. Penelitian ini dilakukan di di Desa Gelung Kecamatan Penarukan, Kabupaten Situbondo. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan daerah penelitian merupakan sentra produksi rengginang di Kecamatan Panarukan. Perhitunan nilai tambah diawali dengan menghitung total biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi rengginang. Selanjutnya dihitung jumlah produksi rengginang setiap periode produksi serta pendapatan yang diperoleh dari produksi rengginang tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan nilai tambah dengan menggunakan metode Hayami.berdasarkan perhitungan metode hayami diketahui bahwa rata rata usaha rengginang di lokasi penelitian memproduksi rengginang rebon dan cumi masing masing 45 kg per bulan. harga jual masing masing rengginang berbeda yaitu, Rp 33.000 per kg rengginang rebon dan Rp 35.000 per kg rengginang cumi. Rasio nilai tambah terbesar terjadi pada rengginang rebon yaitu 30 %. Sementara rasio nilai tambah rengginang cumi hanya 17 %. keuntungan pemilik usaha terbesar terjadi usaha rengginang rebon yaitu sebesar 46 %, sementara keuntungan pemilik usaha rengginnag varian cumi hanya 16%, sehingga usaha rengginang rebon lebih menguntungkan dibandingkan rengginang cumi. Kata kunci: nilai tambah, produksi, metode hayami, industri rengginang
Analisis Kelayakan Usaha Pemindangan Ikan di UD. Samudra Pasai Desa Sumberanyar Kabupaten Situbondo Mardiyah, Ulfatul; Jannah, Wildatul; Sawiya, Sawiya; Ningsih, Ika Junia
AGRIMOR Vol 9 No 2 (2024): AGRIMOR - April 2024
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ag.v9i2.2422

Abstract

Pindang fish is a type of traditional processing that functions to extend the relatively short shelf life of fish. Fish farming has the potential to increase national fish consumption and can also improve the community's economy, especially in Sumberanyar Village, Situbondo Regency. Thus, it is necessary to carry out an income analysis to determine whether the business activity is feasible or not. The aim of this research is to determine the revenue value, total costs, profits, and feasibility of fish farming businesses based on the R/C ratio and payback period. The sampling method used in this research is the purposive sampling method. Data collection methods include observation, interviews, literature study, and documentation. Respondents in this research were fish entrepreneurs at UD. Samudra Pasai, Sumberanyar Village, Situbondo Regency. The results of the financial analysis show that the average income is 66,436.000/month, and the average total costs incurred are 55.015.248/month, so the average profit is The average obtained was 11.420.752. Based on the business feasibility analysis, it is known that the R/C ratio is 1.2 and the payback period is 5,7 years. These results indicate that the fish farming business is feasible but requires business development to increase profits so that the payback period is <5 years.
Kelayakan Usaha Industri Pindang Cue-Besek Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Skala Rumah Tangga Di Desa Jangkar Kabupaten Situbondo: Feasibility Of Business Industry Of Boiling Cue-Besek Tuna (Euthynnus Affinis) Home Industry Scale In Jangkar Village, Situbondo Regency Ningsih, Ika Junia; Jasila, Ismi; Muqsith, Abdul
MIYANG Vol 2 No 1 (2022): Jurnal Miyang Edisi April 2022
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.441 KB) | DOI: 10.55719/j.miy.v2i1.386

Abstract

Ikan dalam bentuk segar memiliki sifat mudah rusak serta membusuk sehingga diperlukan pengolahan terhadap ikan segar agar daya simpan lebih tahan lama, lebih mudah di distribusikan, serta lebih mudah dikonsumsi. Pengawetan tradisional pindang cue-besek yang dilakukan oleh masyarakat Desa Jangkar Kabupaten Situbondo merupakan pengolahan pemindangan ikan menggunakan bahan baku ikan tongkol yang ditempatkan pada wadah besek kemudian melalui proses kombinasi penggaraman (menggunakan larutan garam pekat 15%) dan pemanasan (perebusan) pada suhu 100 0C selama 15-30 menit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa kelayakan usaha industri pindang cue-besek ikan tongkol pada skala rumah tangga di Desa Jangkar, Kabupaten Situbondo. Analisa kelayakan usaha dilakukan untuk mengukur seberapa efektif/efisien suatu usaha akan menghasilkan laba/keuntungan dengan menggunakan sumber daya (resources) yang ada. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2022, dengan lokasi penelitian di Desa Jangkar, Kabupaten Situbondo.Tahapan penelitian dilakukan melalui wawancara langsung (depth interview) terhadap key person (pengolah), menggunakan kuesioner semi-terstruktur yang dilanjutkan dengan kajian kelayakan usaha ikan pindang.Metode analisa untuk uji kelayakan usaha pindang ikan tongkol dilakukan dengan perhitungan nilai keuntungan, rasio R/C, dan nilai ROI.Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal usaha yang digunakan oleh usaha pengolahan pindangcue-besek ikan tongkol ialah sebesar Rp. 176.009.000,-/tahun dengan penerimaan sebesar Rp. 240.000.000,-/tahun dan keuntungan yang didapat sebesar Rp. 63.991.000,-/tahun.Hasil perhitungan rasio R/C sebesar 1.3/tahun menunjukkan bahwa usaha pengolahan pindang ikan tongkol tersebut efisien dan layak diterima. Sedangkan untuk nilai ROI sebesar 36.3%/tahun menunjukkan bahwa usaha pengolahan ikan teri krispi menguntungkan untuk terus dikembangkan.