Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENATALAKSANAAN RESESI GINGIVA DENGAN MENGGUNAKAN GINGIVA BUATAN: MANAGEMENT OF GINGIVAL RECESSION WITH THE USE OF ARTIFICIAL GINGIVA Eka Fitria Augustina
Dentika: Dental Journal Vol. 16 No. 1 (2011): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.536 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v16i1.1908

Abstract

The prevalence, extent, and severity of gingival recession increase with age and more prevalent in males. Recession is an exposure of the root surface and an apical shift of the gingival position. Recession may be localized in one tooth or a number of teeth, or it may be generalized through out the mouth. Gingival recession will be a problem when patient complained about esthetic, because teeth are seen longer . Gingival recession could happen either physiologic or pathologic. Physiologically, it usually increases with age. Pathologically, it is caused by fault tooth brushing technique, malposition, gingival inflammation, abnormal frenum attachment, and iatrogenic dentistry. Treatment of gingival recession result on esthetic problem and pain because of open dentine. Treatment could be done either with surgery or non surgery. Surgery technique can use flap non reposiotion. In this case report, patient had recession in man dible anterior region. She wanted to get esthetic appearance but she did not want to have surgery treatment. Artificial gingival was performend to cover the recession. Material of the artificial gingival is a soft liner ( chairside vinyl polysiloxane resilient denture liner ), because of good biocompatibility, nice colour and texture is invitiate real gingiva, although it has to take it off when eating and cleaning up . Main function of artificial gingival is esthetic function and cover the recession. In conclusion, after treatment showed good esthetic and patient. Beside treatment, we need to suggest patients to do plaque control and visit dentist at least twice a year.
The comparison of minocycline oral-rinse and gel on pocket depth Eka Fitria Augustina
Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) Vol. 43 No. 1 (2010): March 2010
Publisher : Faculty of Dental Medicine, Universitas Airlangga https://fkg.unair.ac.id/en

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.939 KB) | DOI: 10.20473/j.djmkg.v43.i1.p21-25

Abstract

Background: Infection disease is still considered as a prominent disease in many developing countries, like Indonesia. The most oral infection disease is periodontitis. Despite scaling and root planning as the main therapy, minocycline as adjunct therapy has already been used for periodontitis. There are a lot of media used, such as oral rinse and gel. Many researches even have also shown that the use of minocycline as adjunct therapy can decrease inflammation in periodontitis. Like tetracycline, minocycline as an anti inflammatory and anticollagenase is also considered to be very effective for the treatment of periodontitis. Media of minocycline that are available are gel, fiber, and oral rinse, as the newest one. Purpose: The purpose of this research is to examine the comparison of 0.2% oral rinse minocycline and 2% minocycline gel to reduce the pocket depth. Method: The samples were divided into two groups, the first group using oral rinse and the second one using gel after scaling. Result: There was no statistically significant difference between the group with minocycline gel and oral rinse. Conclusion: The application of 2% minocycline gel or 0.2% minocycline mouth wash after scaling and root planning has the same effect in reducing pocket depth.Latar belakang: Penyakit infeksi masih merupakan kasus yang menonjol di banyak negara berkembang, seperti Indonesia. Infeksi rongga mulut yang banyak terjadi adalah periodontitis. Selain terapi utama yaitu skeling dan root planning, menggunakan minosiklin sebagai terapi tambahan telah banyak digunakan, seperti obat kumur dan gel. Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan minosiklin sebagai terapi tambahan dapat menurunkan keradangan pada pasien periodontitis. Seperti tetrasiklin, minosiklin sebagai anti keradangan dan anti kolagenase, sangat efektif sebagai perawatan periodontitis. Media minosiklin yang banyak digunakan di antaranya yaitu gel, fiber, dan obat kumur yang terbaru. Tujuan: Tujuan penelitian adalah mengetahui perbandingan antara penggunaan 0,2% obat kumur minosiklin dan 2% minosiklin gel untuk mengurangi kedalaman poketperiodontal. Metode: Sampel dibagi menjadi dua grup, grup pertama menggunakan obat kumur, dan kelompok kedua menggunakan gel, setelah terapi skeling. Hasil: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok minosiklin obat kumur dan gel. Kesimpulan: Minosiklin gel dan obat kumur sama-sama efektif dalam mengurangi kedalaman poket.
Perawatan resesi gingiva dengan bedah dan non-bedah Noer Ulfah; Eka Fitria Augustina
Journal of Dentomaxillofacial Science Vol. 9 No. 1 (2010): Formerly Jurnal Dentofasial ISSN 1412-8926
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15562/jdmfs.v9i1.229

Abstract

Gingival recession is an exposed root surfaces that caused by shifting gingiva towardapical, and often causes problem. Gingival recession can occur locally or generally atall teeth causing dentin hypersensitive and susceptible to caries. Other problem is thelack of aesthetic, especially on anterior teeth. Treatment of all kinds of gingivalrecession depends on the severity and causes of recession. Treatments addressed toovercome the aesthetic problem and hypersensitivity of dentin. Mucogingival surgeryis preferred to position the flap coronally. Non surgical techniques have beendeveloped to solve the problem of aesthetic and hypersensitive dentin. The method isconducted to using of artificial gingiva on the recession area. Regular control isneeded to maintain good oral hygiene in order to protect or to avoid the recession.
Seminar dan Pelatihan Deteksi Dini Dan Penatalaksanaan Penyakit Periodontal Dengan Obat Kumur Habatussaudah Eka Fitria Augustina; Ernie Maduratna S
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 2 No 6 (2022): JPMI - Desember 2022
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.810

Abstract

Penyakit periodontal merupakan penyakit dengan prevalensi 67,8% berada tertinggi setelah karies gigi. Penyakit periodontal yang dibiarkan akan meningkatkan resiko penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, dan rheumatoid arthritis. Kesehatan gigi dan mulut berpengaruh terhadap respons imun tubuh, termasuk paru-paru dan covid -19. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang dengan penyakit gusi memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit pernapasan, seperti pneumonia, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan bronkitis. Kesehatan mulut yang tidak terjaga juga dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi pernapasan pada orang dengan penyakit paru kronis. Dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut, salah satunya dengan berkumur, dapat menurunkan risiko terkena COVID-19. Begitu masuk ke dalam rongga mulut, virus load dapat dikurangi dengan obat kumur antiseptik. Upaya inilah diharapkan dapat mengurangi resiko penyakit periodontal yang disebabkan oleh bakteri plak gigi dan resistensi host dan dapat menurunkan prevalensi penyakit periodontal dan menurunkan resiko penyakit sistemik. Melalui pelatihan dan workshop cara sederhana deteksi penyakit periodontal diharapkan dapat dapat menurunkan prevalensi penyakit periodontal dan menurunkan resiko penyakit sistemik. Universitas Airlangga memproduksi obat kumur herbal habatussaudah yang mengandung thymoquinone, flavonoid, dan minyak esensial yang berfungsi sebagai anti bakteri, antiinflamasi, anti oksidan dan diyakini dapat membunuh virus di dalam air liur orang yang terinfeksi, sehingga dapat mengurangi jumlah virus yang berkembang biak di dalam tubuh. Kebiasaan berkumur dan gargling dengan obat kumur herbal, yang disertai menyikat gigi dan flossing secara rutin, bisa menjaga kebersihan mulut dan gigi secara optimal. Dengan menjaga kebersihan rongga mulut maka resiko penyakit covid-19 dapat berkurang. Kegiatan seminar dan pelatihan berjalan lancar, antusias peserta sangat tinggi dan mengharapkan adanya kegiatan yang berkelanjutanke depannya.
PERIODONTAL TISSUE HEALTH TRAINING FOR PREGNANT WOMEN AND CADRES AT PASURUAN PRIMARY HEALTH CENTERS TO AVERT STUNTING I Komang Evan Wijaksana; Irma Josefina Savitri; Eka Fitria Augustina; Agung Krismariono
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 7 No. 3 (2023): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v7i3.2023.386-394

Abstract

In Indonesia, stunting continues to be a problem for public health, even in Pasuruan City. In Pasuruan City, 1,516 kids still run the risk of developing stunting. The Pasuruan City Government works to keep the rate of stunting under 14%. To reduce the likelihood that children with stunting will be born, pregnant mothers are the main focus of prevention efforts. Inflammatory diseases in the mouth can set off pregnancy complications that have the potential to result in preterm birth, low birth weight babies (LBW), and eventually become the cause of stunting in children. This community service is carried out in the form of training and counseling on periodontal tissue and oral health for pregnant women and health cadres at the Pasuruan City Health Center to increase knowledge of stunting prevention in Pasuruan City. Community service was carried out at four health centers in Pasuruan City, namely the Kandangsapi, Bugul Kidul, Kebonsari, and Trajeng Health Centers. The target partners in community service are health cadres and pregnant women in the work area of ​​each health center. The form of service carried out is counseling and training. Education initiatives were conducted on the subject of periodontal tissue health, its relationship to pregnancy, the prevalence of LBW, and the possibility of stunting effects on the periodontal tissue health of pregnant women. The cognitive and psychomotor health of cadres and pregnant women can be improved by community service in the form of counseling and training.
Kesiapan Dokter Gigi Anggota PDGI Kota Pasuruan dalam pemberian Host Modulation Therapy sebagai Terapi Penunjang Penyakit Periodontal Irma Josefina Savitri; Noer Ulfah; I Komang Evan Wijaksana; Eka Fitria Augustina; Gilang Rasuna Sabdho Wening; Erza Nudya Elwardah; Imanuel Jeremias Laturiuw
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6336

Abstract

Periodontitis, keradangan kronis jaringan penyangga gigi atau periodontal, adalah hasil interaksi dari  respon imun tubuh manusia dan bakteri penyebab. Prevalensi periodontitis masih tinggi, mengganggu sistemik dan kualitas hidup, sehingga menjadikan periodontitis sebagai salah satu permasalahan gigi dan mulut yang utama. Selain terapi lokal, Host Modulating Therapy (HMT) diperlukan untuk mengurangi kerusakan jaringan dengan memodulasi respon tubuh manusia. Departemen Periodonsia FKG Unair melaksanakan pengabdian masyarakat berupa seminar HMT dengan sasaran dokter gigi di Kota Pasuruan. Tujuan penulisan artikel adalah melaporkan kesiapan dokter gigi anggota PDGI Kota Pasuruan dalam pemberian HMT sebagai terapi penunjang penyakit periodontal. Metode yang digunakan diawali dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD). Pengukuran tingkat keberhasilan capaian menggunakan uji korelasi “Drug Prescribing Belief Model” dengan metode “post-test” only. Nilai evaluasi akhir didapatkan rerata peserta adalah 82 yang mengindikasikan bahwa penyampaian materi HMT telah optimal dilakukan oleh penyaji. Walaupun tingkat pengetahuan tinggi, uji korelasi Drug Prescribing Belief Model menunjukkan bahwa nilai “self efficacy” peserta rendah. Kesimpulan yang diberikan adalah dokter gigi di Kota Pasuruan memiliki pengetahuan yang baik dalam pemberian HMT namun kurang memiliki keterampilan dalam standar operasional pemberian HMT. Dari kesimpulan ini disarankan untuk dilakukan pelatihan berkelanjutan dalam hal teknis pemberian HMT
Kesiapan Dokter Gigi Anggota PDGI Kota Pasuruan dalam pemberian Host Modulation Therapy sebagai Terapi Penunjang Penyakit Periodontal Irma Josefina Savitri; Noer Ulfah; I Komang Evan Wijaksana; Eka Fitria Augustina; Gilang Rasuna Sabdho Wening; Erza Nudya Elwardah; Imanuel Jeremias Laturiuw
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i4.6336

Abstract

Periodontitis, keradangan kronis jaringan penyangga gigi atau periodontal, adalah hasil interaksi dari  respon imun tubuh manusia dan bakteri penyebab. Prevalensi periodontitis masih tinggi, mengganggu sistemik dan kualitas hidup, sehingga menjadikan periodontitis sebagai salah satu permasalahan gigi dan mulut yang utama. Selain terapi lokal, Host Modulating Therapy (HMT) diperlukan untuk mengurangi kerusakan jaringan dengan memodulasi respon tubuh manusia. Departemen Periodonsia FKG Unair melaksanakan pengabdian masyarakat berupa seminar HMT dengan sasaran dokter gigi di Kota Pasuruan. Tujuan penulisan artikel adalah melaporkan kesiapan dokter gigi anggota PDGI Kota Pasuruan dalam pemberian HMT sebagai terapi penunjang penyakit periodontal. Metode yang digunakan diawali dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD). Pengukuran tingkat keberhasilan capaian menggunakan uji korelasi “Drug Prescribing Belief Model” dengan metode “post-test” only. Nilai evaluasi akhir didapatkan rerata peserta adalah 82 yang mengindikasikan bahwa penyampaian materi HMT telah optimal dilakukan oleh penyaji. Walaupun tingkat pengetahuan tinggi, uji korelasi Drug Prescribing Belief Model menunjukkan bahwa nilai “self efficacy” peserta rendah. Kesimpulan yang diberikan adalah dokter gigi di Kota Pasuruan memiliki pengetahuan yang baik dalam pemberian HMT namun kurang memiliki keterampilan dalam standar operasional pemberian HMT. Dari kesimpulan ini disarankan untuk dilakukan pelatihan berkelanjutan dalam hal teknis pemberian HMT