Arsdin, Dian Dwi Apriliyani
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kemajuan Penambangan Batubara Menggunakan Surpac dan Prismoidal Di Kalimantan Timur Arsdin, Dian Dwi Apriliyani; Harwan, Harwan
Jurnal of Mining Insight Vol 2 No 1 (2024): Journal of Mining Insight
Publisher : CV Insight Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58227/jmi.v2i1.257

Abstract

In general, coal mining in indonesia uses the open pit mining method, one of the critical success of this mining method is the stripping of over burden which is above the coal seam itself. Thus the purpose of this research is to calculate and analyze the progress of mining on the activities of over burden stripping. In this study measurement is done through cress, toe, and spot on coal mining using total station, from the measurement results are processed and then compared the volume of the stripped over burden by using surpac and prismoidal. The volume result of the mined over burden by surpac during the first week is 10,643 m3, second week 54,556 m3, and on the third week 63,596 m3, while the calculation result by prismoidal during the first week is 11,66 m3, second week 53,99 m3, and on the third week 64,64 m3. So from the comparison mining volume of stripping over burden between surpac and prismoidal on the first week 1.02, second week 0.56, and third week 1.05. Based on the comparison it is concluded that the surpac and prismoidal have calculation results tend to be similar in comparison.
Karakteristik Mineralogi Batubara Daerah Bonto Birao Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep Anshariah, Anshariah; Arsdin, Dian Dwi Apriliyani; Febiyanti, Dian
Jurnal of Mining Insight Vol 2 No 3 (2024): Journal of Mining Insight
Publisher : CV Insight Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58227/jmi.v2i3.279

Abstract

Batubara merupakan salah satu sumber energi utama selain minyak dan gas bumi. Saat ini, penggunaannya secara global masih didominasi oleh sektor pembangkit listrik. Selain itu, batubara juga dimanfaatkan dalam produksi kokas yang berfungsi sebagai bahan reduktor dalam industri besi dan baja. Kualitas batubara dapat dievaluasi melalui analisis proksimat, yang mencakup kandungan abu, kelembaban, zat terbang, karbon tetap, serta nilai kalorinya. Di Daerah Bonto Birao, dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi mineral yang terkandung dalam batubara. Pengambilan sampel batubara menggunakan metode channel sampling. Hasil analisis XRD terhadap sampel batubara dari daerah tersebut, yang berada di Sulawesi Selatan, menunjukkan bahwa mineral utama yang terkandung dalam sampel atas terdiri dari kaolinit (87,3%), kuarsa (7,2%), dan pirit (5,5%). Sementara itu, sampel tengah mengandung kaolinit (87,0%) dan kuarsa (13,0%), serta sampel bawah tersusun atas kaolinit (87,0%) dan kuarsa (13,0%).
Analisis Perbedaan Konsumsi Batubara Berdasarkan Karakteristik Batubara dari Supplier pada PLTU Bosowa Energi Provinsi Sulawesi Selatan Arsdin, Dian Dwi Apriliyani; Nurwaskito, Arif; Bundang, Syarifullah
Jurnal of Mining Insight Vol 2 No 4 (2024): Journal of Mining Insight
Publisher : CV Insight Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58227/jmi.v2i4.284

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan konsumsi batubara pada PLTU Bosowa Energi Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, berdasarkan karakteristik batubara dari beberapa supplier. Batubara yang digunakan berasal dari PT. Adaro Energi, PT. Kideco Jaya Agung, dan PT. Satyamitra Surya Perkasa (SSP), serta kombinasi hasil blending antar supplier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi batubara sangat dipengaruhi oleh kebutuhan daya PLN serta kualitas batubara yang dipasok. Batubara dengan nilai kalori lebih tinggi cenderung membutuhkan jumlah konsumsi lebih sedikit, sedangkan batubara dengan kalori lebih rendah memerlukan konsumsi lebih besar. Konsumsi batubara tercatat berbeda pada tiap supplier, dengan SSP berkisar antara 51–78 ton/jam, Kideco 45–68 ton/jam, dan Adaro 42–64 ton/jam. Untuk batubara hasil blending, konsumsi berada pada kisaran 48–70 ton/jam untuk campuran SSP+Kideco, serta 47–69 ton/jam untuk SSP+Adaro. Perbedaan ini membuktikan bahwa karakteristik batubara dan strategi blending berperan penting dalam menentukan efisiensi konsumsi energi di PLTU Bosowa Energi.